HUMBLEBRAG, CARA PAMER DAN SOMBONG DENGAN ELEGAN TAPI GEDUBRAG

Humblebrag
humblebrag | (verb) | is a statement in which you pretend to be modest but which you are really using as a way to telling people about your success or achievement


Sejak ada mobil baru, Jeng Ratna bolak balik ingin pamer ke ibu-ibu arisan (ala) sosialita di sekolah Dikha. Tapi, sayang kesempatan itu terhambat. 

Jelang Ramadhan dan lebaran, so pasti arisan bergeser ke acara buka puasa bareng, tafakur di mesjid, tahfiz atau sekedar menyelesaikan juz demi juz mushaf Al Quran yang selama ini terbengkalai! Usai Ramadhan, seluruh kaum urban penghuni ibukota pasti juga sudah pada mudik lebaran. 

Jika menanti hingga kesibukan usai lebaran dimulai, rasanya kok basi yaa?

Aaah.. gimana ya, caranya? Pikir Jeng Ratna. Rasa-rasanya ngga afdhol gitu loh, kalo temen arisan segeng gambreng -yang dulu dikenal dengan Geng Nero- ini nggak pada tahu!

Apalagi, mas Yudho sudah menabung sekian lama, agar mobil mungilnya yang sudah lecet di sana sini itu diganti dengan mobil impian. Sebuah Mazda 2 berwarna putih mutiara, kinclong kinyis kinyis! Udah gitu, plat nomornya unik pula, B 34 TNA, yang jika dituliskan bunyinya jadi : RATNA (menurutnya saja sih, maksa!)

Hmm.. sesudah memutar otak ke kanan, kiri, depan, belakang, ia berteriak, "Eureka!" dengan senyum kemenangan. 

Ia pun bergegas mengambil sebuah notes, menulis semua persiapan dengan teliti. Beberapa kali mencoret, mendesah dan menghela napas panjang. Akhirnya, sesudah dua jam lima belas menit, selesai sudah. Ia mengembuskan napas lega. 

Sekarang, telepon!

Dalam tempo tigapuluh menit, Jeng Ratna pun selesai memencet sejumlah dial di iphone 6. Bibirnya yang berlapis lipstik teracota tersungging senyum. Puas.

Ia merencanakan akan berbagi makanan pembuka (yang akhir-akhir ini disalah-artikan menjadi takjil) di jalan raya. Ia juga berencana mengundang sejumlah anak panti asuhan untuk berbuka puasa bersama di rumahnya yang mungil tapi elegan.

Rencananya, ia akan menggalang dana bersama rekan-rekan arisan, lalu di satu sore yang indah, Geng Nero yang isinya terdiri dari para macan ternak (mamah muda cantik yang anter jemput anak) akan turun ke jalan. 

Aih, pasti semua mata akan tertuju pada kami! Pikirnya dengan mata berbinar gembira. Dan, ia juga tak perlu repot-repot pamer, karena toh nanti semua akan melihat bahwa mobilnya sudah berganti rupa!

Bagaimana dengan kejadian di atas? Sukseskah acara Jeng Ratna kelak? Benarkah semua teman-teman (ala) sosialitanya mengagumi mobil barunya -sementara mereka sedang berderma di jalan raya? Tepatkah caranya mengundang sejumlah anak panti asuhan untuk berbuka puasa di rumah?

Apakah benar, ia tak perlu "pamer"? 

Lawong ngga perlu ngomong, tapi teman-teman Jeng Ratna sudah melihat sendiri, bahwa di balik "kecantikan" dan "kebaikan hati"nya, ternyata jeng Ratna adalah sosok yang "sukses"? Sosok keibuan, sosok .. entah apalagi..

The virus named humblebrag
Adakah di antara teman-teman pernah mengalami atau melihat dengan mata kepala sendiri kejadian tersebut?

Well, yeah... di tengah gegar budaya saat ini, sadar atau tidak kita semua telah terkena sebuah virus. Virus humblebrag namanya. Tua muda, sukses atau setengah sukses, semua telah terjangkiti virus humblebrag. 

Virus ini telah menjangkiti -sebagian besar- masyarakat modern. Masyarakat yang hidupnya dikuasai oleh kemajuan pesat teknologi. Ada yang baru indikasi terkena virus humblebrag, namun ada pula yang sudah akut. 

Masyarakat urban yang berdalih takut dengan sifat sombong, namun justru terjebak masuk ke jenis kesombongan lain. 

Oh my..  lihatlah, para penderita humblebrag ini! 

Gak tanggung-tanggung, ibu-ibu juga menularkan virus ini kepada generasi penerus mereka!
"Duh, si Fina kemaren ngga belajar Fisika blas, gara-gara saya ajak jalan ke mal. Akhirnya nilainya cuman 92 deh.." (Si Finanya di samping mamahnya, cengar cengir karena dia belajar mati-matian seminggu yang lalu)
atau 
"Alhamdulillah, aku kan ngga cocok tuh kalo pake kosmetik sembarangan,  jadi Si Papap mbawain satu set kosmetik merek SK VII loh, waktu pulang dari Tokyo. Kasian katanya kalo kulit mukaku merah merah.." (Sebenernya Si Papap ketiban rejeki dari istri bos, salah beli!)
"Maaf ya,  pulang dari Paris aku cuman bisa beliin kamu syal sutera ini. Ngga mahal sih, cuman 50 euro." (Mosok musti ngomong sik, kalo dapetnya di Mangga Dua edisi obralan?)
Gubrak nggak tuh, kalimat-kalimat di atas?

Sombong sih, tapi dibalut dengan elegan. Eylekhan kalo kata sahabatku om-om trainer. 

Tapi, seandainya yang bicara anak kecil... nggg.... 
"Mamahku kemaren pulang dari Raja Ampat ngga bawa oleh-oleh apa-apa. Cuman bawa frame gede banget, isinya gading gajah"
Haiyaaaah.... pan kasihan sekali anak itu yah, bisa-bisa dia dicap besar mulut oleh teman-temannya yang lain! Nanti besarnya mau jadi apa coba? Mau jadi seperti mantan pacarnya penyanyi dangdut goyang bebek? Atau mau jadi anak yang ketika ditangkap polisi ngaku-ngaku anaknya pembesar polisi daerah? Hayoo.. 

Lantas sibuk berdoa pada Yang Kuasa agar anak-anakku ngga perlu ngomong kalo dapat oleh-oleh ATV baru. 

Atau ngga usahlah posting di instagram kalo sedang makan seporsi steak dan pake tas Herm*s terus pasang hestek segambreng seperti seorang princess 



Eh tapi gapapa juga sih, kalo dia mah beneran punya yak.. lantas Berbi galau (-__-)'.


An ostensibly modest or self-deprecating statement 
whose actual purpose is to draw attention to something of which one is proud:
social media status updates are basically selfies, humblebrags, and rants 
Terus tujuan posting cerita seperti ini apa, toh Neng Tanti? 

Ini sih mostly reminder buat diri gue sendiri. Tsah. Bahwa gue juga bisa terjebak dalam pola(h) seperti itu. Sok-sok posting di sosial media demi berkata merendah untuk meninggikan mutu. 

Pose kekinian di tengah tebing tinggi, atau skydeck (uhuk!) atau ... selfie sambil levitasi atau jungkir balik, misalnya. Ahahaha... banyaklah... 

Semoga saja, virus humblebrag ini tak makin menggerogoti pikiranku yang semakin lama semakin pingin eksis secara ekstrim ini. 

Juga mendoakan agar.. 

agar.. 

agar apa ya? 

Agar aku ngga nulis panjang-panjang lagi. Karena makin panjang, makin kerasa sotoynya.... 

Udah ya, pamit. 

Solusinya apaaaa?

Ngga ada, mikir sendiri-sendiri aja sanah!

24 komentar

  1. *menatap ke layar HP*

    "Aku beneran sayang kamu."

    Dikirim oleh gadis manis berinisial D.
    Ini gadis kelima yang menyatakan cintanya kepadaku minggu ini. Aku bingung harus milih yang mana.

    SUMPAH DI ATAS INI FIKSI. KALO BENERAN MAH AKU UDAH GAK JOMBLO. *capslockjebol*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada nih bang, stok baru, masih anget baru dipake sekali #devil`s laugh

      Hapus
    2. siapa itu si D,... pasti bukan Dian Onasis.. hahaha

      Hapus
  2. Wuah, ces pleng tulisannya..
    Hehehee...

    BalasHapus
  3. Hahahaha... dari mana bermulanya ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bermula dari status seorang pengguna sosial media yang mau lunch dan ga kebagian tempat duduk, padahal udah di restoran termahal ...

      (Cari deh sampai dapat)

      Hapus
  4. Hihi..eranya sudah lain ya Mak.. Era media sosial means era pamer. Bahkan, untuk kesholihahan diri pun. Misal, bikin status dg dalil bla bla bla.. Karena niat hati hanya kita dan Allah saja yang tau. Bukan begitu? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali ke nurani ya mbak.


      Eh tadi Nurani sedang ke.pasar ding

      Hapus
  5. Asiiik bangeeet bacanyaaa. Sumpah... hhmmm solusinya apa ya? *mikir.

    kalau self branding. Itu masuk pamer g ya? Kan byk tuh di efbeh. Ciyusan nanya neeh

    BalasHapus
  6. hahahahaha dunia sosmed kan emang dunia pamer mbak^^
    jadi tergantung orang yang menggunakannya baik yang nulis atau yang baca. jadi pilihan ada dikita mau bersikap gimana
    ga semua orang sepikiran sama kita soale dan kita juga g bisa cegah xD

    BalasHapus
  7. AHAHAHHAHHAHAHAHHAHHAAA, makkkkkkkkkkk. Kemaren sepatu gimana sepatu hahahhahahahhaha. Beda sih branding ma pamer, klo humbrag mang mau pamer wkwkwkwkkwk ya sekalian gitu klo pada mau pamer jangan tanggung hahahhahaha.

    “Work hard in silence, let your success be your noise.”

    BalasHapus
  8. aku barusan bikin postingan macem gitu asli. tentang si hana wkwkwk. Ya sudahlah, siapa tahu aja jd terinspirasi.
    Eh, kirain ini postingan tentang quiz om Nher kemarin

    BalasHapus
  9. Dari raja ampat bawa pulang gading yaaa, besok ikutan nyaribgading dinkelapa gading ah hahaha

    BalasHapus
  10. atau tetiba ada temen upload foto kosmetik yg bermerk dan banyak banget, tapi tanpa banyak kalimat, hanya bilang : makasih pap... huahahaha... itu maksudnya songong atau tidak ya? hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiiiii gubraaakkkk #nampol sekali.sodara sodaraaaa

      Hapus
  11. pamer mengesankan ya mak, hihi ah semoga saja menjadi doa ya

    BalasHapus
  12. orang yang terkena Virus humblebrag, mungkin dia sedang lupa dengan daratannya.. hahaha

    BalasHapus
  13. semoga bermanfaat juga untuk yang lainnya

    BalasHapus
  14. hahahahhahaha,.... banyak kok mbak sekarang yang kaya gitu... temen-temen kampusku juga mulai menjamur yang humblebrag getoh

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)