::: Ibu Sayang Kamu :::

|Desember 2013 | Penulis : Irma Irawati | Ilustrasi : Agus Willy K |
| Tata Letak Isi : Adibintang@Creasi | Pewajah Sampul : Doni Ramdhoni |
| Penyunting : Imran Laha & Siti Rahmiyah|
| Penerbit : Adibintang - Zaytuna Ufuk Abadi | ISBN : 978-602-1254-57-6 |
| Harga Rp. 57.000,00 | 120 Hal |
|Peresensi : Tanti Amelia @nengdiary.blogspot.com|

YUUUK, MENGGAMBAR CHIBI

Siapa yang tidak pernah baca komik waktu kecil?
Komik adalah seni menggambar juga loh, ia menggunakan gambar yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di kertas serta dilengkapi dengan teks, balon percakapan dan aneka bunyi yang tercipta saat tokohnya “bergerak”.

SABTU SAAT NENG MERINDU

Temanku banyak.
Ya, aku suka berteman. Aku punya sahabat di berbagai kota di Kalimantan, Aceh dan Malaysia. Kok bisa? Soalnya orangtuaku dinas di Inhutani, sehingga beliau sering berpindah tempat. No wonder why I love adventure and also traveling, right?
Persemaian bibit di Tarakan - 1980an
SMP YPPD

Dari SD hingga SMA aku berpindah kota 11 kali. Tapi, anehnya aku selalu punya sahabat-sahabat yang sangat dekat. Sayang sebagian besar foto (sekitar 60 album) lenyap terbawa banjir besar tahun 2004 lalu.

However,
kenangan itu masih tertinggal di album sahabat-sahabat yang tersebar dari Sabang hingga Merauke *eeh, beneran loh.. sahabat-sahabat Neng Tanti itu tersebar hingga pelosok benua!
Trip to Lombok - Bakti Sosial dengan Himateta ITI
Panitia Wisuda
Di tenda, Pangrango 1990
Gua Cibubulah, 1990
Citarik, 1992
Trip to Malingping, 1992
Beberapa kenangan indah itu ada yang diabadikan dan ada juga yang tidak, tapi the best memories tersimpan dalam super flahdisk yang udah Allah tanam chipnya di kepalaku.


Dan sontak, kotak memori itu terbuka pagi ini saat pakdhe Guslik mengadakan giveaway bertema Sabtu Merindu.. hiks..  *thanks ya pakdhe.. kenangan manis itu membentuk sebuah gulungan besar film yang tayang. Aku pun mengetik dengan senyum, sesekali merasakan kerinduan yang hangat. Yaa.. sabtu ini aku merindu.. 


Sahabat, tak banyak kata yang dapat kusampaikan saat kerinduan ini membuncah. Namun, dimanapun kalian berada, ketahuilah di satu kubikel kecil ada seorang sahabat yang selalu menyayangimu....

Karawaci, Medio Januari 2014



BAGAIMANA IRIT TAPI TIDAK PELIT A LA NENG TANTI?



IRIT  ITU.....

sinonim dengan hemat; tidak boros
meng·i·rit v menghemat: kita harus ~ biaya, waktu, dan tenaga; peng·i·rit·an n penghematan



Visualisasi kata irit dari http://www.artikata.com
Berdasarkan visualisasi kata ini,
jadilah akhirnya saya 'ngubek-ubek' isi rumah dan mencari bahan-bahan 'sisa' perjuangan mengirit saya. Oh! Sebelumnya perkenalkan, saya ibu rumah tangga dengan profesi ganda - bukaan..bukan sebagai banci TL tapi banci nulis (^_^) sekaligus Menteri Keuangan, Pendidikan, Kesehatan dan memiliki titel chef alias : one stop shopping mommy. Nah, kita jalan-jalan yuuk.. di rumah saya.

1. Irit di halaman
Ini irit tempat, karena sebenarnya ini area jemuran
Irit saat musim buah mangga tiba = tidak usah beli
Sebelumnya saya jelaskan dulu, kenapa halaman ini 'irit' - ya karena ini sebetulnya area jemuran, tapi karena ingin ada pertukaran udara, sekalian sama ibu saya dijadikan taman. Mula-mula sih seadanya, eeh.. lama-lama beliau asyik sendiri dengan tamannya. Tapi, jadi cantik kan? Malah kalau ada tamu sukanya duduk di situ!

Kalau pohon mangga apel yang terlihat di gambar, subhanallah.. bisa berbuah dua - tiga kali setahun dalam jumlah luaarr.. biasa. Saya juga tidak tahu kenapa, tapi seingat saya pohon mangga ini sejak tunas (sekitar tahun 1990) memang selalu diberi kompos buatan sendiri oleh alm. Bapak saya. Saat sedang berbuah, selain dibagi ke tetangga juga dimanfaatkan dengan dibuat jus dan asinan yang lalu disimpan dalam freezer. Jadi kita selalu bisa menikmati jus atau asinan buah!

2. Irit di dapur
Kalau urusan dapur dan belanja, saya rasa hampir semua rumah tangga melakukannya, yah.. jadi saya hanya menambahkan sedikit. Hobi saya dan suami di pagi hari setelah mengantar anak-anak 4 sekolah -suami tidak ngantor, ia wirausaha bengkel- adalah :
makes our time dengan ngopi sambil makan tempura *haiiss.. bilang aja gorengan mbakyu.. tapi suami sukanya yang gorengan sendiri -beliau takut kalau beli di luar dicampur plastik dan penyedap soalnya.

 

our time
saat berdua suami di pagi hari
Nah, siasat paling penting yang saya lakukan adalah : membeli setandan pisang dan sekarung ubi dan singkong di pasar, sehingga bisa awet hingga sebulan lamanya. Kenapa setandan dan sekarung? Karena biasanya lebih murah. 

Pisang yang sudah matang, biasanya saya taruh di kantong plastik dalam keadaan sudah dikupas. Praktis dan tinggal goreng. Kalau tempura sayuran, biasalah.. selain toge dan tahu, saya juga suka memanfaatkan sayur-sayuran mentah yang ditambah adonan tepung dan bawang goreng segar (jangan yang beli jadi). Cobain, deh.. selain sehat, juga tak perlu lagi menambahkan perasa buatan. 

Oh, satu lagi. Saya paling sedih lihat nasi keras yang terbuang dari magic com. Bisa satu piring kecil sendiri, loh. Caranya gampang, kalau sudah malam, nasi dicampur dengan sedikit air-aduk rata-diamkan sehingga nanti lembut dan tidak menempel di dinding rice cooker atau magic com

3. Irit kertas dan buku
Saya paling senang lihat buku catatan anak-anak. Heran ya, kenapa selalu ada sisa? Kadang sisanya bisa setengah lebih, lho! Saya sudah menerapkan hal ini sejak si kakak Naufal SD hingga sekarang di bangku SMU. 


Contoh buku harian dari kertas bekas
Kertas-kertas yang ada saya sobek rapih dan saya buat buku tulis lagi, dengan cara dijahit tengah atau distapler (minta tolong sama tukang fotokopi, tentunya) lalu disampul rapi. Hehe.. gak ketahuan loh kalau bikinnya rapi. Bisa juga saya kumpulkan lalu dibuat buku catatan les atau diary si kecil.

4. Irit memakai air dan menerapkan condiment policy
Air buat saya sangaaat penting! Walaupun الحمدلله  belum pernah kekurangan air, tapi saya cerewet untuk hal yang satu ini. Membuka keran air tidak boleh terlalu besar kalau ditinggal, takutnya luber dan mencoba untuk selalu memanfaatkan air cucian kedua (setelah proses rendam kan ada proses bilas tuh, yang kedua) untuk merendam cucian berikutnya. Tapi kalau tidak ada cucian selanjutnya ya airnya buat mengepel lantai. 

Tak kalah penting, karena dulu saya mantan manager McDonald's (hihi..ketahuaan) saya juga terbiasa menerapkan condiment policy alias menghemat pemakaian bumbu tambahan seperti kecap dan saus dengan cara menuangkan sedikit air panas ke botol bekas saos atau kecap dan digunakan untuk masak. 
Menghemat odol
 (dipelintir abis-abisan dengan kejam)
Hal itu juga berarti menghemat pemakaian odol dan sabun -entah itu sabun mandi, cuci piring, atau detergent. Gunakan sesuai takaran. Namun khusus untuk sabun cuci piring, selalu saya gunakan soap dispenser tak terpakai atau bekas botol air mineral untuk menaruh sabun cuci piring cair dan dicampur dengan air. Selain irit, pemakaian berlebihan sabun cuci piring itu berbahaya, sob.. karena residunya menempel di peralatan makan.

Huaaah..banyak, kan? 

Ada lagi ndak Neng, sifat pelit irit dikau yang lain? Mm.. apa yaa.. Sebagai emak yang irit, saya juga tidak ke mal dan ke bioskop kecuali saat belanja sebulan dua kali atau pas beli buku-buku. Jadi, sekalian rekreasi dengan anak-anak *eh, itu dah masuk kategori irit apa pelit, yah..hihi... Syukurlah anak-anak juga tidak suka main di mal, kecuali untuk makan dan ke toko buku besar yang berinisial G itu.

So? Udah ah, segitu dulu yaa... kayaknya kalo semua diiritin bunyi selanjutnya pelit pulak ^_^!


Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Irit tapi Bukan Pelit yang diadakan oleh Kakaakin