RITUAL ADAT POPULER DI BALIKPAPAN


Setelah berpuluh tahun purnama, daku baru bisa mengulas budaya - ritual adat terpopuler ini. Eh, tapi kenapa Balikpapan, Neng?

Well... aku kan lahir dan besar di sana! Bahkan, konon Tanti Amelia itu juga menurut ibuku, akronim dari di Kalimantan Timur Aku Melahirkan Ia. Halah.. ya kali aja Ibuku ngarang bebas, ya beib, soalnya jaman now banyak nama berarti khusus. Ibu ga mau kudet jadi ikutan ngarang.. 

Balikpapan itu salah satu kota paling maju dengan pendapatan per-kapita terbesar di Kalimatan. Terkenal hingga kini masih melestarikan beragam budaya tradisonal. Saat berkunjung ke Balikpapan, berikut beberapa tradisi adat yang bisa kita saksikan. Jangan lupa untuk booking hotel di Balikpapan agar liburan lebih seru.

1. Erau Pelas Benua
Dalam bahasa Kutai, istilah “erau” berasal dari kata eroh yang  berarti suasana ramai yang penuh sukacita. Istilah tersebut kemudian digunakan untuk menyebut beragam perayaan pesta adat yang dilaksanakan di Kalimantan Timur.

Upacara Erau Pelas Benua merupakan perayaan adat untuk memperingati hari lahirnya Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang digelar bersamaan dengan peringatan hari ulang tahun Kota Balikpapan. Mengingat bahwa Balikpapan dahulu juga merupakan wilayah kerajaan tersebut, setiap tahun di Balikpapan digelar upacara Erau Pelas Benua.



Erau pelas Benua dihadiri oleh sultan dan keluarga besar Kerajaan Kutai, serta pemerintah dan masyarakat Balikpapan. Dalam perayaan tersebut, seluruh tamu mengikuti rangkaian upacara adat dan berdoa bersama untuk keselamatan dan kemajuan Kota Balikpapan di masa depan.

Seluruh pengunjung yang datang juga dapat menyaksikan tari-tarian tradisional. Selain itu, mereka juga berkesempatan untuk mendapatkan beragam makanan tradisional yang disajikan di atas bambu.

2. Seni Budaya di Rumah Adat Lamin


Salah satu rumah tradisional yang hingga kini masih dapat dijumpai di Balikpapan adalah rumah adat Lamin. Bangunan yang berciri khas suku Dayak ini berlokasi di Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) atau kawasan konservasi beruang madu di Jalan Soekarno-Hatta KM 23, Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara.

Di lokasi tersebut, saat datang disambut oleh beberapa orang dari suku Dayak Kenyah yang mengenakan pakaian tradisional, yakni kustin dan sapaq. Mereka juga mengenakan atribut yang lengkap, yaitu mahkota dengan bulu panjang dan perisai kayu berukiran khas Dayak.

Di rumah adat Lamin, kita bisa menyaksikan tarian tradisional di rumah adat tersebut. Di sana juga banyak cendera mata hasil kerajinan tangan penduduk Dayak Kenyah. Ini beneran asli, nih.. jangan kaget tapi kalau harganya selangit. Dapetin barangnya aja pake perjuangan dan doa.. ha ha.. becanda kok.

Kisah ini jaman duluuu, kalau sekarang pastinya para perajin sudah dialokasikan di satu tempat. Dulu, aku masih inget, untuk mendapatkan gerabah antik itu, pedagang kudu masuk dulu ke pedalaman nun jauh di sana. Udah gitu ada yang ga pulang lagi (>_<)

3. Bebuang
Selain suku Dayak, kelompok masyarakat lain yang cukup banyak mendiami kawasan Kota Balikpapan adalah suku Bugis. Meskipun berada di perantauan, masyarakat suku Bugis juga tetap melestarikan budaya daerahnya. Salah satu tradisi yang hingga kini masih dilakukan adalah bebuang.

Tradisi bebuang dilakukan dengan membuang sejumlah makanan ke sekitar pelabuhan atau dermaga. Hal tersebut dilakukan karena sebagian masyarakat Bugis percaya bahwa leluhur mereka bersaudara dengan buaya. Untuk itu, upacara tersebut dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur.

Tradisi bebuang biasa dilakukan sebelum seseorang menggelar hajatan, misalnya sebelum menggelar pernikahan atau sebelum melahirkan. Sementara itu, jenis makanan yang dibuang ke laut, antara lain: pisang, telur, makanan tradisional, dan ayam hidup.



4. Festival Adat Paser
Paser Balik adalah nama suku asli Kota Balikpapan. Meskipun merupakan penduduk asli, namun jumlah masyarakat suku ini jauh lebih sedikit daripada jumlah penduduk dari suku lain yang mendiami Kota Balikpapan.

Untuk melestarikan budaya daerah asli Paser Balik, setiap tahun pemerintah setempat menggelar festival adat Paser. Pada perayaan tersebut, pengunjung dapat menyaksikan tarian tradisional, pameran kerajinan tangan, serta menikmati aneka kuliner khas dari masyarakat suku Paser Balik.

Kota Balikpapan merupakan kota modern yang dihuni oleh berbagai suku. Itulah mengapa, budaya tradisional yang ada di Kota Balikpapan pun lebih beragam.
Kota Balikpapan kini menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup populer di kalangan wisatawan. Hotel-hotel di Balikpapan pun sangat mudah ditemukan, terlebih jika sudah menggunakan aplikasi Airy.

Dengan Airy, booking hotel di Balikpapan jadi lebih gampang. Ada banyak hotel murah di Balikpapan dengan pelayanan dan kenyamanan yang maksimal.

Selamat berwisata!

21 komentar

  1. Oalaahh, jadi tau deh akronim TANTI AMELIA :D
    Aku baru satu kali ke Balikpapan, itupun cuma 2 hari apa ya. Hufttt, nyesel deh, ngga bisa menikmati budaya yg keren ini
    kapan2 mau lahhh booking penginapan dan tiket pakai AIRY dan cuss ke sana!
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  2. Balikpapan kota yg penasaran belum aku kunjungi di Kalimantan. Baru merambah seputaran Banjarmasin dan Palangkaraya ajah. Paling jauh juga cuman nyampe Sampit :D

    BalasHapus
  3. Beberapa tahun lalu, saya pernah beberapa kali ke Balikpapan untuk urusan kerja. Dulu aja udah cukup nyaman kotanya. Pantesan aja kakak ipar saya waktu mash tinggal di sana juga betah, ya hehehe.

    Pengen lah ke Balikpapan lagi. Tapi, gak mau urusan kerjaan. Maunya bener-bener menikmati kota, budaya, dan kulinernya.

    BalasHapus
  4. Cita-citaku ke Balikpapan,,, pengen makan kepiting dandito hehehe... tapi kalau ada pawai adat gini juga pengen liat, ini budaya suku dayak ya...

    BalasHapus
  5. Orang Balikpapan toh mbak Tanti....

    Pengen juga lho aku keliling2 Balikpapan sekalian melihat budayanya. Tempo hari ke Balikpapan cuma lewat doang, karena mau ke Samarinda-nya, hehehe

    BalasHapus
  6. Pernah beberapa kali ke Balikpapan, kotanya sungguh asri, apalagi sekarang bandaranya udah cetar ulala ya, makin keren! Menarik banget tau ritual adat di tiap kota ya mbak, baru tau adat Erau ini.

    BalasHapus
  7. Wah baru tahu kalau nama mbak itu, adalah singkatan.
    Keren banget!

    Baidewei, subway,
    Aku malah belum pernah menyaksikan ritual adat di atas lho.
    Kemana saja ya aku ini?

    Yang aku tahu pesta adat Erau biasanya dipusatkan di Tenggarong, Kutai.
    Lumayan jauh dari Balikpapan, kira-kira 124km, hampir 3 jam pakai mobil

    BalasHapus
  8. Jadi penasaran deh pengen ke Balikpapan dan lihat langsung perayaan-perayaannya, pasti seru banget bisa mengenal adat dan kebiasaan daerah lain

    BalasHapus
  9. belum pernah ke Kalimantan, mba...jadi pengen deh ke sana, khususnya ke Balikpapan..

    BalasHapus
  10. Waah, ternyata nama mak tanti ada kepanjangannya. Heheheh. Keren ah mamaknya mak tanti. Btw ritual adatnya keren2 ya. Semoga selalu terawat dan terjaga

    BalasHapus
  11. Aku malajm Malah belum pernah sama sekali ke Kalimantan mak.. Apalagi ke Balikpapan, tapi baca tulisan mak serasa di sana akutuh

    BalasHapus
  12. Balikpapan ini masih kental sekali budayanya yaa, kak...
    Apakah suku Dayak tinggal di daerah khusus?
    Atau tersebar di seluruh Balikpapan?

    BalasHapus
  13. Setiap daerah memiliki ritual adat yang khas dan unik ya, Mbak
    Untuk adat bebuang, kalau yang dibuangnya ayam hidup, mungkin ayamnya bisa lari lagi ke daratan ya ...

    BalasHapus
  14. Ini seru banget ya bisa turut hadir dan lihat langsung tentang budaya dan festival disana. Aku tuh suka banget lihat acara ini.

    BalasHapus
  15. Kalau ada Festival budaya atau sejenisnya apalagi dari budaya Dayak yang sejak duku saya penasaran pengen tahu banyak, rasanya pengen cepat-cepat berkunjung ke sana Mbak.

    BalasHapus
  16. Baru Tau mba aku ada ritual kayak gini.. mudah2an bisa nih kesana dalam waktu dekat dan bisa melihat dari dekat

    BalasHapus
  17. Baru tau kalo oma lahir dan besar di Balikpapan. Kupikir orang jawa asli :D Meskipun kalau tau kepanjangan namanya kayak yg ngasal tapi jadinya bagus namanya, Tanti Amelia. Ibunya pinter nih, Oma. Laff

    BalasHapus
  18. Masya Allah budaya Indonesia emang kecce binggo ya mak.. makin jatuh cintaaa deh sama negeri sendiri..

    BalasHapus
  19. Makin kangen hidup di Kalimantan lagi setelah lihat ini
    Kalimantan memang sangat banyak kenangan
    Bahkan jenis makanannya pun ngangenin

    BalasHapus
  20. Belum pernah ke Kalimantan dan Balikpapan jadi salah satu wishlist juga. Semoga terwujuuud.

    BalasHapus
  21. Bakal tambah maju nih pokonya karena dekat dengan Ibukota yang baru. Ah gak kebayang deh Indonesia kayak apa majunya karena Ibukota udah pindah

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)