BAHAGIA ITU SUBYEKTIF


Berbeda dengan kalimat yang umum, "bahagia itu sederhana",
ternyata kebahagiaan itu sangat subyektif, loh.

Beda beda orang, beda juga definisi bahagianya.

Aku bahagia jika bangun lebih pagi dari anak-anak, 
sudah sholat subuh duluan, dan dalam diam sudah selesai mengerjakan sebagian pekerjaan printilan yang mengganggu mata. 

Setelah itu, langsung seduh secangkir kopi hangat.
Kopinya harus terbuat dari satu sendok teh kopi Kapal Api  special yang merah, dan creamernya sachetan tanpa gula dari Torabika.

Setelah menyeduh kopi, aku akan duduk di meja ruang tengah, 
membuka gadget,  menyalakan TV dan menikmati alunan suara dari Mekkah.  Mengambil buku jurnal, dan ngecek jurnal harian serta to do list.

Lebih bahagia lagi, jika menikmatinya berdua bang Dho, dan .. hujan!

Nah, kan, buat orang lain, bahagia ala aku itu tidak sederhana?

Aku juga punya beberapa teman yang kadar bahagianya berbeda.

Temanku yang bernama Gheena, bahagia jika jadwal ke salon seminggu sekalinya terpenuhi. Ia akan segera selfie sepulang dari salon, entah usai mengecat rambutnya, atau sekedar membersihkan kuku-kukunya. Semua akan langsung diupload ke semua media yang dipunya. 

Ia lebih bahagia lagi, jika tidur sesudah suami dan anak satu-satunya berangkat ke sekolah atau kantor, dan bangun lagi saat si mbak datang sekitar jam 10 dalam keadaan rumah sepi.  

Temanku yang lain, Meta, 
bahagia dengan kesibukan jualan kelontong ke sana kemari. Jika hari itu ia bisa mengantar 10-20 pesanan, wajahnya akan sumringah, bahagia. 

Ia juga rajin masak, dan tentu saja masakan matangnya ditawarkan ke Komunitas Ibu-ibu Sok Sibuk Yang Malas Masak Tapi Demen Makan (disingkat KUMISS MAMA TADEMA) kayak aku. Nah, ia akan sangat bahagia ketika masak enak, sekaligus membuat yang makan masakan dia acung jempol, "Enak, mom!"

Bahagia memiliki definisi berbeda. Buatku ribet, buat kamu enggak. 

Yang dinamakan "bahagia itu sederhana", ketika kamu ijinkan dirimu untuk bahagia. Ketika kamu biarkan itu terjadi, hal-hal kecil pun akan terasa menyenangkan. 

Contoh, ketika "kebutuhan pagi'ku terpenuhi, 
maka seharian akan terasa sangat menyenangkan. Muter tombol gas, masih ada gasnya, buka kulkas eh.. masih ada beberapa kotak lauk siap dipanaskan. Cari cabe rawit buat makan sama tahu goreng, eh masih ada, sisa bikin acar timun kemaren. 



Ada lagi, ada lagi... pas ide haaawt (baca : hot) buat gambar datang,  eh.. ternyata nemu kertas Canson udah dikasih garis tepi, itu senengnya minta ampun.

Kalau prediksi tentang bahagia versi aku itu masih tidak memuaskanmu, coba deh, kalo udah ada yang ngantor besok dan siap-siap berkutat dengan wajah ditutup masker dan macet. 

Stres? Iya sih, tapi coba dibuat nyaman sendiri. 

Kalo pengen dengerin murottal, monggo... atau kalo lagi demen tiktok, coba buka tiktok sambil pake headset.

Atau kalo naik mobil pribadi, boleh juga disambi karaoke-an sambil liat-liat maskara ama alis udah on apa belom (kan pake masker, jadi gak usah lipstikan).

Soalnya, marah-marah di jalan kan gak ada gunanya juga. Coba, kalo marah, bisa gak itu jalanan jadi lancar jaya? Nanti sampe ke kantor malah wajah jadi bersegi-segi, loh... enggak banget.

Konon, bahagia itu sesimpel membalikkan mindset lo, membalikkan cara berfikir lo, dan biarkan ego lo sesekali untuk menang!

Jangan kebiasaan untuk mengalah, manusia itu kalo enggak ada ego ya enggak bakal hidup. Enggak ada tuh ceritanya mengalah untuk bahagia. 

Yang penting, kita dituntut untuk selalu bersikap positif, kita enggak perlu membahagiakan semua orang, kita enggak perlu membuat semua orang senang. 

Sesekali keluarkan sisi negatif juga, karena ternyata sisi negatif itu penting tapi bukan dalam konteks kebencian, tapi dalam hal yang bisa membuat diri kita tetap kritis dan menjadi orang yang berprinsip.

Hidup itu ibarat baterai, kita butuh sisi positif dan negatif biar bisa bekerja dan berkarya. 

Ketika kita sudah bisa melakukan semua itu, kita adalah pahlawan.

25 komentar

  1. Wah setuju banget kak, kadang yang menyandarkan kebahagiaan karena orang lain sering bikin hidup ngga bahagia

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju, yaaa
      makanya ga boleh bergantung sama orang lain itu bener banget

      Hapus
  2. Aku udah lama gak melihat standar kebahagiaan orang lain. Ya kita punya cara tersendiri buat bahagia. Kalau aku salah satunya ya nonton drama

    BalasHapus
  3. iya, Mbak. Kebahagiaan juga bisa subjektif. Saya bahagia banget kalau malam-malam masih bisa nonton dorama yang bagus :D

    BalasHapus
  4. Definisi bahagia tiap orang beda beda ya mbk. Kadang hal sederhana bikin kita bahagia tapi menurut orang lain tidak. Versi saya salah satunya, bahagia kalau nonton drama korea ^^

    BalasHapus
  5. Setuju banget saya bahagia itu relatif tergantung orangnya dan bahagia itu diciptakan dari hati.

    BalasHapus
  6. Iya mba. Dan semoga kita selalu diliputi rasa bahagia ya mba. BIsmilla lancar selalu :)

    BalasHapus
  7. Bener mak, setiap orang definisi bahagia itu berbeda ya. Sama denganku, bahagiaku receh kalau pagi-pagi ga ada cucian hehe

    BalasHapus
  8. Setuju Makneeng, kita berhak bahagia, maka bahagiakan diri kita dengan hal kecil yang kita sukai...

    BalasHapus
  9. Aah setuju banget tuh dengan kata-kata "kita tidak perlu membahagiakan semua orang". Aku juga lebih bahagia kalau di rumah sendiri mbak, mau bangun siang ga ada yang ngomongin di belakang wkwkwk

    BalasHapus
  10. Setuju banget, mbak...kalo ketemu jalan macet mending mengisi waktu dengan hal yang menyenangkan. Aku dulu suka lihat tingkah orang, dan kadang jadi hiburan. Jadi nyampe kantor jangan sampai muka bersegi-segi bukannya berseri-seri, duhhhh

    BalasHapus
  11. Y-E-S!
    Bahagia itu memang subyektif!
    ... dan harus kita yang cipta, bukan turun dari langit apalagi tunggu teriakan "paket...!"
    Hahaha...

    Baidewei subway,

    Bagian ini favoritku!

    "... dan dalam diam sudah selesai mengerjakan sebagian pekerjaan printilan yang mengganggu mata!"

    Langsung membayangkan, habis menyuci pakaian seabreg, langsung buka lemari, masih ada teh tarik sachet, yihaaaa...!

    Lelah pun lenyap!


    BalasHapus
  12. Apa pun istilahnya entah itu sederhana atau subyektif, kita harus selalu berpikir positif karena dari sanalah datangnya bahagia.

    BalasHapus
  13. Adeem bacanya yaa, jadi inget2 kebahagiaan sederhana versi aku itu apa... Salah satunya bisa tidur nyenyak tanpa mimpi aneh2 dan bangun badannya seger. Makasiy Mbaa dibagi tulisan begini, jadi mengingat level bahagia yg ngga neko2

    BalasHapus
  14. Baca artikel ini, tiba-tiba dapat ide mau nulis juga seperti ini. Bahagia kamu apa? Boleh kan hihihi...
    Dan saya juga termasuk KUMISS MAMA TADEMA HA-HA-HA

    BalasHapus
  15. Bahagia buat say adakah ketika sedang menulis baris per baris tulisan untuk blog post. Rasanya plong banget.

    BalasHapus
  16. Bener banget tulisan inii. Aku suka banget. Dan penting jg bagi kita untuk tidak membanding2kan arti kebahagiaan kita dan orang lain ya mba. Karena sejatinya kadar dan cara bahagia kita berbeda. Love it!

    BalasHapus
  17. Bahagia itu kita yang nentukan ya mbak karena mau dalam keadaan apapun kita penunjuknya harus diupayakan bahagia dn berpikir positif

    BalasHapus
  18. aaah bener bangeet mbaaa. Bahagia dari hati..bukan orang lain yaaa. Semangaat terus dan seneeng liat doodlemu

    BalasHapus
  19. Aku paling bahagia kalau ketemu orang yang saling menghargai.
    Kata-katanya positif dan membangun. Bukan terkesan menggurui.
    Walau gak pernah ketemu kak Tanti, aku berterima kasih sekali sama kaka Tanti yang selalu apresiasi tulisan aku dengan kata-kata terbaik.

    MashaAllah~
    Tabarakallahu....

    BalasHapus
  20. Yes, hidup itu memang butuh balancing mba. Ada hal negatif yang memacu kita untuk menjadi lebih baik, juga hal positif yang menjaga semangat kita untuk selalu berada di jalan yang 'lurus'.

    BalasHapus
  21. Astaga aku ketawa malam2 gara singkatan mama Tadema nya. Tapi kayaknya ini aku bisa gabung juga di grupnya. Sok sibuk tapi malam masak tapi doyan makan huahahaha

    BalasHapus
  22. MasyaAllah pagi-pagi sudah dicharger semangat sama mba Tanti.
    Senangnya, emang ya ngurusin orang nggak ada habisnya aku akhirnya cuek kadang mba Tan
    Berusaha memertahankan pikiran positif itu yang perlu ya mba, aku juga sedang belajar.

    BalasHapus
  23. bahagia aku, bisa tidur siang tanpa gangguan, tidur nyenyak tuh enak banget, dan jarang-jarang kita bisa tidur seenak itu ya kan :)

    BalasHapus
  24. Masya Allah jadi ingat proyek kita nih bisa bareng enggak ya hahah sesama kena pinalty hihi... salut dengan produtivitasnya mbk

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)