BERKEBAYA, TAK SEKEDAR CANTIK ANGGUN DAN GAYA, TAPI JUGA MELESTARIKAN BUDAYA

Sila putar lagu dari  youtube ini, jika ingin "menikmati" artikel berikut.... 


Sumpelooo not in a thousand years... miapaaaah!

Neng Tanti pake kebaya? Kayak apa ya bentuknya? Apa iya dia bisa jalan kalo pake kain? Nanti kesrimpet pulak?

Daaan... ketakutanku itu tak terbukti. At all.
Hanya saja sejak beberapa kali berkebaya, aku jadi tambah sadar dan merawat diri, loh. jadi ingat postingan seorang teman yaitu Suci, yang sering menulis seputar skincare

Lah ya iyaaa masak udah cape-cape tampil dengan busana spesial, eh wajah polos nyaris glowing (baca : berminyak) jadilah aku mulai juga baca-baca rekomendasi Suci, sahabat bloggerku ini.

Mengenakan kebaya, atau  busana tradisional, saat ini kembali marak terutama setelah Singapore, negara tetangga tempat ibu-ibu Indonesia shopping ini - mencanangkan akan membuat hak paten kebaya. 

What? 

Yaaa!
Singapura akan menominasikan kebaya untuk intangible cultural heritage list atau daftar warisan budaya takbenda UNESCO, dalam upaya multinasional dengan Brunei, Malaysia dan Thailand.
Berita yang aku kutip dari liputan6.dom yang mengunggah laporan The Straits Times, Kamis (24 November 2022), National Heritage Board (NHB) atau Dewan Warisan Nasional pada Rabu 23 November mengatakan, upaya ini akan menjadi nominasi multinasional pertama Singapura untuk UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity (Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO).

dokpri

Tak berhenti sampai di situ saja, 
negara singa jadi-jadian ini, intens melakukan pertemuan bersama ketiga negara lainnya (Malaysia - Thailand - Brunei Darussalam) untuk membawa kebaya ke organisasi pendidikan dan kebudayaan PBB tersebut!

Apa Alasan Singapore Mengakui Kebaya Adalah Milik Mereka?

Source : Singapore Airlines

Bagi Singapura, kebaya bukan sekadar pakaian, melainkan juga media penting untuk merepresentasikan budaya Melayu dan Peranakan. Mereka ini ngga main-main loh, para awak pesawat SIA (Singapore Airlines) aja menggunakan uniform kebaya sejak 50 tahun lalu!
Uniform pramugari ini, diciptakan oleh perancang busana terkenal asal Perancis, yaitu Pierre Balmain, dan dikenal sebagai Sarung Nyonya. Ring a bell, huh?

Source : jenniferlimart.com

Beda dengan Indonesia yang menggunakan beberapa sebutan untuk kebaya,  Singapore mengenal Kebaya Nyonya sebagai busana resmi Cina peranakan. 

Hal tersebut termuat dalam keterangan yang disiarkan di portal NHB, dijelaskan bahwa kebaya merupakan "aspek sentral dalam representasi dan tampilan warisan budaya dan identitas Melayu, Peranakan dan komunitas lain di Singapura."

Selain itu, masih menurut penjelasan di portal yang sama, disebutkan juga bahwa kebaya adalah "ciri khas bagian dari warisan kami sebagai kota pelabuhan multikultural".

Bagi Singapura, Kebaya adalah cermin perpaduan budaya yang menunjukkan keterampilan dan keahlian berornamen dari pembuatnya.

Munculnya empat negara yang membawa kebaya ke UNESCO membuat masyarakat penasaran dari mana sebenarnya asal muasal kebaya?

Sejarah Kebaya

Aku terpaksa ubek-ubek berita, sejarah, wikipedia saking penasarannya, ki piye yoo...  yak opooo seh, kebaya dadi busanane wong Singapur? Apa benar, negara Indonesia tak memiliki hak sepenuhnya pada busana adat yang satu ini?

Kata kebaya telah muncul dalam dicatat Gubernur Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles yang kemudian dibukukan dalam History of Java (1817). Bentuk awal kebaya diyakini berasal dari Kerajaan Majapahit (berkuasa hingga 1389), yang digunakan permaisuri dan selir untuk menutupi tubuh yang hanya beralas kemben. 

Di masa itu kemben merupakan pakaian utama. Ketika Islam masuk ke nusantara, perempuan kraton mulai menutupi tubuhnya dengan kain tambahan dengan bentuk yang sekarang kita kenal dengan kebaya.

Selanjutnya kebaya menjadi pakaian kebesaran perempuan kraton Jawa di Abad ke-V, dengan bahan berupa beludru, sutra ataupun brokat yang digunakan dengan bros dan kain panjang. Masyarakat biasa pun menggunakan kebaya, dengan bahan lebih ringan semacam kain tisu atau sifon tanpa hiasan bros meski masih menggunakan kain panjang.

dokpri


Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya (1996), mengatakan kebaya berasal dari bahasa Arab ‘Kaba’ yang berarti ‘pakaian’ dan diperkenalkan lewat bahasa Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara. 

Kata kebaya memiliki arti sebagai jenis pakaian (atasan/blus) pertama yang dipakai perempuan Indonesia pada kurun waktu abad ke-15 atau ke-16 Masehi.

  • Menurut Universitas Medan Area, kebaya dipercaya berasal dari Arab. Orang Arab membawa baju kebaya, yang dikenal sebagai abaya ke Tanah Air sejak ratusan tahun yang lalu. Kemudian, mulai dikenali hingga ke Melaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.

Akulturasi Budaya Arab dan China Lahirkan Kebaya, Lambang Emansipasi Wanita


Sultana Khadijah dari Johor dengan gadis yang tidak diketahui namanya. Disini dapat dilihat bahwa kebaya digunakan bersama dengan baju kurung oleh petinggi ataupun bangsawan tanah Melayu, sekitar tahun 1900. Sumber : wikipedia

  • Selain Arab, ada versi lain terkait dari mana kebaya berasal, yakni dari India. Pasalnya, kata kebaya diambil dari cambay, yakni sebuah daerah di India.
  • Kemudian, ada juga yang mengatakan kebaya ada kaitannya dengan pakaian tunik perempuan pada masa Kekasiran Ming di China. Budaya mengenakan kebaya ini ditularkan setelah imigrasi besar-besaran menyambangi semenanjung Asia Selatan dan Tenggara di abad ke-13 hingga ke-16 Masehi.

Kebaya kemudian berkembang menjadi busana atasan yang biasa dikenakan wanita Indonesia, terutama perempuan Jawa. Namun, pada akhir abad ke-19, kebaya juga populer sebagai busana para perempuan Belanda yang membutuhkan pakaian yang cocok dengan iklim tropis di Indonesia. 

Kaum keturunan Eropa biasanya mengenakan model kebaya berbahan katun halus dengan aksen lace di pinggirnya.

Busana tradisional kebaya encim digunakan para noni Belanda,
sumber : tidak diketahui


Meskipun hingga saat ini tak ada catatan pasti dari mana kebaya berasal, namun kebaya kini identik dengan negara Asia Tenggara terutama di kawasan Semenanjung Malaya, termasuk Indonesia.

Masyarakat Indonesia mengenal dua jenis kebaya, yaitu kutubaru dan encim. Kutubaru adalah model kebaya yang mengaitkan lipatan di bagian dada kiri dan kanan, ada pula yang menggunakan bef atau kain penutup di bagian dada. 

Kebaya kutubaru diyakini berasal dari Jawa Tengah. Kebaya inilah yang disebut-sebut sebagai pakaian asli Indonesia.

Kebaya Kutubaru - dokpri

Sedangkan kebaya encim adalah model kebaya yang diyakini berasal dari budaya pakaian Tionghoa. Model kebaya ini tanpa bef, biasanya dilengkapi renda atau bordir di bagian ujung badan dan lengan. 

Adaptasi dari kebaya Kartini

Kebaya Encim yang sering disebut dengan "kebaya nyonya", ditetapkan sebagai pakaian tradisional di Malaysia dan Singapura. Meski demikian Tionghoa tidak dikenal sebagai asal kebaya, sebab pakaian tradisionalnya adalah cheongsam atau qipao.

Meski tidak digunakan sebagai pakaian tradisional di banyak daerah di Indonesia, di masa kini kebaya mampu menjadi penanda identitas bangsa. Cara mengenakannya yang memakai stagen, kain batik panjang (jarik), selendang hingga konde membuatnya otentik Indonesia. Apalagi di tahun 1940-an Presiden Soekarno telah menetapkannya sebagai pakaian nasional.

Perjalanan memutuskan apakah kebaya ini akan menjadi busana resmi Asia Tenggara atau memang milik Indonesia, akan dimulai sejak diberikan oleh NHB di bulan Maret 2023.

UNESCO akan menilai nominasi berdasarkan definisi warisan budaya tak benda, dan seberapa baik masing-masing dari empat negara akan memastikan promosi dan transmisi praktik terkait kebaya, tambah NHB.

Hasil nominasi diharapkan akan diumumkan pada akhir 2024.

Nah, daripada kita manyun, gimana kalau mulai sekarang kita lebih peduli pada warisan tak benda kita bernama kebaya ini?

Manyun
dokpri

22 komentar

  1. Kalau ada pemicu gini, mau diakui oleh negara tetangga, bahkan mau didaftarkan ke UNESCO, pasti deh bakal jadi ramai nih gerakan pakai kebaya.

    Saya punya kebaya model kutubaru, punya yang model encim juga. Karena dulu pernah ada kewajiban setiap selasa minggu 1 dan 3 ke kantor harus mengenakan pakaian tradisional.

    BalasHapus
  2. Eh kayakbnya aku kudet ya..biasanya kalau urusan diklaim negara tetangga kek gini kan biasanya netijen kita rame..aku tiap hari buka portal berita kok ga nemu brita ini. Siwer kali ya... mak neng kece pisan pakai kebaya. Jujur aku jaraang pakai kebaya..nah ini nih mesti sekali2 pakai krbaya juga

    BalasHapus
  3. Cantik nan elegan sekali Mbak Tanti mengenakan kebaya :) Tentu dooooonk, kebaya sejatinya dimiliki setiap perempuan Indonesia. Ya, meskipun dipakainya jarang2 alias saat momen tertentu yang pastinya istimewa aja, bukan sebagai pakaian sehari-hari. Keren ya Singapura sudah lama banget pada berkebaya. Padahal di Indonesia juga udah bertahun2 bahkan ratusan ya nenek moyang kita memakai kebaya sehari2 hhmmm.... :D

    BalasHapus
  4. Aku pakai kebaya belum pede mak, pantat dan pinggangnya kerasa gimana gitu hehe... Beda dulu pas langsing ya, pakai kebaya manis-manis aja. Tapi memang harus dilestarikan kebaya, biar jadi identitas kita lagi. Apalagi kebaya sekarang juga udah ada yang panjang dan sopan, sehingga muslimah kayak kita nyaman aja pakainya ya.

    BalasHapus
  5. Ya ampuuun jadi pen nangis ihhh kalo semua2 pada diklaim negeri tetangga. Padahal kata kebaya kan udah identik dekat dengan nenek moyang kita. Mbah2 jaman kita juga maih pake ootd kebaya buat keseharian. Harusnya emang kita lebih peduli pada warisan tak benda ya. Jangan pas udah didaftarin negeri seberang baru kebakaran jenggot.

    BalasHapus
  6. Kebaya bener deh bagian dari identitas bangsa. Indonesia identik dengan kebaya cantik dan memiliki banyak makna. Dan kita harus menjaga salah satu identitas bangsa yakni kebaya ini. Biar tidak diambil alih oleh negara lain. Btw cakepnya Mak Tanti pakai kebayaa

    BalasHapus
  7. wah ternyata masih belum resmi ya kebaya ini dari Indonesia. susah sih ya soalnya memang malaysia dan singapura ini rumpunnya sama dengan Indonesia jadinya terjadi klaim mengklaim ini deh

    BalasHapus
  8. oma, kayanya seru juga kalau baca pengalaman oma sendiri pakai kebaya ke mana-mana. soalnya jaman sekarang kan kebaya dipakai saat ada acara tertentu, nah kalau keseharian pakai kebaya, bakal banyak ditanya orang atau ditatap gak yaa, ahaha

    anw, ternyata gituu yaa sejarah kebaya, aku baru tau dari sini lhooo, thank you oma udah meringkasnya. semoga aja sih gak jadi diaku aku sama negara lain ya, hehe

    BalasHapus
  9. Ya Allah aku sangat ketinggalan berita perihal Singapore mencanangkan akan membuat hak paten kebaya. Terima kasih Mbak Tanti sudah membuatku tahu soal ini. Asli bikin aku jadi ga enak rasa, sedih, dan ga terima aja sih kalau itu terjadi.

    Tulisan yang dalam ini bikin aku lebih melek lagi terhadap pengetahuan tentang kebaya. Pastinya, jadi ingin lebih peduli lagi pada kebaya.

    Mbak Tanti cantik pakai kebaya. Anggun dan cocok jadi pelestari budaya 😘

    BalasHapus
  10. Ya Allah sedih banget padahal kebaya sudah dipakai sejak jaman penjajahan. Orang dulu biasa pake jarik kebaya beraktifitas sehari hari.

    Bunda tanti cocok cantik pakai kebaya...

    BalasHapus
  11. dari dulu aku suka loh liat wanita berkebaya karena kesan anggun dan mewahnya itu sangat terasa mba

    BalasHapus
  12. Wow kebaya diperebutkan ternyata yaa.. aku pikir emang punya Indonesia lho dari dulu. Dan pengumumannya masih lama. Dan saat nunggu gini kesempatan besar sih buat kita untuk makin gencar pakai kebaya. Apa pun hasilnya nanti kebaya tetap warisan leluhur yang harus dilestarikan. Btw, kalau aku sukanya kebaya model kutubaru, biasanya suka dijadikan model untuk baju bridesmaid.

    BalasHapus
  13. Ngakak di tengah miris baca berita tentang kebaya saat sampai di negara singa jadi-jadian. Oh ini cerita di balik foto berkebaya yang di-posting di Instagram waktu itu ya?

    Aku punya koleksi kebaya segala mode, dari kutubaru, encim, Jawa, tapi ya pakai nya saat istimewa gitu. Belum pernah dipakai sehari -hari kayak Simbah atau bude ku jaman dulu

    BalasHapus
  14. aku malah kepo terus ini jadinya wkwkwk
    cantik deh mak tanti pake kebaya
    apapun di balik ceritanya yang penting kebaya jadi bikin cantik wkwkkw

    BalasHapus
  15. Hai mak Tanti aku jadi salfok nih pakai kebaya bawanya sepatu kets. Supaya jalannya cepat ya. Tapi itu aku banget deh. Keren-keren mak Tanti kebayamu matching & fashionable pakai 2 jempol nih

    BalasHapus
  16. Panjang juga ya sejarah dari kebaya ini. Aku udah lama gak pakai karena sudah kekecilan. Kayanya harus beli yang baru. Bisa gaya plus melestarikan warisan juga

    BalasHapus
  17. Weeehhh semua mengaku2 kalau kebaya adalah baju khasnya. Emang sedih siihh. Tapi Indonesia kebayanya punya kekhasan sih ya mak, apalagi tiap daerah kebayanya jg beda2. Sekarang pun kalau di Indonesia kebaya enggak identik dengan acara kawinan, bahkan udah banyak kebaya kasual dijual di toko2, ada yang dipakai buat ngantor jg.
    Jd keinget aku dah lama gak makai kebaya, jd pengen beli buat acara2 kondangan :D

    BalasHapus
  18. Kebayanya apikk,kain jariknya baguss mbaaa hehehehe :). Iya ya mba,beberpa negara tetangga emang sering nyama nyamin kita ya,dari rendang,tra skrg kebaya oalah.

    BalasHapus
  19. Wah panjang juga ya Mak, prosesnya sampai nanti dikukuhkan sebagai warisan budaya takbenda. Aku jadi ingat koleksi kebayanya almarhumah mamaku, mulai dari yang berbahan sifon sampai brokat. Dulu mamaku (sewaktu aku kecil) sering banget pakai kebaya dan kain. Cantik, deh. Mak Tanti juga cantik banget pakai Kebaya. Aku pangling :)

    BalasHapus
  20. sangat elegan Neng memakai kebaya
    aku punya satu itupun dari seragam panitia nikah tapi enggak ku pakai lagi karena gerah, hehe
    sepertinya perlu yang lebih casual, dipakai jalan-jalan gitu jadi aneh ga sih?
    eh pakai sneakers jadi tetap gaul yak dengan atasan kebaya, hehe

    kalau singapore mengakuinya sama kayak wayang yang dulu itu dong? :(

    BalasHapus
  21. Harus berpikir positif dulu ya mbak, pasti bisa kalaua da kemauan begitu juga saat pakai kebaya diusakan gak keserimpet Insya Allah bisa. Cantik banget mbak Tanti pakai kebaya, aku suka warnanya pula cerah, warna-warna kesukaan aku. Cocok pula sama mobilnya itu. Pokoknya kebaya haru stetao dilestarikan sampai kapanpun

    BalasHapus
  22. Aku sukaaa banget pakai kebaya dulu klo ada event di sekolah dan di kampus. Untungnya Mama dan Nenekku koleksi kebayanya juga banyak, jadi enak bisa minjem hahaha. Anw, semoga kita ga kecolongan warisan budaya lagi ya. Lelah kecolongan terus :')

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)