MEREVISI DOA

Ya, aku tau do'a adalah elemen penting dalam kehidupan. Melibatkan Sang Maha Pengatur Hidup. Tapi, beberapa do'a yang belakangan dengan jelas aku dengar dan 'dikabulkan' denganNya dengan cara yang sama sekali berbeda, membuatku berfikir ulang. 
Haruskah kurevisi isi do'aku?

Pagi-pagi, sang misua tercinta, mas Ridho mengajakku dan anak-anak berkunjung ke rumah salah seorang kerabat di daerah Cipondoh, Ciledug. Pulangnya, aku mengirim pesan singkat dengan cara whatsapp ke sahabatku, bunda Wie karena rumahnya dekat dari situ. Karena tak kunjung dibalas, akupun mengambil resiko tetap datang ke rumah si bunda walaupun nanti tidak ketemu dengannya.

Sampai di jalan masuk rumah, ternyata sebuah mobil Lancer sudah parkir. Wow.. mobil milik mantan suaminya ^_^. Karena niat untuk bersilaturahmi, (bukan niat ‘kepo’ loh yaa) aku turun sendiri. Ooh, ternyata bunda Wie sedang bebenah rumah mengenakan daster batik bututnya dan belom mandi !

Ia tertawa geli melihatku dan anak-anak. Ternyata ia sedang tidak ingin dikunjungi! Tapi, kapan lagi coba waktu untuk bertemunya? Lah wong kalau hari biasa kami sama-sama 'sok' sibuk.

Yang membuatku tertegun, karena bunda Wie dengan berseloroh mengatakan bahwa ia sudah berdoa pagi-pagi, agar hari ini tidak ada tamu yang datang! Lah, kok malah yang terjadi kebalikannya. Tamu silih berganti datang, hingga ia harus 'mencuri-curi' kesempatan bebenah rumah.


Sebulan yang lalu..
Ayah sahabatku, Dian bercerita padaku dan suami saat kami libur bersama di Cipanas. Inilah sepenggal kisah beliau.

    "Saya pernah bercita-cita dan berdoa : Saat pensiun dari Dinas Pemadam Kebakaran, saya ingin hidup tenang. Menikmati hari tua.

Jadilah saya dan ibunya anak-anak hijrah dari Jakarta ke Purwokerto. Kebetulan karena anak bungsu saya kuliah di Universitas Sudirman.

Semua harta yang saya miliki, saya bagi-bagi ke anak-anak. Rumah, mobil dan uang. Bahkan saya naikkan haji."

Tapi, apa yang terjadi?

Di Purwokerto, anak bungsunya menikah dengan anak salah seorang pemilik armada bus disana. Entah bagaimana ceritanya, suami si bungsu tersebut masuk penjara. Orangtuanya bangkrut. Tak lama setelah keluar penjara, ia menghamili anak tetangga! Karena tak kuat, putrinya tabrakan hingga ada cacat kecil di kakinya.

Karena tak kuat dengan keadaan, ia lari meninggalkan dua orang anak balita, membawa lari kendaraan si Bapak satu-satunya. Jadilah, sekarang ia dan istrinya mengasuh dua orang cucu. Untunglah, anak-anak yang lain membantu sehingga secara ekonomi mereka tidak terlalu terbebani.

Woow.. apa yang ada dalam benak si bapak saat itu ?

Manusia cenderung menitipkan hal-hal yang instan saat berdoa.
  • Ia titip : beri aku kekayaan - tanpa bekerja keras.

  • Ia titip : semoga anakku ranking 1 - tanpa mengajarinya belajar.

  • Ia juga titip : Jadikan keluargaku sakinah mawaddah warahmah - tapi tidak mau repot-repot menyayangi suami/isteri, tidak ingat hari ulang tahun isteri dan anak-anaknya, bahkan menomor-tiga kan urusan rumah tangga kalau sedang arisan dengan grup emak-emak rempong !
Satu lagi, ya.

Dulu, persis sehari sebelum lebaran tanggal 8 Agustus 2013, koki di warung mie ayam saya membuat 'move' -- dengan menekan saya dan suami untuk menaikkan gajinya. Ia beralasan, gajinya sekarang sudah tak cukup lagi karena ia sudah berkeluarga.

Padahal, dua bulan yang lalu, karena kasihan pada pasangan suami isteri baru ini, kami biarkan ruangan di belakang yang berfungsi sebagai paviliun menjadi tempat tinggal mereka tanpa dipungut bayaran. Bahkan listrik warung-pun tak kami bebani lagi karena pendapatan warung yang pas-pasan.

Kami juga memberi kesempatan pada isterinya ikut bekerja di warung. (Untuk itu, pembantu warung yang mudik tidak kami beri kesempatan kembali lagi.)

Tentu saja, begitu si koki mengeluh ini itu, minta fasilitas THR, minta kenaikan gaji dan bertingkah "kalo ga ada gue, bisa apa lo", kesempatan baik buat kami untuk dengan rendah hati 'menyerah' saat itu juga!

Tanpa ia sadari, semua ini adalah berkat DO'A-nya sendiri. Ia mengeluh tak bisa lagi bekerja dengan upah minim walaupun kewenangan warung sudah dimandatkan padanya. Kamipun 'menyerah' karena tak sanggup menaikkan upahnya. Dengan cara ini, win-win solution buat kami adalah menyewakan tempat saja.
Adakah keterlibatan tangan Allah dengan perpanjangan alam semesta dalam kasus-kasus di atas ? Dengan tegas aku bilang : YES, Thy is !
Aku memang bukan ahli ibadah. Sholat tepat lima waktu dengan diselingi dhuha sesekali saja sudah bonus tepukan di punggung untukku ^_^. 
Tapi aku percaya, dalam setiap gerak langkahku, ada beribu pasang indera yang terlibat di dalamnya. Jika aku sakit, ada tangan-tangan malaikat terulur memberi obat, memijit punggung, mengambilkan air putih...
Saat aku terluka dan berduka, tersedia sebuah bahu, terkirim beberapa gadget untuk melampiaskan, setumpuk buku cerita, dan sebuah ranjang empuk di dalam sebuah rumah yang nyaman dengan pemandangan danau (bekas rawa sih..) di depannya.


Saat aku sedang mengejar sesuatu, tangan-tangan malaikat kembali datang memberiku motivasi, menepuk pundakku yang lelah dan tersedia ribuan senyuman baik dari dunia fana maupun maya!

Serpihan do'a yang dibawa para malaikat Allah itu akan terwujud dari perhatian suami, anak-anak, ibuku, saudara-saudara dan sahabat. Bahkan, malaikat berwujud dalam bus yang padat, memberiku tempat duduk saat aku berdua dengan putri kecilku.

Jika itu semua bukan wujud dari do'a, lantas apa ?

Well.. tahun ini, kesempatan untukku me-review do'a sekaligus langkahku ke depan. Sepotong ayat berkelebat.
"Dan jika hamba-hambaku memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
(Al Qur'an surat Al Baqarah : 186)

43 komentar

  1. Bewe pertama kesini,bener2 dibuat meleleh...makasih mak sudah diingatkan ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillaah.. BW di Tahun Baru ya mbak Hanna

      Hapus
  2. Ah jleb banget, Cici. Aku pun lagi mikir ini, gimana merevisi doaku yang sepertinya harus diluruskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga sedang belajar menyelaraskan isi kepala nih...

      Hapus
  3. selalau ada campur tagan yag di atas atas segala keputusan dan hasil yang kita dapatkan ya mbak. Terima kaish tausyiahnya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi ngikik dibilang tausiyah... emang ada gitu yang percaya yah

      Hapus
  4. Revisi kelakuan kayanya mah aku mba..Revisi do'a yaa.. Bukan berarti tak ada yg tak mungkin asal ada usaha di dalamnya yah mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Uci, selayaknya sih kita revisi yaaa doa doa plus kelakuan

      Hapus
  5. Makjleb tenan postingan ini.
    Sepertinya aku juga perlu merevisi doaku mbak.selama ini teellau banyak.minta ini itu padahal sedikit ibadahnya. Banyak mendikte Allah padahal Dia yg punya hidup :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo tulisan ini bisa untuk saling mengingatkan :(

      Hapus
  6. Terima kasih banyak, Mbak, untuk pencerahannya. Terima kasih. :')

    BalasHapus
  7. Tertegun bacanya...saya harus merevisi doa juga, karena mungkin saja doa yang saya titipkan belum sepadan dengan usaha :(

    BalasHapus
  8. dalam kehidupan dunia ini kita sangat berkaitan antas usaha dan doa, terimaksi bu atas pencerahan yang sangat mendetil :)

    BalasHapus
  9. such a great reminder...saya pun semoga bisa selalu ingat untuk memenuhi kewajiban-Nya sebelum 'menuntut' ini itu..banyak bersyukur dan berdoa minta ridho-Nya ya mak :)

    BalasHapus
  10. Haru biru bacanya mak. Berasa dipeluk dengan kata-kata penuh hikmah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. duh, aku tersanjung mbak Naqi *jadi tengsin sendiri*

      *tau tengsin gak -__-" *
      *edisi orang tua*

      Hapus
  11. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya agar selalu dalam jalan kebenaran. :)

    BalasHapus
  12. ini nulisnya emosional banget ya, padahal udah pernah diceritain oma tapi aku tetap tersentuh. *eeaaa* >.< dan aku baru tau bang dho itu ternyata namanya ridho. rhoma nggak belakangnya? *kaboorrr

    BalasHapus
  13. Bagian yang kisah di Purwokerto itu bikin prihatin. Hiks

    Musti seimbang, antara pinta dan kewajiban kita kepadaNya ya, Mbak.

    BalasHapus
  14. Doa merupakan ruhul ibadah, perisai terakhir sebagai muslim. Yuk panjatkan doa terbaik agar selamat dunia akhirat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mas, nah "cara memanjatkan doanya" itu loh yang sedang kubahas

      Hapus
  15. saya justru melihat kesulitan/ujian kehidupan sebagai bunga kehidupan

    yang membuat kehidupan jadi lebih menyenangkan

    Contoh kasus Mbak Tanti punya suami yang baik, sayang dll, gak pernah melarang Mbak Tanti ina itu, anak anak Mbak Tanti juga baik-baik, gak ada yang nakal

    Semua lurus, karena itu diberi sedikit "bunga" oleh Allah SWT agar kehidupan Mbak Tanti terasa manis ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiiin ambu

      kadang memang menuju ke sebuah hamparan taman indah di balik gunung - kan kita harus melewati banyak bukit terjal dulu yaaaaa

      Hapus
  16. Mbaaa, aku speechless baca ini

    Bismillah... kalopun hidup terasa buntu dan ngga jelas gimana juntrungannya, teruslah BERDOA, dan hanya ucapkan doa yg baik2 ya.

    Ini reminder buat diriku banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya jeng, semoga kita terbiasa berdoa "yang lempeng" yaaa

      Hapus
  17. Doa memang sangat ampuh untuk menghadapi kesulitan, namun harus dibarengi usaha. Misalkan kita minta doa semoga diberikan rezeki, tapi ga mau usaha, hanya tiduran terus...ya sama juga bohong

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iya mbak Sumi, ikhtiar dan dibarengi doa is the best

      Hapus
  18. Iya ya mbak Tanti, aku kok kayak mau toss deh ssstttt.... Sholat lima waktu diselingi sholat duha aja udah alhamdulillaah ya hehehe :D Sama berdoa yang banyak dan wiridan walupun belum istiqomah, buatku itu adalah kemajuan berarti. Berdoa itu wajib buat umat muslim ya mbak, supaya segala keinginan kita dijabah Allah. Tetapi sih biasanya Dia berikan kita kebutuhan dulu, abis itu baru keinginan. Memang Dia Maha Tahu segalanya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku jadi pengen menulis tentang itu jeng Nurul
      biasanya Dia berikan kita kebutuhan dulu, abis itu baru keinginan

      Hapus
  19. Setuju, selalu ada campur tangan Nya dalam setiap hal yang terjadi pada diri kita. Saya juga percaya, tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini.

    Merevisi doa, hmm bagus juga nih ya, pelan-pelan berucap dan berpikir yang baik-baik. Sehingga yang baik pula yang akan terjadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak Nanik,
      kita ni manusia kadang suka sotoy dan sok kuat ya

      Hapus
  20. Masyaallah, tulisan yang ditulis dari hati akan sampai juga ke hati pembacanya. Kadang memang Kita meminta tanpa usaha Yang maksimal. Cerita tentang pegawai yang meminta kenaikan gaji juga ternyata ada hikmah setelahnya. Akan ada ganti Yang lebih baik saat Kita ikhlas. Makasih buat sharing dan remindernya Mba Tanti.

    BalasHapus
  21. Singat dna mwncerahkan. Saya pun mau merevisi doa jadinya. Mau kaya tapi gak mau usaha. Mau pintar gak mau belajar.. huhu

    BalasHapus
  22. Dari dulu aq selalu percaya kalau semua hal selalu ada campur tangan Allah didalamnya jadi manusia hanya bisa berdoa dan berusaha tapi tetap Allah yang menentukan semuanya

    BalasHapus
  23. Yang penting berdoa dulu dengan ikhlas, disertai keyakinan bahwa Allah pasti akan memberi yang terbaik bagi kita, jangan putus asa dalam berdoa karena doa mu belum tentu langsung di kabulkan, sehingga di revisi atau tidak direvisi doa kita, menurut saya Allah sudah tahu yg terbaik bagi kita.

    BalasHapus
  24. Masya Allah terima kasih sudah mengingatkan kami kak, dikemas dalam cerita yg sangat menarik

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)