ISLAM BUKAN RADIKAL BEBAS

Aku baru saja selesai mengantar anak-anakku ke sekolah, dan sedang menikmati secangkir kopi pagi. Seperti biasa, sambil menulis agenda dan things to do today (meliputi beberapa cucian, pembersihan lantai dan kebun, serta menulis) aku menonton televisi. 

Rasanya ada yang aneh, ketika beberapa stasiun televisi menyebut kata radikal berkali-kali. Sebagai seorang iruta wanita yang peduli penampilan, tentu saja yang terlintas adalah radikal bebas *wakwaaw. Wah, pasti polusi sudah merajalela. Etapi.. kok menyangkut situs? Situs Islam? Ditutup? Diblokir? Iissh.. iissh.. ada apa lagi ya? *tutup bedak*

Kata radikal di kamus mengacu pada kalimat negatif, seperti pemberontakan, transformasi dari sikap pasif (wikipedia), bahkan berarti sebuah kelompok atau gerakan politik bertujuan mencapai kemerdekaan atau pembaruan electoral. Mencakup pencapaian republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan dengan perkembangan liberalisme

KEKHAWATIRAN PEMERINTAH TERHADAP ISU ISLAM RADIKAL
Hei.. sebagai orang awam, tentu saja saya setuju jika Pemerintah menutup semua kanal yang meresahkan masyarakat. Internet sehat yang selama ini didengungkan, ditambah adanya pembatasan situs pornografi, semua itu membuat masyarakat tenang.

Tapi, benarkah dengan adanya kekhawatiran terhadap ISIS dan Islam liberal yang konon semakin merajalela, lantas Pemerintah - dalam hal ini Kemkominfo, serta merta menutup semua kanal berita Islam tanpa pemberitahuan terlebih dahulu? 

Penasaran, dari Kompas.com (31/3/2015) kubaca, Komisaris Komisi Informasi Pusat (KIP) Yhannu Setyawan menganggap diblokirnya situs-situs itu tidak demokratis. Ujug-ujug diblokir, gitu aja. Aku sih, masih berbaik sangka terhadap keputusan Kominfo, berharap langkah yang mereka lakukan itu hanya sementara, hingga situs demi situs ditinjau ulang isinya. Bukan begitu, Bapak Menteri Rudiantara?

Lebih jauh, Yhannu Setyawan menganggap seharusnya Kemenkominfo jelas dan transparan. Baik kepada khalayak mau pun terhadap redaksi situs yang ditutup tersebut. Minimal, melayangkan surat elektronik yang simple stupid, kepada admin situs yang bersangkutan. 


MEKANISME PENUTUPAN SITUS YANG DIANGGAP BERBAHAYA
Mengacu pada Pasal 11 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi (Perki) Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik --- baca aja di sini

Seharusnya prosedur standar pemblokiran situs adalah sebagai berikut :
- Ada pengaduan dari masyarakat 
- Peringatan tertulis dari Kemkominfo tentang isi situs
- Klarifikasi dari administrasi situs yang dianggap berbahaya
- Jika tidak dicapai kata sepakat, maka situs akan diblokir
APA YA, TANGGAPAN MENKOMINFO?
Pak Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, seperti diberitakan oleh beberapa media online, Senin (30/3/2015), membenarkan adanya pemblokiran situs-situs yang menyebarkan paham radikalisme. 

Pemblokiran dilakukan atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Ia mengatakan, apabila permintaan disampaikan langsung oleh BNPT, maka hampir pasti situs-situs itu terkait dengan radikalisme dan terorisme (Kompas.com dan beritaprima.com).

Fadli Zon - Wakil Ketua DPR RI berharap, niat baik Kemkominfo ini ke depannya tidak menjadi bumerang *lap keringet*. Apalagi, saat ini media online di Indonesia sudah menjamur. Belum lagi, blogger-blogger yang terus menerus memantau kebijakan demi kebijakan Pemerintah RI - sepertiku sekarang, yang kepo maksimal. Eh, sumpah.. baru kali ini loh, aku nulis-nulis isu hangat seperti ini *jangan tanya kenapa!*


NIH, DAFTAR SITUS YANG DIBLOKIR :

1. arrahmah.com
2. voa-islam.com
3. ghur4ba.blogspot.com
4. panjimas.com
5. thoriquna.com
6. dakwatuna.com
7. kafilahmujahid.com
8. an-najah.net
9. muslimdaily.net
10. hidayatullah.com
11. salam-online.com
12. aqlislamiccenter.com
13. kiblat.net
14. dakwahmedia.com
15. muqawamah.com
16. lasdipo.com
17. gemaislam.com
18. eramuslim.com
19. daulahislam.com

20. mshoutussalam.com
21. azzammedia.com
22. Indonesiasupportislamicstate.blogspot.com
 
ASAL KATA RADIKAL
Oya, sebelum kututup, kamu tahu ngga, asal kata radikal itu? Dari situs seorang blogger, ummirifatrafid.blogspot.com, kubaca seperti ini:
radikal berasal dari bahasa latin yaitu radix yang artinya “akar pohon”
jadi orang yang radikal (radical) ----> sebenarnya adalah orang yang mengerti sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya, dan karena itu mereka lebih sering memegang teguh sebuah prinsip dibandingkan orang yang tidak mengerti akar masalah.
Jadi sebenarnya jika ada seseorang disebut seorang muslim radikal berarti adalah seorang muslim yang benar-benar mengerti Islam sampai ke akar-akarnya, dan karena itulah seseorang itu lebih memegang teguh prinsip Islamnya daripada orang yang tidak.
Jadi menurut saya - si Ummi ini loh, bukan aku- setiap kita justru harus bersifat radikal. Mengerti sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya. Jadi wajar jika seorang muslim menginginkan diterapkannya syariah islam dalam setiap kehidupannya karena memang itulah solusi dari setiap akar masalah di kehidupannya.
ISLAM YANG BUKAN RADIKAL BEBAS
So, karena kata radikal bebas menjadi judul blogpost-ku hari ini, aku berharap semoga kasus blokir situs Islam menjadi perhatian Pemerintah. Salut dengan tindakan Pemerintah menutup situs yang dianggap berbahaya, namun tentu saja seharusnya melalui kebijakan dan prosedur -sesederhana apa pun prosedur tersebut-

At last, sebagai seorang umat muslim, dan merasa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, menebar kasih sayang, maka aku mendoakan terbukanya pintu hati para pejuang yang sedang "berjihad" di luar sana.  
Ketahuilah, saudaraku, jihad terbesar yang Rasulullah ajarkan setelah usai Perang Badar adalah jihad melawan hawa nafsu diri kita sendiri.

Sumber :
wikipedia - radikalisme
http://ummirifatrafid.blogspot.com
beberapa media online

18 komentar

  1. jujur... saya sebetulnya jarang baca2 situs itu kalau saja tidak dishare oleh beberapa teman di medsos... biasanya kalo memang lagi kepo, setelah baca share itu saya baca yang aslinya, cari pembandingnya, kemudian menyimpulkan sendiri, untuk sendiri saja... tapi rasanya tidak semua situs yang diblokir itu radikal ah... *telenVitaminE

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Nah itu dia, mungkin BNPT sering terpapar matahari *halah....halaaah...

      Hapus
  2. Aku langsung ngecek kemarin mak. providerku blokir tapi provider satunya mash bisa di buka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Ow.. aku sempat ngecek memang sudah diblokir semua, mak Lid :(

      Hapus
  3. Mbak, jarang - jarang loe nulis kaya begini. Kerenn....,:))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Ini berusaha netral, Ika... seandainya.....

      Hapus
  4. Aku sering baca beberapa situs itu menurutku ga da radikal2nya deh... ntah klo pemerintah mengartikan radikal dr kamus yg entah kpn terbitnya....
    Duhai Indonesiaku ........ (sigh.....)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Hahaahaa... tadi tulisan ini menghilang loh mbak Muna, alhamdulillah sudah kembali seperti sediakala. Yup, prosedur Indonesia tercintah.. ck ck ck

      Hapus
  5. mbak sebenanrya situs-situs islam ini cuma mengajarkan islam sebagaimana mestinya , cuma orang-orang yang pemahaman islamnya setipis kulit ari dan tidak mau mengkaji islam langsung kepanasan membacanya sehingga alergi dengan situs-situs ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mas Abdullah Al Pinrany,

      seperti yang saya tulis di atas, sebenarnya TIDAK ADA PROSEDUR blokir situs itu yang mengkhawatirkan,ya.. semoga tulisan yang apa adanya ini bisa menjadi perhatian teman-teman sekalian

      Hapus
  6. Mantaaaab ma Neng....salute 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasiiiih pa Tutiiing.. sering mampir sini yaaa

      Hapus
  7. memang beberapa ada yang mengkhawatirkan, tapi bukan berarti asal brangus ya...saya setuju, asalh kita para pengguna internet juga bisa bijak memilah mana yang benar mana yang menyesatkan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Indah, setelah beberapa kali kubuka, ternyata gak semua ekstrim.hikss..

      Hapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)