5 TIPS MENULIS ALA DEWI DEE LESTARI

WOMEN'S BLOGGER GATHERING, FLAVOR BLISS ALAM SUTRA

Apa sih, yang tergambar di benak penulis saat menuliskan baris demi baris kata di bukunya? Menjejalkan filosofi? Atau hanya berbagi cerita tentang satu kisah indah, atau pedih?


Satu pertanyaanku terjawab saat 18 April 2015 lalu, pada acara Women's Blogger Gathering yang menghadirkan sosok Dewi Lestari, dengan tema “Women In You”. Yuk nonton sedikit potongan atau trailer Filosofi Kopi.


Bergegas karena sempat berputar-putar mencari venue,  ketika aku sampai, Dewi Dee Lestari dan Bunda Icha dari Komunitas Pedas,  telah berbagi inspirasi. Sempat kaget, karena kutahu acara tatap muka ini seharusnya dimulai pukul 14.00 wib. Tamu yang hadir telah memenuhi bangku. Selain Pedas, hadir Komunitas Dari Perempuan, dan turut mengundang mbak Fiki - Komunitas Wajah Bunda. 

Thanks God, saya masih bisa mendengar obrolan bersama Dewi Dee. Ia hobi menyanyi sejak kecil, makluum... keluarga Batak terkenal karena bakat mereka yang alami : Menyanyi dan Menari Tor-tor (haha.. ini dari obrolan Warkop dulu.. iiih ketahuan deeeh asal mula jaman prasejarah aku hidup!) 

Karir menyanyi Dewi Dee Lestari bermula saat ia menjadi backing vocal di sekolah. Singkat cerita akhirnya Dewi pun menjadi backing vocal sebuah band - hingga membentuk Trio Rida - Sita _ Dewi. 

Tips menulis dan sejarah kepenulisan Dee

Sejujurnya, Dee tak menyangka akan menjadi penulis. Ia hanya pernah berkhayal satu saat akan melihat buku-buku karyanya mejeng di toko buku. Dee lalu membeli buku kosong dan ia mulai menulis. 

Tak seperti karier menyanyi yang lancar jaya, justru Dww tak percaya diri saat menulis, karena katanya sempat ditolak oleh beberapa penerbit, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menerbitkan bukunya sendiri!

Nah, teman... jangan underestimate dulu yaa kalo karyamu ditolak penerbit ternama, karena sebenarnya kalo bukumu terbit dan pembaca menyukainya, who knows?

Bayangkan, Supernova karya pertama Dee akhirnya tercetak 5000 eksemplar, dan disusul setelah diedit ulang menjadi 2000 eks.  (Ingat dengan Eiffel I'm In Love?) Tarik napas dulu... buku itu terjual dalam tempo 14 hari!
Tips 1 : Konsisten dan Disiplin
Dee mengingatkan, karya yang tercipta spektakuler ini hasil dari kegigihannya bermimpi dan mewujudkan impiannya, dengan tak kenal lelah. Editing, deadline -yang jadi momok ituuuh- dibuatnya menjadi target untuk bisa disiplin dalam menulis.

Tips 2 : Banyak membaca bermacam genre 
Dee suka dengan beragam buku. Ia banyak membaca  non-fiksi, filsafat, hingga sains.Selain itu Dee suka membaca puisi, karena puisi sarat dengan diksi dan bahasa yang sarat makna.

Tips 3 : Into it
Masuk ke dalam aura yang akan ditulis adalah satu kekuatan penulis saat berkarya. Saat pembuatan buku yang juga fenomenal ini, Dee sengaja kos di sebuah rumah pondok di Bogor, agar bisa kembali merasakan si tokoh yang adalah mahasiswi!


Tips 3 : Bermain dengan imajinasi
Khusus untuk buku filosofi kopi ini Dee menggambarkan imajinasi bagaimana jika kecoak mencintai manusia, padahal ia phobia kecoak.

Juga kopi, ada sejuta rasa kopi di dunia karena taste setiap manusia berbeda. Ada yang suka kopi latte,
creamy, capuccino, pahit, dan lain-lain. Belum lagi bicara rasa. Satu orang mengatakan kopi Robusta is the best, sementara aku lebih suka Arabica.

Tips 5. : Riset, riset dan riset
Dee biasa melakukan empat cara riset. Buat Dee, riset itu penting! Dee selalu berusaha searching melalui internet, wawancara dan langsung datang ke TKP.

Buat Dee, menulis adalah sebuah karya, proses yang terus menerus sehingga tergali seberapa jauh kemampuan menulis kita. Dan, jauh lebih bagus lagi jika tulisan kita punyai nilai manfaat yang dapat dibagikan kepada orang lain.

Tips Dee sebagai wanita dalam Women in You
Dee mengatakan, jadi perempuan harus siap untuk menahan rasa sakit 9 x dari pria! Kenapa? Karena perempuan sebagai ibu rumah tangga punya multi peran.
 Seorang perempuan harus bisa mengurus rumah tangga,  sehingga mempertahankan eksistensi diri, ibarat kalau main tangkap bola, bolanya yang harus ditangkap berjumlah banyak dan nggak boleh jatuh.

Menjadi perempuan bukan sekedar punya rambut panjang saja, tapi juga menjaga kualitas dari diri perempuan itu sendiri. 

Sebelum ngobrol bareng dengan Dewi Dee berakhir, Bunda Elisa Koraag dari Komunitas Pedas tampil di depan berbagi kisah inspirasi.



13 komentar

  1. wah masih banget nih tanti infonya,.
    selain untuk menulis buku, tips ini juga bisa digunakan untuk membuat artikel blog :)

    BalasHapus
  2. Allhamdulillah dapet share dari dee ya mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah...

      dan kita hangout bareng deeeh

      Hapus
  3. informasinya sangat menarik dan juga bermanfaat untuk menambah wawasan saya.
    terimakasih banyak gan :)

    BalasHapus
  4. Harus 9 kali lebih dari pria.....hihi, jauh banget ya mak perbedaannya :)

    BalasHapus
  5. Harus 9 kali lebih dari pria.....hihi, jauh banget ya mak perbedaannya :)

    BalasHapus
  6. Harus 9 kali lebih dari pria.....hihi, jauh banget ya mak perbedaannya :)

    BalasHapus
  7. Tipsnya bagus.
    Saya masih berkutat dengan buku non fiksi
    Semoga dalam Program SabulSabuk 2015 ini saya bisa menelorkan buku fiksi
    Terima kasih artikelnya yang bermanfaat
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah pskdeeee....

      saya selalu berdoa buat pakdeee

      Hapus
  8. Terima kasih untuk sharing ilmunya,,,eh ada mbak Nitnit :)

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)