WONDERFUL LIFE, STORY OF THE GIFTED CHILD, AQIL



Beberapa waktu lalu, aku berjalan-jalan dengan sahabatku Mona ke Pondok Indah. Saat melintas di sebuah gerai Sari Ayu,  mataku tertumbuk pada karya doodle kekanakan yang berwarna warni indah. 

Sebagai seorang penikmat karya seni, tentu saja kesempatan ini tak kusia-siakan. 

Ceklik .. 
ceklik.. 

Beberapa kali aku memotret karya tersebut. Mana kutahu, siang ini aku diundang ke Gala Premiere pemutaran film yang ternyata bercerita tentang kisah di balik karya doodle tersebut!

Film bertajuk Wonderful Life ini besutan sutradara yang sedang naik daun, Agus Makki dan Produser Rio Dewanto. Dengan aktris sekelas Atika Hasiholan, Lidya Kandau, Alex Abad, bisa kupastikan film ini tak mengecewakan untuk kusaksikan! 

Untunglah, aku juga mengajak keluarga untuk menonton. Dari awal hingga akhir, sebagai sebuah kesatuan, karya ini patut diberi sebuah, eh.. 2 buah jempol. Belum 4 sih.. 

The beautiful life of parenting

Film Wonderful Life dibuat berdasarkan kisah nyata yang tertuang dalam buku Wonderful Life (KPG, 2013) karya Amalia Prabowo. Buku ini bercerita tentang hubungan yang menarik antara ibu dan anak yang sangat relevan dengan masalah creative parenting (pengasuhan anak).

Wonderful Life bercerita tentang pengalaman Amalia Prabowo, ibu Aqil, seorang anak berusia 10 tahun yang menyandang disleksia (kesulitan membaca dan menulis). 

Bersama Ibunya, Aqil menjalani terapi disleksia dengan penuh keseruan dan kebahagiaan.

 Sebaliknya, bersama Aqil, sang Ibu belajar dan mengenal cara pandang baru dalam menjalani kehidupan. Kebahagiaan seorang anak adalah ketika memiliki orangtua yang bahagia.

(((Beware! This article is full spoiler! )))

Di sini dikisahkan, Amalia adalah seorang single parent dengan seorang putra. Ia terpaksa hidup dengan kedua orangtuanya yang notabene sukses. Ia sendiri juga tak kalah cemerlang kariernya. Hmm .. sounds familiar, eh?

Sayang, ujian untuk mereka bertiga adalah dari putra Amalia, bernama Aqil. 

Sebenernya ga ada yang salah dengan Aqil. Ia terlahir dengan fisik sempurna, plus ketajaman dan kecerdasan seorang seniman. 

Di sini ada karya-karya Aqil yang juga dipamerkan. Karyanya berupa doodle yang unik, bahkan beyond your imagination. Dengan warna warna ceria. 

Tadinya, aku berharap bakalan ngeliat doodle Aqil ini di sepanjang film, sayang hanya ada di beberapa scene. Terutama scene dimana gambar itu hidup dengan teknik animasi dan stop motion yang keren.

Menonton adegan demi adegan, memang cukup touchy. Atikah Hasiholan sebagai pemeran utama cukup berhasil mengaduk emosi penonton tanpa terkesan.lebay. 

Di perempat pertama, ada beberapa adegan yang cukup ganjil dan bolong di logika cerita. Misalnya saja, ketika orangtua Amalia menyebut Aqil "sakit otak". 

Oh, no

Sebagai orang yang berada dan memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, rasanya kurang tepat deh mereka judgement dan bring others to the corner like that. 

Disleksia dan autisme bukan jenis kekurangan yang tak lagi asing. Anak berkebutuhan khusus, sudah beberapa lama diakui dan tak lagi dikucilkan. 

Begitu juga dengan scene dimana Aqil berniat menggambar di tembok warnet. Duh.. masak sih, seorang ibu yang -katanya- sangat perhatian, tak bisa membelikan seperangkat alat gambar? Kan dia tahu, anaknya memiliki kebutuhan khusus untuk selalu menggambar!

Over all, aku suka, lah dengan film ini. Aku yakin, kebocoran logika cerita ini erat hubungannya dengan ... waktu dan dana! Like other Indonesian movies reasons.

So, this is recommended for one of family movies. Aku dan anak-anak sih enjoy watching it. 

Psst... jangan malah ajak anak nonton yang ada "Jangkrik boss!" nya itu!

Terimakasih buat @sahabatibu yang sudah bersusah payah ajak aku dan keluarga nonton yaa!





6 komentar

  1. Penasaran sama filmnya :D

    Sepupu ku jugak kenak disleksia, Mbak. Selama ini keluarga pikir kenapa dia gak bisa ngikutin pelajaran en males baca. Eh rupanya karena ada gangguan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya aku juga pernah ngejudge teman anakku mbak :( menyesaaaal banget aku hiks

      Hapus
  2. filmnya kayaknya kereeen ya mak...pengen nonton jadinya. Belajar jadi ortu yang lebih baik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak Insav, aku suka dengan keseluruhan.ceritanya sih, touchy banget!

      Hapus
  3. Wah..baru nih saya baca tentang film Wonderful Life. Semoga masih tayang di XXI Lombok :)

    BalasHapus
  4. Akting Atiqah dan Aqil (siapa ya nama aslinya) memang bagus. Saya pun suka dengan jalan ceritanya. Bagus filmnya :)

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)