GAUNG GEMA CERMAT, MENYUARAKAN KEKHAWATIRAN MEDIS?

"Ada yang menyimpan obat-obatan analgesic seperti panadol, aspirin, atau obat-obat batuk pilek?
Atau ada yang malah masih menyimpan aneka jenis obat yang pernah diresepkan oleh dokter?
Gak usah malu, saya salah satunya!"
Grrr! Serempak tawa mengisi ruangan dr. Swabessy, lantai dua Gedung Suyudi, Kementerian Kesehatan Kuningan, siang itu. Gimana engga, la wong yang ngomong bu Menteri!



Ya, setengah malu-malu, kami semua mengacungkan tangan ketika Ibu Nila F. Moeloek bertanya. Rasanya, kok yaaa... "pinter" banget deh, masih nyimpen obat-obatan yang seharusnya tidak dikonsumsi sembarangan tersebut. (Pinternya pake apostrophe dan italic, so I think you know what I mean, exactly!)


Paradigmaku, kurasa sama dengan kamu... iyaaa.. kamuuu!


Umum di belahan dunia mana pun, masyarakat memang hobi menyimpan obat-obatan. Makin tinggi tingkat ekonomi dan intelektual, maka semakin banyak pula obat-obatan yang dikonsumsi. Tanpa ampun, semua obat dikoleksi. 


Saya dan ibu saya termasuk yang hobi ngumpulin aneka jenis plester, betadine, rivanol, aneka salep gatal, obat pusing, obat demam, obat pilek, obat maag sampai aneka vitamin. 


Ada vitamin A sampai Z. 


Koleksi aneka minyak gosok. 


Dari minyak kayu putih, balsam caplang, minyak tawon, minyak telon sampai minyak zaitun. Bahkan, saya pernah posting tentang koleksi saya itu di sini : http://www.tantiamelia.com/2014/04/ww-i-cant-sleep-well-without-it.html  *bangga banget yah!*


Jadi, kalau satu saat ada yang sakit ini atau anu, dengan cepat bisa diatasi. Ga pake ribet. Itu aku. Paradigmaku. Kurasa, itulah yang terjadi di alam pikiran kita semua selama ini. Ngaku!


Well.. let's rockin!


1. Boleh mengkonsumsi obat-obatan

Boleh, ga ada yang melarang. Tapi, ingat. Semakin banyak kamu konsumsi obat, semakin gampang penyakit hinggap di tubuhmu. Kenapa? Ya, karena semakin lemah juga sistem kekebalan tubuhmu.

2. Sebaiknya menggunakan resep dokter

Yup. Walopun hanya batuk pilek yang telah lebih dari 2 - 3 hari, please.. itu karena ibarat kamu memanah, tapi meleset jauuuh sekali dari sasaran.

3. Hindari antibiotik. Sebisa mungkin!
Apa? Radang tenggorokan? 
Itu kan, bukan infeksi tapi inflamasi. Gunakan sebisa mungkin makanan dan minuman yang mengandung efek soothing atau menyejukkan, seperti timun, selada air, semangka untuk menyembuhkannya. 


Bahaya menggunakan antibiotik dengan cara yang salah


Sebagai zat yang bisa membunuh atau melemahkan suatu makhluk hidup, yaitu mikro-organisme (jasad renik) seperti bakteri, parasit, atau jamur. Antibiotik tidak dapat membunuh virus sebab virus memang bukan “barang” hidup.

Dokter dengan mudahnya meresepkan antibiotik untuk bayi dan balita yang hanya sakit flu karena virus. 


Memang, gejala flu kadang membuat orangtua panik, seperti demam, batuk, pilek dan antibiotik dianggap sebagai “obat dewa”. Pasien irasional seperti menuntut dokter menjadi tukang sihir. Padahal, antibiotik tidak mempercepat, apalagi melumpuhkan, virus flu.

Imunitas 

Sejak lahir, tubuh kita sudah dibekali dengan sistem imunitas yang canggih. Ketika diserang infeksi, sistem imunitas tubuh terpicu untuk lebih giat lagi. Infeksi karena virus hanya bisa diatasi dengan meningkatkan sistem imunitas tubuh dengan makan baik dan istirahat cukup. Jadi, bukan diberi antibiotik. 

Antibiotik yang diberi tidak seharusnya kepada anak malah merusak sistem kekebalan tubuhnya. 
Yang terjadi anak malah turun imunitasnya, lalu sakit lagi. Jika dikasih antibiotik lagi, imunitas turun lagi dan sakit lagi. 

Terus begitu, dan kunjungan ke dokter makin sering karena anak tambah mudah sakit. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa yg akan datang.

Sejak beberapa tahun terakhir, sudah tidak ditemukan lagi antibiotik baru dan lebih kuat. Sementara kuman terus menjadi semakin canggih dan resisten akibat penggunaan antibiotik yang irasional.


Antibiotik atau obat-obatan adalah segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang memiliki efek menekan dan menghambat proses biokimia dalam organisme. 

Antibiotik biasanya dipergunakan untuk mengatasi rasa sakit pada organ tubuh. Namun bahaya dan efek samping obat antibiotik jangka panjang ternyata sangat mematikan.

Cara kerjanya adalah dengan menghambat pertumbuhan bakteri, serta mikroorganisme lainnya yang menjadi penyebab timbulnya rasa sakit yang berkembang di dalam tubuh seperti radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, serta infeksi sinus. 
Antibiotik juga bisa digunakan dalam proses pengobatan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur dan protozoa. 
Antibiotik yang pertama kali ditemukan di dunia farmasi adalah penicilin, seiring berkembangnya teknologi, akhirnya produk antibiotik telah banyak menjamur dan dipasarkan di era sekarang ini.
Jangka waktu seorang pasien yang harus mengkonsumsi antibiotik dan obat-obatan tergantung pada jenis penyakit yang dideritanya. Misalnya seseorang yang menderita pusing, batuk, pilek mungkin hanya akan memerlukan waktu selama beberapa hari untuk mengkonsumsi obat-obatan. 
Akan tetapi, bagi penderita penyakit kronis seperti kencing manis, TBC, pastinya akan memerlukan jangka waktu yang panjang dimana ia harus rutin mengkonsumsi antibiotik dan obat-obatan.

Berikut ini beberapa efek samping / bahaya yang bisa ditimbulkan akibat mengkonsumsi anti biotik dan obat-obatan dalam jangka waktu lama :
  • Infeksi organ intim. Hal ini biasanya terjadi pada wanita, dimana pemakaian antibiotik dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri candida secara berlebih. Dimana bakteri candida adalah sumber dari terjadinya keputihan. Biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal, keputihan, serta bau pada daerah vagina.
  • Gangguan pencernakan. Hal yang paling umum terjadi akibat mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang panjang adalah terjadinya mual, diare, kram dan nyeri pada perut.
  • Menimbulkan Alergi. Sebagian orang akan mengalami gejala ini, dimana terjadi gatal-gatal dan pembengkakakn di mulut, bibir dan tenggorokan. Terkadang muncul bintik-bintik pada kulit.
  • Gangguan fungsi jantung. Gejalanya ditandai dengan merasakan jantung berdebar-debar, sakit kepala, berkurangnya nafsu makan
  • Mengganggu sistem kekebalan tubuh. Beberapa jaringan tubuh seperti kulit, selaput lendir, dll
Untuk itu jadilah konsumen yang cerdas dalam memilih antibiotik yang anda perlukan, agar resiko-resiko berbahaya yang natinya timbul bisa terhindarkan. 
Antibiotik dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak oleh virus. 
Untuk itu sebelum menggunakan obat-obatan ada baiknya jika anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, hindari mengkonsumsi obat-obatan secara berlebih, ikutilah petunjuk atau dosis yang telah diberikan oleh dokter anda.
Terlebih lagi pemberian antibiotik pada anak-anak, haruslah sangat berhati-hati. Carilah alternative lain sebelum memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi yang dideritanya. Jangan sampai memberikan dosis antibiotik pada anak-anak sama dengan dosis untuk orang dewasa.
Beberapa keluhan penyakit yang mungkin tidak membutuhkan obat antibiotik adalah :
Infeksi virus umum yang tidak mendapatkan manfaat dari pengobatan antibiotik termasuk:
  • Panas Dingin
  • Flu (flu)
  • Bronkitis
  • Batuk
  • Kebanyakan sakit tenggorokan
  • Beberapa infeksi telinga
  • Beberapa infeksi sinus
  • Flu perut (gastroenteritis virus)
Terlepas dari kesadaran resistensi antibiotik dalam beberapa tahun terakhir, pengunaan obat antibiotik masih terjadi untuk sejumlah alasan:
  • Dokter mungkin meresepkan antibiotik sebelum menerima hasil tes yang mengidentifikasi penyebab infeksi sebenarnya.
  • Orang yang ingin cepat terlepas dari penyebab penyakit, dapat meminta dokter untuk resep antibiotik.
  • Orang mungkin minum antibiotik yang dibeli di luar negeri atau melalui Internet dengan perkiraan sendiri
  • Orang mungkin minum antibiotik yang sisa dari resep sebelumnya.
Bahaya obat antibiotik jangka panjang mungkin dapat menyebabkan berbagai kemungkinan, untuk itu harap diperhatikan dan tekankan ke dokter anda agar penggunaan antibiotik dapat digunakan seperlunya.

*Dari berbagai sumber

3 komentar

  1. Aku jarang minum obat sekarang, lebih suka konsumsi jamu. Begitu juga dengan keluarga, kalau bisa pakai sistem imun alami aja. Kalo bisa sihhh

    BalasHapus
  2. Bermanfaat banget infonya mbak! *capjempol

    BalasHapus
  3. aku minum obat makneng, obat kangen padamu yaitu ketemu..hehee. Eh serius. Sekarang saya mencoba hidup tanpa obat (jika benar-benar bisa) penggantinya istirahat dan makan yang bergizi. Saya punya vertigo yang dulu mah, apa-apa tegak obat, obatnya sebetulnya keras, namun pernah diresepin oleh dokter, beli sendiri di apotik dech. Lama-lama aku mikir, aku minum obat terus, badanku gimana ya? lama-lama kalau enggak ketahuan suami, aku enggak minum obatnya, tapi istirahat yang benar-benar bedrest, minum teh manis hangat, makan dan seneng.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)