WEIGHT LOSS JOURNEY? NO, IT IS A HEALTHY JOURNEY!

Sebagai wanita yang terlahir dengan badan endomorph, which is berkarakter  "tulang besar" - dan sebagian ke bawah (panggul - paha) bohay membulat, rasanya setiap tahun aku menghadapi resolusi yang sama, deh :  Menurunkan. Berat. Badan. 

Emang ada banyaaaak sekali yang ngomong, sih, "Ah segitu mah ngga gendut gendut amat!"

"Ya wajarlah, udah emak-emak, pasti bobotnya susah turun!" 

"Yang penting kan sehat?"

Dan banyak lagi lah bisikan-bisikan yang membuat aku semakin nyaman dengan "menerima kelebihan" berat badanku. Apalagiiii.. aku itu tukang ngemil!

Sukanya kerupuk dan keripik, pula. 

Kayaknya baru dengar atau baca (apalagi, damn.. instagram itu loooh.. bertebaran visual snack renyah gurih ini!) tentang sunpia isi udang, keripik paru goreng pedas, keripik tempe judes, keripik singkong Mak Icih, keripik Sanjay, peyek kacang, keripik ubi, keripik gapit, opak .. aaah.. sebut aja semua, sel-sel otakku menjerit seolah berkejaran dengan dinosaurus, dan .. siuuut! 

Tak terasa, jari memencet tombol : pesan!


Barang datang, langsung ditata cantik di wadah kaca atau toples tupperware - dengan tujuan kalo ditata cantik, aku akan ga tega makannya. 

Salah, sodara-sodara! 

Suara kemripik renyah - dengan rangsangan asin gurih pedas, akan membuat otak seakan enggan berhenti. Aku akan mengambil penganan gurih itu lagi.. lagi dan lagi. Sampe habis tandas. Terbitlah penyesalan. 

Kelar? Belooom!

Masih ada penyakit lainnya, yaitu 
ketika aku harus nonton film di TV atau duduk di depan komputer atau sedang kejar deadline melukis atau gambar. 

Yang terlintas dengan cepat adalah bikin segelas kopi dan siap-siap cemilan! Sungguh tidak sehat sekali! Rasanya aku memberikan dorongan pada kelompok neuron di otak - untuk memberikan pembenaran terhadap hobiku yang berbahaya ini.

Yes, salahkan aja snack-nya.. 
kenapa dia bermunculan di mana-mana!


DIEEET ATUH, NENG, DIEEEEET!

“The brain needs fuel to regulate emotions,
and anger is the emotion people have the most difficulty regulating,”


Kayaknya sih, sodara dan temen-temen deket udah tau, mostly sebagian besar hidupku kulalui dengan diet. 

Mulai dari diet yang biasa-biasa aja kayak ngurangin porsi makanan, nyoba diet keto, hingga diet yang rada nyerempet bahaya; diet mayo - diet karbo - tiger diet - sampe raw food diet - Atkins Diet, military diet. 

Tujuannya apa?
Mengurangi berat badan dengan cepat. Kalo bisa, bulan ini beratnya 90 kilogram, bulan depan sisa setengah! Yang ada, emosi malah naik turun tak terkendali. Mudah marah sampe mudah bego. Hihihi.. yang terakhir paling sering sih, karena I lost nutrition a lot, dalam tempo singkat.

Apa yang terjadi?
Sesekali tubuhku merespons dengan penurunan berat badan yang cukup signifikan minggu demi minggu. Seperti ketika dengan konsisten aku menjalankan ketogenik lifestyle.  

Itu sukses sih menurut aku, dalam tempo 2 bulan, beratku turun drastis dan penyakit sendi menghilang, walau di 2 minggu pertama rasanya kek .. kek... kek apa yaaa.. ya gitu deh, ga karuan!

Apakah aku konsisten menjalankan ketogenik lifestyle yang bagus banget ini?

Bisa ditebak, aku ini orang Indonesia yang sering banget diundang liwetan, diundang makan besar dengan menu utama : Nasi, roti, dan aneka karbohidrat. Udah gitu, setiap hari yaaa itu ibu-ibu nasi uduk keliling sering nawarin jajan pasar seperti serabi, bakwan jagung, lupis. Duh!

Mana tahan menghadapi seporsi telur rebus doang, sementara yang lain ngunyah cheesecake!

Satu - dua kali ya gapapa, aku cheating. Eh... lama-lama, pola makan kembali, dan berat tubuh pun mengikuti dengan manis, nangkring lagi di angka 80 kilogram ke atas!

TERSADAR DAN BACK TO THE FIRST RULE: HIDUP SEHAT!


Setelah badan "dipermainkan" seperti yoyo, 
rasanya sedih deh, nyaris pasrah dan "Ya udahlah... gini ya gini aja," karena ternyata tubuh itu juga merespon dengan tepat, apa yang kita pikir dan rasakan. 

Ngilu sendi kembali lagi, dan aku sempat terkena ruam dan gatal di sekitar perut dan kaki. Udah diinget-inget kenapa, tapi ga ketemu jawabannya, dan ke dokter malah cuman disuruh istirahat - dikasih vitamin dan bedak tabur buat gatal! Huh! Dokter macam apa itu! 

*dilempar stetoskop

Sesudah itu, 
qadarullah karena terdampak pandemi, bisnis material dan pasir run not so good (baca : bangkrut) sehingga pak suami pun memutuskan untuk budidaya jamur aja di Cipanas. Ya ngga pindah total sih, tapi udah mulai bolak balik. 

Aku pun sesekali ikutan ke sana, wah seru juga ternyata! Nanti ya aku tuliskan di sini, tentang budidaya yang satu ini.

Karena pindah ke daerah berudara bersih, dan jarak antara rumah dan kumbung jamur sekitar 500 meter dengan tanjakan turunan, tak terasa aku jadi kayak olahraga kembali. 

Ini fotonya keliatannya area datar ya?
Padahal ini turunannya lumayan curam loh, dari pintu masuk kumbung
dan ini persis di atas sungai.

Ga cuman itu,
ya namanya tinggal di kampung, makan pun akhirnya ga pernah goreng-gorengan lagi. Makan biskuit manis manis juga ditinggalin karena... ya dapetin makanannya susah he he he...

Sehari-hari makannya paling ikan goreng  - sambel - paling sering tahu tempe dan aneka lalapan. Kebetulan ummi mertua nanam tomat dan cabe rawit, sementara serai, daun bawang dan labu siam merambat liar. 

Dan karena udara kali ya, jadi males aja ngemil terus, karena kalo ngemil kan haus, nah kalo minum terus jadinya ke kamar mandi bolak balik, dingiiin bo!



Tanpa terasa, 
itu berjalan selama 3 minggu lebih dan akhirnya pulang kembali ke Tangerang, aku kaget sendiri. BB turun sebanyak 4 kilogram tanpa aku musti susah payah mikir makan atau tidak makan, ukuran celana mengecil, dan rasanya segar di badan. 

Iseng-iseng aku melihat catatan dari aplikasi foot step  dan ternyata sehari-hari aku berhasil jalan kaki sekitar 5 ribu bahkan beberapa kali hingga 10 ribu langkah. 

MULAI BEROLAHRAGA

Foto ini diambil di Bandung,
bulan Agustus 2020 - berat  badan 84 kg


Foto ini diambil tanggal 1 Januari 2021
berat badan 75 kg 

Karena emang udah mendarah daging hobi mencatat, aku membolak balik lembaran catatan jurnal harian. 

Ternyata, ada sedikit catatan-catatan kecil, misalnya saat kondisi awal pindah ke Cipanas.  Di awal November, aku merasa napasku pendek-pendek (terengah-engah saat berjalan), sering sakit di persendian, sering pusing tanpa sebab.

Pusing ini bahkan sampai bisa membuat badan panas dingin, muter dan gemeteran. 3 hari awal di Cipanas, aku minum paracetamol sampai berkali-kali. Diare dan badan sakit semua. Sakitnya sampe sakiiit banget, mau bangun aja ga bisa.

Tapi di hari ke 4 - 5 aku membaik, badan semakin segar. Tidur bisa nyenyak. Makan juga mulai enak, dan pikiran pun berubah. Yang tadinya target turun berat badan, diet dan apalah apalah, sekarang tidak lagi. 

Yang sekarang aku jalankan adalah memulai hidup sehat saja. Turun berat badan atau belum, tidak lagi aku pusingkan. 

Ada satu kejadian yang "nampol" banget setelah itu, 
yaaaa namanya juga blogger, kami saling support (baca : KEPO) sama sosmed temen, dan aku waktu itu membaca di IG sahabat bloggerku - sahabat jalanku - Yunika Umar (ignya @ikmaar, cari deh).

Ikmar ini post di ig, kalo dia berhasil olahraga di rumah aja,
dengan catatan yang bikin merinding, yaitu squat jump, push up dll yang dalam bayangan aku olahraga kategori heavy duty!

Nah, 
akhirnya aku pun coba sana sini, cari refrensi olahraga yang nyaman untuk aku coba juga di rumah. Ya paling tepat ya low impact dulu lah yaaa....

Saat ini, 
sudah masuk ke minggu ke 2 Januari dan berarti sudah 2 bulan ini daku rutin berolahraga jalan kaki, sebisa mungkin minimal 5 ribu langkah. Setiap hari tanpa skip. Minum air putih hangat minimal 2-3 liter dan seminggu beberapa kali workout ringan.

MELAKUKANNYA DIMANA?
Nah untung ada  yang komen, jadi aku mau kasih tau, literally bener-bener hanya di rumah saja!

Itu artinya aku jalan kaki muterin meja TV - kamar - dapur dengan setel musik di komputer atau pake headset!

So - there is no reason to not doing that!

Setiap pagi, 
kuluangkan waktu 5 menit setelah membuka mata untuk tersenyum dan kemudian yang kulakukan adalah berbicara pada diri sendiri. "Selamat pagi, diriku yang sehat. Gak sangka lho, kamu bisa bertahan sejauh ini 😊. Aku bangga lho kamu kemarin memutuskan berubah.

Memutuskan memulai dari hal sederhana yang kamu sanggup lakukan, belajar lebih banyak "mendengar" tubuh, belajar mengelola ego dan belajar untuk tidak menuntut melainkan lebih ikhlas berbuat untuk kebaikan bersama. Kali ini kamu mau belajar lebih. Jadi kamu gak sok tau ngejalaninnya!

Gak mudah untuk seorang kamu untuk ngelakuin itu. Karena setahuku, kamu adalah orang yang dominan dengan ego tinggi. Segala sesuatu diukur dengan TARGET. Makanya kamu dulu juga sekaligus jadi orang yang pesimis dan mudah putus asa kalau menurutmu tidak sesuai dengan targetmu.

Terimakasih ya untuk kamu, karena kamu sudah pelan-pelan membentuk kita yang sekarang. Semoga segala perjalanan kamu bisa membuat kita jadi manusia yang lebih baik, lebih sehat, jiwa dan raga."

Konsisten... Konsisten... Konsisten

Alasan terbesar manusia (akhirnya) tidak melakukan apa-apa hanya karena mereka tidak konsisten, itu saja. 

Tadinya aku berpikir konsisten itu = 7 hari dalam seminggu atau 365 hari dalam setahun, padahal 4 hari dalam seminggu atau 200 hari dalam setahun juga termasuk konsisten lho!

At the end, aku belajar bahwa aku tidak pernah berhenti belajar 😊 

Belajar itu butuh proses. Gak perlu menuntut sempurna. Karena kita semua paham kesempurnaan bukan milik manusia kan?

Aku enjoy melakukan semua ini karena merasa nyaman dengan tubuh yang sekarang. Aku tidak lagi memasang target tanggal sekian harus di angka berat badan sekian, tidak. 
Aku hanya menikmati proses dimana aku berubah lebih baik. 

I'm not doing the weight loss journey, but more.

Oya buat kamu kamu yang juga sedang melakukan healthy journey sepertiku, bisa dibantu dengan memasang musik di Spotify untuk menemani jalan pagi (atau siang atau sore dan bahkan malam, terserah sesempatnya aja).

Aku menyetel musik dari Max Oazo atau Dua Lipa. Linknya menurut aku ada beberapa yang enak, nih. Klik aja, nanti bisa dipilih mana yang sesuai.

Untuk pola makan gimana neng?
Aku saat ini sedang melakukan defisit kalori, hanya sedikiiit saja mengurangin apa yang aku makan, that's it. Gak ekstrim diet lagi ntar bego kek kemaren....

Untuk jalan kaki dan low impact work out bisa coba didengerin dan ditonton dulu yah, biar semangat. Oya untuk workout, disarankan tidak melompat-lompat dulu, dan minimal 20 menit. Usahakan beli dumbell yang 2,5 kg buat melatih otot biar tambah .. eheeem..!

Rasanya? 
Hayah, udah pelan-pelan aja, ga kuat ya istirahat, tapi jangan berhenti yaaa! 

Ssst.. aku udah bisa push up dan half squat khusus buat orang obesitas selama 15 menit dengan diseling setiap 1 menit istirahat 1 menit loh! 

Untuk saat ini, aku sedang menjalankan 30 days low impact workout, dilanjutkan dengan 90 days transformation dan nanti baru melangkah ke 30 days fat burn and build muscles

Ini karena aku ikutan instagram Dien Limano dan Natasha Limano (biasa dipanggil Ci Mei) dan mereka membuat olahraga dan workout yang menakutkan menjadi saaangaaaat muuudaaaaah untuk dilakukan!

Oya jangan lupa setiap abis workout lakukan cooling down ya. Cooling down ini buatku seolah seperti kita berterimakasih kepada tubuh, karena telah bersusah payah latihan berat.

Itu aku cantumin juga video cooling down yang biasa aku lihat.

Kata pak suami, bang Dho tersayang, 
sekarang aku lebih semangat, lebih ga mudah capek, dan kalo keringetan abis workout bikin napsuin buahahahahhahaa *dikeplak berjamaah

Maafkan ya pembacaaaah, kali ini postingan aku curcol beneran ha ha haaaaa.. but, we never know mana tau bermanfaat yekaan...

Happy New Year, all! 
Let's begin our healthy life journey, right!




47 komentar

  1. Hahaaa, bagaikan Yoyo ya terombang ambinng itu asik kan Makneng?
    Apapun journey healthy nya semoga tetep konsisten, asik tuh workout emang cepet banget.
    padahal gerakan2nya kadang simple tapi bikin pegel2nya ampoon dan lelahnya huwoo. Lama kelamaan engga denk, badan berasa ringan dan sehat.
    Semangat sehat dan olahraga ya Makneng.

    Kalo aku suka makan jugaa, tapi tak program dan sering ajak ngobrol bodynya.
    Body, makanan apa yang kamu perlukan. Plis aku suka makan dan nyemil, minta bodyku tetep proposional dan sehat yaa. Hahaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya sekarang sedang merasakan ngga pegal pegal yang kayak baru baru aja

      Alhamdulillah.. masih bisa ngemil tapi udah ga kalap kayak dulu

      Hapus
  2. Mbaaak, aku membacanya dari tegang, ngikut alur naik turun di Cipanas, sampai senyum-senyum. Benar banget Mbak, semua itu tergantung pola pikir kita sich sebetulnya. Mau diet kek mana, kalau pola pikirnya belum ngebentuk, ya mau kek mana. Seperti aku yang bukan ngurangin gorengan ya, aku ngurangin beli gorengan, tapi masih bikin gorengan sendiri. Pas di luar dan aroma gorengan kang gorengan manggilin, aku bisa bertahan, gak goyah. Begitu pula dengan minum manis manis, dah ngurangin gitu. Tapi pas lagi lemes badan, aku minta dibuatin teh manis tapi jangan kemanisan. Suamiku juga sering banget kalau pas lagi ngobrol tu, pengen tinggal di Bogor. Nyari udara yang sejuk dan seger. Tapi aku masih memikirkan anak-anak, mereka sekolahnya gimana nantinya, hehehee. Sehat sehat ya Mbak, kalau workout aku belum konsisten,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah jadi akhirnya pola pikir aku kembali ke situ jeng Astin
      Aku kagum deh padamu yang bertubuh sangat langsing, udah gitu santuy pula. Sesekali ngikutin keinginan tubuh emang gapapa kok

      Hapus
  3. Inspiratif Mbak tanti..memang kalau bertulang besar kelihatannya gede ya meski dah berbobot kecil pun..(jangan dikeplak akunya ya..hahaha)
    Soalnya ini berlaku di keluarga besar suamiku. Dia nambah dikit aja bobotnya kelihatan gemuk...Dia juga bermasalah denagn BB selama pandemi, tapi saat niat workout lagi dah mulai balik normal ini
    Tapi beneran niat dan tekad sehat itu yang utama. Turun berat badan bonusnya. Makasih sharing videonya, Mbak..bisa nih buat referensi workout di rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Musti pasrah sama karunia "tulang besar" memang Dian
      bonus body ngebentuk aja dulu kali yaa - kalo sehat itu yang utama deh\

      Hapus
  4. Konsisten memang kunci. Sekali gak gak konsisten aja mulainya lagi suka malas. Saya sejak Lebaran, malas olahraga dan makan bulai seenaknya. Padahal tadinya seneng banget karena meskipun pandemi berhasil mempertahankan berat badan. Eh, sekarang melebar lagi. Yuk ah kita sama-sama menurunkan berat badan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeees kembali ke konsisten itu tadi Chi, karena percuma juga bermimpi sehat tapi ga mau menjalankan hidup sehat ya!

      sehat selalu yaaaa

      Hapus
  5. semangat ya mba.. aku pun punya masalah yang sama dengan berat badan. Yang pasti hidup sehat adalah misi utamaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaah dikau mau emejing mbak Indah, bisa survive dan selalu positive thinking!
      Aku padamu mbaaaak!

      Hapus
  6. Keren makneeng, saluut..aku suka jalan kaki juga tapi ngga konsisten huhu sekarang musim hujan jadi mager gimana mau turun berat badannya...aku mau contoh dirimu ahhh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oiyaaaa aku lupa .. ini jalan kakinya DI RUMAH SAJA - which is beneran HANYA DI DEPAN TV hihihii
      hayuk atuh mulai!

      Hapus
  7. Memutuskan memulai dari hal sederhana yang kamu sanggup lakukan, belajar lebih banyak "mendengar" tubuh, belajar mengelola ego dan belajar untuk tidak menuntut melainkan lebih ikhlas berbuat untuk kebaikan bersama.

    Well noted bangettt! Bismillah,aku juga mau hidup (makin) sehat di 2021.
    Makasiii inspirasinya, mak kesayangan akoooh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeaaaay! Sebuah keputusan sederhana yang dampaknya luaaaar biasaaaaa insya Allah

      Hapus
    2. Mak Neng, aku tunggu artikel tentang budidaya jamur di Cipanas. :D
      Soale, tetanggaku dulu juga ada yg bisnis jamur ini, tapi (kayaknya) ga berhasil.
      APa karena di Surabaya suhunya cenderung panas ya?

      Hapus
  8. Wah udah langsing yess
    Jadi ga sabar mau jumpa lagi seperti waktu itu di Surabaya
    Ya kalau perlu alasan membawa pesenan bukuku wkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belom langsing atuh Ammaaa tapi turun mendingan dikit

      Jauh dari BB ideal tapi sekarang udah enakan lututnya ga sakit ga ngilu kalo sholat

      Hapus
  9. Aku pas baca hampir gak percaya, itu beneran dilakukan di dalam rumah aja. Aku jd pgn ikutan ahh... Kayaknya mudah ini. Huhuu aku blm turun BBku masih stuck di angka 70an ajaaa...
    Intinya dr semua konsisten yaa, kudu konsisten..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaa itu mah cepet Olin, BB 70 dan tinggimu kan jauh di atas aku ya, dance dikit juga pasti turun

      Hapus
  10. Wohooo seru mba.. Pandemi yang mengubah banyak hal ya.. Kebayang deh situasinya dari yang agak gimana jadi seru ya mba. Bisaa hidup sehat tanpa harus diskenariokan, karena situasi yang membuat mbakneng jadi menjalani hidup sehat... Jadi penasaran dan ga sabar mau baca budidaya jamurnya... Hihi... main ke cipanas ajak anak2 main lihat budidaya jamur mba tanti ah... eh tentu setelah masa pendemi ini berlalu ya... Semoga sehat selalu ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh boleh boleeeeh
      Tapi ya gitu berhubung masih sikon ngga mendukung harus janjian jauh jauh hari kalo mau liat peternakan jamur

      Hapus
  11. Kalau BB ideal memang bikin badan fit ya..kak Tanti.
    Tapi, aku kemarin uda oke banget...giliran suami di rumah, makannya malah out of control, keknya inibalikan lagi deeh..
    Heuheu...kalau suami dinas, aku lebih bisa atur jadwal makanku.
    Dan gak dicekokin sama Boba.
    Hahhaa...

    Semangat, semoga dengan BB ideal, menjadi lebih sehat dan bahagiaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wadidaaaaaw itu godaan terbesar aku jugaaaa

      Aku paling suka yang xi bo ba caramel

      Hapus
  12. Aku tipe yang susah besar nih mak badannya. Pengen agak naik sedikit biar badannya segeran. Soalnya kalo kurus itu kulit mlh keliatan mengkerut lo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oooh iya itu tipe badan ektomorph ya kebalikan aku yang endomorph

      Berarti porsi karbohidrat harus 50 persen di piring

      Hapus
  13. Kalau saya malah ingin terlihat lebih berisi Mak, hehehe. Alhamdulillah sejak pandemi bisa naik, banyak berkebun. Udah berkebun, capek, jadi enak makan. Ya gitu deh, alhamdulillah berat badannya bisa naik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pandemi mengubah seseorang ya dan menyadarkan bahwa akhirnya kita kembali ke alam

      Hapus
  14. Eh kok sama mbaaa... aku klo diet rada ketat gitu jadi bego. Kayaknya kekurangan gizi deh lalu badan ngeresponnya jadi ga asyik gitu hehehe.. Emang paling pas tuh mengurangi jumlah makanannya aja, sedikit demi sedikit dikurangi porsinya ya. Yang penting imbangi dengan gerakan badan alias olahraga. Kalau sudah rutin, badan jadi seger meskipun ga bisa kurus kurus amat gitu kayak Maudy Ayunda. Halaaahh... :)

    BalasHapus
  15. Iyes perjalanan menuju sehat. kalau BB ideal, emang penyakit juga bakal menyingkir ya. Saya juga masih rajin nih nulis resolusi menurunkan BB. Kayaknya harus ganti deh resolusinya, menjalani hidup sehat gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku merubah resolusi karena rasanya aku zolim Ama badanku jadinya

      Mentargetkan sesuatu padahal berpuluh tahun aku tidak merawatnya!

      Hapus
  16. Kalau baca begini, serasa pengen memulai, butuh teman dan konsistensi ya mba. Sehat sehat selalu menginspirasi ya mba Tanti.

    BalasHapus
  17. bener banget kak, kuncinya adalah konsisten! konsisten! konsisten! :D

    BalasHapus
  18. Tulisan selalu menginspirasi pembaca...edukasi dan literasi bisa dipraktikkan oleh pembaca...mantul

    BalasHapus
  19. Kalo aku sekarang lagi ngurangin makan nasi putih. Karbonya kadang saya ganti dengan mi, itupun porsinya separo atau roti. Olahraga yang masih kurang nih, apalagi pas ada banjir, jadi agak sulit jalan kakinya. Kalo udah nggak banjir lagi akan dimulai deh jalan sehatnya (niat).

    BalasHapus
  20. Omaygat omaygat, mauuuu
    .
    Setuju Mbak Tanti, melakukan diet berarti mengubah gaya hidup
    Daripada ikut cara orang lain lebih baik bikin metode yang paling tepat untuk diri kita

    BalasHapus
  21. Ecieeee mbak tanti, sebelum ngomongin tema "aku pengin kurus" intinya itu kan ye? uhuuuuk. aku tu sepanjang baca tulisan mbak tanti ngakak, karena tulisan berat cem kaya gini bisa jadi hiburan tersendiri bagiku lo mbak, asli! tulisan yang lahir dari hati sanubari yang paling dalam ye, ecieeee. wkwkwkwk. Back to topic, kurus dan sehat ya mbak pada dasarnya, hal yang gak boleh dipisahkan saat orang ingin merubahnya. Gaya hidup yang benar pasti hasilnya juga maksimal. Salam bahagia dari Simbok.

    BalasHapus
  22. Versi Mbak Tanti diminta turunin BB ya, kalau aku disuruh naikin BB haha.
    Kalau aku pribadi, selama BB stabil dan masih berada dalam zona aman sesuai standar badanku, aku lebih milih fokus menjalani hidup sehat. Beraktivitas dengan normal, melakukan hal-hal yang aku sukai, dan tak lupa membuat standar sendiri atas apa-apa yang bikin aku seneng :D

    BalasHapus
  23. wah semua jadi ada hikmahnya ya mba, hidup di kampung, males ngemil dan jalan kaki hehe. Sekarang makin tirus loh mba. :) Semoga dilancarkan segala usahanya ya mba, jangan lupa bahagia. makasih sudah berbagi cerita. Dan aku sekarang mau konsisten jalan kaki :) 2021 hidup sehat!!!

    BalasHapus
  24. Iiih, pas banget nih mba sama Kangmaskuu...
    Kangmasku juga lagi rajin workout bulan ini untuk nurunin berat badan, biar makin ringan gitu katanya, cape obes mulu

    Klo aku justru pengen naikin BB, jadinya malah males klo disuruh workout, hihihi...

    Nanti aku tunjukin ke Kangamas yang 30 days of low impact workout deh...
    Thank you btw mba buat postingan curcol nan berfaedah ini :D

    BalasHapus
  25. Hahahahaha Mbak Tanti. Aku ngakak baca tulisan ini. Dari awal hingga akhir.

    Aku dulu juga sempat BB nya 75kg. Tepatnya saat hamil anak pertama. Padahal waktu masa kejayaan (baca: gadis ting ting), BB ku 46kg aja sudah rekor. Jadi bisa dibayangkan kan betapa merananya daku saat itu.

    Alhamdulillah setelah mengikuti diet FOOD COMBINING, tanpa obat apapun, perlahan tapi pasti BB saya turun. Setiap tahun sekitar 3kg dan itu permanen. Silahkan ngobrol dg saya kalau ingin tahu details rahasianya Mbak.

    BalasHapus
  26. Aku juga lagi usaha banget nurunin berat badan, tapi konsistensi itu yang berat menurutku.. sehat selalu yaa kita!

    BalasHapus
  27. Konsisten nomer satu ya mba. Awal pandemi lalu aku sempet semangat olahraga, tapi makin kesini kayak udah capek duluan mau olahraga. Ya semakin over aduhai nih bodyku mba 😂

    BalasHapus
  28. mantap banget mba bisa foot step sampai 5000 lagkah, saya tiap hari meletakkan targt 3000 langkah aja susah banget mencapai nya hihii.....
    tulisan nya pas banget sama apa yang saya jalani sekarang, senangnya berasa punya teman seperjuangan. saya baru 8 kg turun nya mba, sejak oktober sampai hampir akhir januari ini...
    masih semangat murunin 7 kg lagi hihiii..
    sekarang pun udah bersyukur banget udah bisa pakai baju ukuran Allsize, sebelumnya pakai baju ukuran jumbo mulu saya hikkss

    BalasHapus
  29. Wuih, keren deh Mak Neng. Semoga bisa konsisten ya. Aku juga nih, mau disiplin dengan salah satu resolusi 2021: Badan sehat dengan olahraga, semoga bonusnya turun BB dan langsing. Alhamdulillah, sejak akhir November udah rajin lari tiap hari, walopun cuma 2-5 km per hari. Sebenernya aku gampang turun BB dengan diet apa pun. Tapinya ya tersiksa. Sekarang aku makan apa pun, tapi jumlahnya gak banyak-banyak. Dengan lari, semua bisa kebakar deh. Palingan mau kayak Mak Neng deh. Mau nyoba senam ini itu juga. Lari aja fokusnya di kaki. Perut masih gombyor nih. :D

    BalasHapus
  30. Udah mak. Lahap aja. Gak udah diet. Hehee.. Kalau mau diet, ya diet sehat. Jangan sampai menyiksa diri.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)