KETIKA MEDIA SOSIAL MENJADI PUNDI UANG DAN DIARY VIRTUALKU


Kamu pernah sepertiku? Mencurahkan isi pikiranmu di instagram? Atau malah membuat youtube short? 

Sejak ada media sosial, platform-platform ini memang berubah menjadi penting.

Aku termasuk salah satu pengguna media sosial aktif, dan memiliki beberapa akun untuk berbagai keperluan. Aku bahkan memiliki beberapa buah akun yang isinya hanya aku saja yang bisa melihatnya.

Biasanya sih isinya foto-foto anak, atau puisi galau, atau kalo lagi kangen sama almarhum Bapak, adik atau anak lanang yang telah duluan berpulang, kucurahkan di situ.

Konten dan Isi Media Sosial, Apa Saja?

Dengan memiliki beberapa akun ini, ada banyak sekali keuntungan yang kudapat.  Selain bisa menjadi foto album yang tidak memenuhi memory hape, aku juga belajar tutorial DIY dan .. sekalian kepo dengan akun yang berseliweran di beranda. Yah, istilahnya silaturahmi virtual...

Lagi-lagi ku bersyukur, di era percepatan digital ini, pak suami sejak awal mewanti-wanti untuk kami memasang Wifi dengan internet provider IndiHome. Terbukti, hingga detik ini, kami tak pernah kesulitan dalam berselancar di dunia maya. 

Pada saat menyadari media sosial ternyata bisa juga menambah pundi-pundi dengan beberapa cara, maka aku pun mulai serius memperhatikan isi dan konten media sosial, sekaligus membandingkan (baca : ngintip) isi akun teman-teman lainnya. 

Misalnya; aku tahu si A sedang berjualan apa, dan bagaimana ia sedang struggling  dengan usahanya.

Ada juga mbakyu B, yang baru saja dipersunting pangeran dari kerajaan Solo yang kaya. Hobinya sekarang lebih ke flexing, memamerkan kebaya-kebaya baru yang mahal, atau foto-foto di keraton!

Lain waktu, aku tahu persis, si C sedang patah hati. Semua foto outfit of the day atau OOTD-nya difilter hingga menjadi abu-abu, dan semua wajahnya mencucu, menjebik atau bahkan hanya terlihat pose kepala dari belakang. 

Caption yang menyertai biasanya berupa quotes ketabahan, dan seolah semua audiens harus tahu, ia juga mengunggah tapak kaki ditambah audio yang menyayat hati...

Ada juga yang sedang berusaha meraih karier sebagai content creator pemula. Ia menjadikan setiap kesempatan di Instagram sebagai ajang pemberitahuan, bahwa ia laris mendapat semua endorse-an barang. Padahal, sebagian dibeli dari kantongnya sendiri.

Tak ada yang salah dengan itu. 

Tergantung kepada tujuan awal pada saat membagikannya, bukan? Bahkan, curhatan seorang kreator konten bernama Mpok Alpha saja, akhirnya mengantarkan kesuksesan dirinya menjadi salah seorang selebriti saat ini!

Well, dilasir dari detiknet, 
jumlah pengguna internet Indonesia di awal 2023 mencapai 212,9 juta. Angka tersebut mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Berdasarkan data dari We Are Social, total populasi Indonesia 276,4 juta, di mana 49,7 persen perempuan dan 50,3% pria pada Januari 2023.

Jika dilihat dari pengguna internet, penduduk Indonesia yang berselancar di dunia maya itu ada 212,9 juta pengguna yang mana itu mengalami kenaikan 5,2% atau 10 juta dari 2022.

Jadi, bisa diperkirakan, media sosial ini sukses mengunggah 300 milyar konten di sana. Instagram, dan tiktok memang sukses menarik perhatian dunia! Nah pembahasan kali ini, aku akan fokus di instagram dulu.




Sisi Positif Media Sosial, Melahirkan Para Kreator Konten

Kemanakah kaum muda beralih, ketika sebagian besar pekerjaan digantikan oleh robot,  dan automasi bermunculan dimana-mana?

Kemudian, yang lebih parah pada saat pandemi, perusahaan-perusahaan juga menderita dan akhirnya tidak merekrut pegawai, dan malah mengurangi sumber daya manusia.

Saat di rumah saja, milenial tak kehabisan gaya. Berbekal internet mereka pun berkarya!

Pelarian kaum muda ini lah yang kemudian melahirkan ledakan konten. Sekarang, sebagian besar anak-anak muda menghendaki untuk menjadi content creator.
 
Kalau kita melihat di video-video pendek, semua tersedia. Awalnya dari prank kejadian sehari-hari, tips dan tutorial DIY, hingga edukasi ilmu pengetahuan  yang menjelaskan sesuatu.

Jujur saja, saat aku mengajar anak-anak matematika atau sains, mereka juga sudah memiliki daftar video para kreator konten yang mengajar mata pelajaran tertentu!

Untunglah, di rumah aku juga sepakat dengan pak suami untuk mengadakan Wi-fi atau paket internet cepat, dengan bantuan internet provider. Saat teman anak-anak yang tak memiliki paket data, mereka bisa beramai-ramai belajar di teras rumah saat pandemi melanda dunia!

Bersyukur lagi, karena terbukti di era tahun 2020, ada beberapa internet provider juga yang dipasang oleh tetangga, dan entah kenapa tak bertahan lama. 

Kemungkinan karena kelengkapan Paket IndiHome 3P (Internet + TV + Phone). Dengan paket IndiHome varian 3P, paket ini menyediakan kelengkapan paket lengkap meliputi akses internet, TV kabel, dan telepon rumah.

Paket 3P tersedia dalam beberapa opsi berdasar kecepatan bervariasi mulai dari 30, 50, hingga 100 Mbps. Nah, jadi makin yakin menggunakan IndiHome!

Engagement, Pentingkah?

Engagement ini penting!

Karena segimana relate-nya kita sama audiens, dan segimana pengaruhnya brand awareness kita, terukur di situ... kurang lebih gitu. 

Stress?
Ya buat sebagian besar yang hidupnya bergantung sama job numpang lewat pastilah.

Menuru
t beberapa selebgram dan tips dari Cici Konten, seorang Content Creator dan juga founder Start Your Content Academy (SYCA). Victoria Wong yang dikenal dengan sebutan Cici Konten, sudah berhasil memiliki followers setia dan tinggi interaksinya. Ia juga dikenal sangat rendah hati, dan selalu siap berbagi.


Ada beberapa tips, agar follower naik secara organik:
  • Feed foto instagram rapih jalih - update satu tone warna
  • Rajin live instagram - interaksi sama followers
  • Suka adain giveaway kecil-kecilan
  • Caption is the king
  • Rajin balas komen, kunbal (kunjungan balik) termasuk DM
"Karena aku percaya bahwa konten adalah kunci untuk bisa berkomunikasi dengan market terutama di era digital seperti sekarang ini," ungkapnya.

Tanpa adanya konten kita tidak bisa menyampaikan pesan ke market kita. Dan konten merupakan sebuah jembatan bagi brand dan market kita!

Instagram jaman now = infografis berjalan sekaligus microblogging





Nah jaman now, instagram sebagai media sosial yang terkenal paling cantik dan apik, menjadi curhatan yang elegan. Bisa untuk tulisan panjang, pake wallpaper yang cantik-cantik, dengan tambahan aneka fitur juga.

Tadinya, caption instagram bahkan bisa untuk menulis cerpen atau cerber. Nah sekarang berkembang jadi micro blogging.

Microblogging? Yes. 

Bersumber dari SoulfulMBA, microblogging adalah pembuatan konten yang berisi informasi singkat mengenai suatu topik, yang berisi tulisan seperti blog dalam bentuk pendek.

Twitter, Tumblr, bahkan Facebook juga bisa dijadikan sarana microblogging, atau mini novel (lupa namanya apa, sekarang kekinian banget itu)

Banyak bisnis dan marketer yang mulai menggunakan format microblogging sebagai salah satu strategi social media marketing.

Kenapa?
Karena audiens jaman now lebih suka membaca teks di bawah 100 kata - dengan visual yang menarik!

Wah, kalau begitu, langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mulai membuat microblogging?

  • Mulai dari Bio Instagram

Buat deskripsi diri di informasi bio, dengan singkat dan cermat. Misal, siapa dan apa yang kita sukai, dan ke depan apa yang kamu lakukan melalui microblog Instagram-mu.

Selain itu, tuliskan juga Call-to-Action yang berisikan link untuk mengarahkan audiens ke blog atau situs web-mu.

Gunakan wallpaper estetik (bisa cari di pinterest atau freepic, unsplash, pexel dll biar ga kena copyright)

Foto di Instagram tu bagus-bagus, r"Rich visualitation," kalo orang Jawa bilang.

Jadi kalo mau gambar kita dilihat cuman 2 caranya. 
  • Situ selebgram
  • Bikin foto yang bagus dan menarique
Terapkanlah prinsip quality over quantity. Jadi jangan nyepam foto, kalo pengen banyak yang mengunjungi.
  • Rencanakan Konten Microblog
Biasanya microblog berasal dari artikel blog. Jadi, tidak perlu menulis konten yang baru di Instagram, hanya emang penyajiannya aja yang dipotong-potong supaya enak dibaca.

Jadi, apa yang perlu kamu lakukan?
1. Tulis postingan blog yang panjang.
2. Bagi blog menjadi beberapa bagian sebagai materi Instagram
3. Buat konten visual microblog dari setiap bagian tersebut membentuk multiple post (carousel post)

PS.
  • Ingat untuk tetap meringkas teks di tiap halaman atau slide, agar tetap estetik dan nyaman dibaca
  • Selalu tambahkan Call-to-Action di akhir microblog yang mengarahkan ke blog

Publikasikan microblog pada Instagram. Gunakan caption yang tidak terlalu panjang dan to the point mengarahkan ke visual microblog.

Oya, kalo ngga punya blog gimana?

Jika kamu tidak memiliki situs web dan ingin langsung mempublikasikan microblog, yang harus kamu lakukan antara lain:
  1. Buatlah narasi singkat dalam beberapa poin. Sesuaikan dengan maksimal 10 multiple post yang ada di Instagram

  2. Buat konten visual untuk masing-masing poin narasi 

  3. Walaupun kamu tidak memiliki blog atau situs web, kamu juga bisa menambahkan Call-to-Action di akhir microblog yang bisa mengajak orang untuk like, share, comment atau save postingan microblog-mu

  4. Publikasikan microblog pada Instagram.

  5. Gunakan caption yang tidak terlalu panjang dan to the point mengarahkan ke visual microblog-mu.

Gunakan Hashtag Secara Teratur

Hashtag atau tagar dapat membantu microblogger untuk meningkatkan jumlah jangkauan audiens, khususnya yang memiliki minat yang sama dengan konten atau industrimu.


Di Instagram gunakan maksimal 11 – 15 tagar sudah sangat optimal untuk meningkatkan engagement.

Ingat. Kamu bukan Incess Syahrini.

Aku menghindar dari menuliskan seluruh hashtag pada bagian caption, karena dapat merusak estetika konten. Jadi maksimal aku hanya memasukkan 3 -5 hashtag pada body caption, seandainya lebih, aku akan tambahkan pada kolom komentar.

Gimana sih cara mencari tagar yang tepat?

Nah, aku mencobanya dengan menuliskan beberapa daftar kata yang menggambarkan konten dan minatku. Setelah itu, aku melakukan riset pada kolom pencarian Instagram untuk menemukan tagar dengan jumlah postingan terbanyak.

Oya, aku juga memiliki tagar sendiri, jadi memudahkan jika aku ingin search atau menyesuaikan dengan brand awareness di Instagram.

Penting banget! Berinteraksilah dengan Orang Lain

Microblogger cenderung berusaha meningkatkan engagement dengan menuliskan komentar di postingan akun lain.

Aku pun perlu dan sering malah, melakukannya; jadi aku akan meninggalkan komentar juga di beberapa akun microblogging teman-teman dunia maya. Tentu saja jika menyangkut brand, aku akan melakukannya masih berkaitan dengan brand.

Namun, komentar di sini tidak hanya sebatas komentar remeh dan tidak penting ya, seperti keren, wow, atau mantap. Sebaliknya, cobalah untuk meninggalkan komentar dan pertanyaan yang lebih mendalam agar kalian dapat benar-benar berinteraksi.


Jaga Konsistensi Postingan

Dalam segala jenis content marketing, konsistensi adalah kunci kesuksesan. Aku tidak memposting 10 kali sehari atau 10 kali seminggu, tapi sesuai dengan ilmu yang kuterima, aku menentukan frekuensi dan intensitas postingan, kemudian jaga konsistensi.

Bagi microblogger pemula, satu postingan setiap hari mungkin akan cukup sulit pada awalnya. Tapi, melalui konten blog yang panjang, aku bisa loh dapat menghasilkan 10 hingga 15 konten microblog hanya dari satu postingan blog itu!

Gunakan Growth Hacks Organik

Sebagai pemula microblog di Instagram, jangan terjebak dalam jumlah atau angka followers. Pasalnya, banyak pemula yang hanya berfokus pada berapa banyak followers yang mereka miliki.

Sebaliknya, aku menaruh perhatian kualitas interaksi dengan followers. Jadi, follower berkembang secara organik melalui tagar, komentar pada postingan orang lain, dan interaksi yang kuat dengan audiensku sendiri.

Ingaaat.. aku bukan selebgram, atau seleb tiktok yes!

Buat Instagram Stories

Ig stories dari akun @nadiaint


Aku pernah melihat konten Instagram Stories yang baguuus banget. Informatif, estetik dan mengundang audiens untuk komen, bahkan meng-klik reels mereka!

Nah ternyata, cara ini juga sangat bagus untuk menarik lebih banyak perhatian sekaligus menyediakan alternatif yang bisa dinikmati oleh para followers.

Kebayang ngga sih, hanya dari insta story yang estetik saja, bisa menghasilkan pundi-pundi?

Selain dari postingan sendiri, kamu pun dapat membuat Instagram Stories dari orang-orang yang kamu ikuti di Instagram. Pilih dan bagikan postingan yang relevan, sehingga para followers mendapatkan lebih banyak manfaat dari Instagram Stories-mu.

Gunakan Akun Bisnis atau Kreator

Aku juga mengalihkan profil Instagramku menjadi bisnis, sehingga aku dapat memperoleh berbagai insight yang bermanfaat untuk perkembangan microblog. 

Di sini nanti terlihat kinerja postinganku; konten seperti apa yang paling efektif dan bekerja optimal untuk audiens-ku!

Salah satu insight yang tersedia di akun bisnis kan jumlah pengunjung akun atau profile visit setiap minggu. Jadi, sebagai microblogger pemula, aku tadinya fokus untuk meningkatkan jumlah profile visit ketimbang angka followers.

Buat Rencana dan Eksekusi

Buat rencana, jadwalkan waktu, dan eksekusi. 

Karena konsistensi adalah kunci; semakin giat kamu mengembangkan kontenmu, semakin hebat hasil yang akan kamu dapatkan. Percaya diri untuk membuat konten yang bagus, jangan biarkan haters menghalangimu, dan jangan mudah menyerah!


"You're not just making customers,
you're building relationship".

Jadi fokus kita nggak cuma mendatangkan konsumen, tapi sebenarnya fokus kita juga membangun hubungan dengan mereka. 


Tertarik kan, mulai mengulik media sosialmu?

Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)