CAN YOU IMAGINE YOUR DREAM LIFE?

*note : bacanya sambil dengerin ini ya..



Zikir subuh baru usai. 

Seperti biasa, aku beberes dan menyeduh tiga gelas kopi capuccino sachet. Bang  Dho masih di Cipanas, so aku berempat aja ama anak-anak di rumah.

 Tumben, si abang Dio dan Aniqa udah pada bangun dan duduk manis di meja. Mungkin karena hari ini mau ke sekolah.

"Mama tau, gak, si Cristiano Ronaldo kan ngasih istrinya uang tiap bulan 1 miliar," bang Dio membuka obrolan kami. 

Eh? Ga ada hujan, ga ada angin.

Aku hanya menjawab, "Oooh.. enaknya," sambil tetap editing video untuk kanal Youtube nengtantidoodle (promo ini maaak, promo)

Si cantik bertanya dari pojokan, mukanya yang bulat dan mungil menyembul dari balik meja kerjaku yang besar. "Ma, mama kalo punya uang banyak kayak Ronaldo, mama mo ngapain?"

"Eeh? Hehehehe bentar aku tak ngopi sik, ben waras." 

Aku menyeruput kopi. Kesempatan nih, buat tausiyah pagi-pagi.

"Mama dulu juga pernah berpikiran kayak gitu. Mama malah punya dream book tentang impian, tentang keinginan, sampe hobi dan koleksi kesukaan mama, which is rings." 

Mataku menerawang, di satu masa dahuluuuu..

Yes. I looove diamond ring, but now I don't have it. But it's okay...

"Emang mama ga pengen kaya seperti Ronaldo, ma?" si cantik kembali bersuara, menyeruput kopi capuccino.

"Pengen, tapi gak mau kayaaaa bangeeet sampe ga tau batas mana langit dan bumi hi hi hiii.. aneh ya?"

"Mama tau gak, money absolutely cannot buy happiness, but I'd rather cry on lamborghini than on a bus,"  bang Dio cengengesan.

"Eiim, tapi gini lho dek, semakin kaya kamu, semakin berat tanggung jawabmu. Semakin banyak dosa menantimu. See?"

"Semua tu bakalan dihisab, one day!"

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al-Haqqah: 18)
Untuk beberapa saat kami sama-sama diam. 

"Jadi Mama gak mau jadi orang kaya?"

"Mama maunya cukup Nak, cukup untuk bisa sedekah kapan aja sama siapa aja,"

"... "

Mereka tak paham? Biarlah, sambil mencerna sendiri, kelak semoga mereka mengerti.

Buat anak-anak, mungkin memang rules yang kami berusaha sisipkan di setiap bincang santai adalah agama. 

No, karena agama. Yes, juga sebisa mungkin tak melenceng dari agama.

Tapi jika satu saat beranjak dewasa, dan hidup di luaran sana membawa batu-batu kerikil yang semakin tajam terasa, kira-kira aku bakalan jawab apa ya?

Aku aja pernah kok bertanya-tanya.

Kenapa hidupku tak seindah cerita yang kubaca?

Butuh waktu lama, menyadari bahwa karena di dalam cerita pun ternyata tak seindah yang kita baca....

Bahkan aku pernah beberapa kali menulis tentang dunia kaya dari tipu menipu, seperti ;

THE KING OF INSTAGRAM - PENIPU YANG KAYA DARI MENJUAL IMPIAN

FYRE FESTIVAL - FESTIVAL MEGAH BODONG

CAN YOU IMAGINE YOUR DREAM LIFE?


Why do you cannot have it all?

Kurang keraskah kerjaku?

Kurang serius kah ibadahku?

Mengapa aku begini, tidak begitu?

Sesekali, datanglah ke 3 tempat berikut ini : Rumah Sakit, Penjara dan Kuburan.

Di Rumah Sakit, kita akan memahami bahwa tidak ada yang lebih berharga daripada kesehatan.

Di Penjara, kita akan menyadari bahwa kebebasan adalah hal yang paling berharga.

Di Kuburan kita akan menyadari, bahwa hidup ini tidak berarti apa-apa. Karena, tanah yang kita pijak hari ini, adalah atap rumah kita esok hari. 

39 komentar

  1. Masya Allah, pas banget sharingnya mba... baru tadi pagi juga bahas ttg hal ini sama sohib lamaku... terimakasih utk tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillaaah berarti memang begitulah kita yaaa .. kelak, hanya amal ibadah yang dibawa mati

      Hapus
  2. Mbaaa, aku nangis baca ini ya Allah. Sambil dengerin musiknya yang pasti bakal ku donlot dan masuk playlistku everyday.
    Bener banget kok, semenjak harus rutin kontrol ke rumah sakit, pandanganku akan kebahagiaan itu berubah, hiks. Betapa senangnya sehat meski hidup sederhana. Betapa senangnya sehat makan ini itu bisa meski seadanya. Nikmat sehat itu di atas segalanya sekarang buatku.
    Kalau lihat pasien hilir mudik yang sakitnya jauh lebih parah tu bawaannya pengen nangis. Belum yang orangtua kontrol sendirian. Berharap mereka sembuh semuanya, huhu. Sudah lah hancur hati.
    But I love to what Bang Dio said, "I'd rather to cry on a lambo", asli ngakak bacanya. Karena ku pernah nangis di bus dan itu gak aesthetic sama sekali, haha. Malu pula dilihatin orang-orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaa Allaaaah aku ikutan mbrebes mili ini jeng Anaaaa .. yaa ada saatnya kita di bawah dan semua yang "di atas" sana memang indah tapi semu.. peluuuukkkkk

      Hapus
  3. Mba Tantii... saya jadi berulang kali membacanya. Kalau nuruti nafsu dunia akan harta mungkin ga habis habis ya mbak. Namun kadar cukup orang mgkin berbeda beda. Yang penting bersyukur selalu ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah terimakasih banyak mbaaak .. iya, ini intinya ke diri sendiri juga mbake

      Hapus
  4. salah satu yang saya syukuri dalam beragama Islam adalah esensi "harta"

    Nggak ada di agama lama saya mbak

    Dalam Islam kita diwajibkan mencari harta agar bisa bersedekah

    sekaligus bertanggung jawab karena setiap rupiah akan dihisab

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allaaaah ambuuuu
      sebenernya di setiap diri kita sudah diingatkan ya untuk "tidak hidup sendirian" - harta untuk kita selamanya TIDAK AKAN PERNAH CUKUP

      Hapus
  5. Ah tulisannya jadi mengingatkan banget mba, jadi ingat sebuah kisah tentang penghisaba yang pernah saya baca beberapa tahun yang lalu. Thanks for reminder nya ya Mba...

    BalasHapus
  6. Karena tanah juga akan kembali memanggil tuannya. Dengan kecukupan lebih bisa di manage dan dijaga karena memang hisab itu yang bikin deg-degan

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah "tanah juga akan kembali memanggil tuannya" ya mbak Fen, bagus kalimatnya mbak

      Hapus
  7. Waah nanti mau mampir ah Insyaa Allah ke kanal yutubnya Mak Tanti. Aku juga sedang suka gambar soalnya. Tapi lebih suka pake media cat air, mak.
    Anyway, tulisannya dalem banget, mak :( Terima kasih atas sentilannya.

    BalasHapus
  8. Penjara, kuburan dan rumah sakit merupakan Stimulasi kehidupan dimana kita harus belajar untuk tetap rendah hati dan lakukan yang terbaik yang kita bisa

    BalasHapus
  9. rumah sakit, penjara dan kuburan sebenarnya tempat manusia membelenggu dirinya gak bisa kemana2 dan ngapa2in, duh seremm bgt

    BalasHapus
  10. Mbak Tantiii, sukaa sama tulisan ini, membacanya sambil dengerin musik di YouTube ituh. Suka sama jawaban Mbak Tanti ke anak-anak. Saya pun akan menjawab demikian kalau ditanya sama anak ... ngng boleh nyontek jawaban Mbak Tanti ya? :*

    BalasHapus
  11. Aku sering tersadari bahwa apa yang aku impikan dan hayalakan dulu ternyata terkabulkan. JAdi bisa dibilang .. jalan hidupku adalah apa yang aku impikan mbak.
    MIsal.. dulu pas SMP dan SMA suka ngayal nikah muda sambil kuliah. karena takut doosa pacaran. maklumlah masih bau2 anak pesantren jadi masih murni banget dulu pikiran.. jadi suka ngayak pacaran.. tapi udah nikah.
    Masya Allah eeh.. jodoh datang pas daku kuliah.. dan aku menikah muda.

    trus ngayak mavam2lah.. yg ternyata. wow... ternyata hidupku ini sesuai dengan hayalanku :D

    BalasHapus
  12. kak tanti memang inspiratif banget nih, memang benar, penjara, rumah sakit dan kuburan bisa memacu kita untuk rendah diri, karena semua itu kita hanyalah sebagai manusia yang diciptakan untuk tidak menyombongkan diri, harus tetap rendah hati .keren nasihatnya

    BalasHapus
  13. Intinya kita bersyukur ya mba pada apa yg kita punya saat ini. Terkadang aku juga sering berpikir, kok aku belum dapat ini ya, kok aku nggak seperti dia ya, padahal jauh di luar sana masih banyak yang berada di bawah jauh dari kita. So, syukur itu sangat penting, semakin kita bersyukur maka Allah akan tambahkan rezekinya. Thanks for sharinya mba.

    BalasHapus
  14. Mantuull kakaa, mantab betuulll

    aku sekarang sampai pada kesimpulan, bahwa memang takdir terbaik untukku adalah jadi org mediokre aja. Karena kalo misalnya aku setajir Nagita Slavina (misalnya) kurasa daku juga ngga sanggup untuk bisa tetep waras, baik hati dan gemar sedekah seperti doi :D

    BalasHapus
  15. Aku setuju loh mba ama tulisannya. Hidup begini aja aku udah seneng banget. Mau makan apa aja masih bisa. Gak kelaperan dan tetap bisa berbagi meskipun tak banyak. Alhamdulillah dicukupkan semua kebutuhan. Bukan keinginan. Ahahaha

    BalasHapus
  16. sebelum baca, saya putar dulu musiknya dan pas sesuai selera. Tenang.
    Kadang aku mikir, kenapa say gak kaya ronaldo gitu ya, kemudian kuingat kalau dari kecil emang gak pernah pengen hidup mewah yang wah. Sederhana, seadanya, bisa merespon apa saja dengan bahagia.
    Dan sepertinya ronaldo sedari kecil sudah mencanangkan mau apa di hari tuanya yang sudah jadi kenyataan sekarang.
    Sementara saya punya pilihanku sendiri.

    Saya 'suka' ke tempat yang mba sebut itu. Banyak pelajaran hidup di sana.
    Terima kasih atas pengingatnya yang indah ini.

    BalasHapus
  17. Hikkss
    Makasih mba udah tulisan ini
    Aku juga awalnya ngerasa kok hidupku kok gini gini aja
    Tapi saat didalami lagi aku aja yang ga bersyukur pdahal apa yang aku butuhkan udah Allah kasih

    BalasHapus
  18. Bener-bener jadi bahan renungan nih Mak. Kadang saya ngerasa mentok dan bawaannya khawatir mulu kalo soal apa yang akan dilakukan setelah ini kalau masih ada umur panjang. Tapi kita cuma hidup sekali, take it or leave it adalah opsi yang absolute rasanya. Semoga dengan ini kita bisa saling refleksi dan hidup dengan lebih tenang ya Mak :')

    BalasHapus
  19. aku sukaa tulisan ini mak tanti...
    dan aku bersyukur tahun2 ini aku bisa lebih menerima bahkan bersyukur utk apapun kondisiku. Berdamai dengan keadaan dan semakin rukun dengan diriku :)

    BalasHapus
  20. Halo Mak. Terima kasih sudah mengingatkanku tentang pentingnya untuk lebih menyadari kehidupan. Tentang makna kebebasan dan rasa syukur tanpa henti

    BalasHapus
  21. Duh musiknya menenangkan banget Makneng, iya daku juga sukanya perhiasan hihi..pengen juga kaya dalam artian bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan membantu orang lain.. Nggak perlu kayak Raffi Gigi atau Sisca Kohl kikikkk

    BalasHapus
  22. Mak aku tadi nungguin adegan di videonya tadi wah kepengen banget ke sana adem tentrem. Dan bener nih Mak sifat kita selalu merasa kurang nih sangat susah di kendalikan mau mau semua. Pengen lebih panjang lagi mak muhasabahnya

    BalasHapus
  23. Sejak setahun lalu aku sudah sering memikirkan kematian
    Bagaimana aku mati?
    Sedang apa ketika nyawaku diambil?
    Bahkan anak-anakku akan mendoakanku kelak atau seperti apa

    BalasHapus
  24. Dan saya baru tahu Mbak, istrinya Ronaldo dapat uang bulanan fantastis segitu yaaaak

    Sayapuun sering membayangkan impian impian, tentang rumah impian, tentang kehidupan impian, tapi yaaa, sekedarnya saja dan memahami bahwa Allah memberikanku hal-hal yang memang saya mampu menghandlenya, jadi menerima dan ikhlas serta ikhtiar

    BalasHapus
  25. Dulu Aku mengukur kebahagian itu sellau fokus sama nasib orang .. kok dia bisa kok Aku gak...tapi lama kelamy bisa netima mba... Seneng diingatkan kembali��

    BalasHapus
  26. Kontemplating banget kak Tanti..
    Aku suka dengan pemikiran yang rasional begini. Sejatinya adalah kebahagiaan yang ada di hati yaa.. dengan segala yang sudah dimiliki, itulah yang namanya "kekayaan".

    BalasHapus
  27. kenapa yaa setiap kali mampir ke blog ini baca tulisanmu itu makneng, hatiku serasa dibolak-balik bagai adonan martabak telur.

    dulu sebelum nikah kepikiran mau hidup begini begitu
    setelah punya anak kek menguap gitu aja padahal yaa tetap harus punya impian

    BalasHapus
  28. Manusia ya, Mba.. Tak pernah puas dengan apa yg dipunya. Padahal dengan mensyukuri nikmat yg dia punya itu sudah masuk kategori kaya. Karena kaya versi saya itu, menikmati hidup dengan nikmat yang sudah Allah berikan. Doa saya pun sama kayak nasehat mba tanti, berikan aku kecukupan dari segala kebutuhanku. Cukup. Tidak kurang dan tidak lebih. Mau beli mobil cukup, mau beli rumah cukup. . Xixixi..

    BalasHapus
  29. Huaaa aku baca ini kayak refleksi diri loh mbak sampe mrebes mili. Ya gimana aku juga dulu punya banyak mimpi sampe dituliskan di buku tapi beberapa belum tercapai. Tapi ketika emang itu belum tercapai selalu diingatkan suami mungkin belum saatnya, misal kalau dikasih sekarang aku jd jauh dari Tuhan kan bisa aja pokoknya wis nanti sing sabar. Hidup itu yang penting kita dicukupkan dan banyak-banyak bersyukur ya mbak.

    BalasHapus
  30. MasyaAllah mba Tanti, aku belajar banyak banget dari ini, semoga kelak bisa menjadi ibu yang baik dan bersyukur dengna yang Allah beri

    BalasHapus
  31. Aku baca tulisannya sambil nyalain musiknya, pas banget nada2nya sama kondisi saat itu aku jd ngebayangin kalo 3 anakku sdh besar dan membicarakan hal seperti itu

    BalasHapus
  32. Tempat ini Rumah Sakit, Penjara dan Kuburan udah jarang aku datangi. Pernah 1x ke penjara merinding deh melihatnya. Rumah sakit? Aduhai sekarang sejak pandemi udah enggak jengguk teman sakit. Semoga kita semua sehat secara mental dan fisik ya.

    BalasHapus
  33. syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah :')

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)