SOCIAL ENTREPRENEURSHIP ADALAH ....


Apa sih, kesulitan manusia Indonesia sebagai pengusaha lokal? Kenapa yaa.. bisnis tak 'seindah warna aslinya' untuk penduduk yang berdomisili di luar Jakarta? Dan, adakah solusi untuk keluar dari permasalahan

Ketika mendapat undangan dari Japan Foundation untuk Meet and talk with social entrepreneur pada 12 Agustus lalu, saya langsung tertarik. Bagaimana tidak?

Sebagai generasi yang sudah tak muda lagi, namun masih gemas dengan beberapa kebijakan ekonomi berbalut politik, Social Entrepreneurs adalah individu/sekelompok orang yang menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan dan solusi inovatif untuk menangani masalah paling mendesak di masyarakat sosial. Mereka ambisius dan gigih dalam menangani isu-isu sosial dan menawarkan ide-ide baru untuk perubahan dalam skala luas.


Kebanyakan pengusaha melakukan bisnis untuk mendapatkan modal sebanyak-banyaknya, lain halnya dengan social entrepreneurs. Mereka lebih tertarik untuk menciptakan modal sosial. 
Dengan demikian, tujuan utama dari kewirausahaan sosial adalah untuk kemaslahatan sosial dan lingkungan. Pengusaha sosial biasanya sering dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya sukarela dan tidak mencari keuntungan, tapi ini bukan berarti tidak mencari keuntungan sama sekali.
Social entrepreneurs ikut andil menjadi agen perubahan bagi masyarakat, perbaikan sistem kemasyarakatan, menemukan pendekatan baru, dan menciptakan solusi untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik.

NGOBROL DENGAN ENTREPRENEUR DI JEPANG PAKE SKYPE

Guest Talk by Cobon, Dari K, Otsuka
Dengan seluruh sesi percakapan yang dilakukan dalam bahasa Inggris dan Jepang, dan tema new types of social activities including business models in order to solve problems. Sumpah, sebagian besar sesi ini saya ga ngerti, jadi usil motret motret, bikin gambar (tapi trus lampu ruangan dimatiin) sehingga saya ... setengah merhatiin dan setengahnya lagi mainan hape ,, heu heu...

Poinnya aja ya...

1. Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. 

Mereka seperti seseorang yang sedang menabung dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang lama untuk dapat terlihat hasilnya.

2. Fenomena ini jadi sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat..

3. Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
  • Percaya diri
  • Berorientasikan tugas dan hasil
  • Pengambil risiko
  • Kepemimpinan
  • Keorisinilan
  • Berorientasi ke masa depan
  • Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
  • Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  • Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
  • Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
  • Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
  • Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  • Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
  • Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.


FISH BOWL SESSION

Disini kita 'diacak acak' seperti ikan dalam akuarium, jadi harus berbaur! Ga boleh tuh, sebelahnya orang yang kita kenal...

Tadaaa... ini hasil fish bowl session selama sepuluh menit
DIALOG SESSION - INTRODUCTION FOR VOLUNTEERS

Dalam sesi ini, peserta akhirnya merumuskan hasil perbincangan, dan dilanjutkan dengan perkenalan program Japan Foundation untuk seluruh masyarakat -saat ini baru Jakarta dan sekitarnya saja- 

The Japan Foundation telah membuat satu World Cafe -istilahnya kakigori-  ditujukan untuk anak-anak usia sekolah menengah. Pelatihan yang diberikan mencakup keberanian berbicara dan berpendapat! Pentingkah? Sangat!
Ops.. apa itu world cafe?

As you know, kita tuh di Indonesia terbiasa menjadi manusia "Yes, ma'am" or "Yes, Sir" yang duduk manis diam dengar. Sehingga mereka tak terbiasa mengutarakan keberatan. Hiks... sedih ya... Tapi iya juga sih.. kalo ada pembicara menanya pada audiens "Ada pertanyaan?" Kurasa kita semua tahu, tak banyak yang berani mengangkat tangan. Bolot? Engga juga. Hanya saja kita enggan bicara. Hayoo... ngaku..

Nah, world cafe itu fungsinya adalah mengacak acak (fish bowl then talk and makes a formula or just opinion) para peserta sehingga pada akhirnya mereka dapat berbicara, berpendapat dan merumuskan satu masalah. Looks simple, right.. but I tell you the truth... it is worthed. Sekarang gimana mau maju coba.. kalo si wirausahawan ga pede!



Nah jika ada diantara sahabat yang ingin berpartisipasi sebagai volunteer, feel free to registered yaa.. tuh ada nomor hape Makoto Matsuura yang bisa dihubungin. 

Terakhir... Naarrssssiiisssss....

Sumber : wikipedia.com
The Japan Foundation

1 komentar

  1. Permisi. Dari Google saya mampir ke blog anda, setelah menghabiskan waktu
    cukup lama membaca ternyata postingannya sangat informatif dan bwnyak
    artikel yang sangatlah banyak manfaatnya. Mohon Izin memfollow daan sharing
    beberapa postingan ke sosial media saha ya supaya biar blog ini tambah
    populer. Mudah mudahan selalu di update terus ya blognya.Terima Kasih,
    Salam

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)