KADERISASI GEMA CERMAT

"Goooong! Goooong!"

Gaung gong di ruang Swabessy, pertanda sudah dimulainya kaderisasi, diikuti pemasangan rompi secara simbolis pada perwakilan masyarakat sebagai Kader GeMa CerMat oleh Menteri Kesehatan. 

Gerakan ini memang mulai digaungkan di seluruh Indonesia secara berkesinambungan oleh berbagai stake holder dalam rangka meningkatkan penggunaan obat rasional pada masyarakat.

Memang, keresahan Kementerian Kesehatan terhadap masalah penggunaan obat pada masyarakat adalah akibat kurangnya informasi yang memadai tentang obat. Aturan pakai obat sering disepelekan, sehingga tujuan pengobatan tidak tercapai.

Repotnya, pasien pasrah dan tidak tahu tentang obat yang diresepkan oleh dokter. 

Di lain pihak, lebih dari 60 % masyarakat melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi (SUSENAS). 

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menemukan bahwa 35,2 % rumah tangga menyimpan obat. 82 % obat tersebut termasuk kategori obat bebas, dan 27,8 % menyimpan antibiotik. 

Swamedikasi ini tidak disertai informasi yang memadai, mengandalkan iklan dan kurangnya supervisi dari tenaga kesehatan. Sehingga, dirasa perlu membentuk Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat atau disingkat GeMa CerMat.

Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD selaku Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaporkan, GeMa CerMat bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan obat secara tepat dan benar

Mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar TIDAK MUDAH, NAMUN BISA. 

PERAN STAKE HOLDER PADA MASYARAKAT
Untuk itu dibutuhkan kerjasama dengan berbagai stake holder. Bukan hanya institusi dan lembaga pemerintah yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat, pendidikan maupun komunikasi dan informasi. 

Tetapi juga organisasi profesi kesehatan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan serta berbagai elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha (swasta).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Nila F. Moeloek menyampaikan pentingnya dilaksanakan GeMa CerMat. Menurutnya masyarakat Indonesia bukan hanya tidak mengerti tentang obat tetapi juga bagaimana cara hidup sehat.
 Kementerian Kesehatan mengupayakan kesehatan promotif dan preventif dalam rangka mengembalikan masyarakat Indonesia untuk senantiasa sehat, tidak dibebani berbagai penyakit.

Prioritas dalam gerakan ini adalah penggunaan antibiotik secara bebas tanpa resep dokter merupakan salah satu pemicu resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik.

"Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, sesuai kebutuhan medis dan sesuai petunjuk tenaga kesehatan," tandasnya.

Obat rusak dan kadaluarsa yang dibuang secara sembarangan, bisa saja dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk dijual kembali. Atau dapat merusak lingkungan akibat zat kimia yang dikandung obat tersebut dibuang bersama limbah lainnya.

PEMASANGAN ROMPI GEMA CERMAT PADA KADER
Menkes memasangkan rompi pada Kader GeMa CerMat yang diwakili oleh komunitas masyarakat yang diwakili oleh kelompok Kader Posyandu dari Puskesmas di wilayah Jakarta Selatan, komunitas blogger dan komunitas masyarakat Bekasi Trendi (Bendi).

Kader GeMa CerMat diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dari Kementerian Kesehatan dalam melakukan sosialisasi gerakan ini dan ikut mendukung pelaksanaannya dalam berbagai aktifitas.

Menkes juga menyaksikan Simulasi Edukasi Masyarakat dalam Penggunaan Obat dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif). Simulasi ditampilkan oleh 25 orang yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu dari Kader Posyandu Jakarta Selatan, Komunitas Bekasi Trendi, dan Blogger. 

Acara Sosialisasi Pencanangan GeMa CerMat ditutup dengan Talkshow tentang Peran Stake Holder dalam Penggunaan Antibiotik Bijak oleh dr. Hari Paraton, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kemenkes RI.

Acara ini juga bertabur hadiah dan ilmu keren. Informasi selanjutnya mengenai GeMa CerMat dapat dilihat pada fan page CERDAS GUNAKAN OBAT.

4 komentar

  1. Saya bergidik sendiri mengenang kebiasaan saya dulu yg suka nelan obat warung sembarangan. Untung ginjal dan seluruh tubuh baik2 saja sampai sekarang. Iya memang harus cerdas mengenai obat ya Mbak :)

    BalasHapus
  2. Acara ini bener-bener bikin mata melek mak... Aku skrg lebih wanti-wanti dan teliti kalau ibuku minum obat.

    Dulu bapakku juga gt, minum obat banyakkkkkk bgt waktu sakit... Skrg bapakku dah meninggal... Seandainya aku tau lebih awal ya mak hemmmmmm

    BalasHapus
  3. mengkonsumsi obat-obatan memang jangan sembarangan, apalagi mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung zat kimia

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah diharapkan dengan begini makin banyak masyarakat yg sadar akan kesehatan ya makneng

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)