NASABAH BIJAK, LINDUNGI DIRI DARI KEJAHATAN SIBER


Kejahatan Siber, Membutuhkan Nasabah Bijak 

    Magrib baru saja beranjak pergi, dan aku serta anak-anak baru usai mengaji, ketika ponselku bergetar. Nama suamiku tertera di layar.  Cepat kuangkat, karena ia memang jarang menelepon kecuali bila perlu, apalagi posisinya saat itu sedang berada di luar kota.

    "Ma, yaaa Allah Ma.... " suaranya tercekat, dan napasnya memburu.

    "Eh, kenapa Pa?" tanyaku. Ia tak segera menyahut. Kudengar ia beristighfar berkali-kali. Aku menyuruhnya menenangkan diri dulu dan menarik napas. 

    Dengan khawatir aku bertanya lagi. "Posisi Papa di mana, Pa? Di jalan atau di rumah? Bisa minum air putih dulukah, biar tenang?" pintaku. Ia menjawab sudah berada di rumah kami di Cipanas, dan menuruti anjuranku untuk minum segelas air putih hangat.

    Setelah minum, ia langsung bercerita bahwa tepat pukul 17.00 tadi ia ditelpon seseorang yang hendak menyewa ruko. Kami memang memiliki ruko mungil yang dikontrakkan dengan jangka satu tahun. Karena sempat kosong beberapa bulan akibat pandemi berkepanjangan, maka tentu saja jika ada yang hendak mengontrak, kami sangat gembira dan bersyukur. Tak terkecuali Pak Suami.

    Orang yang hendak mengontrak - sebut saja Bapak Tipu-tipu, mengatakan ia telah melihat kondisi ruko, dan setuju dengan penawaran yang diberikan tanpa menawar. Menurutnya harga yang kami berikan cukup masuk akal.

    Ia meminta nomor rekening dan langsung diberikan oleh suamiku. Tak lama, ia mengatakan sudah mentransfer sejumlah uang, dan memberikan screenshot bahwa ia sudah mentransfer, namun langsung dihapus. Pak suami tak sempat membaca jumlah uang yang ditransfer tersebut.

    Sekitar satu menit, telepon berbunyi dari seorang wanita, sebut saja namanya Nona Bo'ong Banget. Ia mengatakan sebagai Staf Keuangan Bapak Tipu-tipu.

    Nona Bo'ong Banget terdengar sangat panik, karena telah mentransfer lebih dari jumlah uang yang telah disepakati. Jumlah kelebihannya terdengar "masuk akal", yaitu Rp. 13,5 juta rupiah. Sayang sekali, suamiku tak memiliki m-banking sehingga ia tak bisa mengecek kebenaran berita.

    Nona Bo'ong Banget meminta agar suamiku segera mentransfer kembali uang tersebut, jika tidak esok ia akan mendapat amarah besar dan bahkan SP 3 karena kelalaiannya! 

    Karena kasihan, Pak Suami segera meminjam motor dari tetangga (karena rumah di Cipanas letaknya jauh dari pusat kota). Setiba di mini market terdekat, ia hendak mentransfer jumlah uang yang "kelebihan" tersebut, yaitu Rp 13,5 juta rupiah. 

Selamat Karena Nasabah Bijak

Screenshot dari internet -
kasus yang dialami dan diunggah di majalah Nakita.


     Pak Suami mencoba beberapa kali, dengan didampingi Nona Bo'ong Banget di telpon genggam. Namun gagal. Pak Suami ikutan panik ditambah kasihan, dan tadinya ingin mentransfer uang yang jumlahnya lebih kecil untuk mencoba terlebih dahulu!

    Untunglah, saat itu di belakangnya ada seorang anak muda yang melihat kepanikan Pak Suami. Ia mencoba membantu, namun instingnya berkata lain. Sepertinya ia adalah salah satu nasabah bijak, yang curiga dengan aktifitas tersebut!  Ia menepuk bahu suamiku, dan mencoba mengalihkan perhatian Pak Suami karena azan magrib.

    "Pak, mungkin bisa dicoba lagi setelah sholat magrib." katanya. Pak Suami yang masih tak curiga, berkata pada Nona Bo'ong Banget untuk menutup dahulu telepon, karena ia akan mencoba lagi nanti usai magrib.

    Karena aku tak melihat langsung, rasanya gemas sekali mendengar ceritanya. Nona Bo'ong Banget berusaha agar Pak Suami tak menutup telpon, tapi di sisi lain, ada seseorang yang ia tak ketahui hendak mencegah Pak Suami melakukan aktifitas transfer!

    Usai Pak Suami menutup telpon, si anak muda ini meminta Pak Suami untuk pulang saja dahulu. Ia sempat bertanya, "Bapak perlu diantar pulang, tidak?" karena mungkin saja wajah Pak Suami masih seperti orang linglung, namun Pak Suami masih sempat mengatakan terimakasih padanya.

    Pak Suami segera meneleponku setelah ia tiba di rumah, dan sepertinya ia tersadar bahwa ia baru saja terselamatkan dari usaha penipuan kejahatan siber akibat ada nasabah bijak

    Aah, tak terkira rasa syukur kami saat itu! 

Aku sendiri langsung teringat, bahwa kasus seperti ini pernah terjadi, dan sempat diunggah ke internet. Aku segera mencari kasusnya dan untunglah ada screenshot seperti foto di atas. 


Beberapa Modus Penipuan Dunia Digital 



    Tindak kejahatan bermodus penipuan sangat meresahkan masyarakat pengguna teknologi digital. Setelah SMS, kini para penipu beraksi menggunakan aplikasi WhatsApp.
    
    Motif penipuannya bermacam-macam, mulai dari meminta uang, meminta transfer balik, pengambilalihan akun WhatsApp, penawaran hadiah, menang kuis, hingga mengaku dari pihak bank.

    Modus penipuan digital sepanjang 2019 terjadi sebanyak 1.617 kasus menurut data Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri.

    Para penipu lihai menggunakan trik untuk mengelabui korban, misalnya menggunakan foto tertentu, tata bahasa yang tak lazim namun berusaha meyakinkan, dan lain sebagainya.

    Modus penipuan WhatsApp ini muncul dalam banyak bentuk dan mungkin saja bervariasi seiring waktu. Kita diharapkan dapat menjadi nasabah bijak jika tak ingin tertipu!

    Karenanya, penting bagi kita semua mengenali ragam jenis modus penipuan WhatsApp yang dapat menjebak pengguna agar tidak menjadi korban dari penipuan digital selanjutnya.

Ragam Jenis Modus Penipuan Bank

1. Modus Penipuan Klik Link

    Jika kamu pernah mendapat pesan WhatsApp dari nomor tidak dikenal yang berisi pesan dan tautan tertentu, jangan pernah mencoba mengetuk tautan tersebut jika tidak ingin akun WhatsApp Anda dibajak orang lain atau data pribadimu disalahgunakan.

    Hindari juga mengetuk tautan yang dikirim oleh kerabat dan grup jika isi pesan tidak jelas dan mencurigakan. Kita semua tidak pernah tahu apakah akun WhatsApp tersebut milik teman, atau telah diambil alih seseorang!

2. Modus Penipuan Minta Tolong

    Modus jenis ini sedang marak dalam beberapa bulan terakhir.

    Penipu menggunakan foto dan biodata teman atau orang yang kita kenal, kemudian mengirim pesan orang-orang terdekat meminta tolong dipinjamkan uang dengan bermacam alasan.

    Untuk mencegahnya, kamu bisa mencari kejelasan dari sumber terpercaya atau orang yang dikenal.

    Jika merasa aneh dan tak logis sebaiknya langsung blokir dan laporkan kontak tersebut. Jangan membalasnya dan memberi ruang penipu untuk memperdayamu.

3. Modus Penipuan WhatsApp Kode OTP

    Kode OTP salah satu jenis modus penipuan WhatsApp yang sering terjadi dengan metode pengelabuan yang bermacam-macam.

    Modus yang digunakan pelaku biasanya mengaku-ngaku salah kirim pesan dengan meminta kita mengirim kode 6 digit khusus di kotak pesan ponsel yang memang dikirim khusus pelaku ke nomor hape.

    Jika kita lengah lalu memberikan kode OTP yang diminta maka ucapkan selamat tinggal pada akun WhatsAppmu!

    Bahaya lainnya adalah data pribadi seperti rekening bank, kartu kredit, serta KTP bisa dimanfaatkan pelaku untuk tindak kejahatan yang merugikan diri kita.


4. Modus Penipuan Atas Nama Bank

    Modus penipuan WhatsApp yang terakhir adalah modus penipuan mengatasnamakan bank.

    Penipu biasanya mengirim pesan dan memberitahukan bahwa kita menang undian bank atau meminta kita untuk melakukan pembaruan data pribadi.

    Tujuan pelaku adalah ingin mendapatkan akses pin, password, dan username yang biasa digunakan untuk bertransaksi perbankan online.

    Agar tidak tertipu, segera blokir dan laporkan nomor WhatsApp penipu. Jika penipu menghubungi via telepon WhatsApp matikan saja telepon tersebut dan tidak perlu menanggapi.

    Jika ragu, periksa ulang dengan menghubungi nomor resmi bank tempat membuka rekening!


Tips Khusus Untuk Terhindar Dari Kejahatan Siber

    Kejadian yang menyangkut pencurian data via internet baik berupa gambar, foto, informasi dan segalanya saat ini marak terjadi. Hal ini ditunjang oleh banyaknya aktifitas manusia jaman now berbelanja online. 

    Untuk itu, berbagai perusahaan, khususnya yang mendalami dalam bidang keamanan memberikan banyak tips dan saran bagaimana cara agar dapat menghindari kejahatan cyber tersebut.

    Salah satu Bank yang sangat peduli akan kejahatan siber adalah Bank BRI. Sebagai sebuah lembaga yang kredibel, BRI sudah sangat layak menurunkan para Penyuluh Digital untuk memberikan sosialisasi kejahatan siber kepada masyarakat awam.

    Selama ini masih banyak masyarakat kita yang tidak tersentuh kehidupan urgan dikibuli oleh panggilan gelap dan mengirimkan sejumlah uang maupun PIN ATM yang baru disadari telah ditipu saat ingin menarik uang di bank.

    Kali ini aku mengutip dari daftar yang dilansir oleh Hot For Security bahwa ada beberapa langkah yang dianjurkan untuk digunakan agar tidak terjebak dan menjadi korban dari serangan para cybercriminal.  Here we go.

1. Update selalu antivirus yang digunakan.

2. Ciptakan password yang sangat kuat dengan menggunakan gabungan huruf besar dan kecil, simbol dan angka.

3. Jangan biarkan gadget atau perangkat PC 'terbuka' ketika kita sedang berada jauh darinya.

4. Berpikir secara bijak ketika ingin membuka tautan berupa link atau attachment yang dikirimkan seseorang yang tidak dikenal via email.

5. Backup data secara terus menerus karena tidak ada kata aman ketika sesuatu sudah berada di dalam internet.

6. Setelah mengambil atau memindah data dari flash drive atau HDD, segera cabut perangkat dari PC untuk menghindari menyebarnya malware atau virus yang tidak diketahui ternyata sudah bercokol di dalamnya.

7. Jangan mengunduh segala hal melalui website-website yang tidak jelas kredibilitasnya.

8. Gunakan ekstension anti-tracking dan anti-cookies di browser yang digunakan untuk menjadikan rekam jejak dunia maya tersamarkan.

9. Selalu gunakan Firewall ketika kamu terhubung dengan internet.

10. Penting banget! Ketika menggunakan perangkat PC di warnet atau sejenisnya atau juga mengakses internet di tempat umum, pastikan untuk menghapus rekam jejak penggunaan sebelum pergi dari tempat tersebut.

11. Gunakan verifikasi ganda sebagai 'benteng' yang menjaga account. Fasilitas verifikasi ganda ini sudah banyak digunakan dan disediakan oleh situs-situs ternama seperti Facebook atau lainnya.

12. Selain memberikan update ke antivirus, berikan juga update untuk semua software yang digunakan.

Dari tips-tips singkat dan mudah di atas, diharapkan kita semua dapat setidaknya meminimalisir serangan para cybercriminal dan juga menghambat penyebaran virus atau malware di internet. 

4 komentar

  1. Terima kasih untuk catatannya. Remind me to be aware

    BalasHapus
  2. Waw baru tahu sebanyak itu kasus kejahatan siber, jadi pengguna nasabah bank harus paham benar dengan sistem bank agar tidak tertipu. Jadi takut, tapi bisa dicegah asal kita bijak. Mantep ini tipsnya bisa diterapkan, terima kasih sharingnya!

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)