YUK, KITA JAGA BIOTA LAUT! PEKAN CORAL TRIANGLE DAY 2017

Courtesy : Daniel Manning
Pernah melihat coral reef?

Di Indonesia, kita biasa menyebutnya sebagai terumbu karang, yaitu sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.

Benda dengan istilah tidak umum ini, biasanya dapat dinikmati saat kita diving atau menyelam. Nah, berhubung seumur umur aku tidak pernah menyelam, kecuali menyelami isi hati kamu, maka terumbu karang yang beraneka warna nan cantik itu hanya dapat kunikmati melalui foto-foto di berbagai media.

Makanya, saat ada undangan untuk hadir di sebuah acara bernama Coral Triangle Day, jadi antusias untuk hadir.  

Coral Triangle Day tahun ini mengangkat tema perang terhadap sampah plastik. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science tahun 2015, tiga negara dalam kawasan Coral Triangle masuk dalam sepuluh negara dengan tingkat limbah laut tertinggi (Jambeck, et. al.) dan..  Indonesia berada di peringkat ke dua penghasil limbah di lautan dengan 187.2 juta ton!

Waaah! Kok bisa?

Isu ini memang merupakan salah satu ancaman besar bagi keberlangsungan ekosistem laut dan pesisir. Tidak hanya dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang dan penurunan populasi satwa liar, sampah plastik juga sangat berpotensi merugikan sektor pariwisata bahari. 


Masalahnya, memerangi masalah sampah hanya bisa diubah dengan kesadaran masyarakat! Mengubah mindset

Kenapa aku bilang mengubah mindset? Yuk, kita telusuri satu per satu faktanya..

Mengenal segitiga terumbu karang
Menurut wikipedia, Segitiga Terumbu Karang adalah istilah geografis untuk perairan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste yang kaya akan terumbu karang. Segitiga Terumbu Karang dijadikan oleh World Wildlife Fund sebagai salah satu dari prioritas utama konservasi kehidupan maritim yang diluncurkan pada tahun 2007.
Segitiga Terumbu Karang meliputi wilayah lebih dari 6.500.000 km², dengan lebih dari 600 spesies terumbu karang dan meliputi 75% semua spesies terumbu karang yang ada di dunia.
Lebih dari 3.000 spesies ikan tinggal di Segitiga Terumbu Karang, termasuk ikan terbesar hiu paus, dan fosil hidup coelacanth.
Di dalam pembicaraan sehari-hari karang biasa diartikan sebagai batu yang keras (rock). Di dalam istilah biologi laut, karang diartikan sebagai hewan invertebrata dari ordo Scleractinia (Cnidaria, Anthozoa) yang biasanya hidup sesil di dasar laut, yang dalam istilah bahasa Inggris disebut coral.

Sedangkan terumbu karang (coral reef) bagi peneliti Biologi mempunyai arti sebagai suatu ekosistem yang biasanya didominasi oleh komunitas karang, yaitu kelompok hewan sesil yang menghasilkan kapur. Sedangkan hewan-hewan lain yang hidup di dalam atau di sekitar terumbu karang disebut hewan terumbu karang (coral reef animal), misalnya cacing polycaheta, echinodermata dan crustacea.

Terumbu (reef) merupakan struktur berkapur yang terdapat di perairan laut dangkal. Di dalam ekosistem termbu karang terdapat pula ikan-ikan terumbu, makroalgae, sponge, cumi-cumi, siput, kerang, cacing, bintang laut, dan sebagainya.

Manusia, si penghasil sampah plastik dunia

Courtesy : http://www.kompasiana.com/
kompasiana/10-pro-kontra-penerapan-kantong-plastik-berbayar
Secara tidak sadar, manusia memang telah tergantung pada penggunaan plastik. Penggunaan plastik yang cenderung meningkat dan dapat dikatakan berlebihan ini pada akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. 

Diperkirakan ada 500 juta hingga 1 miliar kantong plastik yang digunakan penduduk dunia dalam kurun waktu 1 tahun. Ini berarti ada sekitar 1juta kantong plastik per menit. Sedangkan untuk membuatnya diperlukan ± 12 juta barel minyak per tahun dan 14 juta pohon yang ditebang.

Pernah sih, ada "diet kantong plastik" dan penerapan penggunaan kantong plastik berbayar, namun gaungnya tak bertahan hingga 2 tahun...

Mari Kurangi Memakai Plastik, Bersihkan Lingkungan Laut dan Darat dari Sampah

Perhatikan foto-foto berikut:




Duh, pedih melihatnya!

Sampah plastik, yang dibuang ke laut tadinya dianggap masalah sepele, mengingat laut terlihat sangat luaaas "dibanding" sampah yang "hanya sepersekian"nya.

Tapi, ternyata yang sepersekian dari luas lautan ini, menyebabkan kerusakan yang tak tergantikan :(

Dengan semua makanan dan minuman dibuat terkemas rapi dalam plastik, akibatnya jumlah sampah plastik semakin besar. Kebayang ngga, jika plastik yang sifatnya sulit terdegradasi (non-biodegradable) ini membutuhkan waktu 100 – 500 tahun hingga dapat terurai dengan sempurna?

Nonton film Wall- E! deh, biar jelas :( Mau, bumi isinya cuman sampah? 





Segi tiga terumbu karang dunia sedang menjadi sorotan di mata publik seluruh penjuru dunia. Coral Triangle merupakan kawasan laut kaya akan keanekaragaman hayati meliputi enam negara seperti Filipina, Indonesia, Kepulauan Salomon, Malaysia, Papua Nugini dan Timur Leste. 

Dengan 600 spesies coral atau 75 persen dari populasi coral dunia, maka ketika ada bahaya terancam punah, Direktur Konservasi dan Keanegaraman Hayati Laut Andi Rusandi benar-benar mengingatkan agar : 
Masalah sampah jangan pernah dianggap kecil. Sampah merupakan ancaman yang berbahaya buat keanegaragaman di laut maupun di darat. Masalah sampah harus kita tangani bersama-sama agar keindahan laut maupun darat tetap terjaga dengan baik!


SEBERAPA BESAR DAMPAK SAMPAH PLASTIK TERHADAP KERAGAMAN HAYATI?


Kenapa sih, sampah plastik lebih mengancam dibandingkan dengan sampah lainnya? Tak lain karena sifat sampah plastik degradasinya (penghancurannya) di alam memerlukan waktu yang sangat lama. 

Bisa dilihat seperti gambar di atas, minimum degradasi sampah plastik adalah 10 tahun! 

Berikut fakta-faktanya:
  • Jenis sampah plastik yang terbanyak adalah botol dan pembungkus (kantong) plastik (56%), dimana 75% berasal dari perumahan (masyarakat). 
  • Setiap tahun, rata-rata satu orang menghabiskan sebanyak 700 kantong plastik. 
  • Lebih dari 80% sampah plastik di seluruh dunia langsung dibuang ke tempat sampah tanpa didaur ulang, yang pada akhirnya menuju ke laut.
  • Pencemaran sampah plastik di laut sangat besar dan telah ditemukan di semua bidang laut, mulai dari garis pantai, pesisir, laut dalam, dan bahkan di laut beku (es) Kutub Utara. 
  • Sebanyak 90% sampah di laut adalah plastik (jumlah sampah plastik yang masuk ke laut dari daratan antara 4,8-12,7 juta ton pada tahun 2010, dengan estimasi terbaik sekitar 8 juta ton). 
  • Jika kecenderungan ini terus berlanjut, sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa pada tahun 2050, sampah plastik di laut akan lebih banyak daripada jumlah ikan. 
  • Indonesia adalah Negara peringkat kedua terbesar sebagai penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. 
  • Plastik di laut dapat mengancam keanekaragaman kehidupan laut melalui cara terbelit/terjerat, termakan, atau terkontaminasi. 
  • Dari sisi estetik, cemaran plastik mengotori saluran air, sungai dan laut. Dampaknya akan terjadi terhadap lebih dari 660 spesies organisme, mulai dari yang terkecil (plankton) sampai yang terbesar (ikan paus), termasuk terhadap ikan-ikan yang ditujukan untuk konsumsi manusia. 
  • Sungai merupakan vektor utama yang memungkinkan sampah plastik dan sampah lainnya masuk ke laut. Pencegahan pembuangan sampah ke sungai perlu dilakukan secara serius. 
  • Plastik yang terbuat dari minyak bumi, merupakan polimer sintetik yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme. Plastik sulit dihancurkan oleh alam, tidak terurai di laut, hanya hancur menjadi fragmen atau potongan-potongan kecil atau sangat kecil akibat pelapukan dan paparan sinar ultraviolet. 
  • Kantong plastik biasa membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk terurai. Botol plastik memerlukan waktu yang lebih lama lagi. Karena polimernya lebih kompleks dan lebih tebal, botol plastik memerlukan waktu 50-80 tahun untuk hancur. Sedangkan sterofoam biasa yang sering digunakan di Indonesia, membutuhkan waktu 500 tahun untuk bisa hancur sempurna (bahkan ada yang menyatakan tidak bisa terurai). 
  • Menurut NOAA, waktu yang diperlukan untuk dekomposisi botol plastik adalah 450 tahun dan tali senar pancing 600 tahun.

CORAL TRIANGLE DAY 2017 #CTDAYJKT #sayno2plastic #coraltriangle
Di acara CORAL TRIANGLE DAY 2017 yang diadakan di Goethe Institut kali ini, hadir si babang ganteng Hamish Daud yang bikin patah hati jutaan pria karena menyunting Raisa (fakta penting!)

Bercerita tentang kecintaannya pada laut, ia juga memberikan contoh tentang bahaya menangkap ikan yang akibatnya merusak biota laut.  Hadirin terkesima mendengar kecerdasannya!


Selain itu juga ada si petualang top, Trinity Traveller (itu loh, yang filmnya baru saja beredar di bioskop). Simbaknya yang rajin bertualang ini, mengaku sangat sedih jika melihat sampah plastik bertebaran di mana-mana.


Dan, ada juga .... gadis kecil yang ini, yang sempat bikin bu Susi Pudjiastuti berbeling beling air matanya, karena membaca suratnya. Penggalan suratnya seperti ini : "Saya pribadi, anak Bawean, tidak mau melihat terumbu karang rusak di Bawean karena di bom. Kalau terumbu karang rusak maka ikan di Bawean bisa habis, ia kan, Bu?"

Salut kan, ada yang peduli, sangat .. sangat peduli dengan kelangsungan terumbu karang di Bawean? Kayaknya pantas deh kalau satu hari kelak, ia menjadi Duta Terumbu Karang!

Nah, 
masihkah kita tidak peduli dengan sampah plastik kita? Masihkah kita tega membeli barang-barang dengan kemasan plastik berlapis? 

Pikir lagi yuuuk... 



*******

Sumber tulisan dan foto-foto :

1. Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_kelautan)
2. https://mycoralreef.wordpress.com/
3. http://www.kompasiana.com/lhapiye/hari-peduli-sampah-nasional-2016-
keprihatinan-terhadap-sampah-plastik_56c7f10282afbdf8068b3be7

4. http://www.kompasiana.com/kompasiana/
10-pro-kontra-penerapan-kantong-plastik-berbayar
5. http://www.wwf.or.id/berita_fakta/blog/?44982/antara-kita-plastik-dan-lingkungan

Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)