ME AS A BLOGGER, EKSISTENSI DAN "REVIEW THE REVIEW "

*warning: mengandung curhat garis keras*

Si Neng dan Eksistensi
Ach so.  
To be honest,  kenyataan jadi blogger itu, selain hasrat nulis yang menggelora, kadang karena cuman pengen nunjukin eksistensi diri. 

Nah, seiring waktu, daku pun beranjak jadi blogger heits, senior (baca : dewasa, bukan tua) Dan, mulai kenal beberapa founder Blogger Community, mendaftar lalu bisa diundang ke banyak acara.

Senang? 
Jelas pada mulanya. Tapi setelah beberapa purnama berlalu, daku jadi bingung mo nulis apaan. Hihihi.. seratus kalimat pembuka - isi - penutup mulai jadi hambar. 

Padahal tujuan utama ikut acara itu, awalnya selain untuk incer  isi konten berkualitas, juga menambah link dan pertemanan.

At the end,
Karena udah terlanjur meng-iyakan tawaran, lalu datang ke 2 - 3 acara berturutan, ujungnya banyak. 

Kelihatan keren emang sih, karena si Neng terlihat di sosmed selalu hadir di acara sana sini.  Kelihatan sibuk, ceria dengan tawa lebaaaar di setiap acara.


Tapi, ada sisi lain yang terlupa. 

Sebutkan, Neng!
1. Antara lain ya tentu saja rumah berantakan tak terkendali, dengan cucian menumpuk meminta diangkut ke londri kiloan, dengan anak anak yang beranjak remaja menuntut untuk juga diperhatikan!

2. Badan pegel linu, menuntut untuk beristirahat! Tapi kan gak bisa, tulisan bertumpuk menuntut untuk segera diselesaikan juga, toh? Toh.

The worst thing, stress.. lalu marah marah sama orang rumah. Padahal, pergi dari rumah itu kan kerelaan dan keikhlasan mereka juga, jadilah buah simalakama. 

Banyak pergi means banyak job dan pundi pundi penuh, tapi .. 2 -3 hal ini terus berkejaran.

3. Tulisan jadi sekedar hanya untuk menggugurkan kewajiban. Akibatnya kayak makan buah paya pas musim hujan. Anyep.

Ugh!

Ah! 

Sayang, aku (aku loh, bukan blogger lain) malah jadi lupa dengan sebuah nama : kualitas tulisan

Yes, daku lupa tidak serta merta meningkatkan Selling Value yang bisa menaikkan pageview!

Pageview segitu gitu aja, alexa gendats, DA PA so so, google analytics ke laut. Lebih parahnya lagi, followers ig naik, ER terjun bebas...

Ujungnya, beredarlah di dunia maya (baca : Grup WAG) link tulisanku atau link sosmedku, lantas maksa temen buat komen. 
Yes, you can buy viewers but agencies and brands are not stupid either. Quote by Yunika Umar.
Engagement dengan brand, jaminan jadi blogger heits? 

Uuuuwwwww... tidak semudah itu, Ferguso!

Pada satu masa, jaman dahulu ketika Aang sang Avatar dilahirkan, tak banyak yang tahu bahwa engagement dengan satu brand atau institusi diambil based on hubungan. Relationship

*Ship yaaa bukan shit.

Dan datanglah Pangeran Zuko.

Dia mulai kisik kisik ke brands, menerapkan "rules of three".

1. Berapa banyak kunjungan ke tulisan blogger tentang produk mereka atau membaca tulisan tentang acara yang mereka selenggarakan.

2. Benarkah ada dampak signifikan dengan kenaikan PV di blog?

3. Sejauh mana engagement si penulis ke pembaca? Ke viewer Ig?


Oh, and the fact is... I review what I review itself.
Pernah gak kalian datang serempak ke satu acara, dan mendapati bahwa tulisan semua orang nyaris sama persis?

Boooring!
Akhirnya aku coba mengulas apa yang aku ulas. Aku bandingkan dengan tulisan para mastah blog yang rajin menang. Hasilnya? Tulisanku tak kalah jelek dan membosankan. Sebagian besar isinya copas si brief! 

Ulasanku yang membosankan itu kemudian aku rombak, dengan metode 5 w 1 h plus diberi sentuhan fiksi sesekali. Sekalian latihan. 

Hasilnya? Menang!
Antara lain di tulisan ini. Duh senangnyaaa... 

Sekarang aku seringnya tidak lagi mengulas acara, tapi mostly menulis ulasan tentang produk saja. Faktor acara hanya 30 persen dari keseluruhan tulisan.

Dan aku membiasakan diri untuk tak lagi nulis mepet deadline. Mending dicicil nulis secepatnya usai acara, lalu nanti dirombak pelan pelan.

Jadi pada saat datang ke satu acara, apalagi yang berhubungan dengan gadget, biasanya aku membuat ulasan tentang kenyamanan menggunakan gadget tersebut.

Terutama... fotonya?

Yes, terutama hasil fotonya, karena sebagian besar menggunakan gadget untuk memotret. Membuat video.

Lalu, tentu saja, 
seberapa banyak dan kuat gadget tersebut membuka banyak file.  Buatku itu penting, karena sering sekali dalam satu waktu, aku membuka banyak aplikasi dan bekerja dengan beberapa aplikasinya sekaligus.

Untuk prodak makanan, tentu saja faktor utama mereview bahan dan kandungan utamanya. Baru jika hendak diolah, kepraktisan dan keamanan. Rasa biasanya mengikuti ya..

Karena sehat adalah koentji.

Nah untuk kalimat yang terlihat semua serupa karena ya pastinya ada brief dan pesan yang ingin disampaikan pengundang, kucoba dengan melihat dari sudut pandang aku sendiri. 

And, what is your point of view?

Sudut pandang seorang Ibu 4 anak (yang pergi duluan satunya), seorang wanita yang memilih untuk melepaskan diri dari lingkungan dunia kerja 9 to unlimited wtf (and it's true for some ha ha ha). 

Seorang wanita yang memiliki talenta tersembunyi (dan tak tak ketemu-ketemu hingga sekarang) seorang manusia dengan segala keterbatasannya namun masih diberi kucuran Rahmat oleh Yang Maha Kuasa, dan sesekali masih -yes, masih- mengeluh padahal ga perlu.

Hmmm... 
tulisan ini sebenarnya isinya sampah di kepala aja sih. Kalimat terselubung dari curhat. Daripada curhat tentang Blogger Ruang Tunggu yang kemudian dijulidin sama blogger lain.. ha ha ha.. 

Tapi bener, ngeblog buatku saat ini jadi sarana pelepasan, jadi stress healing, kadang juga jadi the most powerful medicated oil *eeeh... menjadi stimulus otak walau tak pernah orgasme.

Yuk ah, kembali ke laptop!
Kita gaungkan kembali visi misi sebagai manusia seutuhnya yang diberi limpahan berkah, sehingga bisa meng-influence other people to do the good thing. To sounding the positive things.

Yuk maree.... 

44 komentar

  1. Yesss i agree with this mba.
    Makanya aku ikut event itu sesuai dengan yg aku mau dan paling ngga 2 minggu sekali aku ambil job kalo ada. Krn banyak job, ngga naik jg DA PA aku. Setor link trs tulisan kita sebagian di copas. Jd ngga jelas siapa yg original dan yg ngga original krn benar banget isi tulisan hampir sama semua ehehe..suka sama tulisan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu kadang masih daerah abu abu, kita udah gaungkan berkali kali : NO PLAGIAT PLEASE
      tapi hukumnya juga ga terlalu "niat" jadi ...

      Hapus
  2. Ooo jadi gitu ya rasanya jadi blogger heitsss. Hahahaha. Tapi urusan rumah memang PR sekali ya Mak kalau kita tinggalin sebentar aja (sebentar tapi setiap hari haha).

    BalasHapus
    Balasan
    1. ditinggal sebentar pergi aja udah kayak kapal pecah rasanya, padahal anak anakku udah gede juga, kadang pengen nangis

      Hapus
  3. Setujuuuuu. Dan aku gak Peduli omongan orang. Blogger gak laki karena jarang ngevent. I like my life

    BalasHapus
  4. Ouchhhh, ini mak jleb banget mbaaa
    Karena memang terkadang kalo kita ngeblog cuma buat review rame2 gitu, kudu diakui sulit bikin artikel yg "bernyawa"
    Semoga bisa seimbangkan antara tulisan yg "anyep" dgn tulisan yg uhuuy

    BalasHapus
    Balasan
    1. bahahhahaha maapin yak lagi jadi emak baper hari ini

      Hapus
  5. ih mbak, bener banget sih ini tulisannya.. berasa ke tampar jleb bin jleb, kadang aku kesulitan buat tulis review emang berasa gak ada nyawanya di dalam tulisan itu, dipaksain malah makin gak terasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. jiahahahha jangan salahkan sepatu Manolo Blahnik ya Aie

      itu perlu sih demi konten yang maha keren

      Hapus
  6. No no no ... ini bukan sampah.

    Ini saripati pengalaman seorang NEng Tanti .... para bloger harus baca ini :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaa.. terimakasiiiih Niar ^^
      ini murni dari hati yang pojok kanan

      Hapus
  7. makkk berasa curhatku kok ada di mari juga :D

    kalo aku skr tetep nulis aja di blog udah ga mikirin ada yg baca apa engga. kalo disuruh banyakin pv n komen baru minta tolong ke grup bw n iw hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nha, aku jadi berpikir - menyeimbangkan keduanya Inna,
      tetap menulis karena blog is my world - dan mencari tahu apa yang pembaca inginkan

      Hapus
  8. Semakin kesini aku semakin selektif banget sama pemilihan acara. Yang pertama, harus sesuai dengan nicheku. Yang kedua, harus ada feenya yang sesuai sama perjuanganku bawa anak ato ninggalin anak, hahaha. Yang ketiga, kalopun nggak ada feenya, aku suka banget sama pembahasannya dan sesuai sama konten blogku. In the end, sekarang datang ke acara selektif banget, bahkan yang feenya lumayan pun ditolak karena urusan jaga anak. Tapi aku tetap butuh datang ke acara. Selain emang karena link, me time, juga jadi trigger buat rajin update blog dan upgrade tulisan jadi semakin lebih baik.

    BalasHapus
  9. Hahahaha, ini relate banget. Beberapa opini hampir sama kayak aku.

    Terus jadi inget, terakhir ke event itu bulan Februari. Karena selain selektif pilih event, aku juga sibuk ngantor, baru free di weekend. Capek akutu kalo ke event kalau nggak ada fee yang nggak sesuai sama effort. Aku ini termasuk yang sangat menghargai tulisanku di blog, karena buatnya pake keringat, tenaga, waktu, internet, dan ide. Makanya aku harus total kalau nulis.

    Dan lagi-lagi aku termasuk yang gampang boring kalau baca kebanyakan review event (yang hampir semua tulisannya copas dari brief), jadi kayak lagi baca presentasi power point gitu. Padahal kan bisa ambil suduh pandang lain. Hahaha. Yaudah gitu aja, Mbak. Sekian dari aku. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaelah typo! (((SUDUT))) AI KAMU NES! WKWKWK.

      Hapus
    2. WHAAAT! FEBRUARIIII? Berasa kayak ketemu orang gunung daku *disambit lipstik

      hahaahaa, sejujurnya aku merasakan gitu, dan akhirnya bocor alus di sini. O kalo lagi baca review copas pleketiplek kayak baca presentasi dosen yak

      Hapus
  10. Itulah kenapa sejak dulu memang saya jarang banget ke event. Kalau alasan (sok) idealisnya, saya selalu sesuaikan dengan niche blog. Biar tetap ada nyawa dan semangat menulisnya.

    Alasan realistisnya seperti yang Mak Tanti tulis di sini. Anak-anak siapa yang ngurus kalau saya pergi? Rumah pasti berantakan?

    Pastinya alasan kesehatan juga. Kalau saya kecapean, teparnya bisa berhari-hari. Kalau udah tepar, rumah makin berantakan, deh. Untung aja anak-anak udah mulai besar, udah mulai bisa mengurus diri sendiri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah sekarang udah gede gede, bisa urus diri sendiri tapi kan teteeeeup standar emaknya ga ada yang nyamain *kikir kuku

      Hapus
  11. Tentang event itu memang perlu sentuhan ya agar tidak berasa monoton.
    Nah aku juga mau keluar dari stigma, [stigma] copy paste dari acara event.

    Ayo, Neng, semangat!

    BalasHapus
  12. membuat tulisan yang bagus emang tantangan banget kak... dan kalo mepet deadline biasanya malah jadi ala kadarnya tulisannya..

    dianesuryaman dot com

    BalasHapus
    Balasan
    1. "tulisan yang bagus" oke oke noted (lirik tulisanku yang acakadut)

      Hapus
  13. Maak Neeng, yaap yaap memang satu sisi aku liat orang yang ke event kok keren ya bisa hadirin acara kece, dapat materi kece sedangkan aku hanya bisa memandang dari jauh. Hahaha. Tapi rejeki orang beda beda. Dan setuju nulis ya jangan kayak rasa pepaya di musim dingin. Anyep! Hahhaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi... kita ngomongnya pelan pelan atuh Al, ntar digaplok para pedagang buah

      Hapus
  14. Yoo.. Tertohok semua ini tapi tidak yang bagian tulisan hasil event. Hehe, karena aku nggak pernah ngevent juga! Mungkin kalau aku dikasih kesempatan buat ngevent, hasil tulisanku juga nggak lepas dari copy brief juga. Seperti jus mengkudu dikasih gula, pengen manis tapi percuma, huekk

    Tapi entah gimana, aku pernah lihat sama-sama datang ke event, tapi tulisannya beda dan ada rasanya.

    Anyway busway, nulis juga butuh sentuhan rasa. Makanya aku salut sama rangorang yang bisa sering nulis tapi tidak melupakan sense of writing.

    Kudu belajar 5W+1H lagi nih kayak Neng Tanti 🤭 eh Mbak Tanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya maksudnya bukan semua Rani, hihihi.. ya kan beberapa juga nulis karena memang suka nulis, nah yang sebagian itu karena sibuk jadi nulisnya biar cepet aja

      hmmmh aku juga belum bisa 5 W 1 H kok

      Hapus
  15. Aku baca ini jadi mandangin angka DA PA ku dll nya. Hahaha.. aku kayanya gak naik2 skill di dunia onlinenya nih, gak banyak perkembangan berarti

    BalasHapus
  16. Buat saya, dateng ke event itu usahanya banyak banget, nyiapin kebutuhan anak, nitipin anak, nyiapin biaya transport, nyiapin biaya oleh-oleh buat yang dititipin, dll...
    Makanya cuma pilih event yang temanya suka aja...

    BalasHapus
  17. Keren Mbak..jadi pengingat diri saya nih, terima kasih sudah mengingatkan.
    Saya daftar job atau terima undangan hanya jika: jamnya masih bisa dikondisikan antar-jemput sekolah anak, kalaupun enggak paling tidak saya sudah di rumah saat suami pulang kerja. Karena saya biasa nyiapin sendiri makan suami. Terus kalau akhir pekan mesti ijin dan memastikan kalau suami dan anak-anak kasih saya pergi. Maka saya jarang banget akhir pekan nge-job.
    Dan untuk tulisan, semoga saja reportase saya bukan termasuk yang hanya penggugur kewajiban. Karena mesti tetap berpegang pada brief, selalu saya tambahi di sana-sini..:)

    BalasHapus
  18. Saya apa yaaa... embuh mak wes jalanin aja hehe. Masih ke event sesekali, masih terima produk, tapi begitu kangen nulis curhatan tapi tenaganya dah abis haha. Skrng mumpung msh bisa dinikmati aja, katanya kalau anak dah gede dah mulai susah krn anak ABG udah kudu lebih diperhatiin ma emaknya, maklum dah masuk puber, katanyaaa, yaa setiap waktu ada masanya (opo to ikii) :D

    BalasHapus
  19. Mba tanti... setunu banget. Akupun merasakaan apalagi baru terjun 2rhn ini di dunia blogging lalu tepok jidat lama2 sm DA/PA dsb. Kadang jg lelah sama sosmed jumlah foloowers dan linke. Lalu semua aku kembalikan ke niat awal, buat apa sih ngeblog?

    BalasHapus
  20. Kalau saya Mbak, banyak draft tulisan mangkrak nggak terkerjakan karena harus bekerja lalu sampai rumah juga mengurus rumah. Duh stress sendiri gara² gak bisa nulis.

    BalasHapus
  21. Aku sekarang udah jarang ikut2 event. Lebih banyak terima kerjaan di rumah aja :)
    Bagi aku ikut event itu emang buat stres relief. Me time bareng temen2. Menulis juga stress relief. Tentunya selain menambah pundi2 uang :)

    BalasHapus
  22. Sharian aku di luar kamar (tandanya gak pakai laptop) beresin rumah alhasil jam segini baru bw :)
    Jadi memang bener ya kalau pegang laptop urusan rumah agak keteter eh itu sih aku soalnya gak ada yg bantuin hihihihi.
    Nulis organik lagi kaya jaman dulu ya mbak

    BalasHapus
  23. Kalau aku masih terus belajar ini mb untuk memberikan tulisan yg berkualias bukan hanya mewajibkan krn hadir event

    BalasHapus
  24. nulis mepet DL malah bikin kalang kabut. pernah banget gitu, meremehkan akhirnya saat DL baru kalang kabut. duh malah pusing

    BalasHapus
  25. Aku ke sini ngeblog makin jarang nulis tulisan organik huhu pdhl dulu aktif banget apa terpengaruh sama pundi2 doang yah, kayaknya harus rehat sejenak dan mikir tujuan awal ngeblog

    BalasHapus
  26. Mepet DL bikin migrain wkwkw tapi dilakukan berulang kali hehe. Sekarang udah agak batasi event2 karena memang waktunya ga sempet, tulisan organik masih saya tulis juga sih biar ga berbayar terus.

    BalasHapus
  27. Ya Allah, tulisan ini benar-benar menohok. Memang kalau tulisan "pesanan" tuh rasanya kadang jadi membosankan yaa.. Beda sama tulisan yang emang kita banget, all out, ngga cuma ada sentuhan pemikiran aja, tapi juga ada unsur rasa.

    Wkwkwk, komenkuuuuh...

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)