MENINGGAL KARENA MAL-NUTRISI AKIBAT KETOFASTOSIS? (part 1)

Sore itu, usai melakukan semua rutinitas, seperti biasa aku mengecek layar android. Nomor satu pastilah pesan-pesan di grup WA atau telegram. 

Ternyata ada satu nomor yang berusaha menghubungi berkali-kali. Aku segera membalas pesan beliau.  "Mbake, what's up?"

Si mbak segera membalas pesan singkatku, "Aku baru pulang kantor, nanti malam aja di atas jam 8 kalo kamu juga udah senggang langsung telpon aku, ya. Penting!"

Berhubung mbak Qinoy (demikian ia biasa kusapa, padahal namanya mbak Tini) jarang kontak kalau tidak penting banget, ya pastinya kali ini ia ingin menyampaikan sesuatu padaku.

Jadilah, malam itu usai sholat isya aku buru-buru WA. "Mbaaaak! Aku udah selow nih, bisa kutelpon sekarang, kah?"

Tak lama kami pun ngobrol panjaaaang lebar. 

Awal mula cerita ini adalah; salah seorang pengguna Facebook - which is kawan kami di komunitas - mempublikasikan artikel tentang mala-nutrisi. Jadi, putri salah satu teman kami yang berdomisili di Norway, meninggal setelah menjalani diet ketofastosis.

Tentang ketofastosis lifestyle  ; Aku dan Gaya Hidup Ketofastosis

Tentang intermitten fasting : Kenapa Harus Intermitten Fasting saat ketofastosis 

Ternyata gejala mal-nutrition atau malanutrisi putri mbak M sudah berlangsung lebih dari 6 bulan. Almarhumah sendiri sudah menjalani ketofastosis lifestyle tersebut 2 tahun, mengikuti jejak mamahnya.

Gejala awal adalah tubuhnya mengalami gejala malanutrisi hingga hemoglobin (Hb) turun sampai 4 dan harus menjalani transfusi darah. Gejala lain yang dialami antara lain berat badan turun, Gerd (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung), detak jantung tidak stabil, bahkan paru-paru dilaporkan tergenang.

Menurut dokter yang menangani, almarhum  ini menderita sakit hingga parah karena mikro-nutrisi nya tidak mencukupi, kekurangan elektrolit dan Vitamin D. 

Nah, untuk penjelasan detail, sempat ditulis oleh salah satu teman lainnya, mbak Vio yang termasuk menjalani ketofastosis dengan struktural. 

Memang, jika ditelaah, 
banyaaaak sekali para pelaku ketofastosis selama ini yang baik-baik saja. Aku malah sempat selama 3 bulan penuh menjalani ketofastosis dan selain turun berat badan secara signifikan, juga berhasil membuat tubuhku berangsur pulih dari ngilu sendi di lutut yang parah.

Banyak sekali beredar testimoni tentang yang sakit. Ada yang mengidap tumor ganas, ada yang stroke hingga jantung bocor yang malah sembuh dari penyakitnya!

Jadi, benarkah ketofastosis bisa menyebabkan malanutrisi hebat?



Mengutip dari kompas.com, tanggal 17 Desember 2020 lalu, seorang ahli gizi bernama Dr Tan Shot Yen mengatakan bahwa efek samping diet keto, semestinya tidak sampai separah itu. 

"Mungkin, orang tersebut memiliki masalah (kesehatan) lain. Apalagi Hb sampai 4, dan ada cairan di paru," demikian penjelasan dr. Tan. 

Apa yang terjadi saat tubuh tidak menerima asupan karbohidrat?


Ketika asupan karbohidrat berkurang, tubuh akan membakar lemak dan menghasilkan senyawa yang disebut keton. Senyawa inilah yang kemudian diubah menjadi energi. Kondisi inilah yang kemudian disebut sebagai ketosis .

Sementara, jika dikutip dari web alodokter,
Ketoasidosis diabetik merupakan kondisi berbahaya ketika kadar keton di dalam darah sangat tinggi dan membuat pH darah turun atau menjadi asam.

Ketoasidosis diabetik bisa menyebabkan koma hingga kematian. Orang yang paling berisiko mengalami kondisi ini adalah penderita diabetes.

Pada awal mula melakukan ketofastosis, 
di hari ke 5 hingga 10 hari berikutnya, memang saya mengalami HC atau Healing Crisis. 

HC tersebut terjadi karena tubuh saya sedang didetoxifikasi. Jadi alih-alih merasakan nyaman, saya kesakitan luar biasa hingga demam. Tapi di bulan pertama itu juga, ngilu sendi - flu dan batuk yang setiap hari menghampiri hilang. 

Sejak kecil, saya memang alergi udara dan alergi debu. Jadi setiap pagi akan bangun dengan bersin-bersin, dan ada beberapa hari dimana saya flu berat, sesak napas (napas berbunyi ngik.. gitu karena asma).

Oya, saya juga sempat mimisan (bleeding) dalam jumlah cukup besar, dan itu terjadi selama 3-4 hari kalau tidak salah. Dan alhamdulillaah sesudah itu, hingga sekarang saya tidak pernah lagi merasakan alergi dan bersin-bersin setiap pagi.

Sesudah berlalu 3 bulan, saya tidak lagi terlalu ketat mengikuti protokol dan bisa dibilang cheating (makan karbohidrat) kembali walau tidak lagi terlalu banyak, menghindari minuman botolan dan biskuit. Tapi pokoke "normal" lah makannya. Hanya saya memang sebisa mungkin menjalani intermitten fasting, agar terbiasa tidak memasukkan kalori dalam jumlah tertentu setiap hari.

Dan sepertinya keputusan itu sangat tepat, karena sesudah sekarang membaca berita yang menyedihkan di atas, saya baru menyadari bahwa memang manusia tetap membutuhkan karbohidrat - mineral dan protein dalam jumlah seimbang.

Sekilas tentang ketogenic lifestyle - dan pendapat ahli tentang itu

Menurut WebMD, ketogenic atau diet keto adalah diet rendah karbohidrat yang tujuannya, tubuh mendapatkan lebih banyak kalori dari protein dan lemak, tetapi dengan lebih sedikit karbohidrat. 
Diet ini menyarankan untuk mengurangi bahkan memangkas asupan karbohidrat yang mudah dicerna, seperti gula, soda, kue kering, dan roti putih. 

Dr. Tan menegaskan bahwa pada prinsipnya, manusia membutuhkan tiga unsur makronutrien, di antaranya karbohidrat, protein, dan lemak. 
"Ketiga unsur makronutrien ini, harusnya seimbang dan berasal dari sumber yang sehat. Ketiga makronutrien itu tidak bisa saling menggantikan," 
Bagaimana dengan diet keto, dok?
Dr. Tan tidak menyarankan diet ketogenik bahkan ketofastosis!
"Dalam diet ini, asupan karbohidrat diganti dengan protein dan lemak. "Itu sama seperti tangki bensin yang mestinya diisi bensin, tapi diganti dengan oli. Fungsinya, kan, beda," kata dr Tan. 
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi tubuh, jika tidak ada karbohidrat, maka tubuh akan mencarinya dari sumber lain, seperti memangkas protein atau lemak. 
"Saat protein atau lemak dikonversi jadi gula, akan terjadi reaksi glukoneogenesis," jelas dr Tan.
Saran dr Tan - sebaiknya makanan diimbangi dengan protein yang dimasak dengan sehat, bukan digoreng. 

Selain itu, lengkapi separuh piring dengan sayur dan buah. "Kalau bisa makan yang benar, ngapain diet? Sehat itu kontributornya banyak, langsing itu bukan soal makanan saja," saran dr Tan. 

Jadi, mengapa sekarang banyak orang mulai mengeluh mal-nutrisi akibat diet ketofastosis atau menjalankan ketofastosis lifestyle? Dan apakah ada testimoni tentang mal-nutrisi dari sumber yang bisa dipercaya? 

nanti sambung ke part 2 aja yaa!

37 komentar

  1. Bagi orang kampung di daerah saya ini, belum sarapan kalau belum makan nasi. Artinya kalau ga ada asupan karbohidrat wah sudah ga bakal punya tenaga...
    Mungkin tipe orang seperti itu yg seharusnya tidak mengurangi asupan karbohidrat kali ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih masalahnya adalah jaman now yang dimakan BUKAN KARBOHIDRAT UTUH TAPI OLAHAN kali ya teh Okti, sehingga itu yang menjadikan buanyaaak masalah di tubuh kita

      Hapus
  2. Terserang penyakit bawaan saat sedang diet ketosis, auto diet ketosisnya yang dituding sebagai penyebab. Tampak kurang bijaksana kalau langsung dinilai seperti ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia mbak Rien, semoga BUKAN KARENA DIET KETOFASTOSIS nya ya
      tapi karena kekurang pahaman mengenai pola makannya

      Hapus
  3. ah aku dulu pernah nyoba diet keto mbak, emang sih cpt turunnya tapi jadi lemas
    ternyata bisa menyebabkan malnutrisi juga ya

    BalasHapus
  4. Saya pernah tergiur nih Mbak Tanti
    Ikut diet keto
    Malah masuk group facebook nya
    Karena saya jarang makan nasi
    Tapi waktu tau ngga boleh makan mangga, mundur deh saya
    Dilarang makan buah fav ?
    Tak uuk ya 😀😀😀

    BalasHapus
  5. Menjaga pola makan dan konsumsi gizi yang tepat menjadi panduan gaya hidup sehat...terima kasih literasinya

    BalasHapus
  6. Yang dimasak dengan sehat bukan berarti di goreng ya. Ini jadi masukan bermanfaat agar terhindar dari ketofastosis dan literasi mengenai kesehatan jadi paham lagi

    BalasHapus
  7. Zaman sekarang, orang yang makan roti merasa dia sudah makan karbohidrat. Padahal, roti putih, roti gandum, roti apapun lah itu namanya, adalah produk turunan dan olahan, bukan karbohidrat utuh. Apalagi di luar negeri hidupnya bukankah seperti itu?

    Turut berduka cita untuk temannya Mba Tanti. Semoga ini menjadi pelajaran buat kita.

    BalasHapus
  8. Sampai ada yang meninggal pun karena diet ya mba. Beruntung aku orangnya nggak bisa gemuk,jadi makan apa saja, oke2 saja sih, jadi nggak pusing2 mikirin harus diet.😄

    BalasHapus
  9. duh aku jadi inget dulu tuh mba waktu ex suami sakit parah dan ternyata keracunan keton alias ketoasidosis diabetik, dan semua orang bilang mukjizat dia sekarang bisa hidup dan kembali beraktivitas. Sayangnya, tidak semua orang insaf dan sadar akan kesalahan sekalipun sudah hampir diujung kematian ya. Jadi serem juga mau ikutan diet keto ini, memang sebaiknya kita selalu konsul sm dokter ya sebelum memutuskan diet

    BalasHapus
  10. Aduhh mbaaa, sekarang kalo mau upaya gaya hidup sehat, memang sebaiknya konsul dulu ke dokter/ahli gizi ya. Boleh jadi memang bukan jenis dietnya yg berbahaya, tapiii EKSEKUSI/CARA KITA menerapkan diet itu yg nggak bener.

    BalasHapus
  11. Huhuuu, sedih banget kalo baca tulisan begini, mau makan aja diatur susah banget ya Makneng.
    Selalu inget pesen mentemen dokter, ga usah diet2 yang penting mah makan yang benar dan seimbang, sama dengan pesennya dr Tan juga nih.

    Kalo pun memang mau menjalankan diet bagi yang obesitas, sebaiknya didampingi dokter biar ga salah jalan.

    BalasHapus
  12. Sebenarnya tubuh kita kan memang butuh asupa karbohidrat ya mbak. Hanya saja jangan kebanyakan, malah jadi ndut dan beberapa pengidap penyakit tertentu mesti mengurangi karbo. Aku aja mengusahakan kalau makan nasi 5 sendok makan aja meskipun kalau ada sambal, ikan asin dll perut masih teriak2 hahahah :) Olahraga dan menjaga gaya hidup juga penting kudu seimbang ya supaya badan sehat terus.

    BalasHapus
  13. Aduh kalo kebablasan diet sampe nggak memperhatikan nutrisinya, parah juga ternyata efek jangka panjangnya. Saya sendiri overweight dan udah nggak memaksakan lagi diet ekstrim seperti nggak makan nasi atau karbo gitu Mak. Tetep ada karbo tapi porsinya yang dikurangi dan memperbanyak sayur. Jadi tetep kenyang dan nggak menyiksa badan gitu. Semoga masyarakat makin ngerti kalau yang paling penting tetep gizi dan kalori yang cukup untuk dikonsumsi setiap hari :))

    BalasHapus
  14. Wah, bahaya juga ya kalo menjalani diet keto ini. Aku pribadi yang namanya makanan yang mengandung karbohidrat memang penting karena menjadi sumber energi bagi tubuh. Tapi bisa dikonsumsi tidak hanya berbentuk nasi putih kan, bisa roti atau mie atau ubi dst.nya. Selain itu porsi makanan mengandung karbo pun harus seimbang dengan yang berprotein serta asyur & buah. Intinya, seimbang deh porsinya hehe..

    BalasHapus
  15. memang sih klo g makan nasi ataupun karbo lainnya itu lebih cepat turunnya
    dulu aq pernah nyoba, g nasi sama sekali cuma makan protein, turun 5 kg sebulan tapi g optimal aktivitas lemas dan cepat emosi, hehe
    ternyata nggak boleh ya klo g ada karbo sama sekali

    BalasHapus
  16. Memang bahaya ya, Mbak kalau menjalani diet tanpa ada pengetahuan yang benar. Pengennya ingin menurunkan berat badan malah membuat badan terkena penyakit.
    Saya sendri malah ingin menaikkan berat badan, dan it's work selama pandemi ini hihihi

    BalasHapus
  17. Aku sewaktu ke Bandung ngobrol panjang dengan Mbah Erry tentang diet keto ini mak, dan beliau sangat tidak menyarankan diet keto ini karena tubuh harus mendapatkan nutrisi lengkap apalagi karbohidrat sangat dibutuhkan.

    BalasHapus
  18. Penasaran dengan lanjutannya. Tentang diet, saya udah coba beberapa macam. Dari semuanya hanya cocok less-carbo. Saya masih bebas makan apapun, asalkan karbohidratntya dikurangi.

    Memang gak bikin berat bada turun dalam waktu singkat. Tetapi, cara ini paling aman dan nyaman buat saya.

    Awalnya aja yang berat karena kalau makanannya lagi enak, saya nasinya nambah melulu hahaha. Tetapi, lama-lama bisa juga mendisiplinkan diri

    BalasHapus
  19. banyak juga yang melakukan diet keto dan berhasil nurunin berat badan puluhan kilo, aku sampai ikutin semua artikel tentang diet keto ini, tapi kok banyak info yang menyatakan seperti yang mba share di blog ini

    BalasHapus
  20. Menarik banget nih ulasan dari Mba Tanti. Sepertinya perlu edukasi lebih ke masyarakat luas tentang diet keto ini. Apakah punya riwayat penyakit lain atau enggak. Kalau punya, ya jangan coba-coba diet keto. Bahaya banget.

    Lagian ya, kita kan butuh tenaga yang berasal dari karbohidrat. Aku sarapan bubur ayam aja lemes kalau belum sarapan nasi. Wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  21. Tubuh butuh asupan seimbang sih intinya. Tinggal mengatur jumlah kalori masuknya aja. Dulu sempat mau ikut-ikutan keto juga tapi rasanya belum yakin akhirnya baca-baca dulu aja. Sekarang lebih ke mengatur asupan aja.

    BalasHapus
  22. Sedih sekali ini, karena memang mal nutrisi masih sering terjadi ya. Takut makan karena ngeri beratnya naik dan abai dengan nutrisinya.

    BalasHapus
  23. Just in case, sebelum melakukan diet harus tahu kondisi tubuhnya dulu jangan sampai kekurangan salah satu nutrisi ya mba. Dan harus tahu benar aturan dari diet itu dan apa fungsinya untuk tubuh. Karena kalau tidak cocok bisa fatal akibatnya..

    BalasHapus
  24. Nah ini dia, aku kan suka kepo banget melihat postingan hasil diet keto di instagram. Berat badannya jauh banget turun, jadi pengen gitu nyoba. Tapi pernah ada selebgram yang kena autoimun, dua tahun setelah dia pamer hasil keto. Jadi takut kan nyoba keto.

    BalasHapus
  25. Lemes mbak aku kalau belum nemu karbo :)
    Aku belum ngerti bener nih soal diet Keto, ada temen2ku yang ikutan diet ini juga tapi aku gak cari tau lebih dalam. Aku juga kalau bangun tidur suka bersin-bersin nih mbak karena alergi ternyata ya.
    MEmang sih katanya lebih baik makan dengan pola seimbang ya mbak

    BalasHapus
  26. Emang nggak sedikit juga yang berakhir tragis setelah diet begini karena menerapkannya secara membabi buta tanpa konsultasi dengan ahlinya..hanya ikut2an saja. Padahal kebutuhan nutrisi tiap orang gak sama, jadi nggak bisa ya pukul rata pola dietnya.

    BalasHapus
  27. Hb turun atau rendah ini bahaya sekali ya mbk buat tubuh. Sebaiknya kalau mau diet memang harus konsultasi dulu ke dokter. Rasanya kalau aku belum makan karbon ada yang kurang hehehe

    BalasHapus
  28. Saya sampai saat ini masih harus makan nasi, belum bisa lepas dari nasi walau makan bakwan jagung, pernah penasaran pengen keto tapi pas searching malah ketemu soal malnutrisi trus ga jadi keto atau diet lainnya😊

    BalasHapus
  29. Wah ini perlu diagendakan
    Soalnya saya khawatir ga kuat tahan laparnya karena berusaha diet keto

    BalasHapus
  30. Temenku cowok udah 4 tahunan diet keto ini Mbak Tanti. Tapi katanya baik-baik saja. Bahkan beliau bilang lebih sehat. Nggak ngerasain sakit lagi. Apa tergantung kondisi tubuh kali ya. Jadi ada yang malnutrisi gara-gara diet ini.

    BalasHapus
  31. Aku pernah menjalani diet keto juga kak...
    Dan hanya mampu bertahan semingguan kayanya...lalu pusing, nggliyeng...lalu aku hentikan.
    Masalahnya, aku nyetir kemana-mana, jadi bahaya banget kalo mendadak lep, gelap.

    Akhirnya, bahagia aja wes...apa adanya.
    Pokonya jangan makan seblak, gorengan dan boba sering-sering.
    Hehhehe....((ini jadi ngilleer pas nulis))

    BalasHapus
  32. pernah ikutan keto juga, ga tahan lama soalnya pusing hehe mungkin karena belum terbiasa juga kali yah.

    BalasHapus
  33. memang harus benar - benar menjaga asupan nutrisi kita yaa mba. Aku jadi lebih aware juga dengan kesehatan ini

    BalasHapus
  34. Aku notice kata elektrolit. Berarti anaknya kurang asupan elektrolit. Solusinya dengan konsumsi air dicampur garam laut.

    Bukan karena kekurangan karbohidrat. Krn ketika sudah keto. Energinya dari lemak. Jd karbohidrat sudah bukan hal yg penting lagi.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)