Aroma Kemenangan


    Matahari baru saja menyembul malu-malu dari balik gedung pertokoan, ketika Ariana melangkah masuk ke dalam warung kopi. Matanya menyapu sekeliling, menghidu aroma akrab 
biji kopi yang baru saja digiling dan diseduh sehingga melepaskan aroma robusta yang kuat dan menggoda. 

    Suara gemericik air panas yang dituangkan ke dalam teko, menambah nuansa menenangkan. Di sudut ruang, rak kayu yang penuh dengan toples-toples berisi gula, krimer, batang-batang kayumanis, bubuk cinnamon, memanjakan pengunjung dengan berbagai rempah yang menambah cita rasa secangkir kopi. 

    Di sini, Ariana merasa waktu seolah melambat. Hiruk pikuk dunia luar seakan tertahan di balik pintu kayu yang sederhana. Yang ada hanya suara tawa dan obrolan hangat para pengunjung, berpadu dengan alunan musik tradisional yang diputar pelan dari radio tua.

    Warung kopi tua ini hanya memuat sembilan buah meja, dengan tiga jendela di sisi kiri dan kanannya. Dua jendela kayu dan satu jendela kaca menghadap langsung ke jalan utama, menampakkan sebuah mesin kasir kuno. Tepat di sebelahnya, terdapat alat pembuat kopi dan rak kaca yang penuh dengan roti  hangat buatan tangan tanpa pengembang, serta -jika beruntung- muffin pisang kesukaannya!

    Sejam berlalu. Secangkir latte di meja mulai dingin.
   Ariana memang tak berniat meminumnya. Ia hanya mencorat-coret jurnal, sambil sesekali merenung setelah kenyataan pahit menamparnya, semalam. 

    Masih jelas tergambar di benak, ia baru saja menjejak di bandara Soeta, setelah 5 hari mengikuti Konvensi Hutan Lindung atau World Heritage Convention (WHC). Pertemuan di Brastagi ini, adalah puncak acara selama setahun, rangkaian dari  upaya perlindungan hutan tropika yang kaya akan keanekaragaman hayati dan dibiayai oleh CIFOR, UNESCO, serta pemerintah Indonesia.  Ariana sendiri mendapat penghargaan karena berhasil memberikan edukasi di beberapa pulau terluar Indonesia. 

    Wajar, ia berharap Andri - suaminya dan anak-anak yang menjemput. Alih-alih begitu, supirnya yang setia Pak Moh yang berdiri di pintu kedatangan terminal 3.

    Tiba di depan rumah, Pak Moh menepikan kendaraan, membukakan pintu SUV, mengeluarkan koper dan backpack. Ariana tertegun, beberapa mobil sedan mewah keluaran terbaru sudah nangkring cantik di paving block carport rumahnya yang luas.

    Tak mau suuzhon, ia memencet dial iphone. Andri, suaminya mengangkat. Suaranya nyaris tak terdengar, karena alunan musik upbeat. Ariana mengembuskan napas, kesal.

    Dugaannya tepat. Andri membuat pesta barbeque di atas kolam renang rooftop lantai 3 rumah mereka. Ya memang ingar bingarnya tak mencapai kamar anak-anak, dan ada jalan masuk tersendiri dari samping. Tapi kan.... ngga seminggu sekali juga, dong! 

    Ariana menghela napas. Usai menyapa kedua buah hatinya di ruang bermain, ia mengganti baju dengan baju semi formal. Ia menaiki lift ke lantai 3, dan begitu pintu terbuka disambut alunan Super Freaky Girl-nya Nicky Minaj. Andri sedang tertawa di sudut, asyik membagikan burger dari panggangan untuk sahabat-sahabatnya.

    Andri melambai, dan Ariana memaksa tersenyum, pura-pura mengambil minuman di bar. Ia menyapu pandangan, jantungnya berdetak kencang, melihat tangan Andri melingkar di bahu Nichita Miryani, selebriti KW yang meniru tampilan seorang selebriti. Bedanya  yang ini terlihat lebih binal saja! Di meja sudut, Anya Melamin sedang bercanda seru dengan tangan memegang gelas wine, sedangkan seorang selebtok bernama Gading Mario berdansa di sudut ruang dengan pacar sejenisnya.

    Duuh Gusti.... Ariana memaksa diri mencium pipi Andri dan Nichita, lalu pamit dengan alasan lelah.

    Ariana memejamkan mata. Setelah menyesap latte, 
ia menelpon Denia marketing property sahabatnya. 

    "Riiii .. how are you, sweety!"

Tak lama, Denia datang dengan wajah ceria. Dengan sigap, Denia menerangkan brosur demi brosur dengan tabletnya.  Sesekali, Ariana mengernyit, berpikir, dan tersenyum ketika Denia menerangkan. 

    Deal. Ariana memesan satu unit penthouse di apartemen Sun Moon Residence di daerah Pantai Bulu Indah, beli satu unit cash, biar bisa tidur nyenyak dan nggak berisik dengan suara party-nya Andri!

    Ariana kembali memencet beberapa nomor di iphone. Ia mengecek bank account dengan personal financial advisor pribadinya dan Andri. Hmm... dengan mantap, ia membeli dua unit lagi di The Langham Residences At District 8 untuk Dito dan Dinda, anak-anaknya.

    Denia berpamitan, hendak membereskan semua surat menyurat properti incaran Ariana. Ariana memesan secangkir latte panas kembali. Kali ini, ia sudah lega.  

    "Thanks hubby, well you can have a nice party now.." bisiknya, tersenyum manis, menyesap nikmat kopi lattenya.

2 komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)