Book Review : Kalung Giok Naga dan Kisah Cinta yang Belum Usai


Judul      Kalung Giok Naga dan Kisah Cinta Yang Belum Usai
Penulis   : Lia Heliana
Penerbit : Eksismedia
Terbit      : Februari 2022, Cetakan 1
Jumlah halaman : 141 halaman
Kategori : Fiksi / Klasik / Sastra /Fiksi Sejarah

Book Blurb:
  • Apa jadinya jika kalung giok naga pusaka sebagai lambang penghormatan dari Kaisar Qing dinasti terakhir hilang? 
  • Apakah di jaman itu, dua insan dengan etnis berbeda tak boleh menikah? 
  • Bagaimana kelanjutan kisah kasih Asuy, putri pedagang besar dengan etnis Tionghoa dan Surya, putra bangsawan Banten tersebut? Apalagi, ketika Asuy kemudian dijadikan jaminan hutang oleh kakaknya sendiri?

    Kisah dibuka dengan kalimat memikat yang langsung menambat di hati pembaca. Coba saja kita simak.

PAGI BERKABUT.

    Seorang lelaki berjalan mengendap-endap di antara  bayangan pepohonan. Langkahnya sangat hati-hati. Sesekali, ia melirik ke arah sungai. Sepi..

    Sepagi ini, Cisadane belum melahirkan kehidupan. Kapal-kapal kecil yang biasa berlayar masih tertambat di dermaga. Ada beberapa perahu di kejauhan. Samar. Terlindung kabut.

    Mengambil latar waktu saat perang dunia kedua jelang usai di Tangerang dan Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1946, novel ini berkisah tentang pencarian cinta sejati dan makna hidup.  Bahwa sesungguhnya banyak aturan atau adat yang mengungkung kebebasan dan bertentangan dengan kata hati yang sesungguhnya.

    Tokoh sentral dalam novel ini adalah A Suy, walau ketika sudah beralih jaman, tokoh utama menjadi Aisha, namun ia adalah benang merah penghubung dari semua tokoh-tokoh yang ada di buku ini. 

    Dalam novel ini, tiap tokoh punya peranan, bukan asal tempel saja. Jalinan kisah tak bertele-tele. Sad romance namun tak cengeng. Sebagai pembaca yang juga penikmat kisah sejarah, aku berharap ada penjelasan kalung giok naga lebih dalam lagi.

    Mungkin satu saat perlu mengulik sejarah tentang giok dan serba serbinya di Tiongkok sana. Bahwa kalung giok berukiran Naga yang terbelah dua ini, memiliki arti lebih dari sekedar historis. Karena kita tahu banyak sekali batu giok cantik dan juga bernilai historis. 

    Biasanya batu giok yang asli memiliki sertifikat dari pembuatnya, sama seperti emas. Dalam keadaan tertentu, batu giok harganya bisa melampaui logam mulia. Misalnya ketika kamu memiliki batu giok yang jenisnya langka, dan kemungkinan disematkan di atas platina dan bersanding dengan berlian.

Spoiler plus sedikit masukan di halaman 68 

    Dalam situasi menegangkan, yaitu dua tokoh utama dikepung di dalam kereta. Kakak tokoh utama ditembak, dan kedua sejoli melarikan diri dan berkejaran di gerbong atau stasiun kereta.

    Saat itu, hadir seseorang yang "menepuk bahu" dan terjadi tanya jawab, dan percakapan yang terjadi seolah seperti ketika kamu sedang jalan-jalan di Passer Baroe misalnya!  Padahal itu sedang tembak menembak loh! Jadi ingat kisah film koboi Amerika yaaa... di saat genting masihbisa ngobrol santai ^_^

    Karena kisah ini berbalut sejarah, memang tak mudah mengemasnya. Di beberapa bagian terkesan Penulis mempercepat alur, sehingga aku seolah terbang dari satu  kejadian ke satu kejadian lain dengan sangat cepat. Di beberapa bab akhir aku juga merasa ada yang "kurang" - entah apa.

    Aku juga sempat tercenung ketika tokoh utama pria malah memutuskan untuk tak bersatu dengan tokoh sentral yang ia perjuangkan selama ini! Fiuuh.... spoiler lagi... eh tentu saja tidak. Di bagian akhir ada ending yang mengejutkan ketika keduanya akhirnya..... 

    Anyway, kisah ini memang tak biasa.  Pertanyaan klasik pembaca "Apakah cinta kedua sejoli ini bisa bersatu?" sekilas bisa terjawab ya di atas!

    Jika keduanya bersatu, mengapa kalung giok itu diperebutkan?  Lalu, mengapa Aisha, seorang gadis yang hidup di masa kini dikejar oleh dua orang lelaki misterius?

    Rasanya masih pengen baca terus, nih... semoga Penulis bersedia membuat sekuelnya hahahhaa...
 tak salah jika naskah ini meraih peringkat kedua dalam kurasi Emedia. 

    At the end, this book made my day! 



Berkat teh Lendy, terimakasih diingatkan untuk memajang cover bukunya

14 komentar

  1. Cerita yang berbalut sejarah memang menarik untuk disimak dari awal sampai akhir. Kalau perlu ada sekuelnya hehehe :) Soal menepuk bahu, seru juga ya ada santainya di saat riweuh situasinya. Kalung giok naga ini ga disangka ya si gioknya bisa berharga lebih mahal daripada logam mulia.

    BalasHapus
  2. Gioknya bagus, jadi kepengen beli cincin giok. Giok itu lambang kekuatan, keberuntungan dan kesehatan

    BalasHapus
  3. Keren banget sih Teh Lia ini. Menulis cerita dengan sejarah sungguh tak mudah. Jadi penasaran pingin baca tuntas.

    BalasHapus
  4. Teh Lia ini yaa, aku pernah baca beberapa cerita anak yang beliau buat, memang piawai banget bikin cerita fiksi.
    Setuju dengan Tante Tanti, bikin cerita fiksi yang berhubungan dengan sejarah itu memang ngga mudah sama sekali. Perlu riset sana-sini. Makanya aku salut banget deh sama Teh Lia, meskipun mungkin ada yang sedikit kurang, no problemo. :)

    BalasHapus
  5. Membaca buku berlatar sejarah, atau buku-buku berlatar klasik, memang membutuhkan effort tersendiri. Karena kita dipaksa untuk membayangkan bagaimana suasana di masa itu. Itulah kenapa, kalau ada yg terlalu cepat menyelesaikan adegannya, rasanya seperti ada yang kurang lengkap

    BalasHapus
  6. Kisah berbalut sejarah memang menarik...dan enggak semua penulis mampu mengemas dengan manis. Seperti Kalung Giok Naga dan Kisah Cinta yang belum Usai ini, yang meski ada lompat-lompat dan bagian yang "enggak logis" tapi karena meraih penghargaan pasti bagus kisahnya

    BalasHapus
  7. Wah ini berarti buku berlatar sejarah ya mbak
    Keren ceritanya, sampai mendapatkan penghargaan gitu
    Jadi penasaran pengen baca

    BalasHapus
  8. Adudu beruntungnya Aisha yang diperebutkan dua pria.. cerita romantis memang selalu jadi magnet tersendiri ya membuat kita terpana dan selalu menanti ending dari kisahnya.. akankah berakhir happy or unhappy

    BalasHapus
  9. kirain versi dracin ternyata sejarah kita tapi giok itu dari jaman bangsa cina datang bukan ya mba. novelnya bagus ya sambil santai baca romantisa dan sejarah juga. aku dah lama ga baca buku :")

    BalasHapus
  10. Kak Tanti memang sengaja gak menunjukkan cover buku "Kalung Giok Naga dan Kisah Cinta Yang Belum Usai" kah?
    Soalnya aku suka menilai buku dar covernya, huhuu...kan anaknya visual banget.

    Mengenai kisah cinta yang rumit dibalut sejarah, aku sukaaa~
    Aku pernah kenal dengan seorang penulis yang juga menerbitkan novel based on Sejarah Indonesia. Semoga Sejarah Indonesia dengan balutan novel segerabisa dinikmati banyak kalangan yaa..

    BalasHapus
  11. Wah aku suka nih novel yang berbalut cerita sejarah, harus baca juga nih apalagi desain cover novelnya bagus banget. Bisa jadi teman me time nih soalnya aku paling suka aktivitas me time sambil membaca buku, terutama novel yang berlatar sejarah nan romantis, langsung cusss ke toko buku nih.

    BalasHapus
  12. Padahal udah ditulis di judul bahwa ini Book Review. Saat baca postingannya, masih aja saya mikir ini ulasan drama Korea. Hahahaha. #dasarakoh. Kebayang tuh ini kayak drama-drama Korea bertemakan kolosal gitu.

    BalasHapus
  13. yah namanya juga cerita rekaan, bahkan dalam keadaan yang menurut kita sebagai pembaca itu sangat genting, kejar-kejaran dan tembak-tembakan dalam rangkaian gerbong kereta, masih juga bisa ada obrolan santai

    BalasHapus
  14. Kalau ngomongin cinta emang g ada habisnya dan selalu ada saja bahan yg dibicarakan ya mbak. Wohooo ternyata ada andil di dalamnya to dalam desain buku kisah cinta tersebut. Ikutan bangga nih, keren mbak. Aku malah baru tahu kalau batu giok itu harganya bisa mahal juga

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)