TAK USAH DILAKUKAN SAAT UMROH! (MHdTS - 4)


Dengan berat hati, kutuliskan pengalaman selanjutnya yang indah namun mengandung satu pelajaran!
First of all, kupinjam kalimat dari salah satu proverb Indonesia masa lalu, yaitu;
“Berjalan peliharalah kaki. Berkata, peliharalah lidah” 
Maknanya adalah setiap orang mesti berhati-hati dalam melangkah dan berkata-kata. Oya? Apa hubungannya denganku?

MIQOT PERTAMAKU, UMROH PERTAMAKU DAN AKU BAU! (MHdTS - 3)

BIR ALI, MIQOT PERTAMAKU

Bus melaju kencang di kesejukan pagi. Suhu menunjukkan 18oC. Sesudah melewatkan dua malam di kota Madinah yang nyaman dan tenang, pagi ini kami akan ziyarah ke Mekkah. 

SUKA DUKA MENGAJAR DI PEDALAMAN


Awalnya sederhana. 

waktu itu saya masih kecil, mungkin baru bisa membaca, malah. Namun keinginan untuk berbagi kebisaan, rasanya membuncah!

MEBO, SALEP PERTOLONGAN PERTAMA SAAT ALAMI LUKA BAKAR


Tangerang yang hujan, penghujung Agustus 2018.

Udara sangat dingin pagi ini. Hujan mengguyur rata sebagian kota Tangerang.
Aku sudah mengemas berbagai peralatan untuk mengajar. Tak seperti biasa, kali ini aku tidak men-doodle, tapi diminta untuk membantu seorang teman, kupanggil dengan sebutan Mbak April.

MENATA HATI DI TANAH SUCI - MYSTERY OF THE GREEN DOME (2)


The Fenomenal Green Dome
"Oh! Itu dia, yang selama ini diperbincangkan!" seruku pada Ibu dan adikku, Tommy. Kami sedang berjalan cepat menuju Al-Masjid An-Nabawi, menghalau angin dingin yang bertiup menusuk, menembus dua lapisan gamisku. 

Mereka berdua menoleh. Kubah Hijau yang fenomenal!

MENATA HATI DI TANAH SUCI - 1


Waktu menunjukkan angka digital 03.00 di layar android, ketika roda pesawat menjejak landasan King Abdul Aziz, Jeddah. 

MEMPERSIAPKAN PERJALANAN UMROH


Sujud syukur!

Satu-satunya yang terlintas di benak, membaca percakapan di grup WhatsApp keluargaku kala itu. Hari sudah menjelang magrib, ketika adikku nomor dua, Tommy bertanya, "Bunda, mau berangkat umroh nggak?" disusul dengan screenshoot transfer uang dari rekeningnya ke rekening BCA ibuku.