WHERE SPICES GIVE VARIETY TO LIFE WHEN दीपावली

"Selamat siang, Ibu. Selamat menikmati sajian kuliner Diwali tahun ini," demikian sapa hangat Agustin, seorang pegawai di restoran Signature menyambut kedatanganku. Ia tampil dalam balutan busana India, salwar kamez modern berwarna jingga dan ungu dengan bordir emas. Seorang waiter tersenyum ramah. Pinggangnya dililit dhoti, sejenis sarung yang diikat, berwarna putih.
"Eksotis!" adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan suasana di resto lantai dasar Hotel Kempinski ini. Tepat di pintu masuk, kita dapat melihat beberapa buah karung yang berisi pasir berwarna-warni, ciri khas tradisi masyarakat India saat mengadakan pesta. 
Sebagai ganti bunga yang dikalungkan, untuk menghormati tamu maka seekor gajah mungil terbuat dari bunga berwarna putih -simbol cinta, kedamaian dan rasa hormat yang tulus- berdiri di atas meja resepsionis. India memang terkenal dengan filosofi yang kaya serta beragam simbol dan makna.

Aku menyimpan tas di sebuah meja yang terletak di bawah selendang berwarna-warni yang disampirkan memanjang di eternit. Suasana lengang, hanya ada sekelompok pria yang sedang rapat. Untunglah aku bertemu seorang food blogger, bernama Winda. Pintu masuk taman juga diberi tirai ringan berwarna serupa. Beberapa patung dan chandelier terbuat dari kuningan melengkapi desain interior Diwali ini. 
Semerbak rempah-rempah yang wangi menggedor urat saraf, dan aku memandang takjub penataan hidangan khas India. Ada sitar dan gramofon tua, disela-sela gentong tanah liat berisi aneka rempah-rempah, alu tumbuk berisi lada dan bubuk kunyit, serta aneka bumbu kering. Di sebuah sudut, terlihat beberapa kemasan kecil terbuat dari serat goni, berisi kacang-kacangan. Aku betah berlama-lama menikmati ambience ini, sambil membayangkan seorang pangeran India tampan menanti di ujung meja.


Untuk appetizer, aku memilih sup kacang hijau yang spicy, tapi bukan pedas cabai serta secuil roti goreng yang di dalamnya berisi irisan jahe, cabai hijau dan miju-miju (Lens esculents). Inilah makanan favorit orang India. Some like it hot..

Di meja hidangan utama ada nasi biryani yang rasanya seperti nasi kuning Indonesia, hanya saja kering dan keras. Di dalamnya ada campuran daging dan udang, tak terasa moist. Sebagai pelengkap, kutambahkan murgh kormaa (kari ayam), masala chop kambing, khatta mita sitajare (roasted chicken) berwarna karamel kecoklatan yang dilengkapi dengan aneka saus pedas, tabasco, acar dan sambal. Aku juga mengambil sedikit hidangan yang dibungkus daun pisang seperti pepes. Sengaja kuambil semua sedikit saja agar dapat merasakan aneka hidangan eksotis ini. Rasa masala dan ayam panggangnya juara!


Konon, di India sana mereka terbiasa dengan makan keroyokan di atas sehelai daun pisang! Duh, kenapa jadi inget nasi liwet Cianjur yah... Oya, dunia kuliner India Selatan yang kaya rempah ini tidak mengenal bawang merah dan bawang putih. 
Di kalangan cucu buyut Mahatma Gandhi ini, ada larangan "merampas hak hidup tanaman". Jika umbi diambil, tanaman itu otomatis tak dapat melanjutkan kehidupannya. Wow, such a philosophers...*salim sama umbi bawang*


Karena sudah pukul 14.55, maka aku segera menuju dessert corner dan
Rasgulla
mengambil sebuah rasgulla berwarna putih yang dingin, serta beberapa buah segar. Hidangan pembuka yang sangat manis ini berbentuk bola-bola putih, terendam dalam larutan gula, paneer (sejenis keju) dan biji cardamom. Disajikan dingin, sehingga menggugah selera makan. 


Dan untuk memuaskan duduk-duduk manis di sesi pemotretan sore itu, aku dan Winda mengambil aneka kue yang dihidangkan. Benar saja, usai kami membawa aneka dessert ke meja, buffet dinyatakan tutup. Silakan makan lagi nanti setelah pukul 19.00. 

Tadi sudah kusebutkan, bahwa pekan kuliner ini diadakan untuk memperingati hari Diwali atau Deepavali. Jika ada satu perayaan yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu di India, itu adalah Deepavali Festival, atau kita kenal dengan Festival Diwali.
Festival ini menandakan kemenangan baik atas buruk. Kata dalam bahasa Sanskerta दीपावली - deepavali yang berarti barisan cahaya yang menandakan kemenangan terang atas kegelapan.
Deepavali merayakan kembalinya Rama, Sang Raja Ayodhya, istrinya, Sita, dan adiknya Laksamana ke Ayodhya dari sebuah perang di mana Rama membunuh Rahwana (Ravana). Dipercaya juga bahwa penyalaan lampu melambangkan jalan cahaya yang membimbing mereka di dalam kegelapan.
Oh, ada satu corner yang menarik perhatianku. Sebuah pohon yang sarat digantungi aneka lilin. Menariknya, jika mendonasikan sejumlah uang sebesar 100K -yang diberikan kepada SD Pembangunan Masyarakat- maka kita berkesempatan memenangkan aneka fasilitas di Kempinski Hotel, dengan Grand Prize menginap semalam di Presidential Suite! Huhuuy... tak membuang waktu, aku pun membeli sebuah. Niatnya donasi looh..
Usai menikmati aneka sajian Colours Of India, aku dan Winda pun berpamitan kepada Chef yang bertugas. Sayang sekali aku tak bertemu dengan Chef Ashwani Kumar Singh yang sudah jauh-jauh terbang dari India. Beliau hanya tampil saat demo brunch time tanggal 4, 5, 11 dan 12 Oktober 2014. Buatku, tentu saja aku akan datang sekali lagi untuk menikmati tari-tarian India yang terkenal itu!


  1. Signatures Restaurant (located on the ground floor of Hotel Indonesia Kempinski)
  2. Location :  Jalan M.H. Thamrin No.1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10310
  3. Telepon : (021) 2358 3898
  4. Opening Hours :
  5. From Thursday 2 October to Friday 17 October 2014
  6. For weekend brunch or weekday lunch (12.00 to 15:00) and dinner (from 18.00 to 22.00)
  7. Price :
  8. Lunch buffet IDR 248,000 ++; Dinner buffet IDR 268,000 ++ (includes all food and teh tarik);  Brunch buffet IDR 338.000++ (includes all food and beverages); Brunch buffet with live cooking demo IDR 450,000++

5 komentar

  1. makanan India biasanya kaya rempah-rempah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, mommy Chi,
      wangi dan menggugah selera karena aneka warna!

      Hapus
  2. cantek2 ya mak,,,kapan ya aku bisa kesana,,hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Dwi, kurasa di Surabaya, Semarang, Yogya Bandung dan sekitarnya sekarang sudah banyak sekali event yang mengundang bloggers untuk hadir dan meliput loh... coba bergabung di beberapa komunitas, mudah-mudahan ada The Colors of India hadir di kota mbak Dwi yah...

      Kalau ke Indianya, mmmm......

      Hapus
  3. enaaakk-enak makanannya..
    sayaang yaa mba tanti kita kurang lebih awal datangnya..
    kesana lagiii....! hihihih

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)