CARA MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK DENGAN BENAR, GEMA CERMAT (Bag.2)

"Bu, adek kok batuk pilek terus, ya sudah berapa hari. Coba nanti kalo ke dokter minta antibiotik," seru pengasuh anakku. 

Percakapan di atas, lazim terdengar di masyarakat di Indonesia. Sakit sedikit, beli obat warung. Sakit ga sembuh-sembuh, minta resep antibiotik. 

Nah, antibiotik itu apa sih? Obat ajaib penghilang segala jenis penyakit, gitu?

Antibiotika, si pestisida bakteri
Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’ yang berarti ‘hidup’.
Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.

Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. (wikipedia)


Dari berbagai sumber makalah kedokteran, antibiotika ini cara bekerjanya seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. 


Fakta di balik antibiotika 

Menurut narasumber Ibu dr. Purnawati Sujud, SpA(K) antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. 
Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya. Namun, saat ini masyarakat menganggap, antibiotika adalah obat dewa. Ga pandang bulu, mau penyakit infeksi akibat bakteri atau virus, obatnya satu : tambahin antibiotik, beres!



Antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. 

Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Yang jelas, 
kalau tubuh manusia sebesar benua Eropa, bakteri itu hanya sebesar bis dan virus hanya sebesar bola sepak doang. Ish, keciiilllll... banget! Tapi, yang namanya virus itu, bisa menjebolkan pertahanan tubuh!


Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian – Kemenkes RI saat ini melakukan sosialisasi program yang bernama GeMa CerMat 

Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat ini berharap akan mengedukasi masyarakat luas terhadap penggunaan obat. Terutama antibiotika.

Jadi, diharap dengan adanya promosi gencar, kita akan aware dalam penggunaan obat dan antibiotik. Nah, saat ini Direktorat Bina Pelayanan Farmasi juga udah bikin akun twitternya, yaitu @gemacermat, biar masyarakat luas bisa tahu dari kultwit mereka.


Penyakit apa saja yang efektif ditangani dengan antibiotik?
Infeksi akibat bakteri antara lain:
Radang tenggorokan, infeksi sinus yang parah (lebih dari dua minggu), infeksi saluran kemih, luka dan infeksi kulit akibat bakteri staphylococcus dan infeksi telinga.
Yang tidak mempan, antara lain: Flu, batuk, flu perut (viral gastroentritis) atau diare akut.

agar tidak terjadi resisten bakteri di dalam tubuh :

1. Jangan sembarangan mengonsumsi antibiotik. Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep. Jangan percaya pada rekomendasi teman, kerabat, atau petugas apotik yang menyarankan minum antibiotik tertentu tanpa rekomendasi seorang dokter.

2. Jangan sekali-kali membeli atau menggunakan antibiotik berdasarkan resep sebelumnya. Jika pernah tersisa antibiotik dari resep sebelumnya, sebaiknya jangan digunakan tanpa instruksi dokter.

3. Saat berobat, tanyakan pada dokter, obat mana dari resep yang mengandung antibiotik. Tanyakan pula dosis dan cara minumnya. Salah penggunaan antibiotik menyebabkan obat ini menjadi tidak efektif lagi, bisa terjadi kekebalan kuman, bahkan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Tuntaskan resep dokter sesuai anjuran. Jangan pernah berhenti makan antibiotik meski sudah tidak merasakan gejala penyakit atau sudah merasa sehat. Pemberhentian antibiotik yang tidak sesuai waktu, atau terlalu cepat, bisa membuat bakteri bertahan hidup dan menyebabkan infeksi berulang.

5. Pilek, batuk dan diare pada umumnya tidak memerlukan antibiotik. Konsumsi air yang cukup, istirahat cukup, serta konsumsi multivitamin atau suplemen yang tepat dapat mengembalikan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi virus yang menyerang dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Yang terakhir dan penting diingat, untuk mengendalikan penyebaran kuman resisten bisa dilakukan dengan cara membiasakan untuk selalu cuci tangan menggunakan sabun atau antiseptik

So, kawan... bantu masyarakat paham tentang penggunaan obat dengan benar, yaa... 

(Sumber :  Kemenkes dan Badan Pengawasan Farmasi)

21 komentar

  1. Alhamdulillah mba, anak2 saya kalo sakit tdk serta merta antibiotik, bahkan jarang minum obat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya minum antibiotic bikin tubuh makin kebal terhadap obat

      Hapus
  2. sejak tahun 2010 kalau aku sakit dokter di daerah selalu memberikan antibiotik. sekarang kalau aku batuk dan flu itu susah sembuh kalau tidak makan antibiotik. bisa sampai 1 bulan baru bisa sembuh.

    BalasHapus
  3. terima kasih tulisanya mbak , sangat bermanfaat sekali ..!

    BalasHapus
  4. bener mba, kebanyakan warga menganggap antibiotik obat yang bisa mengobati segala masalah penyakit

    BalasHapus
  5. tapi kebanyakan dokter selalu memberikan antibiotik dan harus sampai habis, hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Antibiotic kudu dihabiskan, yang ga boleh dihabiskan itu.antikorupsi #aaaaw

      Hapus
    2. betul maaaak, lagian ortu (baca: saya) biasanya ga sabaran anak sakit langsung ke dokter aja ya jadinya dikasih antibitoik deh..

      Hapus
  6. Naahh yg susah itu menyadarkan Masyarakat yg udah biasa apa2 antibiotik :(

    BalasHapus
  7. Tuh ya, dulu kesalahanku kalau minum obat dari dokter suka ga tuntas atau sotoy bin sok tahu minum obat. Ampun deh, ga lagi-lagi, ah.

    BalasHapus
  8. dr Wati emang top ya mbak, mengedukasi banyak orang tua untuk lebih cerdas menggunakan antibiotik, terutama jika bertemu dengan dokter yang dikit2 ngasih antibiotik, flu dikasih puyer atntibiotik, duh... jadi orang tua memang harus kritis, jangan sembarangan ngasih obat ke anak.

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Mantaap ulasannya bu..

    BalasHapus
  11. sekarang kalau aku batuk dan flu itu susah sembuh kalau tidak makan antibiotik. bisa sampai 1 bulan baru bisa sembuh.

    BalasHapus
  12. emang sebagai orang tua skrang harus tau tentang obat obat ko. biar ga bingung banget saat ada apa apa baik kepada anak atau saudara

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)