NGOSPISAN : PERAN DOODLE DALAM MEREDAKAN STRES, BISAKAH?




NGOSPISAN, Ngobrol Ringan Santai Tapi Berkesan bersama Ono Sembunglango, blogger heits (dia terkenal sebagai BBB - Blogger Buncit Boys) kami lakukan di pagi buta, jam 07.00 pagi!

Nggak nyangka, sih, 
obrolan absurd kami pagi itu, ternyata diapresiasi oleh teman-teman blogger, jurnalis dan lain-lainnya.  Senang sekali, bisa cekikikan bersama pagi itu, mentertawakan mulai dari judul, sampai..... 

Apa aja sih, yang diobrolin pagi ini?

Mengenal Doodle dan kenapa neng Tanti suka padanya

Doodle adalah gambar yang dibuat tanpa sadar, tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Itu sebabnya, doodle dikenal dengan gambar oret-oret.

Doodle terdiri dari gambar sederhana yang dapat memiliki makna representasi konkret, atau hanya terdiri dari garis acak dan abstrak. 

Aku mengenal dan mencintai doodle sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu. Sejak itu, apa pun yang berkaitan dengan doodle, kuperhatikan. Apalagi, latar belakangku yang memang suka menggambar, membuatku lebih mudah mendalami karya seni yang satu ini.

Disamping itu, aku juga tanpa sadar ngotot harus sekolah teknik, padahal ilmu pemahaman Fisika dan Kimiaku rendah banget. Sesuatu yang menarik perhatianku adalah karena kalau di sekolah teknik, kita diwajibkan menggambar. Gambar Teknik namanya. 

Di dunia teknik, 
komunikasi secara lisan akan banyak menimbulkan kesulitan. Hal ini karena di dunai teknik dan industri, terdapat banyak macam bahasa dan dialek-dialek yang digunakan sehingga kemungkinan seseorang sulit mengerti, atau bahkan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh orang yang berbeda bahasanya.

Dicarilah cara berkomunikasi yang lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang teknik di seluruh dunia, untuk menyampaikan informasi dan standarisasi, yaitu gambar. Jadi Gambar Teknik sering juga disebut sebagai Bahasa Teknik. 

Nah kalau galau, cemas, rindu itu namanya bahasa kalbu.

Plak. Skip.

Ngobrol tentang seni yang satu ini,
mas Ono bertanya apa sih yang berkesan saat mendalami doodle? Waaa.. banyak!

Mulai dari oret-oret di sudut buku tulis waktu sekolah, cinta monyet, sampai kenangan terindah dari almarhum Bapak. 

Apa hubungannya sih, doodle dan pereda stres? Emang bisa?

Di saat gabut seperti ini,
doodle buatku emang jadi pereda stres banget. Yang namanya doodle, karena dilakukan di bawah sadar, jadi akhirnya bisa memicu ide ide lain. 

Oh, bisa gitu ya?
Bisa. Pola (pattern) doodle yang berulang, dengan garis -garis sederhana, bisa meredakan stres, sekaligus menguraikan kekusutan di otak.

Misalnya jika kita sedang marah,
maka menuliskan sesuatu berulang-kali minimal 100, dalam bentuk titik, huruf i atau hujan, bisa meredakan amarah seketika.


Nah, kalau udah,
buat awan lalu bikin bulatan-bulatan tak jelas di dalamnya. Ini dilakukan sambil mikir boleh, nih... soalnya ibarat laci di otak udah penuh, ini dituangkan satu per satu ke dalam coretan tak jelas tersebut.

Ya itu kan, kalau orangnya ga bisa gambar ya. Kalau bisa gambar, buatnya seperti ini..


"Itu ujug-ujug bisa meredakan amarah, Mak?" tanya mas Ono setengah tak percaya.

"Iya, bisa kok," jawabku pede. 
(Lah iya, cari pulpen sama kertasnya aja butuh waktu, kan. Jadi lupa deh kalo dia lagi marah, ha ha haaaa dalam hati loh ini, jawabnya...)


Doodle dan Kaitannya Dengan Warna dan Disiplin Pada Anak

Mencoret-coret memang paling sering dikaitkan dengan anak kecil dan balita.

Hal ini karena anak-anak terkadang tidak bisa mengkomunikasikan apa yang mereka inginkan. Di sini, peran gambar itu besar.

Kita bisa melihat sekilas, 
anak sedang merasakan apa itu dari coretan mereka juga.  Misalnya, gambar orang tanpa isi wajah, menggambarkan anak sedang merasa cemas. Orang kecil, berarti si anak merasa tidak pede, orangnya besar tapi kepalanya kecil, berarti si anak merasa insecure atau sedang merasa terancam.

Gambar objek yang dilebih-lebihkan, misalnya orang bertaring, berwajah monster, dengan tangan gurita, adalah representasi orang atau makhluk yang mereka lihat dan tidak disukai.

Mas Jun Joe Winanto, bertanya apa hubungannya dengan pemilihan warna?

Warna memegang peranan penting juga. Anak-anak yang menggambar dengan warna dominan hitam atau biru tua, adalah anak-anak calon pemimpin. 

Biru menggambarkan suasana riang gembira. Kuning dan hijau, biasanya menggambarkan kedekatan hubungan dengan Ayah atau Ibu. Merah gimana?

Merah, jelas menggambarkan orang yang tak mau ditinggalkan. Oren dan pink, menggambarkan kehangatan dan kasih sayang.

Mbak Debbie Madjida bertanya, bisakah anak diajarkan disiplin dengan media gambar?

Untuk pertanyaan ini, 
kayaknya harus dilatih juga sih.. karena kan tidak semua anak mau ya, melatih motorik halusnya.

Tapi untuk melatih disiplin, bisa juga dilatih dengan menggambar selama 30 hari di dalam frame ya, jadi digaris dulu pinggiran kertasnya. Kenapa di dalam frame? 

Yang pertama, karena semua orang bisa menggambar garis. Garis boleh menggunakan penggaris atau tidak. Dari sini, kita bisa melihat apakah anak suka melakukan sesuatu yang tersturktur atau tidak.

Kedua, garis merupakan komponen penting dalam sebuah gambar. Berikut beberapa macam garis yang biasa digunakan. 


Garis yang banyak, membuat anak mulai menggoreskan jemari pada kertas. Jika ia suka, maka akan terlihat bahwa kognitifnya bertambah, dan bisa dilanjutkan.'
Jika tidak, ya mending anaknya main futsal atau menari aja kali supaya tercipta crystal intelligence anak.

Ada lagi pertanyaan dari Tuty Queen.
adakah arti dari jika seseorang suka menggambar manusia dengan topi yang topinya lebih besar dari wajahnya?

Nah, kalau dari sisi psikologi, ada sesuatu yang sedang ia tutupi. Punya impian besar namun belum berani menunjukkan eksistensinya, karena masih ada yang belum tercapai.

Awal Permata bertanya, 
adakah kaitan stress dengan gambar saat ini? Ya, bisa jadi gambar orang stres yang hitam- berawan tebal dan kusut. 

Tapi jangan takut, dengan terus menerus menuangkan kekusutan itu ke kertas, atau kalau berani ke baju, kayak Mr. Doodle yang awalnya men-doodle karena stres, eh malah dipanggil ke sana sini dan seluruh dunia.

Arkian Widi bertanya
gambar mak Tanti apakah ter-influence dari gambar tahun 80-an? 

Wah mas Arkian Widi (Aan) rupanya memperhatikan gambar-gambarku, yaaa! 

Untuk ilustrasi buku anak, memang gambar-gambarku bisa jadi seperti itu. Garis-garis sederhana, dengan warna-warna cerah. 

Tapi khusus untuk gambar kurcaci, elf, gnome, fairy aku menggunakan teknik dan desain vintage, yang terinspirasi dari buku-buku Celtic. Artis yang biasa menggambar celtic fairy adalah dari Perancis dan Rusia.

Dhci bertanya, kalau orang bisa menggambar
kan enak bisa doodle sambil mencurahkan isi kepalanya ke kertas. Lah kalo ga bisa gambar gimana?

Well, doodle bukan gambar. Doodle adalah seni corat coret, sehingga siapa saja bisa melakukannya, bahkan anak kecil sekalipun.

Selain itu, 
berharga atau tidaknya karya bukan dari bagus tidaknya gambar, tapi jauh lebih
ke curahan hati si seniman saat membuat karya. 

Wah, 
seru sekali acara NGOSPISAN bersama mas Ono ini, dan di akhir acara, aku membuat sebuah doodle selama 1 menit.

Terimakasih banyaaaak untuk semua yang menonton, 
maafkan ya kalau ada salah salah kata dan tidak bisa menjawab semua pertanyaan yaaa.. jangan ditimpukin yaaaa

Sampai jumpaaaa!

5 komentar

  1. Penasaran deh aku sama makna dari crystal intelligence. Jadi langsung googling habis ini.

    Kalau doodle, hmm ... aku pun senang melihatnya, tapi nggak punya keberanian untuk corat coretnya. Tapi kalau beli buku mewarnai doodle, aku masih senang.

    BalasHapus
  2. Akuu satu dari ratusan fans mbak tanti �� sukaaa banget sama gambar2nya. Sampai aku beli buku gambar trus niru2in gambarnya mbak tanti. Sekarang belum mulai gambar lagi. Padahal klo diseriusin, pasti udah lebih bagusan gambarnya. Aku setuju klo ngegambar itu penghilang stress. Karena aku ngerasain banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah terharuuuuu

      Uci ingat ga kita satu grup dan bikin prakarya di Universitas apa tuh yang prakarya anak mahasiswa nya bikin minder? Binus ya kalo ga salah

      Daaannnn kita menaaaang!

      Hapus
  3. Aku ini anaknya nggak kreatif dan nggak bisa gambar, tapi suka iri kalau lihat doodle buatan orang lain yang bagus-bagus gitu. Suka pengen bisa gambar kaya gitu. Kalau untuk pemula yang nggak bisa gambar, apa bisa dilatih mbak?

    BalasHapus
  4. Waah aku ketinggalan obrolan seru nih. Makasih infonya mbak Tanti, aku mau coba intip coretan anak-anak ah penasaran apa yang ada di pikiran mereka ketika corat-coret.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)