MEMPERSIAPKAN REMAJA SEHAT BEBAS ANEMIA -PUNCAK ACARA HGN KE 61

MEMPERSIAPKAN REMAJA SEHAT BEBAS ANEMIA 
MELALUI GIZI SEIMBANG DAN SUPLEMENTASI TABLET TAMBAH DARAH

Pernah tidak, gemes melihat milenials - yang sekarang sering melabeli diri mereka sebagai "generasi rebahan" - mengatakan "mager" kalo lagi disuruh melakukan sesuatu?

Untuk para ortu yang hidupnya di generasi sebelum milenial- pastilah gemes melihatnya! Kalimat mager alias males gerak, kadang dijadikan alasan untuk mereka tidak aktif -terutama saat di rumah!

Lebih dahsyatnya lagi, situasi pandemi kali ini, semua tidak boleh melakukan aktivitas keluar rumah sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi daring. 

Ini membuatku elus dada, karena menjadikan para "generasi rebahan" ini terlihat semakin "tidak melakukan apa-apa"!

Apakah Generasi Rebahan itu otomatis 5L?

Tahukah kawan, kondisi tubuh lemah, letih, lesu, lunglai, dan lemah adalah tanda kekurangan darah?

Yes, kekurangan darah itu ciri utamanya adalah 5L itu tadi. Dengan tubuh yang menderita 5L, bisa dipastikan si penderita malas melakukan banyak aktifitas fisik, sehingga tak bisa berkarya dengan optimal.

Banyak yang mengatakan, bahwa kondisi ini tercipta akibat sekarang ruang gerak semakin sempit. Kita banyak beraktifitas di atas gadget. Bahkan, saking mudahnya mendapatkan gadget, bayi baru lahir pun sudah mengenal gadget!

Bisa dibayangkan, si anak bayik tumbuh menjadi remaja yang akraaab sekali dengan gadget, bukan, sehingga aktifitas fisiknya minim?

Etapi jangan salah paham dulu,
kaum rebahan ini juga produktif, bahkan membuka lapangan pekerjaan secara online. Berdasarkan riset IDN Research Institute pada 2019, 7 dari 10 milenial mempunyai jiwa entrepreneurship yang tinggi.

Nah loh, jadi generasi rebahan itu gak selalu 5L dong? Tentu tidak! 

Kaum rebahan itu juga bisa diartikan sebagai orang-orang yang santai memandang kesulitan. Bukan literally lagi rebahan di kasur dan doing nothing. Mereka bisa merespons kesulitan dengan tenang. Nggak terseret arus atau dorongan publik.

Oya, dari tadi kita kan bahas tentang remaja, tentang generasi rebahan, atau milenial. Sebelumnya, mari kita definisikan dulu, remaja yang dimaksud dalam tema besar kali ini itu yang seperti apa sih?
Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa yang terjadi pada usia 12 tahun hingga 21 tahun
Kemenkes rupanya telah aware sejak dini terhadap kesehatan remaja Indonesia, sehingga di puncak acara Hari Gizi Nasional tahun 2021 ini, tema besarnya adalah : MEMPERSIAPKAN REMAJA SEHAT BEBAS ANEMIA  #mudasehatbebasanemia 

Dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya - dan diikuti oleh kata sambutan dari pak Menkes yaitu Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. 

Beliau mengingatkan - betapa pentingnya Indonesia mencapai target G20 di masa yang akan datang, sehingga beliau mengapresiasi setinggi-tingginya para rekan nakes, untuk menangani semua gejala dini terutama anemia, yang selama ini dianggap 'tidak terlalu berbahaya'.

Bapak Budi Sadikin sekaligus meresmikan deklarasi gerakan serentak minum Tablet Tambah Darah (TTD).



Mengenal anemia - dan cara mengatasi anemia sejak dini

Sebagai awam, anemia yang kukenal adalah gejala kekurangan zat besi di dalam darah.

Normalnya jumlah sel darah merah sangat penting bagi semua orang. Jika kekurangan sel darah merah, orang akan menderita anemia. Konsekuensinya, sel-sel tubuh tidak mendapat asupan oksigen yang cukup. Itu sebabnya, jika oksigen dalam sel tubuh tidak mencukupi, kita akan mudah lelah - letih - lesu.

Tapi jangan khawatir, ada beberapa langkah untuk mengatasinya seperti mengonsumsi makanan mengandung zat besi dan asam folat atau dengan tablet tambah darah. 

Manfaat tablet tambah darah

Selain makanan yang mengandung zat besi dan asam folat, tablet tambah darah bisa menjadi suplemen untuk mencukupi asupan nutrisi setiap orang. 

Opsi obat penambah darah ini menjadi pilihan praktis untuk memastikan kebutuhan zat besi tetap terpenuhi. Tablet tambah darah bahkan bisa dikonsumsi anak-anak hingga orang lanjut usia. Untuk anak-anak, umumnya yang terjadi adalah mengalami kekurangan zat besi. 

Gejalanya adalah anak kurang nafsu makan dan berat badannya tidak naik secara signifikan.Tentunya, tablet tambah darah untuk anak-anak disediakan dalam dosis yang disesuaikan dengan berat badan mereka. Begitu pula halnya untuk orang dewasa hingga lansia. 
Obat penambah darah seperti ini menjadi solusi apabila seseorang kekurangan sel darah merah. Itu sebabnya, deklarasi memberikan TTD setiap minggu akan sangat membantu, terutama pada remaja, baik putri mau pun putra. 

SESI TALKSHOW MEMPERSIAPKAN REMAJA SEHAT BEBAS ANEMIA

Sehubungan tema kali ini, menghadirkan para pembicara dengan host dr. Prisca Charity W dan para narasumber yaitu dr. Indah Kusuma - Analisa Widianingrum, S.Psi, M.Psi dan Prof. Endang L. Achadi 

Pertama ada pengalaman dr. Indah saat usia remaja terkait dengan kebiasaan makan dan diet, serta pengamatan dr. Indah pada remaja. 

Nah dr Indah juga mengamati banyaknya remaja Indonesia yang anemia, pesan-pesan yang bisa disampaikan agar remaja tidak anemia dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.


Dengan Isi Piringku (sekarang ga pake susu ya) maka dr. Indah mengingatkan milenial untuk menerapkan diet yang sehat sehingga bisa mendukung aktivitasnya yang padat, serta agar tetap bisa beraktivitas dan berprestasi di masa pandemik ini.

Selanjutnya Prof. Endang L. Achadi yang memberi batasan tentang definisi anemia, tanda / gejala klinis anemia, besaran masalah anemia.

Beliau juga menerangkan tentang mengapa seseorang bisa terkena anemia?

Sekilas yang bisa kusampaikan adalah dampak anemia pada remaja baik dampak jangka pendek dan jangka panjang.

Manfaat konsumsi Tablet Tambah Darah secara teratur bagi remaja Putri dan konsumsi pola makan yang sehat (gizi seimbang) membantu mengatasi terjadinya anemia.



Prof. Endang mengingatkan tentang mengapa anemia ini menjadi salah satu gejala yang dapat membahayakan terutama untuk remaja putri.

Last but not least, Analisa Widianingrum, S.Psi, M.Psi.

Menyenangkan sekali mendengar paparan ibu psikolog yang cantik ini. Selain suaranya lembut dan renyah, juga sekaligus sangat mengerti milenial.

Beliau memberi tips cara mengatasi kejenuhan pada remaja karena hampir semua aktivitas dilakukan di rumah saja selama pandemik.

Berkaca pada pengalaman, mengelola mood pada masa pandemi agar tetap semangat belajar dan produktif pada remaja.

Bagaimana menerapkan mindful eating dengan gizi seimbang agar tubuh sehat bugar bebas anemia untuk menggapai prestasi remaja termotivasi untuk menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat agar terhindar dari anemia dan penyakit lainnya agar optimal menggapai masa depan gemilang.





19 komentar

  1. Aku terpanggil mempunyai anak remajaa. Iya nih MAkneng masa remaja emang masa2 yang menyenangkan dengan segudang aktivitasnya, aku pun kadang suka ngasih tablet penambah darah jika dibutuhkan, begitu pun dengan emaknya.

    Sudah berasa banget loh manfaat mengkonsumsi Tablet Tambah Darah secara teratur bagi remaja putri dan konsumsi pola makan yang sehat dengan gizi seimbang membantu mengatasi terjadinya anemia. Ku ahh, tingkatkan lagii..

    BalasHapus
  2. Pemenuhan zat besi kepada anak-anak ternyata memang harus terus dilanjutkan, bahkan meski sudah remaja juga, agar sukses menjadi generasi emas di tahun 2045 mendatang

    BalasHapus
  3. Masyaallah udah selesai?
    Cepet banget?
    Berarti Mbak Tanti Sebetulnya bisa produktif, sehari 2-3 tulisan juga bisa
    ...
    Hebat ya program TTD ini, visioner banget
    Agar generasi siap tubuhnya
    Karena ngga mudah mengubah pola makan

    BalasHapus
  4. Kalo anemia, badan pasti rasanya loyo banget ya.
    Bagaimana bisa produktif kalo loyo? Hehe...
    Aaplagi anak-anak remaja sekarang doyannya makan yang instant, tanpa perhatiin gizinya.

    BalasHapus
  5. kekhawatiranku juga nih anakku anemia karena kurang mendapat asupan nutrisi yang tepat, makasi ya mba buat reviewnya, bismillah semoga anak-anak kita sehat selalu dan bahagia

    BalasHapus
  6. Waww mindset eating... ternyata pola makan dengan gizi seimbang pun punya peran lebih dari sekedar yang aku tau. Remaja memang dunianya lebih tricky mesti punya metode atau treatment lebih termasuk pola makan.

    BalasHapus
  7. Membiasakan anak² mengkonsumsi asupan 4 sehat 5 sempurna inshaAllah sudah cukup. Susah juga sih nyuruh mereka berkegiatan outdoor karena memang tuntutan jaman sekarang adalah on line

    BalasHapus
  8. Anakku kan udah remaja nih mbaaa
    beneran deh, serba ketar-ketir kalo menyangkut kesehatannya
    tau sendiri, (sebagian) remaja itu syusyaahhh kalo diarahkan utk jalani pola sehat
    Makasiii summary event-nya mbaa. Sangat bermanfaat!

    BalasHapus
  9. Anemia itu beneran nggak enak banget ya. Kepala pening banget trus aktivitas bisa terganggu total.
    Pola hidup sehat makin perlu diterapkan😍🤩

    BalasHapus
  10. Generasi rebahan bukan generasi pemalas. Cuma mereka melakukan sesuatu, terutama pekerjaan dengan cara berbeda dengan kebanyakan pekerjaan tradisional ya Mbak Tanti. Mudah-mudahan evolusi kita juga menemukan makanan efektif dan sehat untuk generasi ini. Sekalipun gerak fisik mereka terbatas,tetap langsing, sehat dengan produktivitas tinggi

    BalasHapus
  11. Iya bener, Mba.. Abang waktu di rumah tuh lebih banyak rebahan dan main gadget. Makanya saya seneng banget pas pondoknya sudah nyuruh masuk. Saya juga khawatir banget kena anemia, karena kurang gerak.

    BalasHapus
  12. Rebahan-rebahan, bangun2 anemia. Ehh
    Aku juga anemia nih mba, rasanya gak enak banget. Semoga bisa menerapkan mindfull eating dan gizi seimbang supaya gak anemia lagii

    BalasHapus
  13. Anemia ini kayak penyakit yang "ga apa2" padahal dampaknya bisa bahaya juga. Aku pernah ngalamin anemia pas SMP. Emang bener sih bikin ga enak. Sakit2an, ga nafsu makan, sama kurang konsen.
    Semoga ya remaja di Indonesia bisa menerapkan mindful eating dan pola hidup sehat agar terbebas dadi anemia

    BalasHapus
  14. Anemia ini lumayan serius dampaknya ya mbak
    bikin lemas dan g konsentrasi
    selain makan dgn gizi seimbang juga bila perlu minum kapsul penambah darah ya mbak

    BalasHapus
  15. Anemia memang ngga boleh dianggap enteng ya mba. Semoga anak2 kita sehat selaluuu

    BalasHapus
  16. Gak nyangka banget kalau ini dampak dari kekurangan zat besi yaa...
    Sejak banyak webinar dan tulisan mengenai hal ini, jadi tau manfaat minum tablet suplemen zat besi.

    BalasHapus
  17. Kebutuhan zat besi yang cukup ini penting ya, saya kepikiran sama kebutuhan zat besi anak-anak mumpung mereka belum remaja. Ingin menambahkan suplemen yang mengandung zat besi walau udah konsumsi sayur seperti brokoli

    BalasHapus
  18. walaupun hobi rebahan tapi nggak boleh sampe kena 5L juga ya mak neng.. huhuhu. Tapi remaja tuh emang masa-masa kayanya kita lebih cuek sama kesehatan diri sendiri ya, jadinya pasti banyak yang nggak aware kalo sampe kena anemia ya mak.. huhuhu. Semoga remaja-remaja di masa ini bisa lebih aware sama kesehatan dan kondisi tubuhnya sendiri yaaaa

    BalasHapus
  19. adik aku banget ini mbak. Udah kenal sama gadget dan game sampe lupa waktu
    makan aja ya tergantung moodnya aja.
    nggak cuman remaja aja yang terserang 5L ya, yang gede kayak aku kadang juga seperti itu
    apalagi biasanya konsumsi obat kalau udah merasa terserang tanda tanda 5L itu mba

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)