KISAH DALAM SEPIRING TAHU GIMBAL


Di Tangerang ada yang disebut jajanan Pasar Lama. Sepanjang jalan dimulai dari depan Bank BCA, hingga ke ujung, menjadi tempat berjualan para pedagang. Sejak subuh, silih berganti panganan dijajakan.


Jika datang pagi-pagi sekali, aku biasanya memilih menu bubur ayam telur pitan Bah Asiong atau nasi uduk Cik Mei. Iya, mereka yang berjualan sebagian adalah penduduk asli keturunan Cina Benteng. Rasanya? Semua sedap!

Kalau sedang tidak ingin makan yang berat, aku dan suami memilih minum kopi O dan bakpao ayam atau kacang merah. 

Nah, yang terenak buatku,
sebagai warga negara Indonesia bagian Semarang - karena ibuku orang Semarang - di sini tepat pukul 7 akan ada jajanan Loenpia asli dan Tahu Gimbal!

Belum juga sampai tujuan, biasanya air liur sudah menitik, membayangkan  loenpia. Aroma rebung yang manis, berpadu dengan acar bawang timun asam. Jangan lupa, krenyes krenyes kulitnya yang gurih!

Belum lagi, jika duduk di area yang sama, pedagang Tahu Gimbal yang konon aselik mantan karyawan H. Edi dari Semarang sedang menggoreng kacang untuk saus yang akan disiram di atas gimbal udang... Alamak! 

Betul jika dikatakan,  Indonesia adalah surga kuliner! Buatku yang suka menulis - sesekali - tentang kuliner, ala ala bloger makanan, rasanya tak sulit mencari ide!

Pagi ini, 
seperti biasa aku dan suamiku menyusuri pedestrian. Kami berdua memang sengaja turun di depan masjid agar bisa berjalan kaki  agak jauh. 

Jam menunjukkan pukul 7 namun kesibukan para pedagang pasar yang lalu lalang berbaur dengan para pedagang kue dan makanan. Langkah kami terhenti di depan gang tempat biasa gerobak tukang Loenpia dan Tahu Gimbal berjualan. 

Aku celingukan. Yang kucari tak ada! Gantinya, ada seorang ibu mulai mengusung meja dan kursi plastik. Setelahnya, seorang gadis keturunan datang membawa penganan diambil dari dalam rumah di gang yang lebih sempit. Ada lapis, kue tok, risoles, hingga macam-macam penganan lain.

Di seberang jalan, 
seorang mamang (mamang dalam bahasa setempat berarti paman) menggoreng bakwan dan tahu isi. Baunya sudah pasti membuat mata yang semula mengantuk jadi melek. Sedap nian. Tapi bukan itu yang kucari!

Aku bertanya kepada ibu tersebut. 
    
    "Maaf, bu, penjual Tahu Gimbal sama Loenpia di mana ya?" 

    Si Ibu menengok, "Wah, udah pindah neng, pulang kampung katanya, mah," ia pun meneruskan menata dagangannya.

 Kegaduhan mulai terasa. Ragam percakapan mulai terjadi. Ramai. Suamiku menggamit bahuku.


Aku hanya mengangkat bahu, kecewa. 

    "Jadi, Ma, makan di sini?" tanyanya. 

    "Mm.. engga ah, kita belanja tahu dan udang aja yuk, aku lagi pingin banget makan Tahu Gimbal nih.."

Kami pun berlalu. Aku segera berbelanja. Tahu, udang, kol putih (kalau ngga suka kol bisa diganti toge), daun bawang seledri, bawang putih dan cabai. Di rumah masih ada petis dan tepung terigu. 

Oh! Minyak goreng dan kacang tanah tak boleh lupa. Aku pun menuju warung sembako Akiaw tak jauh dari situ. Setelah dirasa cukup, kami pun pulang.

MASAK TAHU GIMBAL ALA NENG TANTI



Sampai di rumah, 

aku segera menyiapkan bumbu-bumbu. Ini dia bumbu yang harus aku siapkan.

Bahan:
  • 1 buah tahu putih, goreng, potong dadu
  • 250 gram udang, kupas kulitnya
  • 1 buah kentang rebus, iris (ada yang tidak memakai kentang, namun aku pakai karena tak ada tukang lontong tadi)
  • kol iris tipis secukupnya

Bumbu :
  • 2 sdm kacang tanah goreng
  • 1 sdm petis udang
  • 1 sdm kecap manis
  • 1 siung bawang putih iris, goreng
  • cabe rawit sesuai selera
  • garam secukupnya
  • air secukupnya

Bahan Pelengkap:
  • lontong jika ada, karena tidak ada bisa diganti dengan kentang
  • kerupuk
  • bawang goreng 

Setelah rapi, goreng tahu dan gimbal udang, aku mulai menggoreng bawang merah iris yang ada di kulkas. Lalu menggoreng kacang tanah. Nah, sambil goreng kacang, aku mau bercerita sedikit. 




Kenapa sih, dinamakan Tahu Gimbal? Di Jawa Tengah terutama Semarang, udang yang dibalut tepung dan digoreng itu namanya Gimbal udang. Karena bentuknya yang kayak rambut gimbal (menggumpal). Tahu gimbal udang disajikan dengan disiram dengan saus atau bumbu kacang yang gurih, serta sedikit pedas dan diberi kucuran sedikit jeruk nipis, agar aromanya keluar.

Bumbu kacang, adalah salah satu ciri khas masakan Indonesia yang digunakan di banyak jenis masakan khas Indonesia. Selain tahu gimbal, maka ada sate, gado-gado, karedok, ketoprak, dan pecel. 

Bumbu atau saus kacang dibubuhkan dan disiramkan di atas bahan utama untuk menambahkan citarasa. Bumbu kacang dapat juga dijadikan saus celup berupa sambal kacang yaitu campuran kacang dan cabai giling untuk hidangan otak-otak atau ketan. 

Psst... B
umbu kacang bukan cuma di populer di Indonesia saja, negara lain seperti Thailand, Malaysia, Singapura, RRT, Vietnam dan sebagian negara Afrika. Beberapa negara Eropa, terutama Belanda, dan Timur Tengah juga menggunakan bumbu kacang ini namun takarannya lebih sedikit dari makanan khas Indonesia.

    "Yasalaaaaam!" Aku berseru tertahan. Kacang yang aku goreng... hangus!

Aku buru-buru mengangkat kacang tanah, namun apa dayaaaaa... Kacang yang aku goreng berwarna kehitaman.. hiks..




Aku terdiam. Semua sudah rapi.

Tahu sudah dipotong, udang sudah digoreng, tapiiiiiii.. tahu gimbal bukan tahu gimbal namanya jika tanpa saus kacang!


Aku melayangkan pandangan... Mencari akal untuk menyelamatkan tahu gimbal ku. 

Hmmm.. bahan utama dari saus kacang kan, adalah kacang tanah goreng yang digiling hingga halus. Selai kacang juga dapat digunakan sebagai pengganti bumbu kacang yang praktis, meskipun rasanya mungkin beda dengan kacang goreng biasa. Aku kan, punya SKIPPY Peanut Butter!




Dengan cepat, aku mengambil dua sendok makan besar SKIPPY bertutup biru, yaitu yang campuran kacangnya halus seperti pasta, dan mengaduknya dengan campuran bawang putih dan cabai rawit. Setelah itu, kutuang kecap manis, sedikit merica bubuk, gula jawa, dan setengah sendok teh air jeruk nipis.

Kususun dengan seksama tahu goreng yang sudah dipotong, kol, seledri dan daun bawang, lalu terakhir gimbal udang. Diatasnya, kutuang saus kacang ala SKIPPY eh.. ala neng Tanti. Setelah itu ditaburi bawang goreng.

Terakhir, aku menyusun piring berisi tahu gimbal di meja makan dengan kerupuk dan segelas besar teh panas pahit.



    "Paps darling..." Kupanggil si dia mesra, yang dipanggil sedang asyik menonton film Indonesia.

    "Yuk,kita sarapan.."

Suamiku makan dengan lahap. "Enak?" tanyaku ketika piringnya telah licin tandas.

"Lebih enak dari yang di Pasar Lama, deh!" Sahutnya mengacungkan jempol.

Hhh....
Aku menarik napas lega. Terimakasih SKIPPY Peanut Butter, kau menyelamatkan Tahu Gimbalku hari ini! 

Aku jadi penasaran. besok mau coba bikin gado gado pake SKIPPY Peanut Butter aaah....

2 komentar

  1. Pasti enak deh kalau saus kacang pake Skippy. Tahu gimbal juga kesukaankuuu...

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)