AKU DAN GAYA HIDUP KETOFASTOSIS


Sesudah dua setengah abad memutuskan untuk tidak ngeblog lagi, rasanya lama lama tangan gatal juga ya.. jadilah, dibantu dengan kewajiban ngerjain blog walking dan tercebur kembali ke komunitas, aku bisa nulis kembali.

Kok lama banget, ngga nyolek blog?

Beberapa teman, blogger pasti tahu, kurang lebih dua tahun lalu aku mengalami peristiwa yang cukup membuat  emosi anjlok ke titik nol, karena kehilangan si buah hati.

Rasanya pada saat itu luapan emosi tidak patut kucurahkan ke ranah media sosial. Ya, karena isinya sebagian besar bernada negatif!  Paling sesekali posting di Instagram atau FB, lalu diprivate.🤗

Nah, kali ini kesibukan aku sudah mulai down level. Aku mulai memperhatikan lagi asupan makanan. Sesudah bertahun-tahun  makan sembarangan, rasanya kok yaaaa... sayang aja melihat lonjakan angka di timbangan makin tak terkendali.

Bukan hanya itu,
penyakit degeneratif sel pun mulai bermunculan. Sebut aja semua. Wajah dan kulit kusam, perut menggelambir dan kulit paha bermunculan kulit jeruk (lipoma). Lalu nyeri sendi, pegal linu, sampe langganan kerokan karena "merasa" masuk angin. Ga cuma itu. Saat sholat lima waktu plus sholat tambahan menjadi siksaan tersendiri karena membutuhkan waktu untuk duduk diantara dua sujud 😥😥😥😥😥😥

So, aku pun mulai hunting jenis jenis diet. Diet mayo udah pernah dilakukan dan gagal. Diet sehat ala Dewi Hughes yang sukses bikin beliau langsing juga udah dan malah jadi ga karuan di badan..

Sampai akhirnya satu ketika,  teman senior kuliah di almamater ITI  wajahnya muncul di beranda FB. Aku kaget karena wajahnya memuda dan ... langsing!

Aku segera menjapri mbak Qinoy (panggilannya) dan bertanya tanya resep sukses langsingnya. Oow, ternyata Mbak Qinoy ini menjalani pola makan ketogenik. Dan bahkan bukan sekedar ketogenik, tapi ketofastosis.

Nah loh, ketogenik apaan? Bedanya ama ketofastosis apa pula?


Ketogenik adalah pola makan berkomposisi dengan tujuan untuk mengubah kondisi metabolisme glukosa (gula/karbohidrat) menjadi metabolisme lemak (ketogenesis).

Tubuh akan menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama dan tidak lagi menggunakan glukosa/karbohidrat untuk metabolisme.

 Ketika tubuh berada dalam kondisi ketosis, diyakini sel-sel abnormal seperti sel kanker, sel virus, sel rusak dan pathogen (bakteri, fungi dan parasit) akan kehilangan sumber energi utama mereka yaitu glukosa. Sehingga sel-sel ini akan tereliminasi secara natural dari tubuh.

Komposisi ketogenik menyaratkan porsi lemak tinggi (75%), porsi protein sedang (15% – 20%), dan porsi karbohidrat rendah (5% – 10%).

Untuk mudahnya, di awal aku cukup hanya memperhatikan asupan karbohidrat per-harinya.

Aku mengganti asupan nasi putih hangat sebagai karbohidrat utama dengan karbohidrat ramah keto seperti shirataki noodles.

Aku juga mengganti semua jenis asupan protein yang biasa. Dulu, makan nasi sepiring itu lauknya  sepotong daging sapi rendang atau empal yang gurih, ditambah sayuran seperti sop wortel buncis.

Sekarang, aku mengubahnya menjadi hanya makan daging dan malah menambah lemak daging kalau ada. Sayuran seperti wortel diskip karena mengandung karbohidrat tinggi.

Lalu, setelah "sukses" melakukan ketogenik,  bagaimana dengan ketofastosis yang sekarang sudah mulai bisa rutin dan konsisten insya Allah dijalankan?

Ketofastosis lifestyle adalah gaya hidup yang dicetuskan oleh mas Tyo Prasetyo.
Ketofastosis merupakan gabungan dari Ketogenic dan fastosis. Ketogenic merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang. Sedangkan fastosis sendiri adalah fasting on ketosis yang artinya Puasa dalam kondisi ketosis. Fastosis bukan sebuah pola makan tapi merupakan sebuah gaya hidup yang harus diaplikasikan seumur hidup.

Ketosis adalah kondisi dimana liver manusia memproduksi “ketone” untuk digunakan sebagai bahan bakar “fuel” atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.

Fastosis adalah usaha mengembalikan Pola Hidup manusia sebenarnya, yang menghasilkan Pola Makan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi metabolisme lemak yang optimal (Ketosis).
Sumber : ketofastosis.com

Dalam KetoFatosis, kondisi deep ketosisnya MELINDUNGI manusia untuk TIDAK KELEBIHAN GLUKOSA atau melindungi tubuh manusia untuk tidak mengalami HYPERGLICEMIA.

Hyperglicemia adalah kondisi tubuh yang KELEBIHAN glukosa dalam darah.

Manusia yang melakukan KetoFastosis jika kelebihan glukosa dalam darahnya, tubuhnya akan otomatis MENGINGATKAN dengan cara mengeluarkan gejala seperti : mual, muntah, pusing, gatal-gatal, diare, dlsb.

Gejala tersebut adalah SISTEM PROTEKSI TUBUH dalam memberi peringatan kepada kita jika glukosa dalam darah berlebihan.

Gejala peringatan terhadap tubuh ini sifatnya AKUT.

Accute (akut) adalah sesuatu yang datang menyerang tiba-tiba karena sesuatu dan menyebabkan sesuatu saat itu juga. Sifat yang akut ini MENGINGATKAN kita untuk lebih waspada terhadap sesuatu yg asalnya dari luar dan berpotensi merugikan host (tubuh manusia)

Berat ngga sih?

Berat dan tidak itu sebenarnya hanya "pembiasaan" pola pikir ya..

Dampak positif dan negatifnya gimana?

Dampak positifnya lebih banyak lah dibandingkan negatif. Kan tadi kubilang, ini hanya memerlukan waktu untuk berubah mindset dan lifestyle.

Yang tadinya aku penggila jus sayur dan buah, menghindari makanan berlemak, bahkan cenderung tidak  suka keju, sekarang jadi terbiasa makan makanan daging berlemak, dan mau ga mau nyemil keju (anaknya malas makan dan masak soalnya)

Olahraga ringan juga mulai terbiasa. Misalkan plank minimal 60 detik, senam ringan 15 menit, jalan kaki 30 menit. Itu mah jadi makanan pembuka pagi yang - walaupun- ga rutin banget tapi mulai suka kulakukan.


Well..
Segitu aja ya kisah kasih lifestyle ku yang baru kulakukan selama dua bulan ini. Nanti ku update lagi deh.. kalo dah setahun 😂

27 komentar

  1. Berarti saya harus menunggu 10 bulan lagi untuk melihat hasilnya. Baiklah hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa gapapa ya abisnya udah nyaris sekwintal akuneeee

      Hapus
  2. 2 abad mbak tanti gak ngeblog, kl aku 2 abad gak bw ya :-D
    Akhirnya bisa balik lagi ke blognya mbak Tanti.
    Aku tuh suka gak ngerti mbak metode2 diet ada aja ya namanya, sekarnag ketogenik ya, baiklah aku simak dulu. Semoga lancar dan sukses dietnya ya mbak & sehat selalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehheh siaaaaaab nanti tak update hasilnya ya. Muucih

      Hapus
  3. Kakak ipar aku jalani diet ini mba emang agak repot karena jadi milih-milih makanan tapi kini khasiatnya sudah terlihat lebih sehat dan ga sakit2an lagi mba :) semoga sukses ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertama sih repot jeng, abisannya enak malah. No rice. No carb. Minimalis banget makan kemasan. Cobain juga dong!

      Hapus
  4. Setuju banget sama ini, "Berat dan tidak itu sebenarnya hanya "pembiasaan" pola pikir ya.."
    Iya Mak, bagiku kayak gitu beratt.. enggak bisa makan bebas.. huhuhu. Eh tapi kalau suatu saat butuh diet, bisa deh mampir ke sini lagi.
    TFS, Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berat pertamanya doang. Demam sampe tiga hari hahahaha... Tapi alhamdulillaaah kesini nya mah biasa aja kok. Tubuh manusia emang hebat ya

      Hapus
  5. Waks wortelpun banyak kandungan karbohidratnya? Waduh harus rajin cari tahu nutrisi yang terkandung dalam sayuran dong ya jadinya, nggak boleh sembarangan kalau benar-benar mau diet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku mau nulis lagi ni tentang kandungan karbohidrat. Pantengin yaaaa

      Hapus
  6. Aku baru tau tentang diet ini, agak repot di awal ya memang, tapi kayaknya kalau udah terbiasa malah jadi enteng ya. Semoga tetap konsisten ya mbak, ga sabar pengen lihat hasil nya nanti :)

    BalasHapus
  7. Ilmu baru lagi aku baru tau istilah ketogenik Bedanya ama ketofastosis loh mak sangat bermanfaat sekali yaa...dan kita lebih pilih2 makanan jadinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya sih ngga milih jeng Rara, justru menentukan untuk TIDAK MAKAN yang tidak boleh. Nah loh. Jadi postingan sendiri iniiii

      Hapus
  8. Peluk, Mak Tanti...btw, berat memang ya pingin hidup sehat, tapi gak berupaya untuk bisa hidup sehat. Konsisten, disiplin itu awal2 memang berat, ya. Pingin banget mulai terapin gata hidup sehat. Tapi suka banyak dramanya alias gak disiplin hehe. Makasih infonya, Mak...😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangaaaaannn... Ingat ingat aja dulu pola hidup seperti apa, sekarang seperti apa. Biar ngga berat hihihi...

      Terimakasih pelukan sayangnya

      Hapus
  9. Wogh, saat pertama kali mengurangi karbo, berat nggak mba? Soalnya kan udah terbiasa makan nasi sehari-hari ya. Terus aku juga ga doyan daging berlemak sejak kecil. Gimana dong sebaiknya kalau mau mulai diet keto ini mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya dibaca dan dipahami dulu mbak Uniek. Secara gitu ini berlaku SEUMUR HIDUP... fuiiih...

      Elap keringet dingin aja deh buat yang ga doyan makan daging lemak hehehheh... Aku menyiasati dengan hanya makan telor rebus aja sih pertama pertamanya

      Hapus
  10. Suamiku juga pernah diet keto mak. Alhamdulillah sih selain bonus langsing jg bonus udah jarang psuing2 lg kalau abis tugas kantor lembur gtu. Cuma gk konsisten, akhirnya skrng low carbo hehe. Cuma emang kalau msh makan karbo jdnya gk melangsing lg. Ntr aku semangatin ah biar keto lg hehe.
    Ini tuh banyk yg mempertanyakan dr sisi medis tapi ya ternyata ada jg dokter yg paham kesehatan ikutan metode ini ya. Semangat mak ketonya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaa Allah, berarti bener ya bahwa karbohidrat yang bereaksi di lambung itu yang bikin kita menumpuk lemak

      Hapus
  11. Aku selalu gagal nih mak kalau diet, terakhir sampai konsul, eh malah akunya kena typus

    BalasHapus
    Balasan
    1. dicoba dulu dengan ketofastosis gimana

      Hapus
    2. apa salahnya di coba untuk ke dua kali mba.. he.e..e

      Hapus
  12. Duuh,
    Mau juga doonk ikutan diet.

    Kemarin diet (bukan keto, entahlah diet apa...hahhaa~) lalu seminggu mulai keliatan hasilnya.
    Efek samping lainnya adalah....badanku jadi sangat ringkih.
    Mudah linglung dan nggliyeng.

    Alhasil,
    balik lagi ke makanan pokok Indonesia.

    huuhuuu~

    BalasHapus
  13. Aku dulu pernah nyoba diet keto juga mba tanti, berhasil memang. Terus skrg krmbali lagi seperti sedia kala dan mirisnya tambah naik lagi BB ku. Huhuhu

    BalasHapus
  14. postingannya mantap banget min, ditunggu update berikutnya..
    salam.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)