Aku pernah menulis seperti ini di instagram. Tidak usah kau cari, karena sudah kuarsipkan, tentu saja.
"Aku benci jatuh cinta. Apalagi, di usiaku saat ini.
Aku benci ketika berharap saat bertemu, kamu akan menoleh kepadaku, mencari-cari apakah ada setitik cahaya bintang di kegelapan bola mataku.
Aku benci melihat senyummu.
Rasanya senyummu -yang sebenarnya kamu tujukan untuk entah siapa- menorehkan debar kencang di hatiku!
Aku juga deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa.
Ya, aku benci jatuh cinta.
Sepertinya semua yang kupikirkan begitu penting. Bahkan hanya untuk membalas sapamu di chat whatsapp-ku. Kadang aku hanya menjawab "Oh!" atau "Keren banget!" hanya supaya kamu tahu, aku peduli dengan setiap kalimat yang keluar darimu.
Aku benci berada di posisi menunggu. Karena dengan menunggu, aku tahu aku bisa kehilangan kamu. Tapi, aku tidak bisa menawar ya?
Ya, aku benci sekali kepada rasa jatuh cinta ini.
Aku benci bergumul dengan kegelisahan dan rasa rindu yang menggebu. Karena aku tahu, dibalik itu semua....
aku takut sendirian...
Ngga usah tanya itu untuk siapa ya.
Pura pura galak.
Sentil nih.
Kamu pernah sepertiku? Mencurahkan isi pikiranmu di instagram?
Sejak ada instagram, platform media sosial yang bisa menyajikan foto dan video ini, semua memang berubah menjadi penting.
Aku termasuk salah satu pengguna instagram aktif, yang postingannya sebagian difilter hanya beberapa orang yang bisa baca, atau malah diarsipkan.
Biasanya sih isinya foto-foto anak, atau puisi galau, atau kalo lagi kangen sama almarhum kakak, kucurahkan di situ.
Aku tahu si A berjualan apa, dan bagaimana usahanya untuk menjadi kaya dengan memamerkan barang dagangannya di sana.
Aku tahu persis, si B sedang patah hati. Semua gambar OOTDnya difilter hingga menjadi abu-abu, dan semua wajahnya mencucu, menjebik atau bahkan hanya terlihat pose kepala dari belakang. Seolah semua harus tahu, ia juga sedang berusaha berjalan meninggalkan.
Aku juga tahu, si C yang content creator menjadikan setiap kesempatan di Instagram sebagai ajang pemberitahuan, bahwa ia laris mendapat semua endorse-an barang. Padahal, sebagian dibeli dari kantongnya sendiri.
Ada 300 jutaan pengguna aktif Instagram di setiap bulan, dan masing-masing sukses mengupload 300 milyar konten di sana. Instagram memang sukses menarik perhatian dunia.
Terus, kamu pernah mikir tidak, gak peduli dengan algoritma instagram, as long as gue happy?
Nah, menurut aku nih, based on baca-baca di sana sini,
Ada 300 jutaan pengguna aktif Instagram di setiap bulan, dan masing-masing sukses mengupload 300 milyar konten di sana. Instagram memang sukses menarik perhatian dunia.
Terus, kamu pernah mikir tidak, gak peduli dengan algoritma instagram, as long as gue happy?
Nah, menurut aku nih, based on baca-baca di sana sini,
sebelum ada ada algoritma instagram, jumlah followers adalah acuan utama pengguna instagram dalam indikator keberhasilan kontennya.
Jadi, kayaknya makin banyak pengikutnya, sebagai indikator bahwa kontennya juga keren, padahal ya kan engga juga.
Kalau sekarang, kan instagram mengubah sistemnya dari chronological feed (urutan foto sesuai dari yang terakhir di upload) menjadi algoritma yang fokus pada minat dan relevansi konten bagi tiap user.
Itu sebabnya, giveaway pun bermunculan seperti jamur di musim lembab.
Tau kan, musim lembab?
Ya itu, kayak kepala ga shampooan tiga hari, terus masak sampe keringetan.. tu keringet mengucur di sela-sela rambut.
So... untuk para influencer, baru terasa foto-foto di feed instagram, di instastory dituntut untuk mendapatkan engagement yang tinggi dan relevan - sehingga sesuai dengan minat audience.
Ya itu, kayak kepala ga shampooan tiga hari, terus masak sampe keringetan.. tu keringet mengucur di sela-sela rambut.
So... untuk para influencer, baru terasa foto-foto di feed instagram, di instastory dituntut untuk mendapatkan engagement yang tinggi dan relevan - sehingga sesuai dengan minat audience.
Engagement ini penting emang, karena segimana relate-nya kita sama audiens, dan segimana pengaruhnya brand awareness kita, terukur di situ... kurang lebih gitu. Untuk mengukurnya biasanya aku pake ini <---
Stress?
Ya buat sebagian besar yang hidupnya bergantung sama job numpang lewat pastilah.
Menurut beberapa selebgram, ada beberapa tips sebenernya, agar follower naik secara organik:
Menurut beberapa selebgram, ada beberapa tips sebenernya, agar follower naik secara organik:
- Feed foto instagram rapih jalih - update satu tone warna
- Rajin live instagram - interaksi sama followers
- Suka adain giveaway kecil-kecilan
- Caption is the king
- Rajin balas komen, kunbal (kunjungan balik) termasuk DM
Instagram jaman now = infografis berjalan sekaligus microblogging
Nah jaman now,
instagram jadi curhatan yang elegan. Sekalian aja gitu dibikin jadi tulisan panjang, pake wallpaper yang cantik-cantik, dengan aplikasi macam-macam.Gue gak tau sih siapa pencetus awalnya ya, pokoke yang tadinya caption instagram dibuat jadi sesi curhat, jadi sesi nulis cerpan atau cerber. Nah sekarang berkembang jadi micro blogging.
Twitter, Tumblr, bahkan Facebook juga bisa dijadikan sarana microblogging, atau mini novel (lupa namanya apa, sekarang kekinian banget itu)
Banyak bisnis dan marketer yang mulai menggunakan format microblogging sebagai salah satu strategi social media marketing.
Kenapa?
Karena audiens jaman now lebih suka membaca teks di bawah 100 kata - dengan visual yang menarik.
Mulai dari Bio Instagram
Buat deskripsi diri di informasi bio, dengan singkat dan cermat. Misal, siapa dan apa yang kita sukai, dan ke depan apa yang kamu lakukan melalui microblog Instagram-mu.
Selain itu, tuliskan juga Call-to-Action yang berisikan link untuk mengarahkan audiens ke blog atau situs web-mu.
Microblogging?
Yes. Bersumber dari SoulfulMBA, microblogging adalah pembuatan konten yang berisi informasi singkat mengenai suatu topik, yang berisi tulisan seperti blog dalam bentuk pendek.Twitter, Tumblr, bahkan Facebook juga bisa dijadikan sarana microblogging, atau mini novel (lupa namanya apa, sekarang kekinian banget itu)
Banyak bisnis dan marketer yang mulai menggunakan format microblogging sebagai salah satu strategi social media marketing.
Kenapa?
Karena audiens jaman now lebih suka membaca teks di bawah 100 kata - dengan visual yang menarik.
Pen beud mulai microblog juga, so apa yang sebaiknya dilakukan sebagai pemula?
Mulai dari Bio Instagram
Buat deskripsi diri di informasi bio, dengan singkat dan cermat. Misal, siapa dan apa yang kita sukai, dan ke depan apa yang kamu lakukan melalui microblog Instagram-mu.
Selain itu, tuliskan juga Call-to-Action yang berisikan link untuk mengarahkan audiens ke blog atau situs web-mu.
Gunakan wallpaper estetik (bisa cari di pinterest atau freepic, unsplash, pexel dll biar ga kena copyright)
Foto di Instagram tu bagus-bagus, rich visualitation, kalo orang Jawa bilang.
Jadi kalo mau gambar kita dilihat cuman 2 caranya. ]
1. Situ selebgram
2. Bikin foto yang bagus dan menarique
Terapkanlah prinsip quality over quantity. Jadi jangan nyepam foto, kalo pengen banyak yang mengunjungi.
Rencanakan Konten Microblog
Biasanya microblog berasal dari artikel blog. Jadi, tidak perlu menulis konten yang baru di Instagram, hanya emang penyajiannya aja yang dipotong-potong supaya enak dibaca.
Jadi, apa yang perlu kamu lakukan?
1. Tulis postingan blog yang panjang.
2. Bagi blog menjadi beberapa bagian sebagai materi Instagram
3. Buat konten visual microblog dari setiap bagian tersebut membentuk multiple post (carousel post)
Biasanya microblog berasal dari artikel blog. Jadi, tidak perlu menulis konten yang baru di Instagram, hanya emang penyajiannya aja yang dipotong-potong supaya enak dibaca.
Jadi, apa yang perlu kamu lakukan?
1. Tulis postingan blog yang panjang.
2. Bagi blog menjadi beberapa bagian sebagai materi Instagram
3. Buat konten visual microblog dari setiap bagian tersebut membentuk multiple post (carousel post)
PS.
Ingat untuk tetap meringkas teks di tiap halaman atau slide, agar tetap estetik dan nyaman dibaca
Tambahkan Call-to-Action di akhir microblog yang mengarahkan ke blog
Publikasikan microblog pada Instagram. Gunakan caption yang tidak terlalu panjang dan to the point mengarahkan ke visual microblog-mu.
Lah kalo ga punya blog gimana?
Lah kalo ga punya blog gimana?
Jika kamu tidak memiliki situs web dan ingin langsung mempublikasikan microblog, yang harus kamu lakukan antara lain:
1. Buatlah narasi singkat dalam beberapa poin. Sesuaikan dengan maksimal 10 multiple post yang ada di Instagram
2. Buat konten visual untuk masing-masing poin narasi
Walaupun kamu tidak memiliki blog atau situs web, kamu juga bisa menambahkan Call-to-Action di akhir microblog yang bisa mengajak orang untuk like, share, comment atau save postingan microblog-mu
3. Publikasikan microblog pada Instagram.
4. Gunakan caption yang tidak terlalu panjang dan to the point mengarahkan ke visual microblog-mu.
Gunakan Hashtag Secara Teratur
Hashtag atau tagar dapat membantu microblogger untuk meningkatkan jumlah jangkauan audiens, khususnya yang memiliki minat yang sama dengan konten atau industrimu.
Di Instagram gunakan maksimal 11 – 15 tagar sudah sangat optimal untuk meningkatkan engagement.
Ingat. Kamu bukan Incess Syahrini.
Hindari menuliskan seluruh hashtag pada bagian caption ya, karena dapat merusak estetika konten. Sebaiknya, masukkan 3 -5 hashtag pada body caption, selebihnya tambahkan pada kolom komentar.
Nah, untuk mencari tagar yang tepat, tuliskanlah beberapa daftar kata yang menggambarkan konten dan minatmu. Setelah itu, lakukan riset pada kolom pencarian Instagram untuk menemukan tagar dengan jumlah postingan terbanyak.
Selain itu, kamu pun dapat membuat tagar sendiri yang sesuai dengan brand atau kontenmu untuk meningkatkan brand awareness di Instagram.
Hindari menuliskan seluruh hashtag pada bagian caption ya, karena dapat merusak estetika konten. Sebaiknya, masukkan 3 -5 hashtag pada body caption, selebihnya tambahkan pada kolom komentar.
Nah, untuk mencari tagar yang tepat, tuliskanlah beberapa daftar kata yang menggambarkan konten dan minatmu. Setelah itu, lakukan riset pada kolom pencarian Instagram untuk menemukan tagar dengan jumlah postingan terbanyak.
Selain itu, kamu pun dapat membuat tagar sendiri yang sesuai dengan brand atau kontenmu untuk meningkatkan brand awareness di Instagram.
Penting banget!
Berinteraksilah dengan Orang Lain
Microblogger cenderung berusaha meningkatkan engagement dengan menuliskan komentar di postingan akun lain.
Microblogger cenderung berusaha meningkatkan engagement dengan menuliskan komentar di postingan akun lain.
Kamu pun perlu melakukannya; tinggalkanlah komentar pada akun microblogging lainnya yang masih berkaitan dengan brand atau minatmu.
Namun, komentar di sini tidak hanya sebatas komentar remeh dan tidak penting ya, seperti keren, wow, atau mantap. Sebaliknya, cobalah untuk meninggalkan komentar dan pertanyaan yang lebih mendalam agar kalian dapat benar-benar berinteraksi.
Namun, komentar di sini tidak hanya sebatas komentar remeh dan tidak penting ya, seperti keren, wow, atau mantap. Sebaliknya, cobalah untuk meninggalkan komentar dan pertanyaan yang lebih mendalam agar kalian dapat benar-benar berinteraksi.
Jaga Konsistensi Postingan
Dalam segala jenis content marketing, konsistensi adalah kunci kesuksesan. Kamu tidak harus memposting 10 kali sehari atau 10 kali seminggu, tapi tentukan frekuensi dan intensitas postingan, kemudian jaga konsistensimu.
Bagi microblogger pemula, satu postingan setiap hari mungkin akan cukup sulit pada awalnya. Tapi, melalui konten blog yang panjang, kamu akan dapat menghasilkan 10 hingga 15 konten microblog hanya dari satu postingan blog itu.
Gunakan Growth Hacks Organik
Sebagai pemula microblog di Instagram, jangan terjebak dalam jumlah atau angka followers. Pasalnya, banyak pemula yang hanya berfokus pada berapa banyak followers yang mereka miliki.
Sebaliknya, kamu perlu menaruh perhatian kualitas interaksi antara kamu dengan followers. Jadi, biarkan follower berkembang secara organik melalui tagar, komentar pada postingan orang lain, dan interaksi yang kuat dengan audiensmu sendiri.
Buat Instagram Stories
Bualah konten Instagram Stories untuk mengamplifikasi postingan microblog terbarumu. Cara ini sangat bagus untuk menarik lebih banyak perhatian sekaligus menyediakan alternatif yang bisa dinikmati oleh para followers.
Selain dari postingan sendiri, kamu pun dapat membuat Instagram Stories dari orang-orang yang kamu ikuti di Instagram. Pilih dan bagikan postingan yang relevan, sehingga para followers mendapatkan lebih banyak manfaat dari Instagram Stories-mu.
Gunakan Akun Bisnis atau Kreator
Alihkan profil Instagrammu menjadi bisnis, sehingga kamu dapat memperoleh berbagai insight yang bermanfaat untuk perkembangan microblog. Kamu dapat melihat kinerja postinganmu; konten seperti apa yang paling efektif dan bekerja optimal untuk audiens-mu.
Nah, salah satu insight yang tersedia di akun bisnis adalah jumlah pengunjung akun atau profile visit setiap minggu. Sebagai microblogger pemula, fokuslah untuk meningkatkan jumlah profile visit ketimbang angka followers, ya.
Alihkan profil Instagrammu menjadi bisnis, sehingga kamu dapat memperoleh berbagai insight yang bermanfaat untuk perkembangan microblog. Kamu dapat melihat kinerja postinganmu; konten seperti apa yang paling efektif dan bekerja optimal untuk audiens-mu.
Nah, salah satu insight yang tersedia di akun bisnis adalah jumlah pengunjung akun atau profile visit setiap minggu. Sebagai microblogger pemula, fokuslah untuk meningkatkan jumlah profile visit ketimbang angka followers, ya.
Buat Rencana dan Eksekusi
Buat rencana, jadwalkan waktu, dan eksekusi. Ingat bahwa konsistensi adalah kunci; semakin giat kamu mengembangkan kontenmu, semakin hebat hasil yang akan kamu dapatkan. Pecaya diri untuk membuat konten yang bagus, jangan biarkan haters menghalangimu, dan jangan mudah menyerah.
Nah, sekarang kamu sudah mengetahui cara untuk memulai microblog di Instagram.
Yuk, tentukan minat atau fokus, rencanakan konten, dan lakukanlah riset microblog di Instagram untuk memperluas referensimu.
Nah, jadi langsung pengen menata ulang Instagram feed aku deh! Followers makin rame, tapi konsistensi posting malah anjlok nih. Huhu.
BalasHapusThanks artikel penyemangatnya, Ci! ❤️ ��
Alhamdulillah sama sama
HapusThanks infonya mbak, bermanfaat banget buat aku. Fokusnya berarti tetap di konten dulu ya, bukan ke bentar-bentar liat follower hehehe
BalasHapusHahahah iya Yossie
HapusFokus menyenangkan hati kita itu akan mendatangkan followers loh
semangat menjadi content creator ya kak, sukses selalu :D
BalasHapusDulu sbelum nerima job online, IG aku,, aku gembok dan pertemanan hanya dibatasi untuk teman dan sodara. Hal yg berbeda dengan saat ini, IG open public,,caption sih masih sama (krn aku doyan cerita fiksi,,curcol dan jokes receh) namun agak sedikit berbeda adalah foto anak jarang ku upload utk menjaga privacy
BalasHapusMedsos memang pesat banget ya. Mulai dari fasilitas, service, teknologi, dan manfaatnya. Semakin kita mampu mengelolanya, semakin banyak skill yang kita kuasai
BalasHapusYang upload barang beli biar dikira endorse, aku malah ngalaminya beda. Teman di luar lingkaran blogger ngertinya semua yang aku share di sosial media itu endors,wkwkwkk
BalasHapusYa ampun mbak Tanti, saya sampai bingung mau komen yang mana
BalasHapusKarena semua paragraph ingin kukomen 😀😀😀
Eniwei baswei, harus ubah kebiasaan dan menyesuaikan dengan medsos ya?
Aku belum mampu Mbak 😀😀😀
Duluuuuuu...pertama bikin akun di IG, aku asal posting aja :D. Sekarang udah kuarsipkan semua postingan serba asal itu. Setahunan ini terobsesi dengan feed yang rapi dan berisi :D
BalasHapusAku udah 3 bulan ini, jarang update postingan lagi di instgram, lagi butuh istirahat sejenak dulu. Emang sih, peluang kerja digital itu banyak ya. Ada satu pesan yang pernah disampaikan sama mentorku, kuncinya itu konsisten.
BalasHapusSama Mbak, saya sudah hampir 7 bulan ini malah selama pandemi nggak banyak posting dan memelihara feed instagram. Ditambah lagi hamil muda yang bawaannya pengen rebahan terus.
HapusAkun instagramnya di buat bisnis memang jadi lebih memudahkan untuk tahu konten seperti apa yang disuka, sehingga bisa konsisten membuat konten selanjutnya yang lebih menarik lagi
BalasHapusAku ig feed masih gitu2 aja nih. Gak kayak para selebgram ataupun temen2 konten kreator.
BalasHapusBener2 sehari2 banget di rumah kayak apa. Cuma emang berusaha benerin caption dan masih latian lain2
Kirain hastag di caption itu bagua, ternyata ganggu toh. Saya termasuk yg jarang pakai hastag. Tapi tahu gini, bakal saya pakai dan pilih yg pas
BalasHapusAku memang dari awal main instagram itu posting apa yang aku suka tapi belum pernah sih mencurahkan isi hati di instagram. Btw sampai sekarang ini aku gak terlalu memikirkan tentang algoritma instagram, posting sesuai dengan yang aku suka dan memilih jam yang tepat aja sih biasanya.
BalasHapusBtw sebenarnya penggunaan hastag itu gpp asal emang relate dengan apa yang kita posting sih mak. Jangan gunakan hastag yang tidak tepat itu malah jadi ganggu banget, misal kita foto tentang cooking lalu pakai hastag diluar itu. Emang jadi ganggu sih.
Saya makin ke sini malah makin jarang main IG. Efek gak punya konten trus jadi kelamaan malasnya. Sekarang lagi ngusahain bikin konten kayak tips gitu biar gak melulu foto mamak beranak dua, kekekee. Tipsnya oke banget Mbak. Bakal kucoba satu per satu.
BalasHapusKalau mau menjaga eksistensi dalam dunia Instagram sebagai influencer kelas apapun itu, memang harus jalani tips yang seperti Mbak Tanti tuliskan di atas ya. Tapi di satu titik kukemudian berpikir, diriku blogger ataukah selebgram .... terus, balik lagi update blog dan Instagram sebisanya saja ... hihi.
BalasHapus1. Tulis postingan blog yang panjang.
BalasHapus2. Bagi blog menjadi beberapa bagian sebagai materi Instagram
3. Buat konten visual microblog dari setiap bagian tersebut membentuk multiple post (carousel post)
Maaakk, dirimu sungguh sarat dengan ide2 briliann! Kok ya aku ngga pernah kepikir buat melakukan ini yyhaaaa
Padahal, artikel d blog sangat bisa di-Instagram-kan tho.
Makasiii makasiii
Aku kalau mau posting feed IG aja mikirnya lama, pilih foto2 lama hahahah :) Kudu yang kece2 ya, serta caption pasti mesti menarik agar folloers nambah dan betah berkunjung. Kalau stories aku jarang bikin. Butuh effort tinggi juga kayaknya hihihih.
BalasHapusAhaa, terima kasih postingannya mbaaa...tips-tips ciamik yang patut untuk dicoba biar konten instagramnya selalu menarik dan ciamik
BalasHapusInstagramku buat nyimpan foto sih. Kalau nulis macam-macam ya tetap larinya ke blog. Sekarang juga lebih santai sih kalau posting IG meski ya kadang buat job juga
BalasHapusKalau anak-anak sekarang punya lebih dari 1 akun biasanya tujuannya beda-beda. Akun utama biasanya semacam gallery. Gak hanya foto yang bagus. Tone feed pun suka dibikin senada. Nah akun keduanya biasanya tempat dia membebaskan diri
BalasHapusSebelum ramai microbloging, saya pernah cobain beberapa tahun lalu. Tetapi, memang bukan style saya kayaknya. Akhirnya semuanya saya hapus. Memang pada akhirnya kembali ke selera :D
HapusOh ternayat nulis hestek di caption gak boleh banyak-banyak ya mbak, aku malah kadang gak pakai hestek dulu :-D
BalasHapusAku akhir-akhir ini memposting yang aku suka dan tidak memikirkan engagement. Tapi pelan-pelan tetap belajar menyusun gambar dan rasanya mulai mau belajar microblogging. Ini artikelnya cucok marucok....membangkitkan semangat ngeblog yang lagi kendoor....
BalasHapusWah makasih banget edukasinya tentang instagram nih, jadi pengen berbenah memperbaiki IG ku
BalasHapusKeren lha Mak Tanti udah konsisten feednya, aku belum wkwkw. Kadang aku suka posting satu tema atau satu warna, eh terus rusak krn bbrp lama malas posting. Hmm mikroblog tu belakangan heits dan menarik yaaa, cuma blm pernah coba juga sih, mungkin nanti2 deh, jd kyk semacam rangkuman sblm ku arahkan ke blogpostku :D
BalasHapusSaya belum pernah bikin microblog di instagram nih... Makasih mbak, mantul banget tips-tipsnya...
BalasHapusTernyata hastag cukup 5 aja di caption ya, sisanya taruh di kolom komentar. Aku belum pernah nyoba pakai hastag sebanyak itu mbak, bisa sampai 11 ya. MBa Tanti bagus loh rapih feed Ig nya, aku berantakan niy
BalasHapusWahh artikel yg sangat bermanfaat ini..
BalasHapusPas buat klo mw optimasi instagram ini
Saya lagi coba-coba membuat microblog, lagi cari postingan yang menarik bagi followers hehehe
BalasHapusTapi memang konsisten itu kunci yng utama ya, Mbak
Berdaging banget isinya huhuhu...ternyata banyak yang belum aku terapkan ke IG untuk nambah engagement. Nanti dicoba deh mbak untuk tips tipsnya. Thankyouu
BalasHapusHuhu, aku masih belom bisa konsisten dengan postingan Instagram nih. Masih sesuai mood aja. Dan seringnya males. Kudu mulai pake plan ya, MakNeng. Ihiks...
BalasHapusFeedku berantakan mbak, masih sesukanya kalau posting huhu, pengen juga bikin IG story' yang estetik gitu...aku tak nyeniii..
BalasHapusKonsisten posting ini nih PR buat saya. Soalnya moodnya tuh naik turun. Kalau pas semangat nge-IG, ya posting rutin, balas komentar, ngestory, dll. Giliran males, benerbener gak ditengok. Hahahha
BalasHapusSy suka kalo cerita di igs itu panjang kek kereta api. Tp enggak di highlight. Biarin ilang aja. Nanti pas kenangannya dibuka cekikikan sendiri liat kelakuan itu. Haha. Dan pernah satu minggu gak update igs sm sekali. Eh, sekali update yg view langsung dikit banget donk. Hiks. Emang persisten itu yg paling penting ya
BalasHapusAnehnya kak Tanti...meski sudah dibikin micro blogging, kadang masiiih ada yang tanya.
BalasHapusItu apa?
Padahal kalau mau effort swipe left, kan uda ada semua keterangan lengkapnya.
Heuheuu~
Aku sekarang lagi seneng majang foto anak hasil jepretan iseng di ig hhhh
BalasHapuskalau saya nih, lagi senangsenangnya ngedesain di Canva. Ntah itu bikin ilustrasi atau gak, buat microblog.
HapusMaju mundur bikin microblog di Instagram Mak, aku cenderung mudah dipengaruhi sih, jadinya ketika dibilang ga usah pake microblog, aku ikut aja hihihi padahal banyak manfaatnya ya membuat microblogging ini, bisa jadi buat diary or jurnal atau ringkasan isi blog kita.
BalasHapusmakasih sharingnya mak tanti, jadi pengen ngulik lebih jauh lagi MB ini
Wahhh.. jadi pengen teratur lagi buat postingan di IG karena semnjak punya anak banyak postinganku yang ku arsipkan. Semoga followersku cepet naik Hehhehe.. Thanks sharingnya mbak
BalasHapushuaaa kok jadi rumit ya.
BalasHapusTapi kalau mau dapat job memang harus usaha ekstra keras nih, nggak cukup dengan rapiin feed, tapi juga perintilan-perintilan lainnya harus dilakukan.
apa kabar diriku yang IG isinya kalau dapat kerjaan aja kwkwkw..telat pula bikinnya, kalau bukan karena syarat jadi blogger termasuk punya IG, ga bikin akutu
BalasHapusTapi keren mbak Tanti. ku salut pada yang konten IG nya bagus, termasuk yang bikin microblogging yang kini happening ini
Ternyata 'Content is The King' ga hanya berlaku untuk blog ya tapi juga feed Instagram :) Foto2 jelas kudu ciamik supaya followers maupun siapa aja yang melihat jadi makin tertarik. TFS mbak Tanti :)
BalasHapusBenar ya mbak..
BalasHapusKlo ig di seriusin bisa mendukung optimasi blog juga ya
Aku punya beberapa IG dan postnya juga beda. Satu IG khusus buat bahas drama atau film. Yang satu umum, tapi gak sampai jadi diary juga
BalasHapusaku mba, begini banget loh di IG, kadang ya kalo lagi mau curhat yang tersirat suka aku post di IG aja... foto sama caption gak nyambung gapapa juga deh hehehe yg penting tersalurkan ini rasa yang ngendep di hati heheheh
BalasHapusmicroblog yaa kepikir mau ke arah sana tapi belum kuat buat visualisasinya, heheh
BalasHapusbtw, IG-ku sempat balik ke chronological feed. Ga tahu kenapa yaa trus sekarang normal lagi.
Yang diselenggarakan sama para selebgram, baru dua ini yang coba saya usahakan, Mbak Tanti ..
BalasHapusCaption is the king
Rajin balas komen, kunbal (kunjungan balik) termasuk DM
Dulu ya, aku banget sering curhat di IG. Makin ke sini seringnya foto jalan-jalan dan makan. Eh malah sekarang ini aku jarang posting karena lagi gak ada feel buat posting.
BalasHapusKayaknya perlu berbenah nih aku, biar feed IG bagus lagi dan ramai. 😊😊
Yiha, lengkap banget penjelasan dan tips serta triknya. Sebenarnya aku juga lagi tertarik bikin microblog, tapi gak tau kenapa kok gak sempat-sempat. Halah, bilang aja malas. Tapi emang lelah juga kalau mau ngurusin semua. Ya blog, ya sosmed, ya jualan piyama. Duh, malah cruhat, kekeke.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau dikelola dengan baik, IG ini bisa menunjang blog banget ya Makneng, sekarang pada minta sepaket blog dan medsos...
BalasHapusMba Tanti makasih sudah mengingatkan. Skarang makin banyak peluang untuk instagram sehingga kita juga harus lebih baik mengatur atau mengelola IG
BalasHapusI have done that especially when my mother was sick, either at that time it seemed as if I felt like she was leaving us, so many of my posts about her as a gift for my child later
BalasHapusInstagramku khusus buat kerjaan sih mak, jd hampir gak pernah curhat di sana. Aku jg msh mentingin algoritma soalnya buat kerjaan td hehe.
BalasHapusKalau curhat lbh ke platform yg privat :D
AKu termasuk yang kadang gak terlalu peduli sama algoritma haha..tapi kadang hanyut juga sama pembahasan optimasi dan sejenisnya...Yang penting happy ya ...
BalasHapusMakasih ya sharingnya mbk, senang dapat ilmu yang banyak nih, mantap sekali deh tipsnya.
BalasHapusMakanya sekarang banyak banget ya yang bikin konten via infografis foto di instagram, menarik semua bahasannya.. Aku jadi terinspirasi, tapi sampe sekarang masih mikir mau bahas apa.. nggak kaya mak neng yang jago gambar, aku gapunya 1 keahlian spesifik nih kayanyaaa.. huhu
BalasHapusKak Tantii..
BalasHapusAku setuju banget kalau memang dijadikan ajang curhat, ya yan elegan.
Gak seada-adanya di keluarin. Ambyaarrr yang baca...
Maintenance ini penting.
((makin sibuk))
hihii....tekun ngikutin tips dari kak Tanti.
Aku juga pengen nih memulai microblog sama podcast juga tapi bukan untuk curhat sij hehehe
BalasHapus