WORKSHOP PENINGKATAN KUALITAS KONTRIBUTOR LAMAN SAHABAT KELUARGA : DARI DONGENG ANAK - TIKTOK HINGGA BU NINGSIH


Sentul, 9 Desember 2019.

Pukul 13.00 bbwi.

Ruang Olympic 3 di lantai 1 masih lengang ketika aku dan Elisa Koraag - yang akrab disapa Buncha- tiba.

Hari ini aku akan mengikuti rangkaian Workshop Peningkatan Kualitas Kontributor Laman Sahabat Keluarga. Workshop kali ini berlangsung selama 3 hari 2 malam, dan sekilas kulirik rundown acara, akan ada beberapa kelas yang penting buat kuikuti.


Acara dimulai dengan makan siang, tentu saja. Ruang makan Hotel Olympic Renotel sudah mulai sepi, karena kami tiba sesudah pukul 13.30. Setelah makan siang dan check in, kami bersiap mengikuti rangkaian acara pembukaan Workshop.



Workshop yang diselenggarakan oleh Kemdikbud ini, diikuti oleh 3 komunitas, yaitu Emak Blogger, Wadas Kelir dan 1000 Kata.


Dibuka oleh Pak Dede, dari Bindikkel Kemendikbud, dan diawali sesi perkenalan seluruh peserta workshop. Iya, seluruhnya gitu kenalan satu per-satu. Karena suasana memang di-setting agar berjalan serius tapi santai, ditengah keakraban seluruh peserta.


Emak gue, Makpon Mira Sahid
selalu keren




Dalam acara bincang-bincang, aku baru tau Tugas sektorat Pembinaan Pendidikan Keluarga (Bindikel) tidak sekedar mengembangkan pendidikan keluarga di satuan pendidikan. 

Direktorat yang baru berusia sekitar 3 tahun ini juga diminta terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang melibatkan keluarga.

Yang paling menjadi fokus tentu saja topik viral : 
1. Game online yang semakin mencandu. Candu game online ini menjadi pusat perhatian Kemendikbud karena bisa memicu bullying, kekerasan fisik, juga bisa merembet ke narkoba, penanggulangan pornografi, pornoaksi. 

2. Nah, topik lain yang tak kalah penting, stunting atau 1000 HPK dan, 

3. Pengawasan anak anak yang bersekolah di asrama atau pesantren.

Usai perkenalan, kami kembali ke kamar untuk bersiap-siap makan malam, dan materi penulisan kreatif. 

Penulisan Kreatif, Cara Keren Bikin Konten Keren - Bersama Pria Bertopi Flat Cap


Judulnya aja udah bikin mupeng, ya,  Cara Keren Bikin Konten, dengan pemateri Chandra Wirawan atau nama pena eh akun ig @Chawir_ .

Chandra adalah seorang jurnalis yang juga icip-icip menjadi blogger. Ia juga menekuni penulisan content creative yang membuahkan beberapa hadiah. antara lain, ia menjadi pemenang pertama lomba blogging PDAM. 

Saat ini, 
Chandra mulai merambah juga menjadi vlogger karena tuntutan industri. Itu sebabnya, materi ditambah dengan insight mengenai potensi vlogging dari kacamata kebutuhan industri.

Komunitas yang hadir di workshop ini memang jadi wadahnya para content creator. Misalnya aja Komunitas Emak-emak Blogger yang udah eksis sejak tahun 2012 dan terbilang aktif memberdayakan kaum perempuan dalam literasi digital. 


Bisa dibilang, Emak Blogger 
merefleksikan definisi menjadi "the power of emak-emak"  yang sesungguhnya, bukan emak-emak yang naik motor pasang lampu sen kanan tapi belok ke kiri.


Istilah creative writing itu sendiri merujuk pada penulisan yang “tidak biasa”. Ada inovasi dan kreativitas lain di dalamnya.

Penulisan kreatif juga dipahami sebagai penulisan yang berada di luar kelompok penulisan formal (jurnal, artikel berita, tulisan akademik) yang menuntut aturan baku yang sistematis.

Creative Writing lebih menekankan pada sisi narasi, pengembangan karakter, opini, dan gaya berbahasa yang non formal. Yang termasuk kategori creative writing:

  • novel, puisi, epik/epos (cerita kepahlawanan; syair panjang yang menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan), cerpen, naskah drama, skenario film, lirik lagu, naskah tevisi, naskah iklan, dongeng, dll.

“Writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: an experience,a text, an event.”




Contoh kasus dan cara menuangkan konten menjadi Creative writing

Chandra bercerita tentang kasus viral Bu Ningsih -seorang Youtubers yang adalah paranormal. Saking viralnya, BCA menjadikan akronim Bu Ningsih sebagai menu promo untuk : Buka Rekening, Voucher Dikasih. Ha haaaa....

Nah, terlepas dari keyword dan promosi BCA ... nulis tentang bu Ningsih di blog ini hitung-hitung mendongkrak SEO blog ini juga karena keyword “Bu Ningsih” pasti masih membahana di jagad maya.


Kunjungan ke PAUD Holistik - Bersama Aio Dongeng - Pria Bercepol 



Wait... kalian tau tidak sih artinya PAUD Holistik ? 

Saya sih jujur aja, at the first time ya no juga. 


Jadi, PAUD Holistik Integratif ini sama seperti PAUD lainnya, namun dilaksanakan secara utuh. Di sini, anak-anak juga diperiksa secara rutin oleh klinik setempat, diperiksa gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, dan perlindungan.

Tujuannya agar mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak yang dilakukan secara terpadu.



Di hari kedua ini, kami para peserta diajak berkunjung ke PAUD Holistik Radja (Raudhatul jannah) yang ada di Madang, Sentul. Di sini ada sesi mendongeng sambil kami semua mempraktekkan fotografi.

Semalam, Mast Irham memberikan sepintas tentang fotografi. Nantinya, foto kami akan dikurasi dan akan dipilih 3 orang pemenang!

Sesi mendongeng dibawakan oleh Kak Aio Dongeng atau nama panggung Mochamad Aryo Farid Zidni.

Melalui dongeng, kosakata anak menjadi bertambah, mengenalkan anak terhadap gambar dan angka, mengembangkan pola pikir dan daya imajinasi anak, serta memancing anak untuk tertarik dengan bacaan. 

Hal ini yang membuat Mochamad Ariyo Faridh Zidni, yang dikenal sebagai Kak Aio, pria kelahiran Jakarta,18 Juni 1980, menjadi seorang pendongeng. 

Baginya, dongeng merupakan tradisi yang amat kuat di Indonesia. Pesan dalam dongeng dapat mencerdaskan bangsa dan memberikan impian

“Mendongeng adalah cara mendidik yang paling menyenangkan.” Ujarnya.


Ayo Dongeng adalah komunitas dongeng yang didirikan Ariyo Zidni pada tahun 2011 di Kota Jakarta. Komunitas ini bertujuan untuk mengampanyekan kebiasaan mendongeng.

Dari foto-foto di bawah,
kita bisa melihat keseruan aksi Kak Aio ini yaaa! Bukan anak-anak saja yang suka, orangtua pun terpukau!

Padahal cerita yang disampaikan ngga ada loh. Diulang-ulang pula!




Menurut Kak Aio, tidak diperlukan kemampuan khusus untuk mendongeng. "Enggak butuh skill atau alat bantu yang gede banget. Dongeng yang menyenangkan justru enggak pakai apa-apa," sambungnya.

Sesi berbincang bersama Kak Aio pun menyenangkan. ia sangat mingle, walau kami baru bertemu, namun sudah bercanda seperti teman lama saja!


“Saya punya mimpi Indonesia adalah Indonesia yang cerdas memiliki anak-anak yang cerdas. Gemar belajar dan gemar membaca, untuk memancing gemar membaca saya melakukan hal yang saya suka, yaitu mendongeng.” pungkas pria bercepol ini.



Fotografi Session bersama Mast Irham - Pria Bertopi Pet Baseball

Usai kunjungan, peserta balik lagi ke hotel untuk ishoma, dan kami akan mulai sesi belajar serius, ama pakar fotografi, Mast Irham. 


Picture source taken from EPA
Pria muda kelahiran Solo, provinsi Jawa Tengah, Indonesia pada 02 Februari 1979 ini memulai karir sebagai jurnalis foto di surat kabar Media Indonesia pada tahun 2003.

Pada tahun 2004 ia terpilih sebagai salah satu peserta untuk lokakarya foto jurnalistik yang diselenggarakan oleh World Press Photo dan Asian European Foundation di Hanoi, Vietnam. 


Di tahun yang sama, Mast bergabung dengan agensi pressphoto Eropa sebagai fotografer staf.

Selama lebih dari 10 tahun bekerja sebagai jurnalis foto, ia telah melakukan liputan lokal dan internasional, seperti bencana Tsunami di Aceh, pemboman Bali, demonstrasi besar di Bangkok, pelepasan Aung San Suu Kyi di Myanmar, Piala Dunia FIFA dan Australia Terbuka turnamen tenis.

Bersama beberapa fotografer lain, ia merilis buku foto berjudul 'NESW' pada tahun 2014.

Mast Irham sekarang menjabat sebagai Kepala Fotografer 
European Pressphoto Agency (EPA) untuk Indonesia yang berbasis di Jakarta.

Memotret Itu, Boleh Pakai Apa Saja, Asal...

"Saat ini, semua orang adalah fotografer,"

Mast Irham membuka sesi bincang-bincang dengan kalimat ini. Grrr... seisi ruangan tertawa gemuruh.

Memang, sepertinya tidak ada orang yang sama sekali belum pernah bersinggungan dengan fotografi!

Sekarang hampir semua orang punya kamera dalam sakunya, setidaknya berbentuk smartphone. 

Fotografi bukan lagi dominasi fotografer semata. Pelajar, pekerja kantoran, arsitek, bahkan ibu rumah tangga secara aktif menggunakan fotografi dalam kegiatan mereka sehari-hari.


Mast Irham memang sudah aktif di dunia fotografi sejak duduk di bangku kuliah Fisip Universitas Sebelas Maret, Solo.

Mast Irham dan para teman fotografernya membangun 1000kata yang adalah sebuah forum bersama foto jurnalis Indonesia. 

Disitu ada Ahmad Zamroni, Dita Alangkara, Mast Irham, dan Yuniadhi Agung. 

Nama 1000kata (dibaca: seribu kata) diambil dari ungkapan yang sangat populer di dunia fotografi, yaitu a picture worths a thousand words, sebuah foto bernilai (berbicara) lebih dari seribu kata.

"Semua kamera bisa maksimal kalau kita tahu karakternya, apa yang cocok. 

Tidak usah dipaksakan, tiap kamera punya keterbatasannnya sendiri-sendiri. Ponsel ada keterbatasannya, mirrorless ada keterbatasannya, DSLR pun ada keterbatasannya juga," ucap Irham yang mengunggah sebagian hasil jepretan smartphonenya ke akun instagram @mastirham.

...Bercerita Di Balik Karya



Laiknya foto jurnalistik, maka Mast Irham mencoba berbagi tentang makna karya. Ia akrab dengan gempa bumi, tsunami dan beberapa bencana besar di dalam dan luar negeri. 

Ia salah satu dari fotografer yang diterjunkan saat tsunami di Aceh dan gempa bumi di Nias. Maksimal dan idealnya seorang fotografer hanya boleh berada di lokasi bencana 2 minggu.

Saat ia berbicara, mataku berkaca-kaca, menatap mata anak-anak piatu Aceh yang ada di kamera Mast Irham. Anak-anak itu ada di gunung, saat tsunami melanda, dan saat mereka pulang sekolah, tak satu pun tersisa....

tips saat mengambil gambar di lapangan.Untuk mengambil gambar yang baik, sebaiknya mengungkap beberapa hal:
  • paham budaya dan adat istiadat setempat
  • melibatkan "people in the news"
  • menghargai apa yang boleh dan tidak boleh diungkap ke umum
  • sabar, karena mengambil foto harus juga disertai rasa 
  • karya yang baik, adalah fokus pada satu cerita untuk dituangkan
  • Foto jurnalistik merupakan bukti otentik kesaksian pewarta foto dalam sebuah peristiwa dan oleh karenanya foto jurnalistik selamanya akan tetap kontekstual sesuai momentum dan waktunya

*sampe sini, kami mesem mesem, karena sebagian isi instagram dan medsos adalah... selfie! 


Kenalan dengan bapak Sukiman, Dirjen Bindikkel - Doktor PAUD - Pria tak bertopi

Usai Mast Irham, 
kami kembali berkenalan dengan bapak Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas Kemendikbud, bapak DR. Sukiman sebagai Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga. 

Sebelumnya, pria tersebut menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi pada Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Bapak Sukiman merintis karir sebagai pegawai negeri sipil di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 1982. Ia menyelesaikan program Doktor Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta tahun 2012, dengan kajian di bidang PAUD.

Pria kelahiran Purworejo, 15 Juni 1960 tersebut memimpin Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, sebuah satuan kerja baru yang berada di bawah Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.




Sebagai doktor yang disertasinya adalah PAUD, pak Sukiman tentu saja hapal banget dengan pola asuh dan pola didik anak jaman now.

Beliau bahkan tahu persis, akronim Mahmud Abas (mamah muda, anak baru satu) dan di sesi perbincangan kali ini, banyak diisi diskusi seru dan canda tawa.

Tadinya kupikir  kalau berhadapan dengan pejabat, apalagi pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hiiy serem gitu yaaa.. gak taunya malah seru dan memotivasi.

Beliau kembali mengingatkan akan pentingnya literasi, sebuah budaya yang tak hanya "bisa baca" namun sekaligus "membaca dengan teliti dan hati-hati" lingkungan.

Literasi adalah sebuah investasi jangka panjang. Yang tidak hanya mengharuskan adanya alokasi dana dan fasilitas yang memadai. Namun juga alokasi waktu, pemikiran dan kedisiplinan. 

Pak Dir berpesan, "Mari mulai menjadikan sharing dan diskusi sebagai bagian dari upaya membangun literasi keluarga selain membaca."


Di akhir acara, kami semua bersyukur telah mengikuti sesi berharga ini, WORKSHOP PENINGKATAN KUALITAS KONTRIBUTOR LAMAN SAHABAT KELUARGA.

Kami juga jadi mahir ber-tik tok *eeeeh










Terimakasiiih Sapa Sahabat Keluarga - dan Emak Blogger untuk undangannyaaa ^^

SALAM LITERASI 

*Foto-foto milik pribadi dan diambil dari beberapa blogger 

8 komentar

  1. Seru banget 3 hari rasanya kurang ya oma.. workshopnya syarat ilmu dan banyak ilmu tambahan tentunya hahhaa.. semoga taun depan bisa ikutan lagi yaaa..aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iyaaa seru banget, tiktok emang seru *eeeh

      Hapus
  2. Sendpict disini yg kita tiktok dong omaaa. Ya Allah pagiku terasa sangat segar baca blog nya omaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allaaah senangnyaaaa bsia menyegarkan dirimu hihihihih


      muka kita komuk semuaaaa yooooo

      Hapus
  3. Wah, seru juga ya kak workshop selama tiga hari, apalagi diselingi main tiktok..😁

    BalasHapus
  4. Very good article, very well written, I hope you stick to it

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)