LOVE IS BLINK BLINK ... NOT BLIND


Kenapa saya mau repot repot nulis beginian kali iniiiii?

Ayok tanya, kenapa!





Status Dennise ini menggelitik kan!

Di statusnya kali ini, Dennise bercerita bahwa ia berpapasan dengan wanita paruh baya yang berpakaian seksi dan bergandengan tangan bahkan menggelayut manja di bahu seorang anak yang (didakwa) seumuran anaknya.

Dari response yang masuk ke status Dennise,
sebagian besar bernada menyalahkan, bahkan terkesan tak pantas. Hmmm...

BENARKAH, WANITA DI USIA SENJA TAK BOLEH JATUH CINTA LAGI?


Kalau usia senjanya sekeren ini,
kayaknya ga mungkin deh ga ada yang senang

"Benarkah, jatuh cinta hanya dibatasi usia tertentu, misalnya yang usia 50 harus dengan yang usia 50 juga?"

"Tak bolehkah anak muda itu jatuh cinta dengan yang seusia mamahnya?"

"Tidak, tidak boleh,"

"Tidak pantas,"

"Malu ama keriput!"


Ya, tentu saja, karena untuk orang yang usianya udah melewati #UsiaCantik (45 up) rasa-rasanya lebih baik kalo "mengukur diri" gitu ya. 


JATUH CINTA ITU TAK PANDANG USIA



Beberapa kali bepergian ke luar kota,
membuat aku bertemu dengan banyak orang, dengan cerita mereka masing-masing.


Benar juga ya,  melakukan perjalanan sama dengan membuka wawasan. Walau untuk itu, dibutuhkan kewaspadaan tingkat tinggi agar tak salah saat melangkah di negara orang. Juga, jika bepergian sendiri, biasanya aku meminimalisasi aksesoris. Lagian, saat ini juga sedang ga suka pake aksesoris, kok.. 


Bandingkan dengan 2 tahun lalu, gelang aneka rupa dan warna dengan cincin besar trendi selalu menghiasi tanganku. Selalu pake kaos hitam, jeans ketat dengan outer atau rompi juga. Sekarang? Cukup kemeja dan celana yang tak melekat ketat di tubuh.

Dengan penampilan sederhana, tak jarang aku jadi punya kesempatan berbincang-bincang dengan teman seperjalanan. Jika kebetulan bertemu dengan ibu ibu,  topik yang paling sering diobrolkan adalah anak,  suami,  dan ekonomi.


Ketemu dengan bapak bapak, topik hangatnya adalah sepakbola dan politik, walau tak jarang ada juga yang bercerita tentang putra putri mereka.  

Aku bersyukur, 
Mungkin karena penampilanku yang bersahaja,  ibuk-ibuk banget, jadi membuat orang langsung bercerita dan kalau perlu bersandar sekalian di bahuku.

Perjalanan yang baru saja kulakukan, terasa istimewa,  karena aku bertemu dengan dua orang wanita muda usia produktif yang terlihat cerdas dan dewasa melebihi usianya.


Baru kali ini aku merasa nyaman dekat dengan orang asing. Yang satu sudah menikah dan punya anak, satunya masih lajang. 

Biasanya, aku yang jadi tempat curcolan, tapi kali ini aku yang seolah bersandar santai, melepas beban. 

Seperti biasa, sesama wanita pastilah saling bercerita tentang macam macam dan ujungnya jadi cerita pribadi. 

Walaupun kedua teman baruku ini tak terlalu terbuka, namun waktu yang panjang, kopi hangat mengepul dan sesekali bertukar pertanyaan membuat kami saling kenal.

Cinta menjadi topik paling menyenangkan untuk berbagi. Kisah cinta memang tak akan pernah ada habisnya. 

Si A yang udah berkeluarga,
banyak bercerita tentang anak,  cintanya pada anak anak,  pada pekerjaan dan lain sebagainya. 

Si B yang lajang,  
lebih tertutup, namun ketika bertukar pikiran,  akhirnya bisa juga bercerita tentang dirinya dan kisah cintanya yang kandas karena tak disetujui orang tua. Penyebab utama yang klasik; perbedaan "derajat" dengan ukuran materi.

Si A beruntung, ia sudah menikah.... dengan seorang pemuda yang usianya terpaut 9 tahun. Lebih muda, bo! 

Sekarang mereka sudah dikaruniai 2 orang putri, dan hidup bahagia selama-lamanya seperti Cinderella.

Si B, yang manis dan imut, karena patah hati dengan pemuda yang usianya tak jauh beda, terkesan menutup diri (apa emang pendiam ya?). Namun, ia ternyata juga suka dengan seseorang yang sudah berumur! Lebih tepat kalau dipanggil "Ayah," sih, daripada "Mas,".


Astagaaaah.. gue juga doyan kalo kayak gini mah (celamitan anaknya)
Ada yang salah dengan Rangga? Eh Cinta?

Rangga jahap.

Kelar idup lo.

Ada yang salah gak? Ayo, jawab!

Ga ada yang salah. Yang salah gayung. Kenapa udah tau air panas main celup celup aja.

Ga salah. Dua-duanya lajang. Si A menikah, cocok, bahagia. 

Si B tinggal nunggu dilamar aja sih, keknya. Tapi si Oppa eh Ayah itu juga duda ditinggal kawin bininya, kok. Anaknya juga fine-fine ajah, cukstaw gitu. So what?

Love is blink-blink. Not blind. 

Yang ga boleh itu, kalo mentang-mentang mauan, lalu masih ada pendampingnya trus nekad kawin. Yakan yakan.... lah kalo ini, dua-duanya mau, cinta. Sayang. 

"So what?"

Jatuh cinta itu, indah, loh Dennise.. percayalah.... hahahahahaha... *dikeplak Dennise*

Yang ga enak tuh, kalo ada pihak ketiga ngomporin "Ih, kamu ga ada pilhan lain, apah? Itu kan seumuran Bokap lo!"

Trus pake embel-embel ... "Najis gue mah,"

*istighfar*

Kenyataannya, si B nyaman ama kang yah-masnya ini. 

Beliau baik hati, ganteng, penulis (jadi ga neko-neko, ga celamitan nongkrong di cafe gitu),  udah ngasih rumah atas nama si B, udah bukain deposito juga, udah ngomong baik baik ama ortunya si B. Tinggal nunggu hari baik bulan baik lah.. ibaratnya!

Untuk si A : 

"Buseeet, tuwir banget, kagak ada perempuan lain, yah?"

"Mata lo sehat? Depan mata lo kan ada ciwi-ciwi manis..." (masalahnya tu ciwi-ciwi manis imut ga ada yang suka ama dia...)


*Dih, buktinya, si A baik baik aja tuh.... happy pula. Sekarang katanya udah anniversary ke 15 tahun, loh...


"Pemborosan yang paling besar adalah di tanah pekuburan, karena mati
sebelum dapat mengoptimalkan seluruh potensi.”
Andrew Ho –

Agak ga nyambung emang, pepatah ini. Terus kenapa juga gue tulis ya..

Lah, elo kenapa baca?
....

....

kriiik.. kriik ....

....

Manusia si adidaya


Manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan

mahakarya. Kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat pada

pikiran. Tapi kita jarang membuktikan kekuatan pikiran tersebut,

sebab kita sering terjebak dalam zona nyaman atau kebiasaan tertentu.

Sehingga selamanya tidak dapat mencari kemungkinan yang lebih baik
atau perubahan nasib yang berarti.

Gitu kata para pakar. Bukan kata akooooh. 


So... 
buat gue aku, jatuh cinta ga selamanya salah. Jatuh cinta itu anugerah terindah. 

Jatuh cinta itu kayak makan ayam tulang lunak Bu Broto. Krenyes-krenyes. Gurih. Uenaaaak.. sampe tulangnya abis dikunyah. Trus abis. Trus pingin nambah. Maruk itu namanya ya?

Cinta itu menyusup dalam diam.

Alam berperan besar saat cinta datang. Melalui tawanya, lirikan matanya, senyumnya yang menyejukkan. Atau bahkan dari perhatiannya yang kecil-kecil.. aaah... so sweeeettttt...

*bayanginnya sambil dengerin lagu slow melow senyum-senyum sendiri*

Jadi, ga selamanya kita akan jatuh cinta ama yang seumuran. Bisa jadi, dengan yang usianya jauh di atas kita. 

Love is blink-blink. Not blind. 

Yang blind itu yang ngambil laki or bini orang dengan paksa. Yang blind itu udah tau dilarang ortu karena sejuta alasan idealisme trus tetep dilanggar. 

Yang abu-abu ada juga...
cinta yang menyusup pada teman baruku yang notabene waria (hadeeeh...) dan ksiah hidupnya pahiiit sebelum dia jadi begitu (hiks)

Gapapa juga sih, buatku. Tapi, kalo buat yang lain ya jelas salah.. tapi ga usah dibahas sekarang lah yaaa....

Cinta tak pernah salah. Yang salah Rangga. Kenapa diarahin sutradara serba salah melulu....

Cinta hanya perlu diarahin aja ke jalurnya. Kalo aku sih, sayangnya udah menikah dengan seorang lelaki tampan (menurutku) yang baik hati, setia, taat agama, jadi kalo ada hembusan angin sepoi-sepoi langsung aja tutup pintu, trus ngintip ngintip dikit di jendela rumah....

Nih, ada cerita jatuh cintaku di sini..



Anyway.. seru juga bahasan ini. Jatuh cinta dengan orang yang ga seumuran. Beda usianya jauh pula. Makasih ya Dennise, idenya .. hihiihiiii....

Kalo menurut lo, yay or nay?

Ngintip cowo lewat dulu ah... 

8 komentar

  1. If love is blind i find my way with you.. #tiffany's song

    Ngedadak mau nyanyi aja hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heu eeuuuh... Nyanyi lebiiih enak timbang nangis... Big hugs

      Hapus
  2. Gue tiap hari jatuh cinta
    Deg degannya itu lho yang bikin nagih ... Wkwkwkwk

    BalasHapus
  3. Jatuh cinta itu? Mulai lupa akuh, jiaaaah

    BalasHapus
  4. Yang jatuhnya cinta, kenapa yang salah rangga ya mulu...
    Untuk itu, wahairakyatku cinta itu adalah takdir.., dan mencintai yg gak cinta itulah nasib...gagagaga

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)