CITA-CITA, PENYIHIR!


Aku ingin sekali menjadi Samantha, penyihir dalam film Bewitched. Berbagai cara kulakukan supaya bisa terlihat sepertinya.


Sejak kecil, aku suka sekali mengenakan baju berwarna hitam, aku juga malas menyisir rambutku, makin lama rambutku semakin panjang, persis seperti penyihir di masa dongeng Puteri Salju.

Ibuku heran dengan apa yang kulakukan. Ibu hanya bertanya, “Kenapa kamu suka sekali pakai baju hitam? Ada banyak warna di dunia ini selain warna hitam.”

Aku hanya menjawab, “Ibu tidak usah repot membeli banyak baju untukku. Baju hitam membuat aku fokus pada satu titik.”

Ibu hanya tersenyum mendengar jawabanku, lalu menyisir rambutku yang makin kusut itu.

Dalam bayanganku, menjadi penyihir itu keren sekali. Kemana-mana cukup membawa sapu, tidak merepotkan orang lain. Tidak menimbulkan polusi suara seperti berisik vespa butut almarhum Bapak, tidak usah beli tiket kalau pergi kemana-mana. Irit.

Eh, sst... aku juga bisa mengintip apa yang sedang dilakukan temanku dari balik awan tanpa bisa mereka lihat. Hahaha….

Aku meniru senyum ala Samantha yang setengah miring, menyasak rambutku yang panjang kusut namun hanya seuprit dan melatih bibir.

Ya, bibirku miring-ke kanan dan ke kiri, supaya kalau mau menginginkan sesuatu aku tinggal 'menyon-menyon' sambil spell mantera, dan.. triing!

Semua tersedia. Praktis.
Aku bisa mengubah nasi goreng buatan Ibu menjadi spageti, menyulap telur mata sapi menjadi ayam goreng dan menghadirkan milk shake vanila setiap saat aku mau.

Aku juga mengubah nama teman-temanku (dalam jurnal, tentu saja, bukan beneran.. hihi). Ani jadi Agatha, Retno jadi Endora, Tian jadi Tabitha, dan Evi jadi Enchantra.

Bukan hanya mengubah nama mereka, aku dapat mengubah penampilan mereka dan aku sesuai keinginanku, sesuai trendsetter saat itu. Tentu akan menjadi kecemburuan teman yang lain.

Kucing kesayangan juga tak luput. Embil berubah nama jadi Caramella, dan si Belang berubah jadi Bronizlav. Rasanya, kalau Embil nakal dan membosankan, aku bisa mengubahnya menjadi ikan, supaya bisa kucemplungkan ke dalam kolam ikan.

Ah, rasanya menyenangkan!

Kesimpulanku setelah dewasa, menjadi penyihir itu :

a. Praktis – ekonomis – duduk manis semua masalah terkikis, dan
b. Bebas polusi dan sampah karena naik sapu kemana-mana
c. Aku bisa jadi apa yang aku mau

“Tanti, Tanti, bangun…. Sudah pukul 5.00, hari Senin kan? Kamu akan terlambat upacara di sekolah,” Ibu menarik ujung jari kakiku perlahan.

Ah rupanya aku bermimpi, seandainya…. Ya seandainya mimpi itu nyata, aku akan berangkat sekolah dengan sapu terbangku.

Xixixiii..

Proof reader : Ety Budiharjo & Alaika Abdullah

Editing by : De Laras

32 komentar

  1. Aih, ku juga ingin jadi penyihir seperti ini, Kakak! Hemat banget hidupku nanti, ga perlu mobil mewah, paling sapunya akan aku hias sekece mungkin, dan hijab style ku akan yang ala-ala gimana gicuuu. Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakakkak.. aku kok jadi pingin bikinkan jilbab pake topinya Samantha ini yaaaa

      Hapus
  2. Klu aku jadi penyihir akan ku sihir semua jadi makanan yg ku suka...😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naaah .. itu dia, aku tinggal beli kol - tepung bakwan - wortel dan, triiing, semua udah dicuci, dikupas, diiris tipis

      triiing .. udah digoreng

      Triiing.. udah tersedia di meja!

      Hapus
  3. keren, gambar dan ceritanya, cita-cita kebanyakan anak di masa mereka dan cita-cita orang dewasa di masa kini karena makin rumitnya hidup, hahaha.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaa.. lebih keren setelah diedit dirimu mbaaak ^^ terimakashi banyak

      iya ini cita-cita yang tidak mustahil sebenernya, saking tersedianya semua tools saat ini hahahhaha

      Kita kenal dengan "penyihir" tapi di dunia nyata, semua pake tools ^^

      Hapus
  4. Akooohh jugak mauuu jadi penyihir ketjeeh hihihi
    Pilem Bewithched itu menandakan generasi kita ((KITA)) ya Mak
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  5. Aku juga ingin jadi penyihir setelah kenal dengan Harry Potter dan dunianya. Ingin bisa berkelana dengan sapu terbang atau menjelajah tempat lain setelah menabur bubuk di tungku perapian

    BalasHapus
  6. Aku mah ga pengen jadi penyihir dulu minimal punya om jin (korban sinteron Jin dan Jun) btw aku juga kecil sukanya baju hitam pokoknya warna gelap karena kulitku gelap kata orang norak kalau pake baju warna terang

    BalasHapus
  7. Aku juga mau jadi penyihir kek gini haha.. tinggal. cling.. cling.. semua jadi ada.. Mau ke eropa.. cling.. nyampe.. gak repot2 urus paspor ama visa haha

    BalasHapus
  8. Lucu Maaak, ini semacam challenge atau apa? :))

    Atau buat bakal buku cerita anak?

    BalasHapus
  9. Mbokya aku bonceng to maaakk ke sekolahnya naik sapu itu. Ongkos naik angkot kan bisa kupake jajan hehehehee... Bagus nih ide ceritanya. Eksekusinya juga maniiiiss... sukaaa...

    BalasHapus
  10. Aacckk i want more stories about being a witch. Karena akupun pengen juga sih. Karena keren aja gitu, hahahaha..

    Trus pengen temenan sama muggle biar mereka bisa bertakjub2 sama dunia sihir. LOL

    BalasHapus
  11. aku sukaa samantha... cantik dan eksotis... tringgg!

    BalasHapus
  12. Ceritanya asyik, sayangnyaaaa... kurang panjang *masih mau baca cerita lagi hahaha :D
    Kayaknya enak juga ya jadi penyihir, rumah jadi bersih kinclong seketika, nggak perlu nyapu, ngepel, bersihin bak mandi *ini mah curcol :D

    BalasHapus
  13. waaah...kereeen. selipan ceritanya peduli lingkungan gituu mak tanti

    penyihir hitam tapi hatinya hijau ini maak ^_^

    BalasHapus
  14. Saya suka pengen jadi penyihir saat mau packing atau lihat rumah berantakan. Pengen sekali angkat tongkat langsung beres :D

    BalasHapus
  15. Kayaknya memang enak kalau bisa punya sihir, tinggal cling...apapun yang kita mau sudah bisa terwujud. Asyiiik!

    BalasHapus
  16. Wahhh jadi pengen juga naik sapu terbang Makneng Tanti, hihiii
    Enak ya kalo hidup di alam mimpi, mau jadi apa aja bisa.
    Cakep deh ceritanya mbak, suka juga dengan gambarnya... bibirnya itu loh, hahahaa

    BalasHapus
  17. Padahal aq mau ikutin jalan ceritanya si penyihir heheh, eh tau taunya cuma mimpi �� keren ih kak ad kelanjutannya gak?

    BalasHapus
  18. Kalau zaman sekarang, kita semua jadi penyihir ya dengan kemudahan teknologi hehe, mau makan tinggal pesan food, mau pergi tinggal pesan ojol..

    BalasHapus
  19. bahasanya asyik sekali. khas anak3. seneng deh bacanya saya jadi pengen belajar cerpen anak begini

    BalasHapus
  20. Aku baru saja menyelesaikan nonton drama tentang penyihir, tapi bedanya ini penyihir cinta. Yang emang filmnya dimanjakan dengan khayalan ala penyihir gitu.

    BalasHapus
  21. Suka sama ceritanya ringan namun bermakna, bikin buku isi cerpen anak - anak mak.

    BalasHapus
  22. Kalau punya imaginasi kayak gitu maupun akuhh pergi k Korea sekarang pakai sapu penyihir hehe.. angan2nya gak jauh beda sma imaginasi anak2ku setelah baca cerita "Ina dan tongkat penyihir"

    BalasHapus
  23. Mak Tanti ini calon novel anak terbaru atau bagaimanakah hehe. Aku jd inget nih sama tulisan penulis di masa kecilku yang suka crtain imajinasi anak kecil mau jadi apa. Btw gambarnya dirimu yang bikin? Baguuusss, love it :D

    BalasHapus
  24. mbak tuuh kalo bikin judul blog click bait pisan, bikin orang penasaran deh sama isinya hehehe

    BalasHapus
  25. Hidup makin terasa berat euy, enak kali ya kalau bisa jadi penyihir. Tinggal acungkan tongkat, tring jadi deh sesuai keinginan kita

    BalasHapus
  26. Asyik banget dibacanya mak, ini calon buku cerita anak ya?

    BalasHapus
  27. Lucu banget kisahnya Mak Tanti ini ya hihi aku juga mau jadi penyihir. Simple gak pake banyak atribut. Cukup bawa sapu terbang dan baju hitam krbanggaan hehe

    Btw, di ilustrasi bawah, kok warna bajunya jadi ungu Mak? Bukannya favoritnya hitam?

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)