BREAK THE HABIT, BREAK THE BIAS


Apa jadinya jika di siang yang hening kedatangan dua orang tamu yang terkenal seru, cerdas serta lugas dalam berbicara?

Ramai, menarik serta sarat ilmu!

Kesan itu yang pertama kali kuterima ketika hadir di acara "Break the Habit, Break the Bias" yang diselenggarakan FWD Insurance, sebuah perusahaan asuransi FWD Insurance.

Acara yang dipandu oleh Talitha Andini Prameswari ini, dibuka dengan alunan suara merdu vokalis MOCCA, yaitu Arina yang tampil dengan diiringi gitar ukulele!

Tak lama, Ibu Desy Natalia Widjaya, Chief Financial Officer menyapa seluruh peserta yang hadir dengan “Selamat pagi!” Wah, walau hari sudah beranjak sore, aku jadi merasa semangat lagi.

Ya, tepat pada hari International Woman’s Day kali ini, FWD Life Insurance Indonesia mengadakan Virtual Event – HERoic Celebrate Women International Days 2022. Kali ini, FWD Insurance meluncurkan Internal Program Women Empowerment bernama HERoic.

Sarapan Seru, Mayoritas dan Kesetaraan Gender



Mengangkat isu yang selalu ada sejak jaman nenek moyang, yaitu kesetaraan gender, Ibu Desy mengungkapkan, bahwa FWD Insurance juga merayakan dunia inklusif yang penuh dengan wanita kuat, yang memiliki kehidupan dan hidup secara maksimal.

Menciptakan budaya yang beragam dan inklusif di dalam perusahaan raksasa, tentu saja membutuhkan semangat di mana semua orang dapat dihargai karena keunikannya dan membawa yang terbaik.

Usai ibu Desy memberikan sambutan, Talitha menyapa dua tamu yang juga adalah pembicara terkenal, Ronal Surapradja dan Ligwina Hananto.

Ligwina Hananto, seorang Financial Planner, Ibu dari tiga orang anak yang sekarang juga dikenal sebagai stand up comedian, tertawa ketika mendeskripsikan dirinya yang adalah tipikal mayoritas “Indonesia’s people mainstream” : wanita muslim, berhijab, dan Sunda!

Sebagai seorang wanita urban, hidup di metropolitan pula, Ligwina yang bersuamikan Dondi Hananto sebenarnya tak pernah merasa ada ketidak adilan secara gender. Di rumah, justru ia yang membereskan aneka “pekerjaan laki-laki”. Mulai dari AC rusak, sampai bohlam lampu yang putus!

Justru suaminya yang tak sadar, bahwa ia menerapkan pola gender itu di rumah. Pola pikir bahwa wanita itu “tugasnya” adalah di seputar dapur – sumur – kasur dan penentu semua keputusan adalah di tangan laki-laki.

Ronal Surapraja bercerita hal yang sama. Ia bersyukur dibesarkan di keluarga di mana kedua orang tuanya bekerja, dan punya ayah yang justru lihai mengerjakan beberapa pekerjaan seperti mencuci dan menyeterika.

Dibesarkan di lingkungan yang tidak membedakan peran gender sangat menguntungkan. Sebagai seorang entertainer dan satu dari tiga penyiar program "Sarapan Seru" ia berpartner dengan Tike Priatnakusumah dan Melissa Karim.

Menurut Ronal, acara berbincang sambil menikmati hidangan sarapan di area kantor radio Jak! 101 FM, sering membahas beberapa isu gender di radio. Para pendengar setia Sarapan Seru disapa secara langsung Ronal, Tike dan Melissa dengan gaya santai.

Kesetaraan Gender dan Hak Asasi



"Ma, aku pengen main layangan dong sama Dika, buatin satu ya mah?" rengek Alisa pada Mamanya.

"Sasa, kamu itu anak perempuan, gak pantes mainan kayak gitu, kamu mending mainan rumah-rumahan lebih seru." Ujar Mama Alisa. Seketika Alisa kecewa mendengar jawaban Mamanya.

Pasti kalian sering mendengar percakapan seperti ini, bukan? Percakapan ini biasa terjadi pada anak-anak usia dini. Tak terkecuali, Ligwina pernah menyaksikan sendiri isu “ketidak-adilan” bermain peran gender.

Saat itu, ia datang ke sebuah TK, dan terjadi sebuah peristiwa yang menurutnya sangat membekas hingga kini. Seorang guru, merampas mainan masak-masakan yang sedang dipegang oleh seorang anak laki-laki, dengan alasan, “Hei, kamu tidak boleh main masak-masak seperti ini!” tanpa penjelasan.

Ligwina ingat, anak laki-laki tersebut kecewa dan marah, dan ia tak mendapat keterangan mengapa guru tersebut berbuat seperti itu padanya. Sayang, Ligwina saat itu terkesima dan tak bertindak apa-apa.

Begitulah gambaran singkat tentang apa yang sering terjadi di masyarakat sekitar kita. Tak jarang, kita berdiskusi tentang diskursus kesetaraan gender di seminar-seminar, perkuliahan, dan berbagai tempat. 

Tapi seperti dikatakan Ligwina, kita justru melupakan satu hal bagaimana stereotip tersebut melekat pada orang-orang dewasa, bagaimana kesenjangan gender dalam kehidupan sosial menjadi langgeng dan susah untuk diputus lingkarannya.

Ligwina bercerita, ia pernah membuat isu gender ini tanpa ia sadari. Anak pertamanya yang laki-laki, dianggap lebih bisa masuk ke jurusan teknik, dibanding anak perempuannya. Tapi tak ia sangka, si adik perempuan ini yang sekarang justru berkecimpung di dunia teknik.


Break the bias, can we?


Pandangan dan sikap yang lebih mengutamakan salah satu jenis kelamin daripada jenis kelamin lainnya, adalah efek pengaturan dan kepercayaan budaya yang lebih berpihak kepada jenis kelamin tertentu,

Di dunia kerja misalnya, ada pendapat bahwa pimpinan sebaiknya adalah laki-laki. Sedangkan sekretaris sebaiknya perempuan. Manajer lapangan dan teknisi adalah laki-laki, sementara bagian dapur umum atau purchasing adalah perempuan, dan seterusnya.

Ini semua didasari pada pandangan atau sikap yang terlihat di dalam gagasan-gagasan bahwa laki-laki itu lebih kompeten, lebih mampu, lebih superior daripada perempuan.

Internal Program Women Empowerment Bernama HERoic



Sebagai perusahaan asuransi berbasis digital yang berbeda dengan membawa pendekatan baru, inovasi dan teknologi bukanlah sesuatu yang baru. Berbagai inovasi sudah dilakukan FWD Insurance walaupun dalam kondisi pandemi untuk terus berkomitmen mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi.

Sudah sejak awal, FWD Insurance berusaha mendobrak stigma lama dan meyakini bahwa asuransi adalah sumber kekuatan.

Selain pada masyarakat Indonesia, di dalam perusahaan, FWD Insurance juga merayakan dunia inklusif yang penuh dengan wanita kuat yang memiliki kehidupan mereka dan hidup secara maksimal. FWD Insurance menciptakan budaya yang beragam dan inklusif, di mana semua orang dapat dihargai karena keunikannya dan membawa yang terbaik.

Mereka percaya bahwa inklusivitas dan keragaman akan membantu memahami nasabah dengan lebih baik karena mereka juga memiliki beragam kebutuhan dalam hal perlindungan.

HERoic adalah program pemberdayaan perempuan yang diinisiasi oleh FWD Insurance Indonesia sebagai bagian dari strategi Diversity & Inclusion.

Program ini bertujuan untuk membangun self-awareness di antara karyawan perempuan serta memupuk kepercayaan diri mereka dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki, sehingga dapat berkontribusi secara optimal kepada perusahaan, keluarga dan masyarakat.


Program ini merupakan program yang berjalan hingga akhir tahun, dimana para partisipan, baik perempuan maupun laki-laki, dapat berkontribusi melalu berbagai program pelatihan dan pengembangan, e-learning, mentoring, serta social learning melalui sharing session dan diskusi bersama para pakar pemberdayaan perempuan ternama.

Melalui program ini juga telah bekerjasama dengan pihak-pihak eksternal yang sudah memiliki keahlian dan pengalaman mengenai pemberdayaan perempuan, tidak hanya di Indonesia namun juga secara global.

Melalui program HERoic para partisipan dapat membangun kesadaran diri, khususnya di antara karyawan perempuan agar memiliki kepercayaan diri untuk memimpin dan mengembangkan potensi mereka, tidak hanya untuk berkontribusi lebih baik demi karir mereka di FWD Insurance, namun juga untuk keluarga mereka di rumah dan masyarakat sekitar.

Data menunjukkan bahwa 44% karyawan perempuan telah menduduki level Middle Management hingga Senior Management di FWD Insurance, hal ini menunjukkan bahwa kesempatan dapat diraih oleh perempuan untuk menjadi future leaders di perusahaan.

Di dalam perusahaan, FWD Insurance mendukung dunia inklusif yang penuh dengan wanita kuat yang memiliki kehidupan mereka dan hidup secara maksimal. Dengan menciptakan budaya yang beragam dan inklusif, di mana semua orang dapat dihargai karena keunikannya dan membawa yang terbaik.

Inklusivitas dan keragaman akan membantu memahami nasabah dengan lebih baik karena nasabah juga memiliki beragam kebutuhan dalam hal perlindungan.

FWD Insurance ingin menginspirasi para perempuan Indonesia untuk berani menjadi seorang career woman, working mother, dan leader di mana pun mereka berada. Perempuan Indonesia tetap bisa merayakan hidup (celebrate living) dan dapat memegang kendali penuh atas hidup mereka.

Perempuan selalu memiliki banyak peran dalam hidup mereka. Misalnya, perempuan yang bekerja harus mengatur waktu antara bekerja dan di rumah, bahkan biasanya perempuan menjadi “Menteri Keuangan” bagi keluarga mereka.

Oleh karena itu, FWD Insurance mengajak semua Perempuan untuk dapat menghadapi tantangan sehingga setiap orang harus dapat menikmati dan merayakan hidup, mengejar passion mereka, dan meraih semua peluang yang ada.

35 komentar

  1. Aaaa suka banget sama semangat untuk mengajak perempuan menikmati dan merayakan hidup, mengejar passion, dan meraih setiap peluang dan kesempatan yang ada. Karena memang lelaki dan perempuan itu saling melengkapi, bukan atasan dan bawahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, aku kagum dengan semangat itu, dan terpikir ulang, aku memberlakukan hal itu tidak ya ke anak anakku

      Hapus
  2. Kesetaraan gender hal yang nggak habis habis ya dibahas dalam tiap event baik nasional maupun internasional. Pun kadang kalau buat aku, pere kadang tanpa sengaja ada juga yg 'menikmati' ketidaksetaraan ini .Hiks!

    BalasHapus
    Balasan
    1. sampai sekarang mbake, kita aman, nah yang di daerah gimana?

      Hapus
  3. Di dunia kerja atau sehari-hari biasanya masih suka ditemui ketidaksetaraan gender, biasanya perempuan yang sibuk menyiapkan makan-makan, acara, namun para bapak-bapak yang disilakan makan terlebih dahulu.Padahal yang capek sebenarnya lebih ke perempuan. Hehehe jadi curcol, salam hangat kak Tanti.

    BalasHapus
  4. Nah bener banget sebenarnya gak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki, hanya karena mainan boneka dan mobil itu tentunya itu bukan standar untuk membedakan juga. Haknya sama, terima kasih atas artikelnya yang luar biasa!

    BalasHapus
  5. Pembahasan kesetaraan gender dan hak asasi perempuan memang selalu hangat dan menarik ya mbak Tanti. Event yang diadakan oleh FWD Insurance ini bagus sekali agar masyarakat terutama perempuan melek berbagai ilmu dan wawasan untuk mencapai karier dalam rumah tangga maupun mengejar passion profesional. Semoga program HERoic bisa berkesinambungan. Maju terus perempuan2 Indonesia!

    BalasHapus
  6. Kesetaraan gender dari zaman dulu hingga sekarang masalahnya masih sama ya mom wanita selalu berada di bawah.Padahal wanita mampu melakukan banyak hal dengan kodratnya sebagai wanita.Melalui FWD Insurance mensuport all womens's untuk jadi career women,working mother,thanks FWD. Saya bagian dari wanita yang keseharian melalukan pekerjaan pria.Jadi tukang iya,ganti bohlam iya,hiks jadi curcol deh mom

    BalasHapus
  7. program HERoic ini sangat menarik ya mba karena membantu perempuan yang bekerja memiliki bekal yang baik untuk memerankan banyak peran dalam hidupnya

    BalasHapus
  8. anakku cewek diajarkan suamiku maenan layangan, anak cowok juga aku kenalkan boneka. selagi wajar boleh2 aja gak bias gender, kebetulan juga skripsiku tema kesetaraan gender, jadi paham deh yang sering bias itu

    BalasHapus
  9. Menarik sekali ini, break habit break bias. Setuju jika, perempuan Indonesia harusnya tetap bisa merayakan hidup dan dapat memegang kendali penuh atas hidup mereka.Inspiratif apa yang dilakukan oleh FWD Insurance ini...
    Di rumah kedua anak lelakiku, aku biasakan mengerjakan pekerjaan domestik, karena aku dibesarkan di keluarga yang Bapakku ikutan mengerjakan pekerjaan rumah tangga:)

    BalasHapus
  10. TK anak aku semuanya main masak2an mba.. happy deh lihat mereka. Kesetaraan dalam hal positif gpp kan ya. Jadinya nanti pas berumah tangga juga bisa membantu istrinya. Aku udah menerapkan ini di rumah. Siaaap graak break habit break bias. Keren kalau kesempatan wanita tidak diabaikan. Semua punya kesempatan yang sama. Perempuan juga bisa, semua berhak bahagia^^

    BalasHapus
  11. Jaman sekarang kesadaran akan kesetaraan gender makin luas dan bukan hal yang tabu lagi untuk diperbincangkan. Saya pribadi karena dibesarkan ibu dan memiliki 3 saudara kandung perempuan, justru selama ini merasa perempuan itu bisa melakukan segala hal. Jadi pas menikah gitu kayak semua2 harus saya beresi sendiri. Untungnya suami juga bukan tipe yg misah-misahin kerjaan laki perempuan. Jadi oke-oke aja kalau salah satu dari kami melakukan pekerjaan yg bagi ebagian orang gak lazim untuk gender tertentu. Enaknya jadi makin kompak ngerjain banyak hal. Gak ada acara nunggu dikerjain pasangan.

    BalasHapus
  12. ASelik, seneng bangetakutuu dgn semangat #BreakTheBias ini.
    Udah thn 2022 tapi yeahh, begitulaahh masih banyak bgt bias-bias yg mengungkung perempuan Indonesia.
    Semangaattt untuk kita semuaaaa

    BalasHapus
  13. Salut dengan ide program nya. Semoga gaung no bias ini nggak cuma muncul di saat peringatan hari perempuan sedunia aja ya tapi terua-menerus

    BalasHapus
  14. Saya pun sudah kenyang sedari dulu sering dapat komentar "Perempuan kuliah di jurusan teknik elektro?"

    Iya, emang kenapa, masalah buat Lo!

    Sayangnya, kadang-kadang para wanita sendiri yang melemahkan dirinya dihadapan para pria. Sehingga ungkapan "lady first" sering kita dengar kala berada dalam sebuah antrian/kerumunan.

    BalasHapus
  15. Loh ada mbak Talitha, lama tak jumpa (malah ngobrolin mbak Talitha). Btw aku suka banget ini lihat program yang dilakukan FWD, karena menurutku juga perempuan punya andil besar dalam keberlangsungan dalam suatu bisnis. Apalagi jika memang kantor tersebut sangat mendukung pekerja perempuan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

    BalasHapus
  16. Kadang kita tak sadar atau kadang sadar juga ya kalau membuat mana yang tepat sebagai pemimpin, selalu laki laki. Padahal. Perempuan juga punya karya

    BalasHapus
  17. Mungkin krn orang Indonesia biasa melabeli peran perempuan dan lelaki secara ga sdar kebawa juga ya di kita tapi aku berusaha break this habit juga mbak. Anak2 ga pernah kubeda2kan mau main apa aja jadi apa aja selama baik no problemo

    BalasHapus
  18. stigma kalo perempuan itu kerjanya hanya dapur kasur sumur itu memang menyakitkan.
    beruntung kalo punya keluarga yang menghargai kesetaraan gender
    sehingga perempuan bisa tetap berkarya dan berprestasi

    BalasHapus
  19. Jadi ingat, anak laki2ku saat masih balita dikritik karena suka main masak-masakan. Katanya, itu mainan perempuan.
    Sekarang, Alhamdulillah, dia malah semangat ngajakin adek perempuannya mainan masak-masakan dan diajarin step2nya

    BalasHapus
  20. Toss mbak
    Aku kemarin juga ikutan acara talkshow Break The Habit Break The Bias
    Semoga dengan mengubah kebiasaan, bisa menghilangkan bias pada perempuan

    BalasHapus
  21. Kalau aku memahami setara gender bukan posisi perempuan dan laki laki sama
    Tetap ada perbedaan karena laki-laki ditakdirkan memimpin perempuan
    Hanya kesempatan belajar dan mencari peluang untuk maju itu yang sama

    BalasHapus
  22. Mulai sekali tujuan dari FWD Insurance.
    Karena yang dibutuhkan wanita adalah dukungn, semangat juga lingkungan yang baik untuk mereka bisa berkembang sesuai dengan kegemarannya.

    BalasHapus
  23. Menarik sekali topiknya. Sering kali pembatasan peran gemder itu membuat potensi seseorang tidak berkembang. Salut deh dengan FWD Insurance yang concern terhadap isu kesetaraan gender ini

    BalasHapus
  24. Hai mom Tanti,sebagai mom yang memiliki 2 anak gadis ada kebanggaan tersendiri loh.Beberapa waktu yang lalu saya bekerja di bagian lapangan dimana jabatan dan job disc saya sejajar dengan pria.Senangnya saya tidak dipandang sebelah mata karena bisa mengerjakan pekerjaan pria.Dan kedua gadis saya ini di rumah merekapun terlatih untuk mengerjakan pekerjaan pria.Seperti ganti bohlam,rapikan pintu yang rusak,he...he..he..maklum mom anggota rumah semua perempuan ya.

    BalasHapus
  25. Kesetaraan gender ini masih jadi isu paling hot ya di kebanyakan negara Asia. Apalagi di dunia kerja. Cuma mungkin kadang ada beberapa orang yang menganggap kesetaraan gender di dunia kerja itu malah

    BalasHapus
  26. Jadi inget pernah ikut konfrensi ttg kesetaraan gender di Asia ini bersama beberapa teman kampus. Dan memang sih kesetaraan gender di tempat kerja di Indonesia itu terhitung masih rendah

    BalasHapus
  27. Women support women sih menurutku juga penting, selain kesetaraan gender itu sendiri. Tau sendiri deh komen cewek tentang cewek tuh suka serem aja bacanya hehehe.

    BalasHapus
  28. wah, aku satu geng ama bu Ligwina, beberapa perkjaan lelaki yah saya kerjakan sendiri, daripada nunggu suai kecuali yang butuh uang banyak, hahaha. yah gaklah, kayak ke bengkel, yah mesti aku bisa panggil montir, kau lebih pilih nunggu suami aja, hehehe

    BalasHapus
  29. emang ya buat menjalani program keuangan yang sehat, harus berani break the bad habit, dan bangun habit finansial yang bagus buat masa depan

    BalasHapus
  30. Bingung mau komen apa, semua sudah terwakili sama yg komentar duluan. Pemikiran semacam ini harusnya lahir dari tiap orang yang sadar bahwa jenis kelamin dan kemampuan individu nggak bisa digeneralisasi

    BalasHapus
  31. Kebetulan saya dibesarkan di keluarga yang ga kenal perbedaan gender di luar kodrat fisik tentunya. Ibu dengan santai bisa memanjat rumah untuk memperbaiki atap, sedangkan bapak dengan ringannya mencuci baju keluarga pake mesin cuci. Tidak ada pembatasan tentang ruang lingkup kerja laki-laki dan perempuan sejak saya masih kecil.

    Memang sebenarnya tak ada beda kan ya dalam menjalankan pekerjaan, entah itu lelaki ataupun perempuan. Sama-sama bisa menunjukkan kemampuan kerja yang setara.

    BalasHapus
  32. Dari zaman dulu yaa kesetaraan gender diperjuangkan. Mungkin di Kota besar udah okelah namun di beberapa daerah pendidikan buat kaum perempuan masih butuh usaha keras. Pernah baca itu masuk ke SDGs no.4.
    Sebagai orang tua kita perlu mengajarkan anak agar menghargai perempuan.

    BalasHapus
  33. Makin digaungkan terus isu kesetaraan gender nih. Artinya makin banyak yang sadar soal level pekerjaan dan kemampuan antara wanita dan pria. FWD Insurance peduli soal isu ini dalam lingkungan kerjanya juga

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)