MENGENAL ZINE, ALTERNATIF MEDIA MAINSTREAM

Hand drawn mini-zine about autumn clothing staples.
8 page mini zine ideas, Tombow markers and Micron pens, comic doodles, short comic idea


Teman, pernah lihat brosur lipat yang kalau kita buka menjadi selembar kertas lebar dan berisi aneka informasi? Kalau sudah, selamat. Yang kalian lihat itu adalah bentuk lain dari zine.


Bagi kebanyakan orang, Zine adalah istilah yang masih asing. Lalu apa sebenarnya Zine itu? 

Zine menurut definisi dari English Oxford Dictionary, adalah bentuk singkat dari istilah fanzine.

Sementara menurut Wikipedia, definisi Zine adalah kependekan dari magazine atau fanzine yang merujuk kepada publikasi yang dilakukan secara mandiri serta termotivasi oleh keinginan mengekspresikan diri, bukan untuk menghasilkan keuntungan.

Zine dibuat menjadi sumber informasi bagi banyak orang yang ingin mencari bahan bacaan dari luar media mainstream.






Zine bersirkulasi kecil, diterbitkan sendiri, dan seringkali murah atau gratis. Secara umum hal itu memang benar adanya, meskipun ini lebih kepada sebuah pedoman ketimbang aturan. 

Aspek terpenting dari sebuah zine umumnya adalah bahwa publikasi tersebut diidentifikasikan sebagai satu. Banyak pembuat zine akan mengatakan zine adalah tentang komunitas sebagai produk, dan mengidentifikasi zine dengan membedakannya dari komik, jurnal sastra, situs web, dan jenis publikasi independen lainnya.

Zine pertama kali muncul di tahun 1930, ketika itu Science Correspondence Club di Chicago adalah pelopornya. Rilisan pertama mereka diberi nama “The Comet”, dan kemudian zine tersebut mulai tren dan menyebar luas. Bisa dibilang, zine pertama yang memuat perihal fiksi ilmiah tersebut memiliki umur berjangka panjang. 

Lalu, zine perihal fantasi sci-fi dimulai pada tahun 1943, namanya adalah Fantasy Commentator dan berjalan dalam berbagai iterasi (meskipun tidak terus menerus) hingga tahun 2004. Salah satu bagian yang diserialkan dalam Fantasy Commentator akhirnya menjadi buku Sam Moskowitz tentang sejarah sci-fi fandom, judulnya adalah “The Immortal Storm”.

Perkembangan Pesat Zine



Pada tahun 1970, terjadi perubahan besar dalam dunia zine yang mengakibatkan menjamurnya zine dimana-mana. Perubahan pertama adalah kemajuan teknologi yang menghasilkan mesin fotokopi. Dimana, hal ini membantu dalam proses pembuatan dan penggandaan zine. Kedua ialah saat munculnya kultur punk yang menyumbangkan banyak hal kepada dunia zine.

Di Indonesia sendiri, awal lahirnya zine hanya berisikan musik. Revograms Zine (Bandung) merupakan zine musik pertama yang terbit tahun 1995 dan disuting oleh Dinan. Perubahan isi zine mengalami perubahan setiap waktunya. Para penggemar punk yang memproduksi zine, tidak lagi membahas seputar musik saja, tetapi juga membahas hal-hal yang bersifat politis.

Bentuknya juga tidak lagi seperti sejak awal kelahirannya. Melainkan mulai berbentuk seperti majalah mini dengan sentuhan personal (review, opini, puisi, art work, dan curhatan pembuatnya). Ada yang cetak, ada juga yang elektronik.


Perbedaan zine dengan magazine

Zine dan magazine, keduanya hampir sama. Hanya saja, ada sedikit perbedaan dari keduanya yang harus kita tahu.

Zine:

• Bisa diterbitkan secara periodik, bisa tidak
• Diproduksi sendiri dan biasanya cara penerbitannya menggunakan mesin fotokopi (zaman dulu)
• Tidak memiliki unsur komersial, sehingga tidak dipublikasikan
• Memiliki topik yang bervariasi, walau biasanya satu konten tidak memiliki banyak topik
• Tidak sekeren layout majalah, tetapi bisa dibuat dengan metode Do It Yourself (DIY)
• Memiliki konten yang lebih spesifik, yaitu dalam satu konten umumnya menggunakan 1 topik tertentu
• Bisa dipublikasikan oleh perorangan secara mudah tanpa harus melewati proses yang rumit
• Berukuran kecil, seperti A5



Magazine:

• Diterbitkan secara periodik, bisa setiap minggu atau bulan
• Diproduksi untuk dijual, sehingga perlu perhitungan yang baik
• Memiliki layout yang lebih artistik serta dinamis
• Memiliki konten yang beragam tema dalam setiap publikasinya
• Proses publikasinya lumayan panjang, seperti harus melewati proses pemuatan artikel, editing, percetakan, pendistribusian, pemasaran, dan lainnya
• Berukuran lebih dari A5

Saat ini, baik zine atau magazine sudah bertransformasi menjadi digital, yaitu dengan istilah e-Magazine dan E-Zine. Sudah tidak berbentuk media cetak seperti awal tahun 2000-an. Bahkan, ada juga yang sudah berbentuk aplikasi dan bisa kita unduh. Biasanya harus menggunakan format file pdf maupun epub terlebih dahulu.

Jenis-jenis Zine
Ada banyak contoh Zine, baik yang dibuat dengan cara manual maupun digital. Berikut beberapa jenis yang sering dapat kita lihat.

Modern Zine Layout

Modern, unik, dan sederhana. Template seperti ini cocok untuk kamu yang memang ingin membuat majalah atau gaya hidup yang luar biasa. 

Modiste Zine Format Template

Template ini biasanya dibutuhkan untuk menghidupkan zine mode, arsitektur, gaya hidup, atau fotografi. Kamu bisa menggunakan sekitar 14  hingga 24 halaman. 

Urban Explorer Zine Template Pages

Dengan desain bersih dan modern, sehingga cocok untuk arsitektur, perjalanan, bisnis, atau promosi.

Beyond Zine Booklet

Jenis template luar biasa ini bisa digunakan untuk traveller blogger, penggemar fotografi, instagrammer, dan lainnya. 

Biasanya aksimal 38 halaman template, berisi map (peta)  dan foto-foto   serta informasi seputar daerah tertentu.

Bullet Journal

Nah, ini bisa diterapkan untuk pribadi, yaitu membuat bullet journal Zine berbahasa Indonesia maupun Inggris. 

Pada halaman pertama, tentu biasanya diisi dengan gambar karakter. Pada halaman kedua diisi dengan poin-poin penting yang akan dibahas. Kemudian, pada halaman ketiga dan seterusnya diisi dengan penjelasan dan penutup.

Hingga kini di Indonesia, zine tetap hidup di berbagai komunitas dan kolektif. Hajat hidupnya terus berkembang seiring perkembangan waktu dan juga permasalahan yang ada di negeri ini. Festival untuk merayakan zine pun juga rajin digelar di tiap tahunnya. Baik itu di kota-kota besar, ataupun kecil.

7 komentar

  1. Wah saat ke salah satu kafe di Palembang beberapa waktu lalu aku ngeliat publikasi semacam ini namun aku baru tahu istilah "zine" dari tulisan ini. Aku mikirnya waktu itu ya semacam booklet aja, atau apa ya, kayak media promosi satu produk/buku panduan barang gitu tadinya. Menarik pas tahu kalau zine ini udah ada sejak tahun 1930an wow!

    Kayaknya dulu majalah/tabloid beberapa kali ngasih mini majalah kayak gini (keinget zaman Aneka Yess dulu hwhw).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan ternyata para traveller dan travel blogger lah penyumbang terbesar terjadinya Zine ini yaa...

      Hapus
  2. baru dengar nih istilah zine ini. apakah sekarang masih ada mbak zine ini soalnya kan dunia majalah sekarang sudah mulai tergerus oleh media online. tapi ini lucu nih bisa buat kreasi bersama anak

    BalasHapus
  3. Aku tuh sering lihat yang seperti inionlin, ternyata namanya Zine ya. kirain itu brosur biasa ataupun pamflet yang biasa dicetak untuk sosialisasi ataupun promosi. tapi ternyata dari seni dan juga cara pembuatannya itu sangat berbeda dan memang menjadi sebuah hal yang mulai tergerus oleh kemajuan zaman yang semua serba online

    BalasHapus
  4. wah aku baru dengar nih tentang zine, dari gambar pertama kali aku pikir apa memang selalu cartoony gitu ya mbak ? cakep dan artnya dapat. wajar kalog komersil sehigga originalitasnya terjaga ya gak memenuhi tuntutan pasar mana topiknya beragam

    BalasHapus
  5. oo itu namanya zine, baru tau namanya.. itu gambar di hand drawn mini-zine hasil karya mba tanti ya? keren ih desainnya, suka <3

    BalasHapus
  6. Wah, aku baru tau kalo buku kecil begini namanya Zine.
    Aku pikir booklet aja gitu yaa..

    Jadi, dulu tuh pas anak-anak masi kecil, seneng banget belajar parenting kesana kemari gitu, ka Tanti.. DAn salah satu inovasi salah satu guru parenting yang aku kagumi adalah membuat Zine ini untuk mengenalkan tema "Mengenalkan Seksualitas Untuk Anak Perempuan dan Anak Laki".

    Jadi kesannya materi berat, tapi dikemas dalam bentuk yang cantik dan bikin anak usia pre-teen semangat membaca sendiri.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)