MENCICIP SEPOTONG SURGA di DUNIA


"Mbak, kayaknya Tuhan ngirim sinyal-NYA kenceng banget, deh, buat gue hari ini,"

"Really? Like what?"

"Iya, melalui ayat-NYA dan pengalaman gue kemaren, kayaknya gue berhak dapatin surga juga di bumi ini," pungkasnya.


Dan, gue bengong.

Lama.

Gue eh.. aku musti ngomong apa ya? 


Kenyataannya, lately hidup sahabatku ini memang sedang kayak naik roller coaster, naik turun dengan manuver dan tukikan tajam dengan kecepatan tinggi. 

Dalam dua tahun belakangan, ia menang berbagai perlombaan menulis, mendapat kerjasama cukup bergengsi dengan sebuah brand terkenal, berangkat ke tanah suci, dan mendapat penghargaan menulis bertubi-tubi. 

Tak lama, ia mendapat tantangan pertama, difitnah tetangga sekampung, dikhianati teman-teman yang bekerjasama, diputuskan hubungan kerjasamanya dengan sebuah brand besar, dan dikejar-kejar golok sama adek sendiri!

Demi apa?
Demi dunia, yang kemaren dia kejar-kejar itu!

Dalam kondisi putus asa, ia putuskan untuk meninggalkan dunia. 

Ia menyedekahkan seluruh isi dompet - kuras rekening (bahkan akun ojek online dan DANA) dan seluruh barang berharga yang ia punya ke beberapa pembersih toilet. 

Ia jual semua barang yang dipunya, lalu dibelikan makanan untuk para yatim piatu, dan ini berlangsung berbulan-bulan lamanya. Bahkan laptop -sumber penghasilannya selama ini- juga ikut dijual, dan aku sempat mengajaknya berpikir, "Benar ini, kaki lo ikutan dijual?" dan ia mengangguk mantap. 

Pokoke, semua yang ia dapat hari itu, entah honor tulisan, entah honor ngajar, atau sekedar bantuin bikin makanan di kawinan aja, ia belikan bahan makanan, dimasak dan diantarkan ke rumah yatim atau mesjid, hingga ia harus rela jalan kaki demi sedekah!


Nih, mbak, lihat..
Dompet gue udah kosong lagi hari ini, tapi gue bahagia!

Bulan lalu, ia menelponku.
"Mbak, jangan kaget yaaa.."

Ya karena biasa denger kabar kagetan dari dia, aku mesem aja. Apa lagi?
"Gue udah nikah resmi di KUA secara sederhana. Sama Mr. Bo yang selama ini sering bareng sedekah ama gue di mesjid itu loh..."

OMG! Qadarullah, berkat niatnya sedekah itu, akhirnya ia mendapat cinta yang baru dan si Mister Bo ini tahu-tahu diberi jatah untuk berangkat menunaikan ibadah haji berdua tahun ini.

Sore itu, brand yang kemaren mendepaknya berganti manajemen dan ia digandeng dengan MOU yang sama sekali baru. Diberi uang DP untuk mengajar dalam jumlah wooow...

Belum cukup?
Salah seorang tetangga yang ikutan memfitnah, ternyata harus berangkat ke luar negeri. Tetangga itu meminta maaf padanya, serta menghadiahkan sebuah mobil kijang innova. Sang Ibuk Tetangga bahkan menitipkan kunci rumah untuk ia pakai hingga 5 - 10 tahun ke depan! Karena ia tak tahu bisa balik lagi atau tidak (suaminya orang Turki).

Ujian versus Neraka

Ya gak salah juga, 
jika bagi sebagian manusia - iya, kita semua - yang sedang ambil jatah ujian kenaikan tingkat skala nasional atau bahkan internasional, (baca : sedang menghadapi masalah atau musibah) dan keimanan kita menipis hingga sepersekian mili kulit ari - rasanya kayak di ujung pintu neraka.

Memang, buat kita yang bukan ustadz - ustadzah - pastor - pendeta - suster - bhiksu, berada di dunia seperti berlomba. Setiap saat berpacu dengan waktu. Dengan prestasi, dan berpacu juga dengan kebutuhan. 

Itu sebabnya, ketika ada tantangan (aku ga bilang masalah, ya) maka rasanya otak - hati panas gitu. Ada sesuatu yang belum memenuhi target. Dan panas itu identik dengan neraka, naar.

Bagaimana dengan mereka yang para pemuka agama? 

So far, jika diperhatikan, ada dua kepentingan juga di situ. Yang satu, masih memenuhi kebutuhan dunia, masih sibuk dengan urusan duniawi, sehingga terlihat gaya hidup juga masih kejar-kejaran.

Satunya, kebalikannya. 
Udah jenuh dengan urusan duniawi. Walau hidup udah nggak dipikirin lagi tapi udah gemah ripah loh jinawi. 

Bagi mereka, justru dunia adalah "penjara" bagi kaum beriman, walau pun dunia bukanlah neraka bagi mereka. 

Keimanannyalah yang menuntun mereka menikmati hidup dalam kecintaan kepada Allah, berbahagia karena bisa menyuguhkan ketaatan kepada Allah. Duhai sungguh nikmatnya....

Surga, idaman semua orang, semua agama, semua ajaran, semua kepercayaan, bahkan orang yang melakukan kemungkaran, kekejian, kerusakan juga mengharapkan berada di surga. 

Surga dalam pandangan mereka berbeda-beda, sesuai dengan nalar dan kepercayaan mereka. Tidak hanya orang dewasa yang mengharapkan surga, anak kecil pun yang belum tahu dosa dan pahala, juga menginginkan surga. Dan dalam pandangan mereka surga hanyalah satu keyakinan, yaitu tempat yang indah, semua serba ada, dan semua kebetuhan terpenuhi. 
  • Allah Ta’ala berfirman:
 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُون 

Barangsiapa yang beramal sholih baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan berikan kepada mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka perbuat (Q.S anNahl ayat 97) 
  • Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa ‘kehidupan yang baik’ itu adalah kebahagiaan di dunia  
  • Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan bahwa makna kehidupan yang baik (indah) itu adalah Surga dunia 
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan: Manusia jika terus menerus taat kepada Allah secara lahir dan batin, ia berada dalam kenikmatan iman, dan ilmu memasukinya pada sisi-sisinya, maka ia berada di Surga dunia. 
  • Sebagaimana disebutkan dalam hadits: Jika kalian bertemu dengan kebun-kebun Surga, bergabunglah. Ditanyakan kepada Nabi: Apakah kebun-kebun Surga itu? Nabi menjawab: Majelis-majelis dzikir (ilmu).
Umar bin al-Khothob radhiyallahu anhu tidak kerasan tinggal di dunia kalau tidak ada 3 hal: 

1) Sholat, 
2) Duduk di majelis ilmu, 
3) Berjihad di jalan Allah. 

Umar radhiyallahu anhu berkata: 

لَوْلَا ثَلَاث لَأَحْبَبْتُ أَنْ أَكُوْنَ قَدْ لَقِيْتُ اللهَ لَوْلَا أَنْ أَضَعَ جَبْهَتِي لله أَوْ أَجْلِسَ فِي مَجَالِسٍ يُنْتَقَى فِيْهَا طَيِّبُ الْكَلَامِ كَمَا يُنْقَى جَيِّدُ التَّمْرِ أَوْ أَنْ أَسِيْرَ فِي سَبِيْلِ الله عَزَّ وَجَلَّ 
  • Kalaulah tidak karena 3 hal, aku ingin segera berjumpa dengan Allah. 
  • Kalaulah tidak karena aku letakkan dahiku (bersujud) untuk Allah, atau aku duduk di majelis untuk memetik ucapan-ucapan yang baik sebagaimana memetik kurma yang baik, atau aku berjalan (berjihad) di jalan Allah Azza Wa Jalla (riwayat Ahmad dalam az-Zuhd) 
Ucapan Umar radhiyallahu anhu itu termasuk ucapan yang padat dan sempurna. Beliau adalah orang yang diberi ilham (kebenaran). 

Setiap ucapan beliau berisi kebaikan yang banyak. Seperti 3 hal yang beliau sebutkan itu. Beliau menyebutkan sholat, jihad, dan ilmu. 

Tiga hal ini adalah termasuk amalan yang paling utama menurut kesepakatan umat (Islam)(Minhajus Sunnah anNabawiyyah (6/39)). 

Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menyatakan: 

Sikap menghadapkan diri kepada Allah Ta’ala, inabah (kembali bertaubat) kepadaNya, ridha kepadaNya, penuhnya cinta kepada Allah dalam hati, tekun dalam berdizkir mengingatNya, gembira dan bahagia karena mengenalNya, adalah balasan yang disegerakan. 

Itu adalah Surga (dunia). 

Juga (kenikmatan) kehidupan yang tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan raja-raja sekalipun. 

Sesungguhnya di dunia terdapat Surga

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa guru beliau, Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah, berkata, 

“Sesungguhnya di dunia terdapat surga yang seperti (merupakan representasi) surga akhirat. Barangsiapa yang memasuki surga dunia itu maka ia kelak akan memasuki surga akhirat, dan barangsiapa yang tidak memasuki surga dunia tersebut niscaya ia tidak akan memasuki surga akhirat.” 

[Ad-Dā` wad Dawā`, hal. 186; dan Madārij as-Sālikīn vol. I, hal. 454]

Yang dimaksud dengan surga dunia dalam ucapan di atas adalah ketentraman, kebahagiaan dan kesejukan hati tiada terkira dengan mengingat, mencintai dan merindui Allah.

Dan demikianlah yang terjadi pada diri Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah. Dalam dada beliau terdapat surga yang membuat beliau tentram dan bahagia di mana pun berada. 


Ibnul Qayyim menuturkan bahwa gurunya, Ibn Taimiyyah, pernah berkata kepadanya—dengan ucapan yang patut ditulis dengan tinta emas,

مَا يَصْنَعُ أَعْدَائِيْ بِيْ؟ أَنَا جَنَّتِيْ وَبُسْتَانِيْ فِيْ صَدْرِيْ إِنْ رُحْتُ فَهِيَ مَعِيْ لاَ تُفَارِقُنِيْ، إِنَّ حَبْسِيْ خَلْوَةٌ وَقَتْلِيْ شَهَادَةٌ وَإِخْرَاجِيْ مِنْ بَلَدِيْ سِيَاحَةٌ

“Apa yang dapat dilakukan musuh-musuhku terhadapku? Kebun surgaku berada dalam dadaku, yang jika aku pergi ia senantiasa bersamaku dan tidak berpisah dariku; penahananku adalah khalwah (menyepi untuk bermunajat kepada Allah Ta’āla); pembunuhan terhadapku adalah syahid; dan pengusiranku dari negeriku adalah wisata.”

Maka Maha Suci Allah yang telah yang telah memperlihatkan surga-Nya (di dunia) kepada para hamba-Nya sebelum pertemuan dengan-Nya, dan telah membukakan pintu-pintu surga tersebut untuk mereka di negeri amal, sehingga mereka mendapatkan kenikmatan, kelapangan dan kebaikannya dalam rangka mengisi kembali kekuatan mereka untuk mencari dan berlomba-lomba meraih surga.

Sebagian orang bijak berkata, “Orang-orang yang patut dikasihani dari ahli dunia keluar meninggalkan dunia sementara mereka belum merasakan indah kenikmatannya.” 


Ada yang bertanya, “Apakah itu?” 

Orang bijak itu menjawab, “Cinta kepada Allah, tentram dengan-Nya, dan merindui pertemuan dengan-Nya….” 

Sumber Artikel: 
1. Surga Dunia, Keimanan, Ilmu Ketaatan dan Cinta Kepada Allah - salafy.or.id
2. Halimi Zuhdy - Darun Nun - Malang, 2016

67 komentar

  1. Ya Allah, takjub dengan ceritamu Mak..semoga kita selalu mengingat Allah dalam segala suasana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ALhamdulillah semoga kita semua terbebas dari belenggu duniawi yaaa
      biar dikejar dunia - bukan MENGEJAR dunia

      Hapus
    2. yap saya sampai melelehkan air mata. hidup saya jg roller coaster, sampai akhirnya bersua dan menikah dg suami tercinta. sebelumnya saya jg mengikhlaskan segalanya.. pasrah sepasrah3nya, gak lg kejar duniawi

      Hapus
    3. Masya Allah, bisa japri kah, ceritakan pengalamannya mbak?

      Hapus
  2. Dapat pencerahan nih
    Makasih ya, jd ingat akhirat
    Kejar dunia terus capek juga huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. kejar dunia ya ga bisa toh, kakilasak... lawong guede banget!

      kejar akherat ajalah, dunia pun didapat

      Hapus
  3. Emang bener ya, mudah sekali bagi Allah untuk membolak balik hati dan juga kondisi seseorang. kekayaan dan ketenaran, dalam waktu sekejab bisa berubah menjadi kebalikannya.

    Bersyukurlah orang-orang yang tetap beriman, bahkan jadi makin dekat sama Allah kala dalam kondisi terburuk dan terpuruk

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillaah di saat speechless si teman ini memutuskan berubah mendekat padaNYA

      ada juga yang memutuskan suicide.. hiks hiks... sahabat aku waktu kuliah, mana anaknya ganteng, anak orang kaya (rumahnya 3 lantai - dua rumah dijadikan satu komplek dengan kolam renang - tinggal di apartemen dan kuliah di Amerika)

      Hapus
  4. Nggak berani komen untuk cerita seperti ini karena setiap orang punya daya tahan sendiri2.

    Semoga kita KUAT jika suatu waktu merasakan sendiri berada di roller coaster seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes definitely mbak, daya tahan yang luaaarrrr biasa berbuah manis

      Hapus
    2. yes definitely mbak... aku ga yakin bisa sekuat itu .. hiks hiks

      tapi Alhamdulillah sekarang dia baik baik aja dan semakin bersyukur

      Hapus
  5. Ya Allah Teh, baca ini jadi pengingat banget... rezeki dan ujian datangnya dari yang Kuasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Armita 😣

      aku jadi tahu, saat "sedih" itu jadi pengingat sehingga ga usah terlalu sedih

      Hapus
  6. MasyaAllah... Pengen juga bisa merasakan surga di dunia... Saya masih sibuk mengejar dunia, menunaikan tugas tugas, kewajiban dan banyak hal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama mbak,ini pengingat buat aku juga sih, ngejar apaan yaaa di dunia

      Hapus
  7. Neng Tanti meni makjleb tulisannya

    Ngga mudah memang membuat keputusan seperti itu
    Tapi Allah maha adil dan maha tahu apa yang terbaik untuk hambaNya

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini beneran soalnya, mbak .. langsung tak tulis biar ga lupa hehehe

      daku copas tulisan tulisan arab dan hadits - ayat2 al quran jelas semua dari sumber yang terpercaya kok mbak

      Hapus
  8. Kalau surga dunia ajaaa uda begitu bikin bahagia dan menentramkan, surga yang sesungguhnya pasti lebih lebih berlipat lipatttttt

    Sukaaa banget sama tulisan ini, bikin berpikir sekaligus merenung

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah, mending kita kejar surga yang di sana kaaaan jadinya?
      buktinya ngejar "surga dunia" kan emang belom tentu dapat, malah ambyar

      Hapus
  9. Plaak! Tulisannya nampar banget. Makasih MakNeng remindernya..

    Memang ya tantangan hidup ini tetep harus dijalani bukan dihindari, jadi kek menjalani skenario kehidupan kaya sinetron yang pasti ujungnya kepengen ending di SurgaNya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya itu semua proses dari hidup ini, masing2 kita dalang dan lakonnya sekaligus

      Hapus
  10. Betul sekali, surga dunia adalah ketentraman dan kebahagiaan. Tanpa ada rasa sakit hati (ni kutambahkan dikit y hehehe)

    BalasHapus
  11. Setuju banget, Mak Neng. Di dunia ini bertebaran surga dan juga neraka. Keduanya bisa kita pilih. Aku sih sekarang, seiring usia yang bertambah, memilih surga aja deh. Yang bikin adem. Dari bersyukur atas hal-hal kecil, sampe menempatkan diri di circle yang bikin tentram. Semoga juga kelak kita semua bisa mencicipi surga yang abadi ya. Aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah yaaa
      yuk kita masuki majlis2 ilmu - tadarus dan mengejar surga di sana tanpa harus melupakan surga kecil kita di sini

      Hapus
  12. Pas baca judulnya aku langsung khusyuk baca. Kepo pengen tau. Isinya reminder banget.Semoga kita terhindar dari diperbudak dunia

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillaaah .. judul ngaruh ya berarti ^^ makasih yaaaa udah kepo bin khusyuk

      Hapus
  13. Saya sangat dapat pencerahan dari tulisan ini, mbak. Beberapa tahun terakhir rasanya saya dapat beberapa cobaan kelas nasional. Terkadang hati kecewa, kenapa harus saya? Tp setelah membaca ini saya kembali diingatkan apa tujuan kita hidup di dunia ini, apakah kita mengejar surga yg fana atau kita mengharapkan surga yg abadi..
    Thanks for share mbak ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah semoga setelah ini, rejeki yang berlimpah dan bertubi tubi datang menghampiri yaaa amiiin yra

      Hapus
  14. Ya Allah adem banget Mbak baca ini di jumat pagi, serasa dapet siraman rohani. Bener banget, ketentraman, kebahagiaan dan kesejukan hati tiada terkira dengan mengingat, mencintai dan merindui Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ini sedang diasah juga kepekaan aku akan cinta kepada Allah SWT

      Hapus
  15. Mba Tanti, ku merasa bahagia sekaligus adem banget deh baca tulisan ini hari ini. Apalagi pengalaman hidupnya temennya mbak yang luar biasa. Sungguh Allah mengganti apa yang udah diambil dengan yang lebih baik ya, Allah maha adil :) Ketentraman emang surga dunia banget deh mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau dirimu bahagia aku apalagiiiiu

      Hapus
  16. Subhanallah
    Postingan yang out of the box
    Gak punya kata kata untuk komentar👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍

    BalasHapus
  17. Masya Allah, tulisannya nampar saya banget. Jadi malu sama diri sendiri. Makasih banyak saya terbangunkan dengan baca tulisan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaa Allah .. tujuannya sebenarnya sharing agar menjadi pengingat diri sendiri sih mbak


      bersyukur banget bisa menjadi pengingat banyak orang juga

      Hapus
  18. Reminder bener ini Mbak
    Makasih sudah diingatkan. sibuk ngejar dunia akhirnya surga terabaikan. huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jeng Alhamdulillah..... aku juga bersyukur bisa diberi kesempatan mendengar sendiri cerita beliau

      Hapus
  19. Ya Allah ceritanya bikin merinding mba, ya Allah ada bagi yang yakin, makasih sharingnya,sungguh menguatkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya jeng,
      aku bener bener speechless pas denger ceritanya kayak dongeng

      Hapus
  20. Masya Allah banyak hikmah yang saya baca dari tulisan ini. Terima kasih sudah menuliskannya Mbak. Semoga teman blogger yang Mbak tulis ini semakin diberkahi rejekinya dan tetap senantiasa menebar kebaikan kepada anak yatim piatu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiin yaa Allah

      semakin banyak berbagi kata dia bukan semakin miskin malah sebaliknya

      Hapus
  21. Subhanallah
    Aku bergetar dan membaca kisahnya
    Pelan2 sampe khawatir ada yg kelewat
    Itu beneran kah ??
    Aku agak penasaran sama temen blogger yg punya kisah menakjubkan begini

    BalasHapus
    Balasan
    1. beneran, sedih pas dia lagi di bawah dan didepak sana sini aja sih

      mau bantu, bantu apa? ga bisa bantu hanya bantu dengerin aja

      Hapus
  22. Aku jadi ingat buku menembus rejeki atau apa gitu. MasyaAllah kok pas banget sama cerita ini ☺ tapi apa ya judul buku itu 😗

    BalasHapus
    Balasan
    1. ooh iya berarti cerita dalam buku yang dirimu baca benar, semakin banyak berbagi semakin banyak yang didapat
      .

      dan temannya Mrs A ini malah dapat pengganti rumah mewah subhanallah

      Hapus
  23. Ya Allah, limpahan rejeki karena mengetuk pintu langit ya. Masyaallah indah banget, semoga jadi inspirasi bagi banyak org

    BalasHapus
  24. Wah mb...luar biasa ceritanya. Seperti energi yang mengingatkan saya bahwa setiap ujian pasti ada akhirnya. Tergantung bagaimana kepasrahan dan doa kita kepada Yang Maha Kuasa. Ikut bahagia untuk temannya mb, beliau mampu lulus menghadapi ujiannya. Semoga selalu istiqomah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat permasalahan datang - maka yang kita butuhkan hanya satu ; SOLUSI

      itu sebabnya, kita "kejar-kejaran" dengan CARI SOLUSI ---- padahal, sama halnya seperti masalah datang - seperti itu jugalah solusi datang.

      Keduanya hadir tanpa diundang... hanya dibutuhkan pasrah dan ikhlas saat itu!

      Hapus
  25. Sedekah emang bener banget bisa menolong kita bisa menolong kita di dunia maupun di akhirat

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiin yra - jangan pernah berhenti berbagi yaaa Ra

      Hapus
  26. Ketampar banget, merasa masih terlalu fokus mengejar dunia. Ya, perlahanlah. Setiap manusia memiliki ujian masing-masing. Tapi berdasarkan pengalamanku memang saat kita ngejarrrr banget itu malah kayak ada aja gesekan dalam hidup. PAs agak selow dan berusaha seimbang dunia akhirat jadi merasa lebih ayem plus lebih terarah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya - karena pada saat masalah datang - kan kita gak minta, tuh
      begitu juga saat solusinya datang, sebenernya kita yang melonggarkan atau malah merapatkan jalannya!

      Hapus
  27. Ciciiiii keren banget temennya. sabar dan ikhlas banget sedekahnya. Aku belum sampe di tahap situ huhuhu rasanya malu sama beliau. Semoga rejekinya terus mengalir dan berkah ya

    BalasHapus
  28. Hmm.. Aku ikut bahagia n tersentuh endengar ceritanya. Semoga temen tsb hidupnya berkah selalu ya mba. Siapakah gerangan ya. Apa cm saya yg tidak tau. Hihi. Semoga kita semua mendapatkan kebahagiaan dunia spt yg mb tuliskan. :)

    BalasHapus
  29. Sabar dan ikhlasnya, masya allah . Mudah - mudahan ini bisa menjadi inspirasi yah untuk semuanya, seneng kalau baca yang mencerahkan dan memberikan muhasabah gini.

    BalasHapus
  30. Aku jadi inget kisahnya yg diceritakan sama pak bos aku mbk.
    Saat kita terlalu mengejar dunia, akhirat trbengkalai
    Saat yg kita lakukan diniatkan utk akhirat, dunia menghampiri
    Masyaallahh sekali ceritanya, mak

    BalasHapus
  31. Terima kasih banyaaak untuk remindernya mbaa.. Hidup memang penuh pilihan tapi jangan lupa untuk bersyukur dan kejar akherat

    BalasHapus
  32. MasyaAllah selalu suka deh sama cerita inspiring kyk gini.
    Hidup kyk naik sepeda di mana bannya kdng di atas kdng dibawa. Salut atas kesabaran temanmu mbak pd akhirnya ya selalu kepada Tuhan kita meminta segala sesuatu yaa

    BalasHapus
  33. Dari cerita ini, semakin yakin bahwa memang apa yang kita miliki di dunia ini hanya titipan yang akan diambil lagi suatu saat. Teman mak neng semoga menemui akhir cerita indah ya aamiin

    BalasHapus
  34. Duh jadi malu mba aku ta klo sedekah masih hitung2an,, bener bngt ya surga dunia adalah, kebahagiaan dan kesejukan hati tiada terkira dengan mengingat, mencintai dan merindui Allah.

    BalasHapus
  35. Adeeemm banget mba baca artikel ini. Jadi makin merasakan betapa kecilnya manusia di dunia ini bila tidak disertai dengan kenikmatan beribadah dan berjuang di jalanNya. Berkah selalu untukmu ya mbaaa...

    BalasHapus
  36. Banyak contoh nyata bahwa kepasrahan yang sepasrah2nya kepada Sang Pemilik Diri dan alam raya ini, sesungguhnya adalah cara jitu untuk memohon uluran tangan kuasa-Nya. Namun..., tidak semua orang mampu dan 'berani' untuk pasrah setulus hati seperti ini, ya, Ci?

    Masyaallah, speechless aku membaca cerita ini, Ci. Sungguh salut dengan teman Cici ini. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, yang ga pasrah aja dikasih, apalagi yg pasrah dan mendekat kepada-Nya, ya? Masyaallah.

    Thanks for sharing, Ci, pencerahan banget ini. ������

    BalasHapus
  37. Aku kalau baca tulisannya Mba Tanti selalu pelan-pelan, kalau pun blogwalking pasti selalu baca yang terakhir soalnya pengen khusyuk. Hehe.

    Kisah di atas bikin aku speechless sekaligus jadi reminder. Aku kadang sebagai manusia biasa juga lelah sama urusan dunia yang nggak ada habisnya. Memang salah satu cara agar tetap waras adalah pasrah sama yang Maha Kuasa. Karena semuanya yang ada di dunia nggak ada yang abadi. Terima kasih untuk postingannya Mba!

    BalasHapus
  38. Ceritanya inspiratif mabk...
    Sedekah memang banyak manfaatnya

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)