CARA MENJADI ILUSTRATOR BUKU ANAK

Ilustrasi oleh Tanti Amelia
dari buku Kumpulan Dongeng Persahabatan - Bambang Irwanto, dkk

Tatia tidak pernah memberi tahu siapa pun bahwa ia seorang peri. Anak dari Putri Bijibunga dan Pangeran Daun Keladi, tepatnya. Mereka adalah peri penjaga pohon di Hutan Semi, di tepi Sungai Ciwarnawarni, Desa Bungatanah.

Tatia tumbuh besar di Desa Bungatanah, dan ia bersekolah bersama anak-anak di desa itu. Namun tak seorang pun diperbolehkan oleh kedua orangtuanya untuk tahu di mana Tatia tinggal.

Tentu saja, karena di dalam penglihatan manusia biasa, tak seorang pun mau tinggal di dalam pohon tua besar di ujung hutan, dengan sulur-sulur memanjang hingga ke akar.

"magic lives in the very fabric of nature"
kata guru para peri dalam serial di Netflix, Fate - the Winxx Saga. Tentu saja, keajaiban atau sihir hidup dalam tatanan alam.

Nah, visualisasi dalam semua cerita - apalagi cerita anak - tentu saja pentiiiing banget. Imajinasi anak akan meliar jika ditambah dengan ilustrasi yang tepat. Visualisasi yang tepat akan  meningkatkan kompetensi dan kemampuan literasi anak-anak Indonesia.

Sejumlah ilustrator Indonesia,  memiliki beberapa tips dan trik untuk menjadi seorang ilustrator buku, khususnya buku cerita anak-anak.

Riset.. riset.. riset!


Jika kalian pernah mampir dan membaca di beberapa situs baca online gratis - yang memiliki cerita cerita anak bermutu, seperti;
maka, untuk semua ilustrator,  riset adalah satu langkah penting sebelum memulai menggambar.

Para ilustrator - bahkan seterkenal Hayao Miyazaki dari studio Ghibli- selalu melakukan riset tentang karakter dan siklus kehidupan. 

Misalnya, jika ingin menggambar katak, maka ilustrator pasti akan memperhatikan gambar katak, menonton video bahkan kalau perlu,  mengamati kehidupan katak, dan meneliti beragam foto dan gambar detail ekor, ruas tulang, dan kulit katak.

"Riset dan pengetahuan tentang katak menjadi faktor penting bagi seorang illustrator saat menyajikan cerita dalam gambar," 

demikian kata Yosia Raduck, seorang ilustrator Room to Read dan ProVisi Education.

Setting, kultur dan background cerita

Selain riset, maka beberapa hal yang biasanya menjadi pertimbangan sebelum mulai mengilustrasikan sebuah cerita adalah memperhatikan setting atau latar belakang cerita. 

Setelah itu, latar belakang kultural dan latar belakang karakter. Misalnya usia karakter - kebiasaan atau kostum si karakter, dan lain lain. Hal-hal ini, seharusnya dibuat unik, sehingga anak akan merekam.

Biasanya pada saat mendalami karakter di sebuah cerita, aku akan membuat banyaaak sekali sketch untuk membuatnya natural dan terasa tidak kaku.

Misalnya pada buku anak karya Yovita Siswati di bawah ini; dua anak di bawah adalah anak sekolah di daerah Lombok. 


Sedangkan ini adalah Tari  - penari Yapong karya Bagong Kussudiardjo 
dalam Tari Ingin Menari karya Yovita Siswati


atau pada buku Aku dan Alam Semesta - karya de  Laras, menceritakan si Ucok dengan latar belakang setting cerita di tanah Sumatera.


Latar belakang kultural juga berpengaruh pada pemilihan warna dalam ilustrasi, apalagi jika ada setting dunia fantasi, maka mix and match warna dan karakter harus sesuai dengan jalan cerita.

Menentukan dan mix and match warna

Evi Shelvia - seorang ilustrator terkenal juga berbagi wawasan bagaimana menentukan warna dalam pembuatan ilustrasi buku anak.

Teori "colour wheel" ia gunakan saat mengilustrasikan kisah "Itam dan U" yang dominan berwarna kelam sesuai dengan suasana cerita. "Itam dan U" berkisah tentang seorang anak yang kehilangan orang tua dan sahabatnya dalam bencana alam tsunami.

Sedangkan pada karyaku yang di bawah ini,
karena berlatar di Sumba, menceritakan tentang warna warni tenunnya, aku menggunakan warna-warna bold dan cenderung ngejreeeng.


Komunikasi intens dengan pengarang adalah koentji

Yes, di atas semua itu, 
komunikasi yang intens dengan si pengarang - si pemilik dari cerita adalah kunci!

Bagaimana tidak, merekalah yang menciptakan si karakter - sekaligus mengemban tugas paling berat : membuka jendela pikiran dan jendela hati anak-anak.

Kusumadewi, seorang pengarang buku anak, bercerita bahwa ia sungguh-sungguh mempelajari siklus air dan bahkan mencari tahu ukuran tetes air, agar bisa menerangkan detail yang ia inginkan kepada ilustrator bukunya!

See?

Nah, 
begitulah pengalaman aku dan teman-teman ilustrator dalam mengilustrasi buku cerita anak, semoga bisa menginspirasi  yaaa... 

51 komentar

  1. bagus sekali gambar-gambarnya kak, perpaduan warnanya jg pas. Aku suka yg part anak sekolah di daerah Lombok, suka ama kaos kaki garis-garis merah putihnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaw terimakasih Gina, teliti bangeeeet hihihi

      Hapus
    2. karena kebutulan suka gambar jg dr dulu, tapi belom sejago mbak tanti. Harus banyak belajar, apalg soal detail goresannya apalg gambar jari-jari tangan

      Hapus
  2. makasi ya mba buat tips cara menjadi ilustrator buku anak, aku tuh gak bisa ngegambar euy, jelek gambarku hahhaah kalo ngewarnain masih okelah, meski gak sekeren kamu mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. iiih ga ada gambar yang "JELEK" looh Aie, thankyou 4 ur appreciation

      Hapus
    2. hahhaah iya mba aku mah suka gak pede kalo gambar, karena kayaknya kurang sempurna aja kitu, beda sama anakku yang kalo gambar cakep pisan dan presisi hahaha

      Hapus
  3. Belajar, praktek dan jam terbang jadi kunci ya?
    Mirip tapi tak sama, alasan saya sering nulis drakor juga seperti itu
    Dulu asal tulis
    Sekarang saya perhatikan karakter, plot, latar belakang dll
    Untuk melatih tulisan yang lain, fiksi maupun non fiksi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes Ambu, kalo ga terbiasa, pastinya awkward walau hanya gambar 2 dimensi

      kuperhatiin tulisan dikau makin tsakeeeepppppp

      Hapus
  4. Aku dari kecil paling nyerah sama pelajaran olah raga dan menggambar. Disaat sebagian besar anak kecil suka banget gambar aku paing gasukbuka gambar. Andai aku suka dan jago gambar mungkin honoriumku lumayan yaa sebagai ilustrator hahahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha aku ngakak pas baca honor!
      yah pokoke mayan lah b uat nyambung beli tanah *eeeeh

      Hapus
  5. wah, gadis Sumba dengan pakaian berwarna ngejreng cakep sekali itu ilustrasinya...
    Ternyata mau bikin ilustrasi kuncinya riset..riset..riset , enggak bisa asal gambar. Apalagi anak mengenang segala hal termasuk gambar yang dilihat pada buku yang dibaca. Khawatir jika ada kesalahan akan diingat selamanya. Misal jika cerita berlatar Sumatra Barat ternyata rumah adat Lombok yang nampak di sana. Atau hal lebih detil lainnya..
    Wawasan baru buat saya, Mbak Tanti. Enggak bisa sembarangan jadi ilustrator ini. Salut!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan aku lihatin blog Mbak Tanti ke anak sulungku...dia tuh hobi gambar, sekarang dalam dua versi konvensional dan digital. Enggak tahu apakah nanti dia minat ke ilustrasi atau yang lainnya. Yang utama didukung saja apa potensinya

      Hapus
  6. Saya suka banget dengan buku yang dilengkapi dengan ilustrasi. Seperti buku Dancing Snails. Ilustrasi nya sih simpel tapi bisa menggambarkan uraian paragraf yang menyertainya. Dan menurut saya hadirnya ilustrasi ini justru "menambah warna" buku sehingga tidak membosankan.

    Saya lagi mempersiapkan buku solo nih Mbak Tanti. Rencananya pengen nyelipin ilustrasi di setiap bab. Termasuk tentu saja untuk bagian cover dan penutup

    BalasHapus
    Balasan
    1. wooow selamat ya mbaaak, kudoain lancaaar caaaar caaaaar!

      Btw Dancing Snail yang mbak Annie maksud beda gak ya, kalo aku sih lebih suka The Snot Snails and Salamander yang ilustratornya Annie Campbell, it is sweet and soft color all over the book

      Hapus
  7. Aku penikmat buku bergambar mbk. Termasuk yang ilustrasi ya menarik. Jadi salut banget sama ilustrator buku. Apalagi kalau ilustrasinya kena banget gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Hanna, ilustrasi yang tepat jauh lebih mengena untuk anak, dibanding hanya "BAGUS" tapi ga nyambung

      Hapus
  8. Tulisan ilustrator memberikan gambaran agak spesifik suatu profesi. Perlu ketelitian dan kecermatan dalam membuat seperti ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mas. Iya karena sehari hari bergulat dengan buku yah jadi seneng aja nulis tentang itu

      Hapus
  9. Para pembaca kadang hanya memperhatikan isi cerita, padahal yang menarik hati mereka untuk membaca tentu karena ada ilustrasi yang menarik pada buku tersebut ya kan? Aku biasanya suka merhati'in ilustrasi yang menurutku unik pada buku cerita anak. Pernah baca Pippi si Kaus Kaki Panjang? Unikkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang kalo anak anak gitu mbak Mia, cover yang berwarna warni, atau ilustrasi yang relate sama dunia mereka

      Hapus
  10. Ilustrator gak cuma gambar, tapi kudu ikut bercerita juga ya, Mbak. Keren banget apalagi harus riset dan lainnya. Jadi ingat Drakor It's Okay to Not Be Okay

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah gitu ya? It's okay to Not be Okay bercerita tentang apakah?

      Hapus
  11. Terima kasih info Link membacanya mbak, nanti tak sambangi buat baca-baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. okay, menarik loh kalo buat anak anak - bisa buat dibacain

      Hapus
  12. Anak gadisku hobi bikin sketsa dan melukis macam2 terutama orang. AKu kasih tau gambar2 mbak Tanti nih. Siapa tau dia berminat jadi ilustrator. Memang deh kalau membaca buku itu kita pasti makin betah dan tertarik karena ada gambar2nya.

    BalasHapus
  13. Bagus banget gambarnya, mbak. Saya selalu suka ilustrasi buku anak. Apalagi kalau gambarnya lucu. Jadi lebih gampang menjelaskan isi cerita ke anak dengan melihat gambarnya.

    BalasHapus
  14. Berarti sekadar jago menggambar aja gak cukup ya, Mbak. Selain riset, ilustratror juga harus klop dengan pengarang. Biar sejalan nanti karyanya

    BalasHapus
  15. Mbaaa Tantiiii kangen terdampar di sini..
    Bagus2 semua. Aku suka yg Sumba,kainnyaaa cakep jg. Anak2 suka gambar2 menarik kayak gini, nyatu dengan cerita penting yaa mbaa

    BalasHapus
  16. Terima kasih sharingnya Mbak Neng. Jadi ngerti sedikit gimana kerja seorang ilustrator, terutama buku anak-anak. Selain membaca buku dengan seksama, riset, juga komunikasi dengan pengarangnya ya. Ternyata dibalik ilustrsi-ilustrasi cantik dan menarik secara visual itu, ada kerja keras di belakangnya :)

    BalasHapus
  17. Kagum banget dengan para ilustrator yang harus bisa menterjemahkan isi hati penulis dalam bentuk gambar nih mbak. Ternyata riset penting banget untuk bahan referensi yah mbaak

    Semangat terus yah mbaak

    BalasHapus
  18. Aduh aku tuh suka banget buku anak-anak, Mbak! Ilustrasinya penuh warna dan keren-keren banget. Makanya koleksi di rumah. Hehehe. Menarik juga pas tahu soal ilustrasi dan cara jadi ilustrator ini. Enggak gampang yaa bikin ilustrasi yang cocok, apalagi untuk buku anak.

    BalasHapus
  19. Wah, nggak sembarangan ya membuat gambar ilustrasi pada buku cerita anak. Riset yang sedemikian rupa bisa menghidupkan cerita dan ilustrasi yang mengena.

    BalasHapus
  20. Wah, ulasan yang menarik banget nih. Ternyata bikin ilustrasi cerita anak tak semudah yang dibayangkan. Ada beberapan tahapan agar gambar yang dihasilkan pas dan sesuai dengan cerita.

    BalasHapus
  21. Waah nice sharing mbak... emang ya jadi content creator atau ilustrator salah 1 hal yang paling penting dalam membuat karya adalah : DO SOME RESEARCH.. karena hasil karyanya akan dinikmati banyak orang jadi harus sesuai ya.. :)

    BalasHapus
  22. "Riset dan pengetahuan tentang katak menjadi faktor penting bagi seorang illustrator saat menyajikan cerita dalam gambar," Pantasssss.. sekarang aku paham kenapa ilustrator tuh kece-kece bangeettt dalam menuangkan imajinasi ke bentuk visual art.
    KEREN!

    BalasHapus
  23. Menarik banget ilustrasi dan ceritanya..pas banget.. semoga nanti aku bisa bikin buku anak yang menarik dengan ilustrasi cantiknya Makneng aamiin

    BalasHapus
  24. Makanya, kerjaan ilustrator nggak main2 ya mbak.
    Sebagai orang yang nggak bisa artsy, aku selalu kagum dengan karya2 visual seperti ini. Kadang kami2 yang awam ini nggak mikir sampai segitunya. Ah nggambar kartun aja kok, gitu. Padahal perlu riset dan detail juga ya...tfs mak tanti

    BalasHapus
  25. Jadi nggak hanya riset aja tapi juga kudu komunikasi aktif dengan penulis buku yang diajak kerjasama ya Mak.

    Gambarnya bagus, gemes deh ilustrasi nya. Pasti bisa bikin anak-anak tertarik untuk baca-baca bukunya

    BalasHapus
  26. Komunikasi dengan pengarang ini yang wajib ya, Mba. Kadang kan apa yang kita imajinasikan belum tentu sama dengan imajinasi pengarang bukunya. Btw, itu gambar mba tanti bagus bangeeeet.. cakeep.. gimana mau jadi ilustrator kalau ga bisa gambar, Mba? hahahaha... nggak perlu dijawab.

    BalasHapus
  27. Udah speechless deh lihat karya2 Mak Neng. Tapi salut juga sama pengarang buku cerita dan komunikasi dengan pengarang adalah kunci, soalnya biar mwnghasilkn gambar yang kecee dan hidup.

    Aku suka sama yang pake tenun ituuu,ahh suka sama gambarannya semuaa .

    BalasHapus
  28. Sama seperti menulis yang juga membutuhkan riset terlebih dulu juga ya, Mbak.

    Menggambar lebih membutuhkan konsentrasi dan daya imajinasi. Aku suka sama orang yang bisa menggambar ilustrasi gini. Bapakku punya bakat menggambar, dulu pernah gambar di kanvas besar jaman tahun 70 an dan gambarnya masih ada di rumah. Eh, kok anak-anaknya ndak ada yang bisa gambar

    BalasHapus
  29. Ternyata, menjadi ilustrator nggak cuma butuh kemampuan menggambar ya. Tapi banyak pengetahuan berkaitan dengan apa yang akan digambar, harus mendalami naskah dimana gambar itu akan menyertainya juga

    BalasHapus
  30. Mak Tanti aku selalu penasaran kalau mau kerjasama bikin buku dgn ilustrasi gtu, ilustratornya ditunjuk penerbit atau penulisnya bisa memilih ilustrator sendiri ya? :D

    BalasHapus
  31. Ya Allah...memvisualisasikan cerita itu memang gak mudah yaa..kak Tanti.
    Aku jadi ingat gambar khas anak-anak ini dari majalah Bobo dan Mentari jaman aku kecil.
    Betapa imajinatif dan pure.

    BalasHapus
  32. Sama dengan penulis juga kudu riset ya mak Tanti, ilustrator juga harus rajin riset agar gambar yang dihasilkan sesuai dengan kondisi alamiah karakter

    BalasHapus
  33. Wah ilmu baru lagi nih.. bener banget ya mba riset ternyata penting di ilmu apapun.. keren nih setiap ilustrasi yang bisa memaknai sebuah tulisan lewat gambar..

    BalasHapus
  34. mba Tanti keren deh kaya temenku mba dia juga tadinya art director di ahensi eh sekarang banting setir jadi ilustrastor buku anak juga tuh, setiap orang punya style ilustrasinya sendiri yaa mba

    BalasHapus
  35. Kalau cerita sudah dibuatkan ilustrasinya jadi lebih kaya ceritanya. Gambarnya bercerita dan pembaca mendapatkan informasi yang lengkap

    BalasHapus
  36. Kl mau menjadi ilustrator yg pastinya mesti ngerti bagaimana cara memadupadankan warna biar sesuai dan bikin anak2 tertarik, krn kl anak2 biasanya tertarik liat dari gambar dan warnanya. Jadi pengen deh belajar jadi ilustrator

    BalasHapus
  37. Keren mba, ak d kantor kalo lg istirahat suka iseng gambar, corat coret ngga jelas sih tepatnya, jd pengen belajar gambar nih biar bisa kaya mba 😁

    BalasHapus
  38. Bismillaah kak. Saya juga pengen bgt jd illustrator, tp emg ga ada background pendidikan nya, gmna ya pgn dapet komunitas dan relasi biar bisa belajar terus grow up dan jd illustrator buku. Menginspirasi sekali cerita ceritanya 🥰

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)