REVIEW BUKU : PELIK !


Judul Buku : PELIK
Penulis : Ary Nilandari
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan Pertama : Agustus 2018
Tebal : 264 halaman, paperback
ISBN : 978-979-433-690-8


Apakah kamu pernah kesulitan mengenali wajah seseorang?

Mungkin itu wajar, jika itu hanya salah satu dari sekian ribu orang di dalam circle pertemananmu. Tapi bagaimana jika ia mengidap prosopagnosia

Prosopagnosia atau facial agnosia atau terkenal dengan istilah face blindness adalah kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya kesulitan mengenali wajah orang lain, bahkan keluarganya sendiri. Kondisi ini bisa terjadi akibat kelainan bawaan lahir, penyakit saraf, atau cedera kepala.

Jika kita sulit mengenali wajah seseorang, bagaimana kita dapat bersosialisasi? Bahkan wajah Ayah dan Ibu penderita pun tak akan bisa ia ingat. Begitu kelopak mata mereka berkedip, hilanglah memori itu!

Bagaimana seorang tokoh utama bernama Rayn yang seorang face blindness bersahabat? Bagaimana ia jatuh cinta pada pandangan pertama, namun setelahnya ia lupa bagaimana wajah seseorang yang dikaguminya itu?

Pelik!

Kisah cinta segitiga (atau empat atau bahkan lima) yang menggemaskan

Karena ini adalah novel bergenre untuk remaja, bisa ditebak cerita di dalamnya pasti akan mengangkat kisah cinta. Tapi sebagai pembaca, ktia tak boleh berharap membaca kisah cinta membosankan, mudah ditebak atau menye-menye cinta monyet ala-ala FTV gitu!

Cerita tentang Rayn - si prosopagnosia dengan Ardi - sahabatnya sangat mengalir, pas dan logis. Jalinan kisahnya tak mudah ditebak, penuh plot twist dan tak jarang kita akan senyum-senyum sendiri saat membaca!

Di dalam novel teenlit ini, kita juga tak akan menemui kata-kata kasar, adegan kekerasan, perundungan ala-ala FTV, dan kejadian-kejadian lain yang kadang membuat orang tua gerah dan geram. ⁣Yaaa yaa .. ada konflik tajam, jelas. Permusuhan sesama remaja juga ada, tapi dituliskan dengan sangat smart!

Ah keren banget memang Bunda peri @arynilandari, tidak peduli masa-masa remaja sudah terlewati, novel ini mengobati sedikit rindu akan kisah remaja yang lucu dan menyenangkan!


Sinopsis

Rayn mengidap prosopagnosia, enggak bisa ngenali wajah orang. Kelainan ini ia rahasiakan mati-matian demi keamanan. Ardi, sahabat setia, menjadi malaikat pelindungnya.

Semuanya baik-baik saja sampai Rayn jatuh hati pada Megan tanpa sempat tahu namanya.

Ardi pun membantu Rayn menemukan Megan. Masalah muncul saat Ardi tidak mampu menolak pesona Megan untuk dirinya sendiri. Dan semakin pelik karena Megan kayak magnet yang menarik banyak masalah lain.

Layak enggak sih cewek itu dikejar dengan taruhan persahabatan Rayn-Ardi dan rahasia kelainannya?


Because love is face-blind


PELIK adalah drama cinta segitiga remaja. Pada perkembangan plot selanjutnya, segitiga itu berevolusi menjadi cinta segiempat dan... sepertinya sampai segilima, dan segienam (hanya saja sepertinya perkembangan untuk cinta kelima dan keenam baru akan dibahas pasca linimasa PELIK berakhir).

Too mainstream for your high taste? 

Salah satu tokoh utama novel ini, Rayn, menderita prosopagnosia. Dan kekurangannya itu adalah elemen utama yang menggerakkan jalan cerita novel ini dari awal sampai akhir secara konsisten.

Mungkin beberapa dari kamu akan bilang, "Wah, kalau maksudnya gitu aja sih aku juga ngalamin. Sering aku melupakan wajah orang padahal baru aja diajak kenalan."

Maka kamu harus tahu fakta ini: Jangankan wajah orang lain, para penderita prosopagnosia bahkan enggak bisa mengenali wajah orangtua, saudara, bahkan wajahnya sendiri!

***

Gara-gara prosopagnosia, Rayn harus mengandalkan indera lain seperti penciuman dan pendengaran untuk mengidentifikasi orang-orang yang dia hadapi di dunia nyata. 

Rayn juga harus menghapalkan ciri lain seperti gaya rambut (yang kalau berubah bakal enggak bisa dia kenali lagi), cara jalan, sampai detail renik macam jumlah unyeng-unyeng dan luka kecil di telinga! Tentunya cara ini merepotkan. 

Rayn jadi kelihatan tertutup dan dicap misterius oleh lingkungan sekitarnya. Rahasianya ditutup rapat-rapat karena penderita prosopagnosia rentan menjadi korban penculikan dan perundungan!

Tapi Tuhan (atau Author?) memang Maha Adil. Di balik kekurangannya, Rayn dianugerahi banyak kelebihan seperti daya intelegensi yang superior (kalau enggak begitu bakal susah kan menghapalkan ciri-ciri renik tiap orang?), indera penciuman dan pendengaran yang lebih peka dan tajam, kecerdasan kinestetik yang tinggi (jago berbagai martial arts yang salah satunya adalah taekwondo, wajah tampan (ehem), dan yang lebih penting lagi... seorang sahabat berhati seindah pelangi, Lazuardi atau Ardi.

***

Sejak kecil Ardi sudah dekat dengan Rayn. Lekatnya persahabatan mereka ditambah dengan fakta bahwa Rayn pernah menyelamatkan nyawa Ardi dan adiknya. Masih banyak hal lagi yang sudah Rayn lakukan demi Ardi. Sampai cowok yang ikutan ekskul voli ini berikrar untuk menjadi malaikat pelindung bagi Rayn. Tipe bromance Raynardi memang berbeda intensitas dengan pasangan Wynn-Wynter di Write Me His Story. Lebih ceria, lebih edan, tapi enggak kalah melankolis dan menyentuh.

Maka ketika Ardi tahu Rayn jatuh cinta pada seorang gadis misterius di sebuah pesta, cowok ini pun berikrar akan menemukan cinta pertama sahabatnya itu. Karena, umumnya orang prosopagnosia susah jatuh cinta gara-gara susah ingat wajah. Sekalinya suka sama orang, pasti bakal berkesan terus. 

Susah-payah Ardi berusaha mencari gadis dengan ciri-ciri abstrak yang dideskripsikan oleh Rayn: suara tawa yang mirip suara genta angin, aroma bedak bayi yang unik, kacamata yang lensanya bolong satu. Ardi kemudian menemukan gadis misterius yang diberi nama kode Mitsuha itu. Dialah Megan Naja Nitisara alias MeJa yang disebut Ardi sebagai pasangan yang pas bagi dirinya sendiri yang berkode nama LaPaR. Tentu saja awalnya ia tak tahu bahwa Meganlah gadis yang dimaksud Rayn.

Kepelikan demi kepelikan pelan-pelan mengaliri arus cerita. Mulai dari Megan yang dijebak Lucy sehingga harus terpaksa melakukan 4 tugas aneh demi menjaga nama baik serta kesempatan mendapat beasiswa lagi. Raiden, keponakan dari pemilik sekolah yang dengan keras kepala mengejar Megan dan nempel terus kaya flyer kampanye politisi. Megan yang salah paham pada Rayn, mengira cowok itu tega mengacuhkannya meski pertemuan awal mereka di pesta begitu berkesan. Dan tentu saja peliknya suasana hati Ardi begitu tahu ia dan Rayn naksir cewek yang sama.

Akankah persahabatan seumur hidup mereka bubar gara-gara cewek? Bisakah Megan membebaskan diri dari cengkeraman Lucy? Mengapa Lucy begitu mendendam pada Megan padahal dulu mereka adalah sahabat karib saat SMP? Mampukah Rayn menghadapi Raiden yang rela berbuat apa saja demi mendapatkan rahasia kekurangan Rayn dan menaklukkan Megan? Mengapa Raiden begitu keras kepala?

***

AFTER NOTES

Kalau reviewnya dibaca sekilas, barangkali cerita PELIK akan dianggap tak ada bedanya dengan novel remaja lainnya. 

Cinta segitiga? Cek. 

Dua sahabat cowok yang naksir satu cewek yang sama? Cek. 

Mantan sahabat yang berbalik jadi musuh dan melakukan segala cara demi menjegal mantan sahabatnya? Cek. 

Figur cowok bad boy keras kepala yang terus nyeruduk target cintanya nggak peduli ditolak berkali-kali? Cek. 

Tapi alhamdulillah bunda Ary berhasil menjalin semua pola mainstream itu menjadi jalinan kisah unik yang kocak dan menyentuh hati. Masyaallah, susah loh modifikasi pola mainstream agar bisa tetap dinikmati, apalagi untuk "genre sejuta umat" seperti romance.

Dimulai dari Prosopagnosia-nya Rayn, segala hal dari novel ini kemudian jadi sangat tak biasa. Ganteng tapi nggak sadar dirinya ganteng. Suka sama orang bukan karena wajah atau ciri-ciri fisik lainnya, melainkan gara-gara suara tawa yang kayak genta angin dan karena cewek itu nyambung dalam urusan hobi baca buku.

Ardi sebagai tokoh sahabat di sini tidak tampil sekadar sebagai sidekick yang tujuan hidupnya hanyalah membahagiakan Rayn. Dia tampil dengan karakter sama kuat dan menonjolnya dengan Rayn. Ia punya kehendak sendiri. Berkali-kali nyaris tumbang dihantam rasa iri, belum lagi hasratnya untuk menyembunyikan fakta bahwa Megan adalah gadis yang dicari Rayn.

Sifat Ardi yang dari permukaan cenderung selebor sungguh kontras dengan kekaleman dan kerapian Rayn. Lihat saja deskripsi ini:

"Saat Ardi datang, Rayn terpukau melihat penampilannya. Masih lengkap berseragam. Masuk ke kamar dengan erangan kayak sapi habis membajak sawah tanpa sempat memamah seutas rumput pun. Langsung bergedebuk di kasur. (halaman 75)


***

Paling gereget adalah proses "kejar-kejaran" antara Rayn-Ardi-Megan. Setelah pesta, Rayn dan Megan beberapa kali bertemu dalam situasi yang canggung. Tapi karena Rayn nggak bisa mengenali wajah orang ya dia bersikap cuek seolah nggak pernah ketemu Megan sama sekali. Dan itu bikin pingin menjerit ARGH!

Sikap Ardi yang berusaha denial dengan identitas Megan yang juga merupakan Mitsuha-nya Rayn bikin pingin narik tangannya dan bilang, "Udah, Ardi. Kamu sama aku ajah! ARGH! Tante tunggu di masa depan! *hiks". Mati-matian Ardi mempertahankan persahabatan meski hatinya kacau-balau.

Pengen banget punya sahabat kaya Ardi. Lebih utamanya lagi, pengen bisa jadi tipe sahabat yang kaya Ardi. Hebatnya Ardi, dia itu altruis tapi urusannya sendiri tetap beres. Tapi ada kalanya dia benar-benar mengkhawatirkan Rayn sampai melupakan kegalauannya sendiri, sungguh membuat terenyuh. Dia sampai nyaris nangis waktu Rayn bersikeras menghadapi Raiden seorang diri. 

Juga ada saat ketika ia khawatir bakal pensiun jadi malaikat pelindung Rayn karena sahabatnya itu berniat lebih mandiri dengan lebih berpartisipasi pada kegiatan sekolah.

"Kamu bicara apa? Mana ada sahabat pensiun? Teman datang dan pergi. Sahabat enggak akan ke mana-mana. Kamu tuh, sudah kayak fairytale. Jadi sahabatku sejak once upon a time sampai happily ever after. (Rayn to Ardi, halaman 201)
"Tenang saja. Rayn cuma memperluas dunianya. Tapi hatinya di sini. Sama kamu. (Megan to Ardi, halaman 203) *mendadak aku mimisan.

"Sahabat sejati bisa mendengarmu saat kamu diam. (Megan to Ardi, halaman 203)


Rayn pun sama. Meski ada saat ketika dia begitu marah dan ingin menghantam Ardi. Kedua sahabat ini tetap menghormati privasi masing-masing meski sudah kenal dekat sejak SD. Kedekatan nggak membuat mereka jadi sembrono dalam memperlakukan satu sama lain. Suka. Ardi dan Rayn bikin kita para cewek jadi nyadar kalau nggak semua cowok itu nggak peka! Sayangnya... kenapa mereka ini tokoh-tokoh fiksi, sih?

***

Tokoh Megan di sini langsung menempatkan dirinya sendiri pada posisi yang pelik. Kesalahan fatal yang ia lakukan dari awal cerita tadinya bikin aku susah simpati sama gadis ini. Interaksinya dengan Rayn dan Ardi, kehati-hatiannya menjaga hubungan yang sehat bersama dua cowok itu, membuatku berubah pikiran. 

Megan sebagai main heroine yang diperebutkan banyak pihak tak bersikap pasif dan sok polos di sini. Ia dengan aktif menganalisis apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Ia tak pura-pura buta dengan demonstrasi perasaan yang diperlihatkan Rayn dan Ardi kepadanya melalui berbagai macam kode. Meski berada pada pihak yang "dizalimi" oleh Lucy secara gila-gilaan, Megan nggak play victim dan berusaha memahami luka hati Lucy.

Terlebih, dia juga dengan tegar menghadapi kesulitan finansialnya dengan kerja sambilan di perpustakaan daerah dan kafe buku. Sama sekali tak berusaha memanfaatkan Rayn meski cowok itu berasal dari keluarga berada. Ia menghormati Ardi yang lebih muda darinya, bahkan dalam suasana bercanda, Megan berhati-hati agar tidak melukai pride Ardi sebagai laki-laki.

Aku rela-rela aja sih dia diperebutkan oleh tiga cowok sekaligus dalam novel ini. Kepribadian Megan layak mendapat perhatian, meski dia sendiri digambarkan bukan sebagai gadis yang paling pintar atau paling cantik di Darmawangsa International School. Hanya orang biasa yang tahu benar bagaimana cara memperlakukan orang lain.

***

Ardi banyak menuangkan soal perasaannya pada Rayn dan berbagai permasalahan yang terjadi di sekitarnya di buku diary-epistolari yang ia namai Checkpoint. Epistolari biasanya merujuk pada novel yang alur ceritanya dibentuk dari kumpulan dokumen, surat, atau e-mail. 

Checkpoints ini adalah fitur terunik dalam novel ini. Sama seperti Random dalam The Visual Art of Love dan 326 diari WMHS di Write Me His Story. Bunda Ary terus membuat novel dengan tokoh-tokoh yang suka menulis diari untuk memengaruhi alam bawah sadar penggemar ceritanya agar ikut mencontoh kegiatan itu.

Gaya bercerita Ardi dalam diarinya ini sangat kocak dan imajinatif karena ia membuat diarinya dalam bentuk serupa surat yang ia tujukan pada sosok-sosok ajaib seperti Ketua Asosiasi Malaikat Pelindung, Komandan Pasukan Panah Cinta, Dewan Pertimbangan Asmara, Amygdala di belahan otak kanan dan kiri, sampai ke Badan Perlindungan Antagonis & Second Lead Indonesia yang ia beri akronim superkreatif: BAPER ASLI

Kamu pernah tahu pelawak word master yang sampai dijuluki sebagai "raja plesetan" bernama panggung Kelik Pelipur Lara? Nah. 

Ardi ini kayaknya titisannya dia. Namanya sendiri: Lazuardi Aristides Parahita aja dia singkat sebagai LaPar. Nama sekeren Lucy Winola Ayu Kenward turun derajat jadi LuWak, dan love interest-nya sendiri, Megan Naja Nitisara mendapat berbagai macam code name mulai dari MeJa, MeNit, sampai GanJa.

Maka berkat tokoh seperti Ardi, novel ini aku gelari PELIK Pelipur Lara. Karena novel ini yang membuatku jadi mulai semangat maraton membaca lagi setelah beberapa bulan bisa dibilang vakum dari kegiatan itu.

There are some reasons lah... Peliknya hubungan antara Rayn-Megan-Ardi, ditambah lagi dengan Raiden dan Lucy membuatku jadi ingat asyiknya berenang di dunia fiksi lagi.

Yang lebih menarik lagi, metode Ardi kurasa adalah varian yang canggih untuk writing therapy. Aku nyobain cara Ardi lho, meskipun masih kurang kreatif karena surat-suratku kebanyakan kutujukan untuk para malaikat saja. Cukup efektif, karena sering kalau nulis diari untuk diri sendiri, jatuhnya malah enggak terkontrol dan isinya jadi nggak jelas banget.

Dengan mencontoh cara menulis Ardi yang imajinatif, aku belajar mengurai benang perasaan yang sering kusut dan mencoba berdialog dengan beberapa lapis kesadaranku. Sampai saat ini aku baru menulis 4 Checkpoints!

***

Kalau kita mengikuti kisahnya sampai ending, tokoh paling "evil di sini sekalipun punya alasan dari perbuatannya. Alasannya sungguh manusiawi dan bisa saja terjadi pada kita semua. Jika sudah begitu susah rasanya membenci tokoh-tokoh antagonis itu. Berganti menjadi rasa gemas, dan pilu yang sendu.

Raiden yang sebegitu menyebalkannya ternyata punya alasan yang lugu sebelum memutuskan jatuh cinta pada Megan. Lucy punya alasan kuat untuk memendam sakit hati menahun pada Megan. Bahkan Megan pun mengakui hal itu:

"Megan sadar, perlu dua pihak untuk menjalin persahabatan, dan perlu dua pihak pula untuk memutuskannya. Ia berperan besar dalam kasusnya dengan Lucy. Badai itu tidak datang sendiri, ia ikut memanggilnya. (halaman 123)

Sayangnya, Megan pun keliru bersikap. Baru menyadari sekarang setelah mengenal Rayn. Kalaupun nasihatnya benar dari sudut pandang orang dewasa, sebagai sahabat, Megan harusnya berempati dulu. Rasa suka itu nyata, soal jadian atau pacaran beda cerita. (halaman 224)


Mendekati bagian akhir novel, Lucy menulis beberapa puisi pendek untuk tokoh-tokoh lain dalam novel ini yang namanya disebut inisialnya saja. Membaca curahan hati Lucy bikin kita jadi menyadari betapa kesepiannya gadis ini. Terutama rasa bersalah yang sering ia samarkan dengan gengsi tinggi. Baca berkali-kali dan tetap pingin nangis berkali-kali. Duh Lucy...

Aku berharap akan ada novel lain yang khusus menceritakan bagaimana Lucy dan Megan berjuang memperbaiki hubungan mereka yang sudah retak di sana-sini. Terutama karena keduanya punya passion yang sama di bidang fashion art and design. Pengen deh ada cerita tersendiri pas mereka berdua udah dewasa dan kerja sama bikin butik sendiri dari bawah hehe...

***


Tidak ada komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)