AKU TANPA JEDA

"Aku mau cerita," kataku pelan

"Mau cerita tentang apa?" alismu bertaut.

"Mau cerita tentang spasi," kataku lagi.

"Oh, okay.. " katamu. Pelayan tiba membawa pesanan. Satu latte untukku, dan satu lemon tea hangat untuknya.

Aku mulai berceloteh. "Pernah kamu sadari ga sih, kalo spasi selalu memiliki ukuran paling besar di dalam barisan keypad? Apa ya maknanya?"

"Hmm..  mungkin karena dia memang mengambil peran sangat penting dalam memaknai sebuah kata. Jadi, si pencipta membuat daerah kekuasaan yang luas untuknya."

Ah, alisku terangkat. Pencerahan! 

Ia menaruh cangkir, pelahan. "Atau... bisa juga pencipta keyboard udah kehabisan ide mau menjajarkan fungsi dalam barisan keypad-nya."

"Oh, lalu?"

"Yaaa.. demi menjaga nilai estetika maka keypad spasi inilah yang ditarik memanjang dan ‘dikorbankan’."

Well.. well... masuk akal juga.

Aku membuka buku, lalu mengutip sebuah prosa dari penulis yang sangat istimewa. Dee Lestari.

Spasi [1998]

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia mengerti - bila tak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? 

Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. 

Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi, jangan melumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.

[Dewi Lestari-Filosofi Kopi]

Ia memberi aplaus. Pelan, tentu saja, karena tak ingin mengejutkan pengunjung lain di kafe.

"Mengesankan, ya?"

Aku menghela napas. "Spasi pasti diperlukan dalam suatu hubungan. Tapi inget juga, jangan terlalu panjang." 

"Ya," kamu mengangguk. "Kalau terlalu panjang, bisa jadi kata yang diketik setelah spasi itu bukan dalam kalimat yang sama lagi, tetapi sudah sampai di paragraf berikutnya." lesung pipinya tercetak dalam.  

Aku menyeruput latte, melirik nakal, "Atau bisa juga karena menekan keypad spasi ini terlalu lama, kata yang ditulis setelah spasi tau-tau sudah ada di bab selanjutnya!"

"Apa jangan-jangaaaan... malah sudah sampai di buku yang berbeda, dengan judul yang berbeda pula!" 

Kami terbahak.

Tak lama, tentu saja.

Kami kembali menekuni pikiran masing-masing. "Lalu, bagaimana kita bisa bergandengan tangan, kalo jarak antara aku dan kamu adalah di dalam buku yang berbeda dengan judul yang berbeda pula dan tidak ada sangkut pautnya?"

Aku menghela napas. Ia mengulurkan tangan, menggenggam jemariku.

Ya, kami sama-sama sadar. 

Bahwa sebenarnya, spasi yang kami perlukan hanyalah spasi yang standar, yang wajar, spasi yang ketika kita menekannya - kita masih berada dalam satu kalimat untuk bersama merangkai suatu cerita, bukan meloncat ke paragraf selanjutnya atau malah judul buku lainnya.

Karena spasi dibuat bukan untuk hidup sendiri. Dia diciptakan untuk melengkapi dan memberi arti.

Sementara kami, ada di dalam rak buku yang terpisah. Jauh.

76 komentar

  1. Aku selalu kagum sama jalan pikiran seorang penulis, mereka memiliki sudut pandang istimewa pada sesuatu yg biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi iya ini aku kutip dari berbagai tulisan kok, jujur ajaaa

      Hapus
  2. Hadirnya spasi memberikan makna bahwa sedikit berjarak jadi timbul kerinduan, sehingga dapat mengukir rangkaian kata indah yang berkesan, ciee

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, spasi memberi kita napas sejenak mbak Fen

      Hapus
  3. Nah, selama ini saya gak pernah kepikiran tentang alasan spasi ternyata lebih panjang dibandingkan yang lain. Dan tulisan Mbak Tanti ini bikin saya jadi overthinking hahaha

    BalasHapus
  4. baru ngeh tentang spasi

    dan mengimplementasikan pada kehidupan jadi nyambung banget

    jadi inget ada peparah Jawa ini:

    hubungan persaudaraan, harumnya wangi jika berjaugan, tapi 'mambu' jika terlalu dekat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku tadinya ga setuju, sesudah berumah tangga aku juga baru ngeh loh ambu

      Hapus
  5. Spasi...oh..spasi
    Berjarak biar merindu dan memberi arti. Bisa aja nihh mba tanti.. jadi dapet ide buat bikin kepsyen ig besok wkwkwk..

    BalasHapus
  6. Ternyata spasi yang panjang bentuknya ada filosofinya juga ya. Memang spasi atau jeda akan memberi ruang dalam suatu hubungan, biasanya sih kalau engga ada pasti kehilangan. Jadi lebih menghargai arti kehadiran seseorang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya aku pun baru ngeh jeng Lia

      Hapus
    2. Kayak yang lagi LDR gitu Kali yaa atau saat suami berangkat kerja WFO jadi nungguin pulang. Giliran WFH malah sebel. Hahaha

      Hapus
  7. Eh iya ya, baru ngeh saya kalau spasi selalu dikasih ukuran yang panjang banget dalam keyboard :D
    Sama enter juga tuh, lebar, hahaha,
    Tapi kalau di laptop, enternya biasanya aja :D
    dan saya penasaran liat keyboard di hape, iya sama ya, spasi selalu dikasih tempat yang panjang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. si penemu spasi ini hebat sih kalo kupikir pikir, dalem gitu

      Hapus
  8. Daleeemmm banget ini kontemplasinyaaaa
    ya ampuun, SPASI aja bisa mencuatkan tulisan yg magis dan indah kayak gini.
    Keren!

    BalasHapus
  9. Keren banget gaya penulisannya. Memang setiap penulis selalu punya cirinya masing-masing yaa Mbak. ❤️❤️❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Annisa,
      penulis merangkai kata yang diamati - dibaca - didengar, udah itu aja tugasnya

      Hapus
  10. Spasi? tafsiran saya perlu jeda dalam melakukan pengentryan, ternyata ada cerita lain makna spasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi iya mas, spasi itu maknanya segitu luasnyaa

      Hapus
  11. Filosofi spasi nih ceritanya hehe. Iya ya, kalo secara harfiah merhati'in tombol spasi di keyboard itu kok panjang dia ya. Sendirian lagi. Gak ada yang nemenin, wkwkwk. Intinya kalo dalam kehidupan, segala sesuatu itu jangan berlebihan dan jangan juga kekurangan. Kalo udah keseringan, ya di'spasi' dulu deh. Biar nggak bosen hehe.

    BalasHapus
  12. ahhh kutipan yang selalu menarik kalo tulisan dee tuh, duh jadi kangen baca buku deh jadinya mba Tanti. Nice banget soal filosofi spasi ini keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya baca buku fisik itu beda rasanya Shynta, ga kayak baca e-book

      Hapus
  13. Pas mba bilang spasi lebih panjang, langsung aku lihat keyboard komputer kantor. Hahaha. Makasih mba sudah berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhaaaaa relate ngga ya ama kehidupan kita selama ini

      Hapus
  14. hidup memang butuh spasi. Berhenti beberapa saat, bukan berarti menjadikan hidup kita mundur.
    Suka sekali kutipan kalimat DEE dalam folosofi kopi di atas, mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya aku juga suka banget, tulisan tulisannya selaluuu bagus

      Hapus
  15. dan iya, spasi memang sepanjang itu ya mba.. banyak hal yang aku dapat dari tulisan mba, kadang begitulah hidup. suka gak suka harus terima tapi juga mencoba untuk lebih menjalaninya dengan penuh syukur meski banyak jeda dalam hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, kayak di akhir tulisan ini,
      aku dan "dia" yang terpisah jauuuuh

      Hapus
  16. Wah ada spasi-nya Dee, aku tambahin spasi-nya Helvi Tiana Rosa ya Mbak Tanti
    "Dan kerinduan pagi pada matari memberi jejak pada puisi yang resah senantiasa, memanjati dinding hari dalam dekapan memori, menanti takdir berikutnya bagi cinta tanpa spasi ini"

    BalasHapus
    Balasan
    1. I love it! Sayang kemaren ga aku masukkan lagi ya

      Hapus
  17. Dari spasi bisa jadi tulisan cakep ya mbaaa.
    Iya beneer tulisan tanpa spasi pasti rapet bacanya bakal susah. Semua orang juga butuh jeda ya sama kayak untaian kata2 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya

      Menjalani hubungan dengan siapa pun kita kadang butuh JARAK

      Hapus
  18. Huhuuuuu, mengapa harus meloncat? apa kamu menekan dengan keras dan lamanya?

    Mohon maaf jika memang ternyata benar, jeda ini, spasi ini ternyata mengharuskan kita terpisah dalam rak buku yang berbeda. Tapi dalam tempat yang berbeda, kita masih dapat saling memahami, bahwa beda dalam buku tapi sama dalam langkah mengenang cerita lalu

    Yuhuuui kenapa jadi larut dalam ceritamu, Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kok kepikiran waktu dikau kemaren isolasi mandiri ya jeng, pastinya saat ada JARAK TERENTANG saat itu kita malah berpikir ulanh

      Hapus
  19. Habis baca ini jadi mikir sambil mbatin.. Oh iya, benar juga ya. Masing masing kita pasti butuh spasi, jeda. Baru ngeh juga kalo spasi di keyboard memang panjang ya, nggak biasa

    BalasHapus
  20. Spasi adalah jeda. Saat dimana kita butuh istirahat diantara kesibukan. Saat dimana kita butuh me time diantara kelelahan. Kita butuh jeda. Kita butuh spasi

    BalasHapus
  21. bagus banget menggabarkan filosofi spasi mba, diluar dugaan deh :) Ternyata hidup kit apun begitu, butuh spasi :) diksinya juga cakep

    BalasHapus
  22. Waw, so deep! Aku langsung memaknai "spasi" dalam hidupku sendiri jadinya, bahwa jarak tidak hanya dapat memberi isak, namun lebih dari itu, jarak justru akan membuat kita lebih memahami banyak hal dan dipahami oleh orang lain selayaknya spasi dalam tulisan.

    BalasHapus
  23. kayak tulisan..kalo gak ada spasinya..huft banget kan bacanya... Nulisnya juga gak enak. Begitu pun hidup ya Mak..kalo tanpa spasi atau jeda..pasti melelahkan sekali..

    BalasHapus
  24. Iya dan lebih menyakitkan lagi ketika tahu jarak kita berdua terlalu jauh berbeda dan tak bisa disatukan lagi...

    BalasHapus
  25. klo penulis emang beda sudut pandangnya
    masalah spasi pun juga dipikirkan dalam dalam ya mbak, hehe
    tapi emang namanya spasi itu penting apalagi klo memang sudah nggak mau bersama, eh apa sih
    hahah

    BalasHapus
  26. Saat ini kondisinya mirip spasi, kita harus jeda entah sampai kapan ya Mbak. Jeda yang ternyata menjadi waktu untuk banyak memikirkan lagi tentang seluruh kehidupan.

    BalasHapus
  27. Kok bisa dalem gini ya Mbak Maknanya. terima kasih sudah menuliskannya di sini, aku jadi penasaran dan ingin membeli buku0buku karya Dee Lestari.

    BalasHapus
  28. Aduh spasi. Si pembuat rindu ya. Tanpanya, kita jadi tak tahu makna berjarak. Tapi spasinya jangan banyak-banyak. Gak asyik dilihat dan dirasa. :D

    BalasHapus
  29. Dalem nih tulisannya mba. Suka nih tipe begini. Setiap kit memang sejatinya butuh namanya spasi. Kata tanpa spasi akan jadi sebuah kode. Diri tanpa spasi jadi membingungkan. Krn itu mungkin spasi dan entar punya space berbeda di keyboard. Agar walau merem tp spasi selalu bisa diraih. Karena bentuknya longgar dan melegakan.

    BalasHapus
  30. Sama dengan prinsip ruang dan jarak mungkin ya mba, masing-masing tak saling menempel untuk kenyamanan. Ada spasi dalam tiap laku kehidupan, untuk memberikan ruang perenungan bagi masing-masing.

    BalasHapus
  31. Tok..Tok..Tok..
    Makneng, kuy kita sejenak jedaa dulu, mau tak ajak ngopi aja deh.

    Bhuaaa, aku bacanya butuh pengulangan dan meresapi setiap kata2nya, ndaleem banget.
    Suka sama setiap rangkaian kalimatnya, jagoooo ini mah.
    Makasih remindernya juga soal jeda yang kadang terlupakan

    BalasHapus
  32. Iya yaa, baru kepikiran nih aku tentang si tombol spasi di keyboard iniiii.. hihi. Betewe, mak neng nih pasti penggemar karyanya dee lestari juga yaaa

    BalasHapus
  33. Pencipta keyboard kehabisan ide mau masukin apa.. hahaha.. asli lucu dan extraordinary banget ceritanya, Mba.

    BalasHapus
  34. Kak Tanti...
    Aku jadi terbawa kisah ini mengenai sepasang kekasih yang terpisah.
    Tapi nyatanya bukan ke situ arahnya. Huuhuu...kurang romantis aku yaa..

    BalasHapus
  35. Mak Tanti keren sekali bisa jadi ide cerita hanya dari spasi mendalam yah..

    BalasHapus
  36. Wah mbak Tanti keren banget ya ide ceritanya dari spasi, sebuah jeda yang kadang tidak terpikirkan oleh saya. Dari spasi bisa bikin tulisan sepanjang ini, menarik banget

    BalasHapus
  37. Wah bener juga ini. Kalo ga ada spasi alias jeda jadi ga bisa dibaca ya. Seperti hidup jadi ruwet

    BalasHapus
  38. iyaaa bener banget yah aku jadi melihat kenapa ini spasi kok gede banget. Kita butuh jeda dalam berhubungan, dalam beraktivitas. Jeda sejenak, jangan terlalu lama.

    BalasHapus
  39. Dari spasi kita belajar tentang relationship, bahwa jarak bukan pemisah tp dia memperindah. Karena dengan sedikit berjarak akan terbntuk hubungan yang lebih terjaga. Btw, sebuah spasi bisa jadi tulisan. Keren deh mbak

    BalasHapus
  40. selalu suka sama tulisan kamu mba, aku serasa terbawa ke dalamnya, dari spasi pun kita bisa belajar tentang hidup dan isi di dalamnya

    BalasHapus
  41. Baca tulisan ini bikin aku jadi kangen bikin cerita pendek. Keep writing, Mbak! :D

    BalasHapus
  42. dari spasi saja bisa jadi tulisan yang menarik gini mba, love it. dan bener juga yah jadi bertanya-tanya kok spasi paling panjang yah ada di keypad mungkin agar ketika kita mengetikkan sebuah kata menjadi kalimat tetap dalam jangkauan seberapapun jarak hurufnya

    BalasHapus
  43. Makna spasi ternyata dapat dimaknai juga dalam kehidupan sehari-hari yaa mb, masyaAllah kita pun memang terkadang butuh jeda ya mb dalam menjalani hidup.

    BalasHapus
  44. intinya yang sedang-sedang saja yaaa.. take a break tapi jangan kelamaan, kesal, marah, jangan kelamaan, cukup secukup hela napas saja.

    BalasHapus
  45. Mirip seperti filosofi kehidupannya, sudah lama sekali saya gak nulis fiksi lagi :))

    BalasHapus
  46. Aku suka cerpennya ka Tanti. Memang benar ya ketika merantau maka ada rasa kangen dengan orang tua dan kampung halaman. Ketika jeda menulis maka rasanya kangen lagi untuk menulis.

    Salam hangat
    @dewipuspa

    BalasHapus
  47. Cucok marcucookk untuk suami istri. Butuh banget spasi dalam berumah tangga. Tapi jangan kelamaan mencetnya ya supaya spasinya gak kepanjangan. Hihi

    BalasHapus
  48. Tuh Kan kirain cerita apa . Aku ibaratkan dirimu jeda dulu ya dari kesibukan hahaha...sehat sehat ya mba e . Aamin

    BalasHapus
  49. Wow suka sekali idenya ini
    Kok yo terpikirkan sih menulis tentang ini mbak
    Kita memang butuh jeda. Sesekali. Untuk menarik nafas lalu melanjutkan pada kisah berikutnya
    Aih so sweet

    BalasHapus
  50. Cukup menarik nih tema yg diangkat, tentang spasi. Gaya berceritanya juga enak untuk diikuti. Keren tulisannya

    BalasHapus
  51. Spasi itu lebih panjang karena menekannya dengan jempol. Lebih mudah. Wk wk gak puitis. Real banget. Iya Kalu Cil.

    BalasHapus
  52. Karena spasi juga bisa memberi makna Dalam setiap tulisan iya Kan mba..selain spasi dibuat bukan untuk hidup sendiri

    BalasHapus
  53. Suka banget di bagian kata "...Aku ingin seiring bukan digiring.." dalem banget ini maknanya, semacam memberi kepercayaan.

    BalasHapus
  54. hidup tanpa spasi kaya hambar.. stagnan tak ada jeda.... ah hidup

    BalasHapus
  55. Mbak aku terkesan baca cerita pendeknya di atas. Suka dengan gaya berceritanya. Dari ide "spasi" bisa jadi tulisan yang ringan dan renyah ini :)

    BalasHapus
  56. seketika aku pun langsung mengecek keyboard laptop ini. ah.. dari hal simpel kita bisa dapet filosofi yang dalam ya. thank you udah share tulisannya mba!

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)