Yayasan Aids 20th & Legalisasi Kondom

Talkshow Ulangtahun Yayasan AIDS
Hari Minggu tanggal 1 Desember kemarin, saya diundang oleh Women's Script & co, sebuah komunitas yang diketuai oleh Deka Amalia Ridwan untuk hadir di acara ulangtahun Yayasan AIDS   yang ke 20 tahun. Selama ini, di benak saya kata-kata AIDS itu seperti sebuah momok, monster, menakutkan, sehingga kalau perlu saya tidak usah mengetahuinya. Tapi, ya gitu deh.. karena kepo penasaran, saya datang juga deh ke acara tersebut.
Diadakan di Hotel Menara Peninsula 1st floor, saat masuk kita diberi sebuah pita dan gantungan kunci. Oya, foto diri di depan logo Yayasan AIDS. Menarik juga, ada tes Tru AGE MORINDA yang diberikan gratis, untuk mengetahui  apakah usia kita sama dengan usia organ tubuh ^^ hihihi... ogah aah.. nanti ketahuan yah..
Baron & friends.. serasa anak muda lagi neh kalo nonton beginian
Tanti & Deka
Acara dimulai pukul 10.30 oleh band Baron & friends yang membawakan 3 buah lagu slow rock lawas. Kami dipersilakan mengambil coffee dan aneka snack serta jajan pasar yang diadakan oleh panitia.

Opening Ceremony - What is AIDS

Ketua Yayasan AIDS Indonesia, dr. Sasanto bersama moderator, Myra menjadi pembuka acara ini. Ulasan yang diberikan oleh dr. Sasanto cukup menarik.

Mula-mula beliau memberikan keterangan tentang AIDS,  yaitu


AIDS adalah kependekan dari ‘Acquired Immune Deficiency Syndrome’. Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immune terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Bila kita terinfeksi HIV, tubuh kita akan mencoba menyerang infeksi. Sistem kekebalan kita akan membuat ‘antibodi’, molekul khusus yang menyerang HIV itu.

http://penyebabhivaids.com/wp-content/uploads/2012/10/aids-2.jpg
Dari data WHO tahun 2013, 33 juta penduduk dunia menderita AIDS, dengan pengidapnya 90 %  dewasa usia produktif. Data tahun 1997 - 2008, kenaikan jumlah penderita ini adalah 5000%. (aih, gimana cara menghitungnya yah @_@ )

 Tadinya, negara nomor satu yang penduduknya mengidap AIDS adalah Afrika - dengan percepatan penderita 9000 penduduk per hari!

Namun,Afrika is not the only one. Asia juga menjadi negara yang penduduknya rentan AIDS, terutama Thailand dan Indonesia! Hmm... and you really knows what the reason behind the data is.

Namun keprihatinan kita tidak berhenti sampai disitu. Saat ini, Afrika dan Thailand ternyata telah memenuhi target International Conference by MDG's yaitu : ZERO AIDS, sodara-sodara... kenapa? Bentar yaa.. kita masuk ke masalah teknisnya dulu. 

FAKTA TENTANG AIDS & PENANGGULANGANNYA

Narasumber kedua, Dr.dr. Evi Yunihastuti, Spd adalah salah seorang dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di RSCM. Ia telah melakukan penelitian dan mendedikasikan waktunya pada AIDS. Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian dari dr. Evi dkk dapat diunduh disini :

http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/PedomanNasionalTerapiARV.pdf

Oya, di Indonesia, khusus penjelasan tentang HIV AIDS ada di dalam website http://www.temanteman.org  dan disebut dengan teman-teman. TemanTeman.org adalah sumber berita dan informasi terlengkap mengenai HIV/AIDS dan IMS untuk setiap orang di Indonesia. 

TemanTeman.org adalah sebuah pelayanan dari The Thai Red Cross AIDS Research Centre TRCARC dan didukung oleh Klinik Pokdiksus, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM Jakarta dan Klinik Nusa Indah Rumah Sakit Sanglah RSUP, Denpasar Bali. TemanTeman.org dan logonya adalah milik Thai Red AIDS Research Centre dan patner-patnernya yang memiliki hak cipta TemanTeman.org.

Dr. Evy menjelaskan bahwa untuk tes HIV pasien bisa pergi ke beberapa tempat, termasuk ke Klinik Pokdisus,  atau Unit Pelayanan Terpadu HIV, di lantai 4 RSCM. Prosedurnya, pertama pasien bertemu konselor untuk pretes konseling, lalu diambil darah sekitar 3-5 cc untuk dites. Setelah hasilnya diberikan, diadakan post tes konseling.  
 
Apabila TemanTeman melakukan tes untuk pertama kali dan hasilnya negatif, maka sebaiknya dilakukan tes lagi selama masa jendela, tiga bulan setelah terakhir kali melakukan tindakan berisiko yang tidak terproteksi, untuk memastikan status HIV-nya. 
 
Jika hasil tesnya positif, maka diadakan pemeriksaan untuk mencari infeksi oportunistik dan tingkat stadium atau CD4. Apabila ada infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut diobati terlebih dahulu, dan 1-2 bulan kemudian, apabila CD4 350 atau kurang, maka pengobatan ARV (antiretroviral) dimulai.  
 
Kerahasiaan hasil tes di Pokdisus, Rumah Sakit RSCM dijaga, sehingga hanya pasien dan petugas konselor yang mengetahui identitas pasien. 

Dr Evi Yunihastuti juga mengungkapkan kini anak-anak yang terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur. Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006 mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif, 20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami

Dr Evi Yunihastuti dari Pokdisus UI RSCM mengungkapkan kini anak-anak yang terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur. Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006 mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif, 20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami. - See more at: http://www.perempuan.com/read/cegah-bayi-tertular-hiv#sthash.vqyr8MhR.dpuf
Dr Evi Yunihastuti dari Pokdisus UI RSCM mengungkapkan kini anak-anak yang terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur. Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006 mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif, 20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami. - See more at: http://www.perempuan.com/read/cegah-bayi-tertular-hiv#sthash.vqyr8MhR.dpuf
Dr Evi Yunihastuti dari Pokdisus UI RSCM mengungkapkan kini anak-anak yang terancam lahir dengan HIV akan makin banyak, seiring dengan makin banyaknya orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berusia subur. Jumlah ODHA yang berobat ke RSCM selama periode 2004 hingga Juli 2006 mencapai 1.803 orang. Sebagian besar (72,9) persen berusia produktif, 20-30 tahun. Sebanyak 32,1 persen dalam lembaga perkawinan, yang juga berarti masing-masing berisiko menularkan pada istri atau suami. - See more at: http://www.perempuan.com/read/cegah-bayi-tertular-hiv#sthash.vqyr8MhR.dpuf
et dah.. masih sempet narsiiisss...
Setelah usai memberikan keterangan teknis - yang.. sumpah, sebagian doang yang masuk ke otak, saking banyaknya istilah kedokteran- ada session tanya jawab. Dalam session tanya jawab berhadiah ini, disponsori oleh Javanoni dan Morinda.

pergantian narasumber = narsis ^^
Lumayan, saat jeda bisa foto-foto sebentar hihi.. untung saja saya mengambil snack cukup banyak karena terrrr nyataaa.. acara berlangsung dari pukul 10 hingga 14.00 tanpa lunch break ! Nasi kotak diberikan acara berakhir. Oh! Sedikit tips.. kalau ada acara di hotel, sebaiknya sediakan pasmina atau jaket yaa.. karena bisa saja kalau tidak terlalu suka hawa dingin, bisa agak tersiksa.

Di sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan dan usulan yang menarik perhatian. Salah satunya adalah ibunda sutradara film indie bernama Afifah. Ia sudah berkecimpung dengan masalah AIDS bukan karena ia penderita, namun saat usia 14 tahun, salah seorang temannya meninggal dunia karena HIV AIDS. Ibu tersebut mengajak Yayasan AIDS gencar berkampanye dan aktif di jejaring sosial, karena itulah sarana kampanye paling produktif.

KENAPA HARUS MEMAKAI KONDOM!

Nhaaa.. ini dia, penjelasan yang dari tadi saya tunggu-tunggu. Saya kan, sudah beberapa hari ini membaca status beberapa orang teman yang mengatakan : STOP PEMBAGIAN GRATIS KONDOM DI INDONESIA, dan terus terang saja, sebagai orang awam saya tidak tahu harus berdiri di pihak siapa, jadi saya abstain. 

Dewan Pembina Yayasan AIDS Dr. Sarlito Wirawan juga menegaskan :

1. Data departemen kesehatan menunjukan peningkatan tajam angka infeksi HIV/AIDS dari tahun ke tahun. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah sebenarnya paling tidak 100 kali lipat dari yang dilaporkan.

2. Pengalaman dari beberapa negara yang memiliki kondisi kultural, sosial dan pola epidemi awal yang sama dengan indonesia (seperti Thailand dan India). Memperlihatkan kepada kita bahwa jika tidak dilakukan suatu usaha pencegahan yang sungguh-sungguh dan efektif melalui komunikasi, informasi dan edukasi, maka dalam beberapa tahun saja angka-angka tersebut akan naik dengan sangat mengerikan.

3. Indonesia masih mempunyai kesempatan untuk mencegah bencana semacam itu jika kita dapat segera mengkonsolidasi daya dan dana untuk menanggulangi HIV/AIDS. Sesuai keputusan Menkokesra nomor. 9/1994 semua pihak termasuk pemerintah, dunia usaha, termasuk lembaga kemasyarakatan (LSM) dan masyarakat pada umumnya bertanggungjawab untuk melakukan upaya penanggulangan yang partisipatif.

Thailand dan Afrika - 2 negara yang tadinya memiliki angka kematian dan penderita terinfeksi HIV AIDS tertinggi dunia, menunjukkan penurunan signifikan. Bahkan saat ini Thailand dinyatakan berhasil mencanangkan Zero AIDS. Caranya? Mensosialisasikan kondom! 

Bagaimana Kita Terkena AIDS?

Sebetulnya, kita tidak ‘terkena’ AIDS. Kita mungkin terinfeksi HIV, dan kemudian mengembangkan AIDS. Kita dapat tertular HIV dari seseorang yang sudah terinfeksi, walaupun orang itu tidak kelihatan sakit, bahkan dengan hasil tes HIV yang tidak positif. Darah, cairan vagina, air mani dan air susu ibu seseorang yang terinfeksi HIV mengandung virus yang cukup untuk menularkan orang lain. Sebagian besar orang tertular HIV melalui:
  • hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV
  • penggunaan jarum suntik bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV
  • kelahiran oleh ibu yang terinfeksi, atau disusui oleh perempuan yang terinfeksi HIV
Dulu ada yang tertular HIV melalui transfusi darah yang mengandung HIV (diambil dari seorang yang terinfeksi HIV), tetapi sekarang darah PMI diskrining secara sangat hati-hati, dan risikonya sangat rendah.
Belum ada kasus HIV ditularkan melalui air mata atau air ludah. Namun HIV bisa menular melalui seks oral (hubungan seks dengan mulut), bahkan dengan ciuman dalam. Penularan melalui ciuman dalam sangat jarang terjadi, kecuali jika ada luka berat pada mulut, atau gusi berdarah.
 

Kenapa kondom? Ga ada cara lain, apa? Penyuluhan keeek...

123rf.com
Saat ini, sudah bukan rahasia lagi, kebebasan seks di kalangan anak di bawah umur - lalu lokalisasi yang menjamur, dan trafficking juga menjadi penyebab merebaknya pasien yang terinfeksi virus HIV AIDS. Jika sudah terkena virus, just FYI -for your information- ia tak bisa disembuhkan!

Selain itu, pemakaian jarum suntik, semprot dan peralatan tindik atau tatto. Penggunaan jarum suntik yang sudah tercemar HIV dan dipakai bergantian tanpa disterilkan terlebih dahulu juga dapat menjadi media penularan.

Ibarat kebakaran hutan, bagaimana caranya agar tidak merambat ke lahan yang lebih luas? Buatlah 'parit api' di sekeliling area yang terbakar. Hal itu mencegah terjadinya api yang merambat. 

Ibarat hutan, Indonesia sudah memegang rapor merah dalam hal penyebaran infeksi HIV AIDS, di mana tebak ? Tertinggi di Papua, lalu Bali. Thailand dan Afrika telah membuktikan hal ini. Dalam beberapa kasus, siapa yang menjamin pasangannya steril - bebas dari terinfeksi HIV AIDS- ? 

Ya, tentu saja pendekatan keagamaan, penyuluhan, gembar gembor di media dan jejaring sosmed  di kalangan anak muda dibutuhkan, namun jangan lupa... 'kegiatan' yang lain itu tetap ada, kawan! So, jangan langsung mendiskreditkan kondom begitu saja. Upaya pemerintah mensosialisasikan penggunaan kondom untuk MENCEGAH merebaknya penyakit, untuk sementara sudah tepat. 

Tinggal kita berupaya mengambil tindakan pencegahan lainnya : membentengi diri - anak-anak dan keluarga agar tidak bersinggungan dengan hal-hal yang "menyerempet bahaya"... tsk! Gimana caranya? AGAMA dan kasih sayang dari orangtua, kawan..... hanya itu cara kita membuat benteng pertahanan keluarga.

Salah satu AIDS Ambassador
Please....
merebaknya HIV AIDS sudah sangat memprihatinkan. Perlu kerja keras dan upaya yang tanpa henti untuk memberikan pemahaman pada seluruh masyarakat, terutama pada generasi muda. Jangan ambil resiko dengan just kissing, or just smoking .. karena itu pintu gerbang menuju salah satu ancaman besar dunia. 

Mari kita sukseskan program MDG's : Zero AIDS, ga usah dengan anti kondom atau pro kondom, tapi dengan menyayangi anak-anak dan keluarga terdekat kita. Jika perlu, gembar-gemborkan bahaya ciuman dalam berpacaran, pemakaian jarum untuk tatto dan tindik, pemakaian jarum suntik narkoba, dan batasi pemakaian internet pada putra-putri kita.

Masih banyak sih.. ide-ide untuk kampanye zero AIDS, tapi karena terbatasnya waktu, acara hari ulangtahun ke 20 Yayasan AIDS ditutup dengan tiup lilin, bagi-bagi kue ulangtahun black forest yang wuenak tenaan.. dan door prize.

Aku pun pulang dengan pemahaman baru tentang AIDS. Byee...
123rf.com

Dari : Acara Talkshow  Ulang tahun Yayasan AIDS Indonesia & berbagai sumber






Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)