Prelude Cafe & The Witches Revenge



: Stasiun Tanah Abang, 14.07 WIB ::

Keep up the fighting spirit, Dei, but stay safe, cool, and… calm.
Love, Lavanaa

    “Huh, mana ada manusia yang sedang termotivasi tapi sekaligus disuruh tenang?” Gadis bermata ungu itu menggerutu.

    Ia baru saja menerima pesan singkat dari peranti Vertu perak miliknya. Sekilas, orang akan mengira Vertu itu adalah gadget terbaru, dengan beberapa fitur dan aplikasi aneh yang hanya dimiliki oleh Negara tertentu.

    Deira d’Amarello patut merasa sebal. Tiba-tiba saja, ia mendapat tugas menyeberang ke dimensi yang dipenuhi makhluk bernama manusia ini. Udah gitu, ia harus lewat Portal Station, sehingga muncul di gerbong kereta yang melaju ke arah… hmmm, Stasiun Tanah Abang.

    Ia mengeja kata-kata itu, mengerjapkan mata. Tanah Abang?

    Deira tahu, “abang” adalah sebutan untuk kakak laki-laki. Pasti "si Abang" ini manusia yang sangat berkuasa. Setingkat Earl atau Duke, karena memiliki sebuah stasiun kereta sendiri, pikirnya.

    Deira menjejak kaki di lantai stasiun, dan melebur bersama arus manusia yang lalu lalang. Vertu bergetar, ia membaca jejak peta yang harus ia tuju.

    Prelude café, Jl. Senopati No. 17 Kebayoran Baru, Jakarta.
Yrre Mahatma – telepati

    Dengan cepat Deira membuat screen shot dengan kerdipan mata. Semua langsung terekam dengan jelas di otaknya. Bagus. Ia tersenyum sendiri.

    “Mbak, mau kemana?” sebuah suara pria terdengar. Deira menoleh. Sebuah wajah dengan tato di pipi tersenyum nakal. Deira mendelik, galak.

    “Seksi sih, tapi galaaak!” seru suara lain.

    “Ih jangan galak-galak dong, manis… “ suara-suara lain terdengar tertawa terbahak. Hayah.. pasti mereka pikir aku tadi tersenyum kepada mereka!

    Ia membuang muka, kesal. "Huh, seksi apaan!" 

Pipinya terasa panas. Tanpa sengaja matanya menatap bayangan di kaca.

    Haaa? Wajahnya menatap balik, masih wajah Deira yang klasik, tapi.. dengan balutan busana super minim! 

    Ia hanya berbalut tank top minim, dengan perut “menjelajah ke mana-mana” dan rok jeans yang tak kalah mini! Gubrak!

    Dengan kesal Deira mempercepat langkah, mencari tempat yang sepi dan aman. Ia berniat mengubah tampilan bajunya dengan sihir, tapi kan tidak di tempat yang penuh manusia seperti ini!

picture by bing

Prelude Cafe & The Witches Revenge Part 2  

Prelude Cafe & The Witches Revenge Part 3

Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)