BERAPA HONOR ILUSTRATOR DAN BAGAIMANA SKEMA KERJANYA?


1. Bukan Ilustrator Pro
Sebagai ilustrator yang "tercebur" secara tiba-tiba, saya sering -eh, sombong!- maksudnya beberapa kali ditanya tentang fee atau honor sebagai ilustrator. 

Kadang saya bingung juga jawabnya. Mau nyebut angka sekian, kok kayaknya ga pantas. Tapi kalau gak nyebut angka, lah itu kertas watercolor atau mix media plus cat, marker, pensil gambar yang kudu minimal 8B dengan merek tertentu itu... sopo sing beli'no? Mbahmu? Kebetulan mbahku udah ga ada semua sih, jadi yo njaluk duwit belanja mas bojo, hehehe...



Lagi pula, saya tuh termasuk orang yang kekeuh menggunakan gambar manual. Pake pensil biasa, kertas, ya pokoknya segala sesuatu yang biasa -biasa saja. Entah kenapa, koneksi antara saya dan wacom hingga kini belum terjalin mesra. 

Jadi, kalau diminta untuk meng-ilustrasi gambar, saya suka malu-malu. Ga pede. Saya ga bisa (dan gak mau, kayaknya) menggunakan digital tools

Entah sampai kapan. 

Masuk akal kan, kalau saya ngaku bukan ilustrator yang pro dan tidak berani coba-coba menceburkan diri di komunitas ilustrator. Malu.. ha ha ha..

Murni, saya hanya suka menggambar atau melukis, karena impian saya satu saat adalah memiliki ajang buat pamer karya sendiri. Dan itu tidak mudah. Keinginan saya berbanding terbalik dengan kemampuan menggambar! Saya terus dan terus masih harus banyaaaak... belajar!

Adalah seorang mas Harry Adhie - ilustrator ini sepupu saya- yang memberikan dorongan pertama kali untuk bisa menulis dan kemudian menggambar.  Setahun kerja di majalah online Halo Nanda, akhirnya saya ngeblog sendiri. Mulai "pamer" kebisaan doodle dan akhirnya dipercaya bikin workshop sendiri. Alhamdulillah.

Lalu, tercebur ke dunia ilustrasi buku anak, gimana ceritanya? Itu andil besarnya tentu saja dari Komunitas Penulis Bacaan Anak, dan ada tiga, empat orang eh, banyak malah yang berjasa banget. Salah satunya mas Bambang Irwanto yang kerap saya sapa mas Baim, dan satunya mas Bambang Pribadi yang mempercayakan mencetak buku bergambar mewarnai saya, Samantha The Hat Girl.




Lalu ada juga beberapa perempuan hebat yang turut andil menceburkan saya di dunia yang saya cintai ini, satunya Astri Damayanti yang meminta saya mengilustrasi buku FUYA untuk Japan Foundation yang diterbitkan di negara matahari terbit, Jepang.

Sejak awal nekad terjun ke forum, ada nama Dian Onasis yang saya sapa uni, (padahal usianya di bawah saya). Uni Dian ini rajiiiin banget promosikan plus support saya, duh terharuuuuuuuu.... 

Untuk buku yang sedang in process, ada seorang ilmuwan lain. Kalau kenal mbak yang satu ini, meleleh deh ... Orangnya baiiiikkkkkk banget dan friendly. Mbak Diajeng Laraswati yang nama penanya De Laras. Aku membuat beberapa buku bersamanya.

Satu lagi perempuan hebat, adalah sahabat lama di SMANSA, Rachmawati Busri. Aku memanggilnya Acil. Beliau adalah seorang pejabat tinggi di sebuah BUMN di Samarinda. Saat aku sedang di titik minus, beliau ini tak henti menyuntikkan semangat, dan memberikan dorongan super keras hingga aku percaya pada mimpi-mimpiku menjadi ilustrator. 





Ga lupa .. dukungan keluarga tentu saja yaaa. Yang kasih penilaian, kritik pedas dan saran. Ketjuups 😍

Ya pokoknya banyak deh, yang namanya kalau disebut satu satu berasa lagi bikin pidato saat terima piala Oscar!

Terimakasih tak terhingga untuk semuaaaa..

2. Ilustrator dan penulis itu harus soulmate, ya?

Yap.
Soul mate penulis buku -terutama buku anak- adalah ilustrator. Tanpa ilustrator, visualisasi cerita anak akan kurang greget, katanya. Eh, tapi ini tidak berlaku untuk Harry Potter ya? Berlaku, kok. Harry Potter semakin terkenal ketika bukunya dijadikan film. Begitu juga Laura Ingalls Wilder. Etc etc.

Ngomongin soal soulmate,

sebagai ilustrator saya kadang masih suka moody. Jika penulisnya klik, entah kenapa saya cepat sekali menyelesaikan tugas. Ngobrolnya juga udah pasti uenak dan sehati gimanaaa gitu... 

Idenya pun segudang. Bergerumbul, bertangkai dan berputik. Saya tinggal memetik tangkai-tangkainya untuk kemudian menjelma menjadi gambar kurcaci lucu yang sedang menanya jalan, atau peri bergaun hijau yang sedang tertidur nyenyak di rumah bunga tulip dengan putik sari keemasan.



Bagaimana dengan penulis yang tidak "klik"? 
Alhamdulillah, so far masih banyak yang klik timbang enggaknya. Tinggal seduh kopi panas, duduk manis dan jadi deh berlembar-lembar ilustrasi. 

3. Berapa sih, fee ilustrasi itu?

Oya, ada masukan dari beberapa teman penulis buku anak terkait fee atau honor ilustrasi. Ini niatnya berbagi agar menjadi gambaran buat teman-teman yang ingin ikutan tercebur di dunia perbukuan, yaa.. 

Honorarium untuk ilustrator itu bervariasi. Di Indonesia, jika ilustrator menggunakan gambar digital sederhana (yang dimaksud sederhana ini, pake banget loh ya) bisa dimulai dari Rp. 50.000,- per lembar single. Hal ini karena ilustrator yang menggunakan digital tools seperti wacom atau lainnya, memiliki salinan yang tinggal diubah sesuai keinginan.

Untuk ilustrasi yang lebih rumit bisa mencapai Rp. 500.000,- per lembar single. Harga lembar spread-nya biasanya dikalikan dua dari single. 

Yang dimaksud "single" adalah ilustrasi berbentuk satu halaman, sedangkan lembaran "spread" adalah lembaran yang berjumlah dua halaman yang digabungkan. 

Untuk tarif dasar honor ilustrasi buku anak (minimal 10 lembar) saya biasanya menerapkan @ Rp.100.000 hingga Rp.150.000 per-lembar  untuk ukuran kertas A4 dan sesuai kesepakatan untuk ukuran kertas A3. 


Spread sheet, sebuah ilustrasi yang terdiri dari 2 lembar


Single sheet - hanya berupa 1 lembar


Tentu saja ini berdasar kesepakatan juga. Bisa jadi, kalau yang diminta gambar ukuran A3, tidak usah 2 lembar juga cukup. Tentu saja harganya disesuaikan dengan ukuran kertas, ya.

Untuk cover buku, tentu saja beda dengan ilustrasi isi, kecuali si Penulis ingin itu saja yang untuk cover. Minimal harga cover buku adalah Rp. 500.000,- dan bisa di revisi. 

Sebagai masukan (lagi) saya pernah mendapat fee sejumlah 10 - 20 kali lipat harga di atas untuk order di beberapa buah perusahaan. Yup, sekali lagi, ini semua tergantung kesepakatan \(^^)/ 

Saya sih percaya bangeeet rejeki udah ada yang atur! Tapi ya ga kayak foto screen shoot di bawah ini yaaa... kalau orangnya kayak gini, mmm...... 

PS. ...... No comment




4. Bagaimana jika ada kesepakatan dengan penerbit?
Kalau kerja sama dengan penerbit, biasanya keduanya sesuai dengan kebijakan penerbit. Ketika penerbit setuju menerbitkan naskah kita, penerbit menjelaskan tentang royaltinya. 


Skemanya bisa dibuat dalam bentuk:

  • Penulis mendapat 50% dari royalti, sedangkan ilustrator dibayar putus oleh penerbit. Skema ini, sejauh pengalaman saya, adalah skema yang paling menguntungkan untuk semua pihak; penulis maupun ilustrator.

  • Penulis mendapat 100% royalti. Honorarium dibayar putus oleh penulis. Honorarium ilustrator adalah biaya yang besar untuk beberapa penulis tanggung secara pribadi.

  • Share royalti: penulis mendapat 50% dari royalti yang diterima, ilustrator juga mendapat 50% dari royalti. Catatan: biasanya sedikit sekali ilustrator yang bersedia menjalin kerja sama dengan skema seperti ini. Hal ini dapat dimengerti, apalagi bila penjualan buku terhitung lambat.

  • Penulis menerima 60% - 75% dari royalti. Honorarium ditanggung oleh penerbit. Biasanya, skema ini digunakan oleh penerbit yang mempunyai ilustrator sendiri.

Nah, bagaimana? Membantu tidak keterangannya? Semoga membantu yaaa...

83 komentar

  1. Ini Mak Tanti fokus ke Ilustrasi buku yah. Aku kadang kalau bikin design aja juga serba salah misal mau kasih harga hhehee. Ntar takut kemahalan atau kemurahan, jadi pakai standar dan masih tanya sana sini hehee

    Woh... Ada ya org yg ngeremehin tugas seorang ilustrator? Sedih heuu. Padahal bikinnya beneran itu, bukan asal Corat coret aja hheheee..

    Maacih Sharingnya Mak Tanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Rohmah aku fokus di ilustrasi buku anak. Soalnya menyenangkan

      Miris ya bacanya. Sekedar gambar sih emang, tapi .... Huhuhuhu

      Iya kasih design sesuai kesepakatan aja

      Hapus
  2. Nah iya setuju pakai banget illustrator sama penulis harus soulmate. Kalau gak sehati gambarnya bisa gak jadi jadi. Ada aja salahnya.
    Anyway ini informasi nya lengkap banget sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasaaaa hasil ngintip sana sini plus "experience" yang begitulah

      Hapus
  3. Bagus gambar doodle nya mba tanti, omg so cute.. btw gede juga ya mba honor ilustrator nya, sayang ku ga bisa gambar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Asti menekuni bidang yang kita cinta emang ga ada matinya ya. Kalau honor mah sekali lagi tergantung rejeki. Kadang juga ada yang ga bayar kok ..

      Hapus
  4. Aku suka banget kak sama gambar-gambarnya.
    Berharap suatu saat nanti anakku bisa menekuni dunia seni juga.
    Karena dari kecil memang hobinya gambar.

    Kak Tanti...
    Yang komen jahat itu minta di tenggelamkan sama Bu Susi...tuh.
    Huh!
    Maaf, kak...ikutan KZL baca tulisannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Dipupuk aja terus ya Lendy, dibelikan aneka kertas dan marker atau crayon dan pensil gambar karena emang stimulus pertama dari ketertarikan dengan kertas dan aneka warna tersebut

      Hapus
    2. Hahahahah iya itu orangnya agak tidak menghargai orang lain

      Hapus
  5. Aku gemes banget mbak tanti sama gambar-gambarnya, so kiyuuut..semoga ada rezekiku ya bisa bikin buku anak yang ilustratornya mbak Tanti..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allaaah aku tersanjuuung! Amiiin mbak Dedew! AKu fans beratmu sejak Anak Kos Dodol pertama kali loh

      Hapus
  6. Sangat membantu sekali mak tanti...hehehe.
    Tapi sejak dulu suka banget dengan gambarnya mak tanti bahkan pernah belain ikut workshopnya di museum tekstil, tapi dasar ngak bakat gambar hasilnya bikin saya pingin menghilang karena super jelekkkk eh tapi masih saya simpan lho sampai sekarang...hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhaaha, membantu ya, alhamdulillah.. alamak, dilatih aja terus pasti bisa loh mbak Mutia. Thanks ya komennya, daku malu jadinya

      Hapus
  7. Ajarin bikin ilustrasi dong mba �� pengen deh punya tmn akrab yg jago ilustrasi biar ketularan �� heheh sukses selalu ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. asiiiik, iyakah? Ketularan kok kalo dekat dekat aku soalnya selalu bawa spidol segambreng!

      Hapus
  8. Baca SS nya itu rasanya pengen nampol sekenceng-kencengnya. Btw seneng banget ngeliat karya temen-temen penulis buku,blogger atau ilustrator. Semoga selalu produktif ya mbaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahahahahh rasa ingin lempar wajan ya kak. Makasih komennya dan kunjungannya 😍

      Hapus
  9. Nulis itu nggak mudah, tetapi menggambar itu jauuh lebiiih susah dari nulis.

    Ibaratnya nulis itu mengangankan, ilustrasi mewujudkan. Ilustrator memotret apa yang dikhayalkan penulis.

    Takjub pada para penggambar, ilustrator dkk. Saya nggambar bangun datar aja sering menceng gak jelas.🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbaaaaak... Untuk karya, menulis dan menggambar itu harus ada "jiwanya" ya. Keduanya sulit sih buatku. Kagum juga sama karya karya dirimu mbak, jangan dibandingkan dengan bangun datar melenceng atuh, diksimu luaaaar biasa

      Hapus
  10. Sukses terus mak Tanti...itu yang komen pengen diapain itu ya bikin kesel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak Tuty sayang... iya itu dilempar lemper aja gimana, biar dia sibuk makan ga sibuk julid bahahhahaha

      Hapus
  11. Kalau lihat orang menggambar itu, aku kagum tingkat dewa, apalagi kalau sudah selevel Mak Tanti gini, ilustrator.

    Aku tak pernah bagus lho kalau menggambar.
    ... mungkin karena belum ada passion dan juga tidak mau berusaha.
    Nah Loe!

    Jadi saat ini jadi penikmat sajalah dulu.

    Baidewei,
    Informasi honorarium ini, it's a new things for me.
    Thank you for sharing, dear \(^^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh em jiii, duh saya tersanjuuung!
      Nah masalah "bagus" apa "engga bagus" ini ternyata ga ngaruh loh mbak Anna. Ini tuh seperti gimana kita menyampaikan pesan ke pemirsah yang budiman saja.

      Ur most welcome mbake

      kalau pelukis, yang abstrak kan justru yang mahal tuh, nah itu gimana cara dia "menyampaikan" idenya itu loh, soulnya ada di sana. Demikian.

      Hapus
  12. Ilustrasor salah satu kunci dalam pembelian buku terutama buku anak2.. soalnya pasti liat gambarnya lucuk enga menarik enga.. hihihi

    Barakallah mba Tanti semoga sukses terus gambarnya lucuk2 iihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aiiih senangnya didoain begitu �� terimakasih banyak yaaaa Hikmah

      Hapus
  13. Waa bagus-bagus gambarnya. Aku suka menggambar, tapi ga ditekuni. Sekarang lebih sering mewarnai aja, cuma iseng-iseng buat menenangkan diri, hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dimulai dengan mewarnai emang lama lama pasti tangan gatel deh sesudah mantengin instagram dan pinterest kok bagus bagus

      Hapus
  14. Wah, jadi tahu serba-serbi tentang dunia ilustrator. Thank for sharing mba..terus semangat dalam berkarya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jadi berbagi dunia yang kutekuni. Ini juga hasil mantengin banyak penulis kok

      Hapus
  15. Ya Allah, cakepnya Mba Tanti.. gimana itu caranya buat doodle atau gambar yang cakep banget. Aku nyoba bikin gambar dari tangan pasti ujung-ujungnya gambar pemandangan gunung dan sawah lagi. Hihihihi..


    Btw, itu yang screenshotan orang berkomentar di FB, kok saya pengen nganu ya.. ishh sebel deh kok ada yang bilang gitu. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahah iya soalnya mindset kita di SD gambar gunung dua matahari sama sawah sawah itu ya

      Pertama kali sih meniru gambar di pinterest instagram, lama lama mengandalkan fotografik memori.

      kalau Doodle karena memang Doodle itu kan ga ada batasan jadi aku belajar dari para doodler dunia lalu akhirnya jadi ciri khas aku sendiri

      Hapus
  16. Saya salah satu penggemar karya2 mba Tanti. Suka stalking dan liat aja kalau lagi share di medsos
    Barakallah ya mba, semoga kreatifitasnya membawa manfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Siti, semoga ya bermanfaat buat yang baca amiiin. Makasih doanya

      Hapus
  17. Gambar-gambar mba Tanti udah keren semua. Gitu kok ada yang komentar nggak enak banget. Anakku yang masih kuliah aja kalo diminta desain gambar udah dapat bayaran kok, heheee.

    Aku pengagum mba Tanti, terlebih sekarang anakku yg bungsu kuliahnya di DKV. Dan insyaa Allah kelak akan menekuni dunia kerja yang tak oeenpe terpikirkan saat hari lahirnya dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren kuliah di DKV kan dituntut untuk membayangkan tiga dimensi juga ya, mungkin kalau muda aku juga bakalan ambil kuliah dkv ya

      Kalau komen miring .. hahahhah ada yang lebih parah dari itu kok, insya Allah sih masih berusaha sabar 😍

      Hapus
  18. Wah kerennya mba Tanti. Kemarin saya ikut bimtek penulisan bahan bacaan anak dan bahas juga soal ilustrasi buku,disuruh gambar sendiri ya ampun susahnya, dan sadar bgt kalo buat ilustrasi buku tuh ga mudah.harga yg disampaikan pun memang sekitaran itu sih.tergantung tingkat kesulitannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aiiih ikutan Bimtek ya😍 aku udah pas kloter pertama Alhamdulillah terpilih ya Ria.

      Nah kalau untuk gambar di bimtek jelas jelas gambarku tidak memenuhi syarat. Iya harganya ini sesudah mantengin beberapa penulis dan penerbit, standar Indonesia segitu

      Hapus
  19. Aku sudah besar tapi suka lihat ilustrasi pada buku. Suka gambar, tapi bisanya dikit2 aja. Pekerjaan gambar juga gak mudah kan Mbak. Jadi aku gak akan iri dg pendapatan ilustrator. Lha kerjanya kan beda yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya (^^) dua dunia yang menuntut konsentrasi dan kreativitas tinggi menulis dan menggambar itu

      Masing masing punya tingkat kesulitannya

      Hapus
  20. Sangat membantu mak Neng. Mak neng menginspirasi sy buat nyalurin hobi orat oret anak2 d rmh. Liburan sekolah bulan juni juli mau donk anak sy diajarin pake cat air, privat sehari atau bbrp jam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahshiaaaap.. hayuk kita set up private aja biar fokus ya

      Hapus
  21. Keren mba Tanti, aku baru tahu lika likunya ilustrator buku :) semoga selalu diberikan kemudahan yes mba buat bikin yang keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin terimakasih banyak doanya Herva

      Dirimu juga yaaa

      Hapus
  22. Si Arichwan itu mainnya kurang jauh kali mbak, cuekin aja lah.
    Saya juga masih belum bisa klik sama wacom, ada satu di rumah (fadilitas dari kantor sih) tapi jarang digunakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kerja di mana Nanik? Wacom biasanya untuk di bidang kreatif juga ya

      Hapus
  23. Aku juga suka bingung kalo Fayra mulai ada yang minta gambarin, trus ditanya tarifnya berapa.

    Secara anak ini gambar bukan pro, cuma hobi doang.

    Nanti kalo aku mudik, musti nemuin mba sama Fayra nih. Biar Fayra bisa lebih banyak belajar lagi dari yang udah berkecimpung sebagai ilustrator.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu, antara hobi dan pro memang masih ada garis tipis yang membuat kita -si pembuat ilustrasi- sungkan menyebutkan harga yang diinginkan

      Padahal itu seperti pengganti untuk jam jam yang kita miliki mantengin gambar atau sejumlah cat dan marker yang digunakan.

      Fayra pula desain, kayaknya tarifnya beda

      Hapus
  24. Sudah sering saya katakan kan, Mbak, kalau Mbak Tanti itu modalnya sudah kuat. Maksudnya karakter ilustrasinya sudah kuat. Apalagi pakai manual. Jadi beda, dan seninya lebih terasa. Jadi mulai sekarang harus nyemplung totalnya Mbak. Apalagi Mbak Tanti bisa nulis cerita anak juga. Wih. Itu keceh sekali, Mbak.
    Ayo. Terus semangat, Mbak Tanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mas .. seneng bangeeeet dipercaya mas Baim terus

      Hapus
  25. Ahh jadi pengen nulis buku cerita anak, terus digambarin sama kak Tanti, karena aku penikmat ilustrasi kak Tanti sejak awal liat, suka, karena terkesan imut, happy, colour full, membuat imajinasiku melayang ke dunia dongeng.. ahh susah ngungkapinnya haha.

    Barokallah ya kak, gambarnya bisa bikin orang happy liatnya

    BalasHapus
  26. Penting banget peran ilustrator dlm menggambarkan cerita yg ditulis, minimal membantu pembaca membayangkan tokoh dalam cerita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu. Anak anak beda dengan orang tua ya Manda. Mereka lebih menangkap saat visual juga menarik mereka

      Hapus
  27. Mbaaaaak, gemes banget ih sama yang bilang "cuma nggambar doang". Yakali, emang nggambar ngga pake mikir, ngga pake skil, ngga pake alat, ngga ngabisin waktu?

    Betewe, saya lagi ada proyek sama anak saya. Semoga kelak dia bisa jadi ilustrator kayak Mak Tanti juga. Aamiin YRA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin yaa Allah. Terimakasih banyak komennya Arinta

      Semoga proyeknya dengan ananda ananda sukses ya, kudoain sepenuh hati segenap jiwa.

      Hapus
  28. Wah, info penting nih buat yang punya rencana bikin buku anak. Terimakasih sharing nya ^^

    BalasHapus
  29. Mbak Tanti, aku baru banget baca tu;isan ini. Bacanya pelan-pelan banget sambil menikmati gambarnya. Aku jadi salut, nulis bisa gambar bisa, kok paket lengkap banget dirimu? Suka sekali karena gambarnya bagus-bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ini udah sejak piyik hobinya aku gini, mbak Ajeng.

      Paketnya sebenernya ga komplit hahahahah aku bego banget dengan hitung ruang dan visualisasi aku sebenarnya yang banyak berperan sama photosintetic memory

      Hapus
  30. Wah, makasih mba infonya.
    Btw, jangan tanggepin komennya. Gambar mba lucu2 n ciri khas kok, jadi patut dibayar dengan layak. Semangat mbaaa.

    BalasHapus
  31. Assalamualaikum kak, saya tertarik dgn blog kk, banyak yg saya dapatkan terutama masalah bayaran. Kebetulan saya menekuni gambar dan sudah terjun dalam digital art kurang lebih 3 tahun itu jg masih tahap belajar, dan makin lama memang makin bnyak perkembangan dan semakin bagus. Kk juga semangat ya, pelan² juga pasti bisa gunain wacomnya hehehe.
    Kak saya juga baru saja menjalin kerjasama dgn penulis novel yg belum memiliki nama, bisa d bilang itu novel pertamanya dan saya terlibat untuk membuat ilustrasi cover dan juga ilustrasi per bab (ada 8 lembar ilustrasi bab) dan saya sedikit bingung dgn sistem pembayaran yg harus saya lakukan.
    Apakah saya harus menerima uang di muka? Atau dengan sistem fee(sesuai persen penjualan buku), saya sebenarnya takut kalo pake sistem persenan ini, karena khawatir penjualan yg tidak seberapa sedangkan hasil yang saya dptkan tidak sesuai dengan harga patokan dengan bayar di muka. Anggap saja jika seharusnya saya mematok harga cover + ilustrasi 8 bab senilai 500.000. Tp karena sistem persenan dari penjualan buku, takutnya saya bahkan dapat penghasilan kurang dari 500.000.

    Mohon solusinya kak, apakah ada metode pembayaran yg menggabungkan ke2 nya? Contoh kalo ttp pake persenan dari penjualan buku tp bayaran yg saya dpt jauh dari nilai kerja keras saya apakah saya boleh ttp menargetkan harga sesuai dgn bayaran di muka yaitu sebesar 500 rb?

    Sekian terimakasih~ semoga kiranya berkenan untuk di balas:))

    BalasHapus
    Balasan
    1. astaghfirullaah baru baca :(

      Maafkan ya, sebaiknya sebagai ilustrator baru dan tidak kenal dengan penulisnya, menerima bayaran di muka lebih baik.

      Untuk fee, karena masing-masing penerbit -penulis memiki kepentingan berbeda bisa dibicarakan, tapi sebaiknya jika menggunakan gambar manual diperhitungkan harga kertas - media yang digunakan - 500 ribu itu patokan terendah loh

      Hapus
  32. Keren postingannya! Terimakasih ya kak sudah berbagi :)

    BalasHapus
  33. Makasih makneng udah berbagi, kalo aku ternasuk yg gak sungkan untuk berbagi honorium dan ini bs jadi membuat seseorang paham, nah kalo makneng aja segitu maka kek aku yg gak punya kemampuan jadi bisa mengukur diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah kalau aku pokoknya sih negotiable aja Uli

      kita sesuaikan juga dengan haman loh, karena kan semua situasi berkembang, media juga berkembang, sama sama selalu saling belajr itu lebih oke

      Hapus
  34. Haloo, mba.. ini pertama kali saya mengunjungi blog mba dan saya sangat tertarik membaca cerita maupun pengalaman mba.. saya baru-baru ini juga mencoba untuk terjun kedalam bidang illustrator dan memang ingin mengarah ke buku cerita anak-anak. Namun, saya tidak tahu bagaimana bisa terjun kedalam sana (seperti cara mengenal penulis-penulis yang butuh illustrator, cara mengirimkan hasil karya saya agar bisa dilihat dan direview), terlebih lagi memang saya masih sangatlah awam, tidak mengerti prosedur-prosedurnya, dan juga tidak memiliki koneksi manapun.. jadi apakah mba bisa beri saya sedikit masukan untuk hal ini? Terimakasih.

    BalasHapus
  35. Assalamualaikum...blogwalking silaturahmi.. Mbak Tanti

    Wah mbak, baca artikel njenengan, malah fokus ke gambarnya. Dekoratif banget kombinasi warnanya. mantab tuh buat dekorasi dinding.

    mantab banget

    BalasHapus
  36. assalamualaikum kreatif banget kak.. cakep.. jadi buat inspirasi ngebuatnya deh..

    BalasHapus
  37. Wah, hebat banget mba.. saya juga baru mencoba berkecimpung dalam dunia ilustrasi buku anak ini, gimana ya mba cara untuk mencari komunitas ilustrasi buku anak? Karena masih baru jadi agak kesusahan untuk mencari komunitas.. terimakasih..

    BalasHapus
  38. koq gemes ya sama komen itu. Dia udah pernah masuk kantor gak sih? Di kantor aja ada posisi khusus tuk graphic design juga' . Emang itu kerjanya gak ngegambar? 🙄

    BalasHapus
  39. Terima kasih banyak atas insight-nya, Mbak. Kebetulan anak saya pingin jadi ilustrator, animator, atau yang sejenisnya begitu. Hehe. Dia suka banget menggambar, tapi gambarnya masih belum rapi sama sekali. Saya arahkan untuk upgrade skill kok angin-anginan.

    BalasHapus
  40. salam kenal kak Tanti,
    saya eka dari Bandung. blogger sekaligus ilustrator yang masih menapak jalan kebenaran menjadi ilustrator, hehehe. saya kadang suka bingung antara menetapkan dua profesi ini, blogger atau ilustrator. akhirnya ya saya gabungkan saja menjadi blogger ilustrator. masuk gak sih? hehehe. selama ini saya mencari "sahabat" seperjuangan, sebagai blogger dan ilustrator. dan saya ketemu blognya kak Tanti ketika galau ditanya klien berapa rate ilustrasi saya untuk cover buku? ...

    ternyata rate harga sama. alhamdulillah.

    btw saya setuju soal feel menggambar secara manual, walau saya punya wacom .... belum "kawin" sama wacom tapi tetep mau coba sih yang awalnya dari TIM SPIDOL menjadi TIM SPIDOL+DIGITAL, kolaborasi gitu, hehe. masih harus belajar nih kak, terutama interest saya dengan ilustrasi cerita anak.

    wah panjang ya, maaf saking senangnya. hihihi
    once again , salam kenal

    BalasHapus
  41. Mba Tanti bisa buatin ilustrasi hujan di jendela untuk blog-ku kah? aku beneran ini masih mencari-cari ilustrasi yang pas mb buat header blog hihi nanti aku japri ya mb nanya-nanya

    BalasHapus
  42. Terimakasih banyak mbak, atas edukasinya :) sangat membantu kami para mahasiswa seni dan desain

    BalasHapus
  43. Menarik menarik menarik sebagai ilustrator punya ketrampilan tersendiri, mantul

    BalasHapus
  44. Mak Tanti keren sangat mba gambar ilustrasinya. Anak saya ada ebook di best2write kata dia kok cover ku jelek ya mi (dia bikin sendiri pake canva:) yg lain ilutrasi nya bagus. kalo kursusnya ada ga mba?

    BalasHapus
  45. Sebagai sesama seniman harga segitu reasonable enough. Dan bener bisa jadi deal dalam harga tertentu sesuai dengan kesepakatan. Intinya ada kenyamanan, keterbukaan dan win win solution antara kedua belah pihak

    BalasHapus
  46. Salam sis, saya juga ilustrator freelance lg sibuk gambar isi & cover set utk beberapa penerbitan buku/majalah anak, alhamdulillah so far so good, terus berkarya. . . _/\_

    BalasHapus
  47. Bu tanti mau dong bahas how to get a client. Yg susah kan dpt kliennya, kl ga ada komunitas kok sptnya susah bgt dpt klien hehe.. mau jg di share smcm kontrak kerja dg penulis gitu gitu.. hehe. Terima kasih tulisan2nya bu sgt menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh oke oke noted mbak terimakasih nanti saya tuliskan ya

      Hapus
  48. Hallo kaa salam kenal. by the way, doodle yang rambut kribo lucu banget kayak aku dulu waktu kuliah hehehehe relate suka bercanda-canda bisa ngumpetin barang di rambut. Job illustrator tuh nampak menarik deh. Aku ada skill gambar tapi untuk gambar doodle gini kayaknya harus belajar juga deh aku. Gemes gitu ngelihatnya.
    Makasih banget udah nulis tentang rate card seorang illustrator jadi ada gambaran akunya.
    sukses terus iya kaaa

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)