TAWAKAL, RAHASIA TERBESAR KESUKSESAN MUSLIM



Pagi ini, aku bengong cantik. 

Serius, bengong cantik, walopun ga ada bengong yang cantik, atau kecantikan dinilai tidak dari kebengongan..

Kebayang ngga, ramadan dan lebaran yang hanya sebulan ini, subhanallaaah.. membutuhkan dana tak sedikit! Biaya yang kita habiskan selama ramadan dan lebaran, berbanding lurus dengan biaya pengeluaran kita selama 3 bulan bahkan lebih. 

Itu belum termasuk yang mudik ya... Kalau plus mudik, bisa jadi, membutuhkan tabungan selama setahun!

Lalu terbayang aneka halal bi halal yang kita datangi, beberapa baju lebaran yang dibeli, buka puasa bersama yang kita jalani, aneka kue, ketupat sampai angpao anak-anak, keponakan dan tetangga. 

Sesudah itu usai, sebagai ibu rumah tangga dengan empat anak (iya, ini aku ulang-ulang biar semua pada tahu, anakku empat hihhihihiiii.. pencitraan sih, sebagian besar -__- ') terbayang di depan mata;
  • bayar uang daftar ulang sekolah, 
  • beli buku-buku tulis dan aneka alat keperluan sekolah sampai kuliah, 
  • ada seragam yang sudah kekecilan, butuh dibeli
  • sepatu sobek ga bisa dijahit atau dilem, butuh beli baru
  • tas yang juga udah usang,
  • SPP bulan pertama untuk 2 anak yang swasta
  • Semesteran pertama buat si kakak
  • blah... blah.. blah.. 
Tapi.. 
semua itu terbayar lunas dengan rasa!

Rasa bahagia bisa bertemu teman-teman yang selama setahun sibuk masing-masing ama dunianya, bahagia bisa bertemu saudara jauh yang dicolek pake WA grup aja ga nyaut, bahagia bisa ngumpul ketawa ketiwi ma Ibuku en  jitak-jitakan ma adek-adek (ini buat gue aku loh.. kalo kalian punya kakak, silakan tambahin kata kakak).

Senyum itu masih tersungging hingga sekarang. Belum lagi rasa bahagia, akhirnya bisa ngerasain itikaf di mesjid sampe subuh, bahagia punya alasan tidur sampe siang, karena buat yang puasa, tidur pun ibadah *ditoyor jamaah*

Dan, segala macam hal indah yang ga pernah kamu dapetin di bulan lain. Eh, berlaku buat yang muslim loh yaaa.. 

Laluuu... itu maksud judul di atas apaan Neng? 

Eh iya, hampir lupa. 

Ngomong masalah keuangan abis lebaran, en musti kembali lagi ngadepin aneka hal "indah" dalam hidup. Then, what? 

Mo ngutang lagi ama bos buat bayaran sekolah? Huh! Gengsiiii... 

Mo ngutang kartu kredit? Amit amiiit!

So? Menghadapi hari-hari indah ke depan, aku yang tadi pagi bengong cantik itu, nemu gambar indah ini :


Coba cari tahu kata "tawakal" di wikipedia, nemunya ini:

Tawakal berarti memasrahkan, mempercayakan segala urusan kepada Allah. 
Tawakal, menurut Yusuf Qardhawi, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. 

Orang yang tawakal akan merasakan ketenangan dan ketentraman. Ia senantiasa merasa mantap dan optimis dalam bertindak. Di samping itu juga akan mendapatkan kekuatan spiritual, serta keperkasaan luar biasa, yang dapat mengalahkan segala kekuatan yang material.

Beda ulama, tentu beda penafsiran. Perumpamaan tentang orang yang tawakal digambarkan oleh Buya Hamka adalah :
Orang tidak disebut  tawakal jika orang itu tidur dibawah pohon yang lebat buahnya, dan berduri tajam seperti durian. Karena kalau buah itu jatuh kena angin, menimpa kepalanya, itu adalah kesia-siaan.. 
Contoh lain, kalau kamu ingin menempuh jalan pintas yang jelas banyak copetnya atau banyak premannya, ya kalo bisa sih menghindar, karena itu penafsiran dari kata sabar!

Apa yaa kata Rasulullah?

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ


Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." 

Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (At-Taubah: 40)

Ayat ini menjelaskan agar jangan takut berbagai macam serangan serangan hadapilah dengan tawakal kepada Allah.

Hamka menggambarkan ayat di atas: Ingatlah seketika Rasulullah SAW meninggalkan negeri Makkah hendak ke Madinah. Bersembunyi di dalam gua di atas bukit Jabal Tsur seketika dikejar oleh kafir Quraisy, berdua dengan sahabatnya Abu Bakar. 

Setelah bersembunyi dan tidak akan kelihatan musuh lagi, barulah ia berkata kepada sahabatnya itu: "Jangan takut, Allah bersama kita." Yaitu beserta mereka bersembunyi. 

Coba kalau Rasulullah SAW tidak berrsembunyi, padahal musuhnya sebanyak itu, tentu menurut sunnatullah dia akan tertangkap atau binasa lantaran kesia-siaannya!

Pengalaman Rasulullah SAW tersebut, merupakan contoh untuk berbuat secara maksimal akan tetapi ketika mendapat ujian dan cobaan, umat Islam harus berserah diri hanya kepada Allah semata.



Tawakal boleh, asal...

Dalam kasusku, 
aku boleh-boleh aja menyatakan diri untuk tawakal. Tapi, minimal sebelum ngomong gitu ya berusaha dulu doooong!

Aku upayakan sudah mencicil sedikit sedikit uang sekolah sebelumnya, sudah mencicil beli buku-buku baru sebelum harganya pada naik, sudah beli sepatu sekolah alih-alih sepatu buat jalan-jalan, de el el.

Tawakal (bahasa Arab: توكُل‎) dirumuskan oleh Imam al-Ghazali sebagai berikut, 
"Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram"

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. 

Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Salah paham tentang makna tawakal?
Sementara orang, ada yang salah paham dalam melakukan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu. Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki pandai tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jika Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.

Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya, sekalipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dpegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.

Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya -- menurut ajaran Islam -- ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.

Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal. Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."



Berikut ini juga anjuran agar kita jangan membuat orang lain memiliki citra negatif terhadap dirinya yang dapat merendakan diri dan penafsiran tentang orang yang tawakal.


مَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ


وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِن


Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.(al-Mujadilah: 10)

Berserah diri hendaknya hanya kepada Allah dalam ayat ini ditegaskan tentang larangan berbisik-bisik di hadapan orang lain karena akan menimbulkan kesedihan bagi orang mukmin yang lain. 

Dengan mengutip hadits rasul yang diriwayatkan oleh Shahihaini melalui Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah saw berkata: apabila terdapat tiga orang yang berkumpul bersama janganlah keduanya berbisik-bisik tanpa sepengetahuan satu orang lainnya dan orang-orang yang beriman adalah orang yang bertawakal kepada Allah, dan meminta semua urusannya melalui pertolongan Allah, mohon perlindungan dari syetan dan kejahatan.


وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا
وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ


Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). 

Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imron: 146)


Allah membesarkan hati para mukminin dengan menghibur mereka akibat kekalahan mereka dalam perang Uhud; bahwa betapa banyaknya Nabi yang berperang dan bersama mereka, sahabat-sahabat mereka yang banyak bertakwa. Dan mereka tidak merasa lemah karena apa yang mereka alami dan derita di jalan Allah dan tidak juga mereka merasa lesu atau menyerah.

 Inilah yang dimaksud tawakal yaitu adanya kemauan yang kuat dan usaha yang maksimal baru diiringi dengan tawakal faiza azamta fatawakkal 'alallah.
Kaitan tawakal dengan percaya diri adalah pada tindakan yang ia lakukan dengan usaha yang maksimal cara yang dihormatinya sendiri. Karena sadar bahwa ia tidak dapat selalu menang, ia menerima keterbatasannya. Akan tetapi selalu berusaha untuk mencapai sesuatu dengan usaha sebaik-baiknya, sehingga baik ia berhasil, gagal ataupun tidak berhasil dan tidak gagal, ia tetap memiliki harga dirinya.

Semoga aku ga bengong cantik lagi... sekian ^^

Sumber :

  • Wikipedia
  • Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah Sufi, Kunci Memasuki Dunia Tasawuf (Bandung: Mizan,1996) hal. 188.
  • Hasyim Muhammad. Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi, Telaah atas Pemikiran Psikologi Humanistik Abraham Maslow (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2002) hal. 45-46.
  • Hamka, Tasawuf Modern (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), hal. 185.
  • Tafsir Ibnu Katsir, Sakhr Software.[5] Hamka, Tasawuf Modern (Jakarta: Pustaka Panjimas,1983), hal. 186.
  • Tafsir al-Qurthubi, Sakhr Software
  • Tafsir Ibnu Katsir, Sakhr Software.
  • Karakteristik Pribadi PD Herbert Fensterheim PH.D. dan Jean Baer, Jangan Bilang :Ya" Bila Anda Akan Mengatakan "Tidak" (Jakarta : Gunung Jati, 1980) hal. 14-15.

2 komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)