DARI TELINGA, SEMUANYA BERMULA

Mendung menggelayut di kota Tangerang, ketika aku bergegas pergi ke Jakarta. Pagi itu, aku dan dua orang Emak Blogger mendapat undangan khusus menghadiri acara talkshow "Kenali dan Waspada, Gangguan Pendengaran Akibat Infeksi Telinga Tengah". Talkshow ini bertujuan memahami apa itu penyakit telinga tengah atau congek.

Buat awam, edukasi kali ini bertujuan agar masyarakat tahu, bahwa momentum ini bertepatan dengan Ear Care Day 2015 atau Hari Kesehatan Telinga Sedunia 2015 yang jatuh setiap tanggal 3 Maret -hmm. habis ini apa,ya? Hari KakI Sedunia? Lol. 

Bekerjasama dengan SOHO Global Health dan Rumah Sakit Khusus THT-Bedah di Jalan Proklamasi 43, digelar acara diskusi edukasi SOHO #BetterU bertema "Kenali dan Waspada Gangguan Pendengaran/Ketulian Akibat Radang Telinga Tengah".

Acara dibuka dengan sambutan oleh SOHO Global Health. SOHO Global Health adalah perusahaan multinasional yang memproduksi produk berbahan dasar natural / herbal  dan telah berusia 60 tahun. Kemudian pemberian piagam kenang-kenangan kepada Prof. dr. Zainul A. Djaafar, SpTHT-KL selaku wakil dari RS Khusus THT. Acara selanjutnya adalah penjelasan mengenai penyakit telinga tengah oleh Prof. dr. Zainul A. Djaafar, SpTHT-KL. 

Tahukah anda?
Telinga adalah organ
paling penting dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, sebelum manusia dilahirkan, sejak ia berusia 4 bulan di kandungan, organ yang pertama kali berfungsi adalah telinga. Itu sebabnya, para ibu merangsang pertumbuhan bayi melalui organ ini dengan cara mendengarkan musik klasik atau lantunan ayat-ayat suci. Bahkan, bayi lahir juga perlu diperdengarkan azan. 

Pun ketika seorang manusia menghadapi sakaratul maut, kita sering melihat banyak yang menuntunnya mengucapkan dua kalimat syahadat atau meminta maaf pada Yang Kuasa dengan membisikkannya melalui organ telinga.

Sayang sekali, organ yang penting ini seringkali diabaikan. Kenapa? Karena malu! Anehnya, sakit mata jauh lebih diperhatikan, padahal jika sakit telinga, dampaknya bisa fatal, either meningitis atau bahkan meninggal! Apalagi penderita otitis media ini biasa menyerang pada bayi hingga balita. Indikasi Otitis media adalah ketika seseorang -terutama bayi- mengalami bisulan di belakang telinga! So, beware yaaa...
 

Faktanya, setiap tahun penderita otitis media mencapai angka hingga 4,7 per seratus ribu penduduk. Uniknya, pasien tertinggi penderita congekan ini menyerang suku Aborigin! (sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41566/4/Chapter%20II.pdf)

Prof. Djaafar juga memberi banyak sekali masukan tentang cara kita 'membersihkan' telinga. Belum banyak masyarakat sadar pentingnya menjaga telinga dan memeriksakan kesehatannya dengan mengunjungi dokter THT. 
Jujur saja, aku menjaga kesehatan telinga hanya dengan sering membersihkannya menggunakan cotton bud. Etapi.. setelah datang ke acara ini, sepertinya harus diubah caraku membersihkan telinga! Nih, alasannya...
Cotton bud itu menyebabkan kotoran telinga terdorong ke dalam, sehingga bukannya membersihkan malah menyumbat. Jika hal ini sering dilakukan, maka bisa menyebabkan Otitis Media. Otitis media berasal dari kata oto - telinga dan itis - radang. Media menunjukkan yang terserang adalah di bagian tengah telinga. Jadi otitis media adalah radang di bagian tengah telinga. Nama nggak kerennya adalah congekan. 
Jadi, bagaimana cara membersihkan telinga yang baik?
Jika terasa basah, cukup menempelkan cotton bud untuk menyerap cairan, dan membersihkan di cuping telinga, bukan dimasukkan. 

Acara terakhir adalah sesi tanya jawab. Rupanya banyak sekali yang awam dengan kesehatan telinga, yah... Novi, seorang emak blogger yang baru saja punya bayi penasaran dengan mengapa telinga bayi ditiup? Nah, Prof. Djaafar mengatakan, mungkin saja itu disebabkan karena orangtua jaman dahulu ingin mengeringkan telinga bayinya. Menurut Prof. sih ngga apa-apa.

Aku sendiri menanyakan frekwensi pemeriksaan rutin ke dokter THT, namun ternyata sepanjang tidak ada masalah serius, menurut Prof. Djaafar tidak perlu dilakukan. Aku juga menanyakan tentang seberapa sering kita boleh menggunakan earphone -karena anak-anakku sekarang kan, sering banget memakainya.. eh aku juga ding.. -

Menurut Prof. maksimal 3 hingga 4 jam dengan intensitas yang tak terlalu lama dan 'sinyal' ketika kita sudah over used adalah jika kita mendengar telinga berdenging atau tinitus

Last but not least.. makan siang!  Dengan aneka lauk yang menggugah selera, aku, Novi dan Orin makan siang. Pulangnya, mas Panji menyalami kami dan memberikan goody bag yang keren. Terimakasih kesempatannya Emak Blogger dan terimakasih undangannya yaaa ^_^

Sekilas info :
Sejak tahun 2010, RS Khusus THT-Bedah KL Proklamasi membuka cabang di kawasan BSD, tepatnya di Commercial park CBD-BSD Kav. N0. 7 Tangerang Selatan – Banten. 

18 komentar

  1. Aku sering sakit telinga dulu sewaktu kecil, telingaku itu kecil banget mak :( jadi kotoran telinga susah untuk dikeluarkan karena sudah membatu, dikeluarkannya itu sakit sekali :D. Jadi memang organ telinga sangat berpengaruh sekali pada kehidupan :D hihih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduuuh.... pasti lah sakit banget, mbak! Jenis yg mengeras ini biasanya menggunakan vacuum ya di dokter THT.

      Hapus
    2. Waduuuh.... pasti lah sakit banget, mbak! Jenis yg mengeras ini biasanya menggunakan vacuum ya di dokter THT.

      Hapus
  2. Semua organ tubuh penting loch
    Oleh karena itu harus dijaga dan dipelihara karena sakit sedikit saja bisa menyebabkan kita menderita.
    Terima kasih infonya
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, pakdhe. Alhamdulillah selama ini belum pernah sakit telinga serius ya pakdhe , semoga pakdhe juga sehat selalu...

      Hapus
    2. Betul, pakdhe. Alhamdulillah selama ini belum pernah sakit telinga serius ya pakdhe , semoga pakdhe juga sehat selalu...

      Hapus
  3. Errr...aku belom nulis nih Ci hihihihi *Jangan bilang2 mas Panji yaa* :D

    BalasHapus
  4. harus pintar pintar menjaganya ya maaak...jadi inget kalau suka sembarangan ama telinga hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulai sekarang pingin periksa ke dokter THT aaah... lima tahun sekali aaaaakkk...!

      makasih mbak Indah

      Hapus
  5. kadang khawatir kalo liat kotoran di telinga anakku yang paling besar... ih, itu produksinya banyak bangeettt... baru juga beberapa hari dibersihin udah kotor lagi, tapi kalo ditanya sakit/gak, bilangnya sih gak.. gak berbau juga... itu gak apa2 gitu neng???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga papa teh Orin, asal jangan ada keluhan sakit. itu namanya luminen, dan tiap orang berbeda beda memang...

      make sure, satu saat ke dokter THT aja deh, di klinik THT ini pelayanannya memuaskan nyaman, tempatnya keren.... murah, lagi penting itu

      Hapus
  6. fiuhh ternyata bahaya ya kalau dibiarin makasih sharingnya ya maak....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita suka cuek ya, mbake... mentang mentang mendengar ...

      eh tapi ini filosofis, loh... kita mendengar aneka suara tapiiii.kitanya cuek weee.....

      Hapus
  7. Emak blogger ini kece juga ya. Sering diundang talkshow

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaaiiih.... jadi geer nih, Yoga.. sayang tante Neng sekarang kurang rajun update blog yah:( .. keasyikan nggambaaarrrr ....


      untuuuung ada Yoga yang setia menyapa! :-) makasih yaaa yogaaa

      Hapus
  8. makasih reportasenya mak jadi ikutan belajar nih

    BalasHapus
  9. makasih bos infonya dan semoga bermanfaat

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)