SETIAP ANAK BERBEDA, #BedaAnakBedaPintar

Gambar dari ESQ Smart Plus
"We were born original. We don't grow as a copy,"  -Deddy Corbuzier-

 Coba perhatikan gambar di atas. 
Ada anak yang berlari-lari riang, ada yang asyik bermain puzzle, ada yang sedang jungkir balik, ada yang sedang melamun, membaca buku, bermain logika matematik, meniup saksophon dan ada yang sedang bercerita sendiri menggunakan bantuan paper puppet

Sebagai orangtua dari empat orang anak, 
aku juga menyadari bahwa keempat anakku unik. Masing-masing memiliki hobi dan bakat yang berbeda. Keempatnya memang punya turunan gen yang sama, sehingga mereka senang bercanda, agak sarkastis (ehem.. nurun dari mana ya ini) dan semua bermata sipit. 

Tapi, untuk 'kecerdasan' yang umumnya diharapkan di dunia pendidikan, aku tidak setuju. Naufal memang pintar di bidang matematika dan bahasa, namun dia penyendiri dan tidak suka menggambar. Dio, tidak terlalu suka matematika, namun suka menghafal. Aniqa pintar mengarang dan hobi bersandiwara, sehingga kadang kupikir ia suka berbohong. Sedangkan Derry, tidak bisa diam dan selalu bergerak lincah ke sana kemari. 

Syukurlah, 
aku dan suami setuju untuk tidak menyamaratakan mereka. Tidak memaksa mereka les di tempat yang sama pula. Belakangan, kukutahui dari sahabatku yang guru TK, bu Wiwi namanya. Ia belajar tentang memaksimalkan potensi dan bakat anak dari multiple intelligence.


Talkshow yang digagas oleh Progold S 26 beberapa waktu lalu tentang Multiple Intelligence, membahas hal ini. Dengan kampanye #BedaAnakBedaPintar, ditunjukkan video tentang anak-anak yang bernyanyi, bermain musik diikuti teman-temannya yang bernyanyi dengan berbagai gaya.

Bertempat di Kempinski Hotel -Bali Room, tanggal 1 Oktober 2015. 
Teori tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yang sama dan harus memiliki cita-cita yang sama. Semua serba seragam (Mono Intelligence).
Sebaliknya Howard Gardner melihat bahwa setiap anak adalah unik, karena uniknya itulah maka setiap anak (setiap orang) itu berbeda, karena berbeda itulah maka sebaiknya pendidikan dan pelatihan yang (efektif) diberikan pun harus berbeda-beda pula. 
Dengan demikian bidang keahlian dan bidang ketrampilannya pun berbeda-beda dan itu adalah fakta. Howard Gardner berpendapat bahwa setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing-masing, dan tidak ada anak yang cerdas pada semua bidang.

Buatku, talk show bertema #BedaAnakBedaPintar: Memahami Multiple Intelligences & Peran Nutrisi  S-26 Procal GOLD tersebut, meningkatkan kesadaran akan pemikiran di balik pendekatan no-comparison parenting.

Mengundang salah seorang ahli di bidang Multiple Intelligences, Thomas Armstrong, Ph.D. mendorong orang tua untuk mengenali delapan jenis kepintaran pada anak dan cara-cara terbaik untuk menstimulasi anak sesuai dengan kepintaran yang mereka miliki. 

Profesor Armstrong mendefinisikan delapan jenis kepintaran sebagai :

  •     Kecerdasan Bahasa (word smart)
        Kecerdasan Logika matematika (number smart)
        Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
        Kecerdasan Interpersonal (people smart)
        Kecerdasan Visual spasial (picture smart)
        Kecerdasan Gerak badan (body smart)
        Kecerdasan Musik (music smart)
        Kecerdasan Naturalis (nature smart) 
"Semua orang memiliki kedelapan kecerdasan tersebut, hanya yang menonjollah yang berbeda-beda, itulah mengapa tidak semua orang suka matematika, tidak semua orang pandai matematika. 
Tidak semua orang suka dan bisa bermain musik, dst. Tetapi dalam waktu yang bersamaan tidak suka dibidang tertentu pasti suka pada bidang lainnya."

Bagaimana cara mengenali kepintaran anak, dan menentukan cara terbaik menstimulasikannya?

Pertama, tentu saja dengan mengamati tingkah laku mereka. 
  • Anak-anak yang suka bermain sendiri misalnya, cenderung memiliki jenis kepintaran ‘self smart’. Kepintaran mereka akan semakin bersinar bila sering diajak berbicara mengenai perasaan dan pendapat mereka mengenai berbagai hal atau diajak untuk melakukan aktivitas yang bersifat reflektif seperti yoga. 
  • Sedangkan anak-anak yang suka membuat sesuatu dengan tangan mereka, menyentuh dan mengamati benda-benda di sekitar mereka mungkin memiliki jenis kepintaran ‘body smart’, dan orang tua dapat membantu menstimulasi mereka dengan permainan menyusun balok atau kegiatan fisik seperti olahraga dan menari," tutur Thomas Armstrong, Ph.D.
Cara Eksplorasi : Semua bidang diuji-cobakan terlebih dahulu. Semua harus dialaminya sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang tidaklah sedikit, dan sangat lama. Trial and error.
Cara Observasi : Menggunakan observasi ilmiah versi ilmu psikologi dengan alat psikotest yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan oleh disiplin ilmu psikologi itu sendiri. Kemudian di beri skoring tertentu pula menggunakan teknik psikometri tertentu. Hasil tes nya bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi psikologis orang yang dites pada saat dites.
Cara Deteksi : Menggunakan tes teknologi terkini melalui media sidik jari. Sidik jari setiap orang berbeda dan unik tidak ada yang sama. Paradigma tersebut sama dengan cara pandang Howard Gardner melihat potensi seseorang “serba berbeda’” (multiple intelligence).
dr. Endang D. Lestari Sp.A(K), MPH, seorang pakar nutrisi anak, menyoroti peran nutrisi dalam memastikan perkembangan fungsi penting yang mendukung semua jenis kepintaran. 

"Asupan nutrisi yang baik memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan belajar anak. Zat gizi seperti protein, alpha-lactalbumin, kalsium, vitamin D serta fosfor sangat penting dalam memastikan pertumbuhan fisik yang baik dan menjadikan anak-anak aktif. Sedangkan zat gizi seperti AA, DHA, vitamin A, omega-3 & 6 serta zat besi penting untuk mendukung perkembangan kognitif dan otak anak," dr. Endang menambahkan.

Ika Nursantini Noor, Head of Marketing Services PT Wyeth Nutrition Indonesia menjelaskan, "Beranjak dari pengalaman S-26 Procal GOLD dalam mendampingi orang tua Indonesia, kami melihat masih banyak tantangan yang dihadapi oleh para orang tua dalam upaya mereka memberikan yang terbaik untuk anak. Melalui kampanye #BedaAnakBedaPintar ini, kami berharap dapat membantu memberi pemahaman bagi para orang tua bahwa setiap anak memiliki jenis kepintaran yang berbeda-beda dan ada banyak cara untuk mengidentifikasi kepintaran mereka dan menjadikannya bersinar.”


Tentang ProGOLD Parenting Club dan Kampanye #BedaAnakBedaPintar

Sebagai bagian dari komitmen untuk mendampingi orang tua dalam memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, S-26 Procal GOLD menghadirkan ProGOLD Parenting Club, sebuah platform pendidikan bagi orang tua yang terintegrasi baik secara online maupun offline

Melalui ProGOLD Parenting Club, para orang tua dapat mengakses berbagai informasi mengenai pola asuh anak, baik dari para ahli maupun dari orang tua lainnya. Platform ini akan memfasilitasi orang tua dalam memahami jenis-jenis kepintaran anak dan cara terbaik untuk menstimulasi anak berdasarkan kepintarannya.

Para orang tua juga dapat membantu meningkatkan kesadaran akan kampanye  #BedaAnakBedaPintar melalui media sosial dengan mengunggah foto anak mereka disertai komentar tentang bagaimana anak mereka memiliki kepintaran yang berbeda menggunakan tagar #BedaAnakBedaPintar. 
Mereka juga dapat menemukan dan berbagi informasi seputar #BedaAnakBedaPintar melalui :
  • akun Facebook ProGOLD Parenting Club dan 
  • Twitter @ProGOLDParenting.
  • Kunjungi www.progoldparentingclub.co.id atau hubungi 
  • care line Wyeth Nutrition Indonesia.

3 komentar

  1. Tambahan ilmu yang benar benar bermanfaat ,,,,masing masing anak adalah "istimewa" terimakasih bunda....#salam kenal....jalan jalan perama yang asik di blog ini

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)