Menghargai Diri Secara Jujur dan Diplomatis: Stay Authentic, Stay Valuable!


    Pernah nggak sih,  lagi di sebuah meeting, networking event, atau bahkan nongkrong sama teman-teman, terus tiba-tiba ada yang nyebut pencapaiannya:

     “Eeeh eeh gaes, betewe betewe .. aku baru closing project 6 digit minggu ini,          looh!” (tertawa 'gatel' di mataku)

atau 

    "Apa kabaaar Fitaaa? Kemane aje?"
    "Ih baik, gak kok ga kemana-mana" (sambil cipika cipiki) disambung dengan         nada seolah lupa, “Oh, kemaren itu ya, ga beredar? Aku baru balik dari             business trip ke Eropa.”

    Wajar kalau di momen itu kita ngerasa, “Wah, keren banget ya dia…” lalu diam-diam mikir, “Terus, aku apa kabar?”

    Nah, di sini penting banget menghargai diri sendiri secara jujur dan diplomatis.
Kenapa? Karena kalau kita nggak punya self-awareness dan self-worth, kita gampang banget merasa kecil hanya karena nggak punya apa yang orang lain punya.

Boleh Banget Ngakuin Kehebatan Orang Lain, Tapi...


    Yes, kita boleh banget kasih apresiasi. Acknowledgement itu penting—ini bukan tentang insecure, tapi tentang profesionalitas. Misalnya bilang:

    “Congrats ya atas pencapaiannya! Keren banget bisa manage project sebesar itu.”
Itu menunjukkan kita punya attitude yang positif dan mampu celebrate others’s success.
Tapi di sisi lain, jangan sampai itu bikin kita drop atau minder. Ingat, value kita nggak cuma diukur dari satu indikator kayak kekayaan, jabatan, atau exposure.

Lihat Diri Secara Jujur: Apa yang Ikonik dari Kamu?

Kalau boleh jujur, setiap orang punya unique selling point (USP)—ini istilah yang sering dipakai di corporate branding, tapi relevan juga buat personal branding.

Coba tanya diri sendiri:

✅ Apa yang paling ikonik dari diri kamu?
✅ Apa impact-nya buat sekitar?

Contoh nih:
  • “Aku punya skill komunikasi yang natural.” Impact-nya? Kamu bisa jadi jembatan antar tim, bikin kerjaan lebih smooth dan minim miskomunikasi.
  • “Aku orangnya detail-oriented.” Impact? Semua report yang kamu handle rapi, bikin decision making di tim lebih akurat.
  • “Aku gampang adaptasi di situasi apapun.” Impact? Kamu selalu bisa survive bahkan di proyek paling chaos sekalipun.

See? Itu semua big value yang nggak semua orang punya.

Stay Confident, Stay Humble



    Being confident bukan berarti sombong. Ini tentang owning your value dan tahu bahwa kamu punya kapasitas untuk sejajar di setiap meja diskusi, tanpa harus jadi orang lain.

Karena pada akhirnya, impact > image. Bukan seberapa banyak pencapaian yang kita post di LinkedIn, tapi seberapa besar kontribusi kita di circle kita.

Key takeaway-nya:
  • Appreciate orang lain tanpa merasa minder.
  • Jujur lihat kelebihan diri sendiri (dan akui itu!).
  • Tentukan USP kamu dan pahami impact-nya.
  • Ingat, you are a brand, so maintain your positioning with confidence.

Pareeeeng..... 

Komentar

Postingan Populer