Talkshow Ulangtahun Yayasan AIDS |
Diadakan di Hotel Menara Peninsula 1st floor, saat masuk kita diberi sebuah pita dan gantungan kunci. Oya, foto diri di depan logo Yayasan AIDS. Menarik juga, ada tes Tru AGE MORINDA yang diberikan gratis, untuk mengetahui apakah usia kita sama dengan usia organ tubuh ^^ hihihi... ogah aah.. nanti ketahuan yah..
Baron & friends.. serasa anak muda lagi neh kalo nonton beginian |
Tanti & Deka |
Acara dimulai pukul 10.30 oleh band Baron & friends yang membawakan 3 buah lagu slow rock lawas. Kami dipersilakan mengambil coffee dan aneka snack serta jajan pasar yang diadakan oleh panitia.
Ketua Yayasan AIDS Indonesia, dr. Sasanto bersama moderator, Myra menjadi pembuka acara ini. Ulasan yang diberikan oleh dr. Sasanto cukup menarik.
Mula-mula beliau memberikan keterangan tentang AIDS, yaitu
AIDS adalah kependekan dari ‘Acquired Immune Deficiency Syndrome’. Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immune terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Bila kita terinfeksi HIV, tubuh kita akan mencoba menyerang infeksi. Sistem kekebalan kita akan membuat ‘antibodi’, molekul khusus yang menyerang HIV itu.
http://penyebabhivaids.com/wp-content/uploads/2012/10/aids-2.jpg |
Tadinya, negara nomor satu yang penduduknya mengidap AIDS adalah Afrika - dengan percepatan penderita 9000 penduduk per hari!
Namun,Afrika is not the only one. Asia juga menjadi negara yang penduduknya rentan AIDS, terutama Thailand dan Indonesia! Hmm... and you really knows what the reason behind the data is.
Namun keprihatinan kita tidak berhenti sampai disitu. Saat ini, Afrika dan Thailand ternyata telah memenuhi target International Conference by MDG's yaitu : ZERO AIDS, sodara-sodara... kenapa? Bentar yaa.. kita masuk ke masalah teknisnya dulu.
FAKTA TENTANG AIDS & PENANGGULANGANNYA
Narasumber kedua, Dr.dr. Evi Yunihastuti, Spd adalah salah seorang dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di RSCM. Ia telah melakukan penelitian dan mendedikasikan waktunya pada AIDS. Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian dari dr. Evi dkk dapat diunduh disini :
http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/PedomanNasionalTerapiARV.pdf
Oya, di Indonesia, khusus penjelasan tentang HIV AIDS ada di dalam website http://www.temanteman.org dan disebut dengan teman-teman. TemanTeman.org
adalah sumber berita dan informasi terlengkap mengenai HIV/AIDS dan IMS untuk setiap orang di Indonesia.
TemanTeman.org
adalah sebuah pelayanan dari The Thai Red Cross AIDS Research Centre TRCARC dan
didukung oleh Klinik Pokdiksus, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM Jakarta dan
Klinik Nusa Indah Rumah Sakit Sanglah RSUP, Denpasar Bali. TemanTeman.org dan
logonya adalah milik Thai Red AIDS Research Centre dan patner-patnernya yang
memiliki hak cipta TemanTeman.org.
Dr. Evy menjelaskan bahwa untuk tes HIV pasien bisa pergi ke
beberapa tempat, termasuk ke Klinik Pokdisus, atau Unit Pelayanan
Terpadu HIV, di lantai 4 RSCM. Prosedurnya, pertama pasien bertemu
konselor untuk pretes konseling, lalu diambil darah sekitar 3-5 cc untuk
dites. Setelah hasilnya diberikan, diadakan post tes konseling.
Apabila TemanTeman melakukan tes untuk pertama kali dan hasilnya
negatif, maka sebaiknya dilakukan tes lagi selama masa jendela, tiga
bulan setelah terakhir kali melakukan tindakan berisiko yang tidak
terproteksi, untuk memastikan status HIV-nya.
Jika hasil tesnya positif, maka diadakan pemeriksaan untuk mencari
infeksi oportunistik dan tingkat stadium atau CD4. Apabila ada infeksi
oportunistik, maka infeksi tersebut diobati terlebih dahulu, dan 1-2
bulan kemudian, apabila CD4 350 atau kurang, maka pengobatan ARV
(antiretroviral) dimulai.
Dr Evi Yunihastuti juga mengungkapkan kini anak-anak yang terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur. Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006 mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif, 20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami
Dr
Evi Yunihastuti dari Pokdisus UI RSCM mengungkapkan kini anak-anak yang
terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin
banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur.
Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006
mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif,
20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga
berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami. - See
more at:
http://www.perempuan.com/read/cegah-bayi-tertular-hiv#sthash.vqyr8MhR.dpuf
Dr
Evi Yunihastuti dari Pokdisus UI RSCM mengungkapkan kini anak-anak yang
terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin
banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur.
Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006
mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif,
20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga
berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami. - See
more at:
http://www.perempuan.com/read/cegah-bayi-tertular-hiv#sthash.vqyr8MhR.dpuf
Dr
Evi Yunihastuti dari Pokdisus UI RSCM mengungkapkan kini anak-anak yang
terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin
banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur.
Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006
mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif,
20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga
berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami. - See
more at:
http://www.perempuan.com/read/cegah-bayi-tertular-hiv#sthash.vqyr8MhR.dpuf
et dah.. masih sempet narsiiisss... |
pergantian narasumber = narsis ^^ |
Di sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan dan usulan yang menarik perhatian. Salah satunya adalah ibunda sutradara film indie bernama Afifah. Ia sudah berkecimpung dengan masalah AIDS bukan karena ia penderita, namun saat usia 14 tahun, salah seorang temannya meninggal dunia karena HIV AIDS. Ibu tersebut mengajak Yayasan AIDS gencar berkampanye dan aktif di jejaring sosial, karena itulah sarana kampanye paling produktif.
KENAPA HARUS MEMAKAI KONDOM!
Nhaaa.. ini dia, penjelasan yang dari tadi saya tunggu-tunggu. Saya kan, sudah beberapa hari ini membaca status beberapa orang teman yang mengatakan : STOP PEMBAGIAN GRATIS KONDOM DI INDONESIA, dan terus terang saja, sebagai orang awam saya tidak tahu harus berdiri di pihak siapa, jadi saya abstain.
Dewan Pembina Yayasan AIDS Dr. Sarlito Wirawan juga menegaskan :
1. Data departemen kesehatan
menunjukan peningkatan tajam angka infeksi HIV/AIDS
dari tahun ke tahun. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah
sebenarnya paling tidak 100 kali lipat dari yang dilaporkan.
2. Pengalaman dari beberapa negara
yang memiliki kondisi kultural, sosial dan pola
epidemi awal yang sama dengan indonesia (seperti
Thailand dan India). Memperlihatkan kepada kita bahwa jika tidak
dilakukan suatu usaha pencegahan yang sungguh-sungguh dan
efektif melalui komunikasi, informasi dan edukasi,
maka dalam beberapa tahun saja angka-angka tersebut
akan naik dengan sangat mengerikan.
3. Indonesia masih mempunyai kesempatan
untuk mencegah bencana semacam itu jika kita dapat
segera mengkonsolidasi daya dan dana untuk
menanggulangi HIV/AIDS. Sesuai keputusan Menkokesra nomor. 9/1994
semua pihak termasuk pemerintah, dunia usaha, termasuk
lembaga kemasyarakatan (LSM) dan masyarakat pada
umumnya bertanggungjawab untuk melakukan upaya
penanggulangan yang partisipatif.
Thailand dan Afrika - 2 negara yang tadinya memiliki angka kematian dan penderita terinfeksi HIV AIDS tertinggi dunia, menunjukkan penurunan signifikan. Bahkan saat ini Thailand dinyatakan berhasil mencanangkan Zero AIDS. Caranya? Mensosialisasikan kondom!
Bagaimana Kita Terkena AIDS?
- hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV
- penggunaan jarum suntik bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV
- kelahiran oleh ibu yang terinfeksi, atau disusui oleh perempuan yang terinfeksi HIV
Belum ada kasus HIV ditularkan melalui air mata atau air ludah. Namun HIV bisa menular melalui seks oral (hubungan seks dengan mulut), bahkan dengan ciuman dalam. Penularan melalui ciuman dalam sangat jarang terjadi, kecuali jika ada luka berat pada mulut, atau gusi berdarah.
Kenapa kondom? Ga ada cara lain, apa? Penyuluhan keeek...
123rf.com |
Saat ini, sudah bukan rahasia lagi, kebebasan seks di kalangan anak di bawah umur - lalu lokalisasi yang menjamur, dan trafficking juga menjadi penyebab merebaknya pasien yang terinfeksi virus HIV AIDS. Jika sudah terkena virus, just FYI -for your information- ia tak bisa disembuhkan!
Selain itu, pemakaian jarum suntik, semprot dan peralatan tindik atau
tatto. Penggunaan jarum suntik yang sudah tercemar HIV dan dipakai
bergantian tanpa disterilkan terlebih dahulu juga dapat menjadi media penularan.
Ibarat kebakaran hutan, bagaimana caranya agar tidak merambat ke lahan yang lebih luas? Buatlah 'parit api' di sekeliling area yang terbakar. Hal itu mencegah terjadinya api yang merambat.
Ibarat hutan, Indonesia sudah memegang rapor merah dalam hal penyebaran infeksi HIV AIDS, di mana tebak ? Tertinggi di Papua, lalu Bali. Thailand dan Afrika telah membuktikan hal ini. Dalam beberapa kasus, siapa yang menjamin pasangannya steril - bebas dari terinfeksi HIV AIDS- ?
Ya, tentu saja pendekatan keagamaan, penyuluhan, gembar gembor di media dan jejaring sosmed di kalangan anak muda dibutuhkan, namun jangan lupa... 'kegiatan' yang lain itu tetap ada, kawan! So, jangan langsung mendiskreditkan kondom begitu saja. Upaya pemerintah mensosialisasikan penggunaan kondom untuk MENCEGAH merebaknya penyakit, untuk sementara sudah tepat.
Tinggal kita berupaya mengambil tindakan pencegahan lainnya : membentengi diri - anak-anak dan keluarga agar tidak bersinggungan dengan hal-hal yang "menyerempet bahaya"... tsk! Gimana caranya? AGAMA dan kasih sayang dari orangtua, kawan..... hanya itu cara kita membuat benteng pertahanan keluarga.
Salah satu AIDS Ambassador |
Please....
merebaknya HIV AIDS sudah sangat memprihatinkan. Perlu kerja keras dan upaya yang tanpa henti untuk memberikan pemahaman pada seluruh masyarakat, terutama pada generasi muda. Jangan ambil resiko dengan just kissing, or just smoking .. karena itu pintu gerbang menuju salah satu ancaman besar dunia.
Mari kita sukseskan program MDG's : Zero AIDS, ga usah dengan anti kondom atau pro kondom, tapi dengan menyayangi anak-anak dan keluarga terdekat kita. Jika perlu, gembar-gemborkan bahaya ciuman dalam berpacaran, pemakaian jarum untuk tatto dan tindik, pemakaian jarum suntik narkoba, dan batasi pemakaian internet pada putra-putri kita.
Masih banyak sih.. ide-ide untuk kampanye zero AIDS, tapi karena terbatasnya waktu, acara hari ulangtahun ke 20 Yayasan AIDS ditutup dengan tiup lilin, bagi-bagi kue ulangtahun black forest yang wuenak tenaan.. dan door prize.
Aku pun pulang dengan pemahaman baru tentang AIDS. Byee...
123rf.com |
Dari : Acara Talkshow Ulang tahun Yayasan AIDS Indonesia & berbagai sumber
Tidak ada komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)