SENSE OF MEWARNAI DAN KESEHATAN MENTAL


    Memangnya ada ya, hubungan antara mewarnai dan kesehatan mental?

    Sepertinya jadi wanita dewasa yang menghabiskan waktu dengan mewarnai coloring book itu kan.... seperti membuang waktu dengan sia-sia, ya? Apalagi jika si wanita sudah menjadi seorang istri dan ibu!

    Jika pertanyaan itu diajukan padaku dua puluh tahun lalu, aku pasti akan setengah ragu. 
  • Mengangguk, artinya aku setuju padahal aku kan menghabiskan waktuku di meja gambar. 
  • Menggeleng, berarti aku seolah sedang mencari alasan pembenaran. Ya, membenarkan waktuku yang "habis terbuang sia-sia" itu!
    Untunglah, aku dan suami berkompromi. Hobi yang kumiliki bukan "hobi biasa" karena at the end of time, hobi ini berkembang menjadi seni yang akhirnya menjadi pundi-pundi rumah tangga kami juga.

    Ya tentu saja, hobi itu kulakukan di saat anak-anak sudah terlelap tidur atau sedang di sekolah. Jadi, kegiatan ini tidak saling mengganggu. Beberapa pencapaian yang kumiliki, akhirnya berkembang menjadi bisnis yang masih aku geluti.
  

    



1. Terapi Seni Sebagai Terapi Kesehatan Mental

    Kukutip dari American Art Therapy Association, terapi seni adalah terapi kesehatan mental dengan cara :
  • membuat dan menciptakan karya seni untuk mengeksplorasi perasaan,
  • mendamaikan konflik emosional, 
  • menumbuhkan kesadaran diri, 
  • mengelola perilaku dan kecanduan, 
  • mengembangkan keterampilan sosial, 
  • meningkatkan orientasi realitas, 
  • mengurangi kecemasan dan meningkatkan harga diri.

    Basicly, Marygrace Berberian, ahli terapi seni bersertifikat dan Asisten Klinis Profesor dan Koordinator Program untuk Program Terapi Seni Lulusan di NYU mengatakan; kegiatan mewarnai bisa disebut terapi seni jika ada hubungan antara klien dan terapis.

    Bicara tentang Kesehatan Mental, seorang teman blogger bernama Sisca Dwyta asal Gowa (Sulawesi Selatan), banyak menuliskan pengalaman pribadinya di blog. Di blog bernama Kamar Kenangan ia mengulas beberapa problem dan issue kesehatan mental. 

    Tulisan-tulisannya antara lain mengulas tentang bangkit pasca depresi, post-nuptial depression (depresi setelah menikah) post-partum syndrome (sering disebut sebagai baby blues) dan lain-lain. 

2. Terapi Seni dan Mewarnai 

    Menurut Art Therapy: Journal of American Art Therapy Association, terapi seni pertama kali dipraktikkan pada tahun 1940-an dan penelitian pertama tentang mewarnai sebagai terapi seni mulai pertengahan 90-an.

    Kegiatan mewarnai memberikan banyak manfaat untuk orang dewasa seperti yang dilansir oleh thehealthy.com, antara lain:

Mengurangi Rasa Sakit dan Kecemasan

    Sebuah studi tahun 2018 dalam jurnal The Arts in Psychotherapy, mengulas pengalaman 200 orang yang dirawat di rumah sakit karena masalah medis atau operasi.

    Para peneliti menemukan bahwa terapi seni selama rata-rata 50 menit bisa meningkatkan suasana hati, tingkat rasa sakit serta kecemasan secara signifikan.

    Jadi ini menurut para ahli di Art Therapyjika seorang wanita memiliki rasa sakit atau kecemasan yang tergolong ringan, kegiatan mewarnai selama satu jam saja bisa membuat wanita merasa lebih baik dan tenang. 

Menghilangkan Lingkaran Hitam di Bawah Mata

    Bermain ponsel, tablet atau laptop sebelum tidur membuat seseorang terpapar cahaya biru dari perangkat eletronik yang memengaruhi pola tidur.

    Sebuah studi tahun 2016 dalam JAMA Pediatrics, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan perangkat elektronik pada malam hari memiliki kesulitan tidur lebih besar dan kekurangan tidur. 
Bahkan penggunaan gadget juga membuat rasa kantuk bertahan lebih lama setelah bangun tidur. 

    Karena mewarnai memengaruhi REM yang berfungsi mengatur pola tidur dan konsolidasi memori, mengganti kegiatan bermain gadget di malam hari dengan mewarnai bisa sangat membantu relaks.


Membantu Menjaga Ketangkasan

    Kegiatan mewarnai juga membantu mempertahankan ketangkasan. Kegiatan sosial yang mengajak orang-orang berusia lanjut dalam kegiatan mewarnai, akan membuat bahagia dan sehat secara mental.

    Hal ini tentu karena saat mewarnai, seluruh sensorik dan motorik akan diaktifkan. Memilih warna, mewarnainya (yang bikin pegel, terus terang aja) dan menimbulkan sense of art, yang berbeda di setiap pribadi.

Membantu Menenangkan Pikiran

    Gerakan dasar mewarnai yang berulang-ulang, melibatkan bagian-bagian korteks serebral sambil merelaksasi amigdala, pusat rasa takut otak yang bisa memengaruhi pilihan warna seseorang.

    Menurut sebuah studi tahun 2015 dalam jurnal Frontiers in Psychology mengungkapkan warna-warna dingin seperti biru dan hijau dapat membangkitkan ketenangan. Sedangkan warna-warna panas seperti merah dan oranye dapat memberi energi.

Bagaimana Jika Aku Tidak Bisa Mewarnai?

    Pertanyaan ini biasanya dilontarkan oleh orang-orang bermental sehat tapi yang berjiwa perfeksionis dan plegmatis. Nih ya kujawab sependek pengetahuanku sebagai coach doodle.

    Sense of mewarnai itu akan berkembang dengan sendirinya justru setelah kita mewarnai!

    Cerita pengalaman sedikit. 

    Aku pernah punya teman wanita yang memiliki riwayat pernikahan yang tak menyenangkan, sehingga ia harus memutuskan berpisah dengan hanya membawa baju di badan, serta anak dua perempuan yang masih kecil-kecil (kalau tak salah usia anaknya saat itu 11 dan 9 tahun).

    Ia harus berjuang sendirian, dan sempat merasa overwhelming hingga akhirnya depresi.

    Untunglah, adik kandungnya seorang yang mengerti tentang seni, karena anaknya juga seniman. Ia mendapat hadiah dari adik kandungnya, seperangkat alat mewarnai dan buku mewarnai yang termahal. 

    You know what? 

    Hadiah yang sudah ia terima sejak kurang lebih 8 tahun lalu itu, bahkan lebih  mungkin ya,  hanya diwarnai di halaman pertama kedua saja, itupun tidak penuh... hahhahahaa...

    Apa katanya? 

    Tepat. Sebagai seorang yang mengagungkan kesempurnaan, ia mengatakan, "Aku mau tahu dulu cara mewarnai yang baik dan benar sebelum memulai." Dan, anda benar.... hingga detik ini peralatan itu tidak dia gunakan! Which is sebagai tukang doodle yang hobi dengan mainan warna, daku ngiler bin mupeng!
 Sempurna is good. Tapi dunia seni (bahkan bisnis) tak mengenal kata sempurna. Ketidak sempurnaan itu sendiri yang membuat sebuah karya sempurna.
    Jadi, kamu termasuk orang yang mana? Yang menunggu sempurna atau mulai saja dulu?

2 komentar

  1. Coloring bisa jadi salah satu cara terapi jiwa ya, Mbak. Jadi mewarna ya mewarna aja nanti keluar sense-nya? Ga usah nyontek pantone? wkwkwkkw.

    Daku biasanya nggambar random kalo pas gabut, entar deh ngeprint gambar buat mewarnai.

    BalasHapus
  2. Saya baru tahu kalau mewarnai bisa menjadi sebuah terapi bagi jiwa. Tapi memang sih kalau mewarnai itu relaxing ya. Beneran bikin anteng dan bikin hati bahagia. Ternyata ada terapi khusus seperti ini. Bagus juga buat menyembuhkan jiwa-jiwa yang bersedih.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)