Doa Untuk Sahabat

"Gals.. bantu doanya, ayahku kritis.."

"Ayahku kritis lagi.."

"Jantung Ayah sempat berhenti!"

"Ayahku meninggal..."

... dan aku terdiam. Lama, kupandangi layar android. Aku belum sempat ke sana. Aku belum bezuk ke Rumah Sakit. Padahal aku sudah merencanakan beberapa kali, namun baru saja janjian dengan Dwina, ayahnya sudah tiada.

Memang di saat yang bersamaan, Ibuku dan Ummi mertua masuk Rumah Sakit beberapa kali. Suamiku sendiri sedang di luar kota. Dengan kondisi anak-anak empat yang memang tidak ada yang menjaga, tentu saja, ini semua menguras fisik dan tenagaku.

Sahabat,
teriring lantunan doa yang kupanjatkan, agar almarhum senantiasa diberi yang terbaik oleh NYA. Baik di mata kita, belum tentu baik Dalam PandanganNYA. Pasti ada sejuta makna di balik ini semua.

Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/07/09
/komposiana-wujud-cinta-lingkungan-warga-griya-melati-475632.html

Sosok almarhum adalah sosok yang tak pernah kukenal. Beliau adalah ayah dari sahabat blogger yang selama ini sering bersama dalam beberapa event. Sejauh yang kutahu, setelah pensiun ia masih menyibukkan diri - tak hanya sebagai seorang kakek yang baik, tentu saja- namun aktif dalam bersepeda. Ia juga masih sibuk membangun rumah kompos.

Di balik kronologi kasus hukum yang menyebabkan semua kejadian ini, seperti yang pernah kutuliskan di timeline twitter maka hikmah yang bisa kita dapat antara lain, kepedulian sesama teman blogger. Baik pada saat membezuk hingga takziah bareng, atau bahkan rela menggelar konferensi pers agar kasus ini terselesaikan dengan baik.

Menjawab pertanyaan adik Gibe, "Kenapa Allah ga bisa sih, perbaiki Mbah?"
maka, mungkin yang harus kita 'perbaiki' adalah keikhlasan kita semua. Saat Allah ingin menjemput melalui malaikat maut, tak seorang pun dapat mengelak.

Dear Dwina,
semoga sosok Ayah selalu menjadi sosok suri tauladan bagi keluargamu, menjadi kakek tersayang di mata cucu-cucunya. Selamat jalan, Ayah Ponirat.. Al fatehah..


 *All picture's taken from Dwina Yusuf document.

5 komentar

  1. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu

    BalasHapus
  2. I'm sorry to hear that, turut berduka cita. Semoga amal soleh beliau diterima dan mendapatkan tempat terbaik di sisiNya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. deep condolences from all of us ... thanks mbak Hilda Ikka

      Hapus
  3. Mari mulai menggunakan Packaging Makanan yang terbuat dari kertas. Perkenalkan Greenpack, kemasan ramah lingkungan.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)