Refleksi Mengajarkan Bahwa Mengejar Impian Adalah Bagian Perjalanan
Di usianya yang ke-50, Dena sering kali merenung tentang hidupnya yang penuh liku. Meski banyak impian yang belum tercapai, dia tidak menyesalinya. Justru, dia menemukan makna dalam perjalanan hidup yang telah ditempuh.Buatnya, refleksi mengajarkan bahwa mengejar sesuatu yang terlambat bukanlah sebuah kesia-siaan, melainkan bagian dari sebuah perjalanan hidup yang berharga.
Impian yang Terlambat
Dena tumbuh dengan banyak mimpi dan harapan. Salah satu impiannya adalah menjadi seorang home decorator terkenal. Sejak muda, dia gemar mendesain ruangan, memilih palet warna, memantaskan furnitur, merancang pencahayaan, hingga lukisan dan pernak-pernik ruangan yang akan digunakan. Dena membayangkan satu saat ia akan bekerja sebagai desainer interior dan membuka usaha sendiri, dan memiliki showroom yang memajang furnitur unik dan estetik. Namun, perjalanan hidup membawanya ke arah yang berbeda.
Dena menikah muda, karena calon suaminya Aby mendapat beasiswa ke Australia. Dena dan Aby kemudian memiliki tiga anak laki-laki yang lucu dan cerdas, maka ia pun berfokus pada keluarga serta kegiatan sosial di komunitasnya.
Selama bertahun-tahun, impian Dena terkubur oleh tanggung jawab dan prioritas yang lebih mendesak. Namun, di usia 50 tahun, ketika anak-anaknya telah dewasa dan lebih mandiri, Dena menemukan kembali semangatnya untuk mendesain. Meski merasa terlambat, dia memutuskan untuk mengejar impian ini dengan penuh semangat.
Dalam perannya sebagai ibu, Dena belajar tentang kasih sayang, kesabaran, dan pengorbanan. Setiap momen bersama anak-anaknya, dari mengasuh hingga mendidik, adalah pengalaman berharga yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Dena menikah muda, karena calon suaminya Aby mendapat beasiswa ke Australia. Dena dan Aby kemudian memiliki tiga anak laki-laki yang lucu dan cerdas, maka ia pun berfokus pada keluarga serta kegiatan sosial di komunitasnya.
Selama bertahun-tahun, impian Dena terkubur oleh tanggung jawab dan prioritas yang lebih mendesak. Namun, di usia 50 tahun, ketika anak-anaknya telah dewasa dan lebih mandiri, Dena menemukan kembali semangatnya untuk mendesain. Meski merasa terlambat, dia memutuskan untuk mengejar impian ini dengan penuh semangat.
Perjalanan Hidup yang Bermakna
Dena sih tak pernah menyesali waktu yang telah berlalu. Baginya, perjalanan hidup yang telah ditempuh membawa banyak pelajaran dan makna yang tak kalah penting. Menjadi ibu dan istri, serta berkontribusi pada komunitas, adalah bagian dari panggilan hidupnya yang memberikan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri!Dalam perannya sebagai ibu, Dena belajar tentang kasih sayang, kesabaran, dan pengorbanan. Setiap momen bersama anak-anaknya, dari mengasuh hingga mendidik, adalah pengalaman berharga yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Untunglah, aktivitas sosialnya di komunitas urban sketcher juga memberinya kesempatan untuk selalu melatih tangan dan sketsa, sehingga hidupnya selalu sibuk dan penuh makna.
Desain Dena terkenal unik, mengedepankan tema keluarga, sehingga banyak mengutamakan kenyamanan dan keselamatan anak-anak. Desainnya pun terkesan seperti refleksi dari kehidupan keluarga yang penuh warna.
Jerih payah Dena untuk mengejar impiannya dan bersekolah kembali tak sia-sia. Hasil desain interior Dena ternyata disukai!
Menemukan Kembali Impian
Ketika Dena memutuskan untuk kembali mengambil Interior Design School di Melbourne, ia menyadari bahwa perjalanan hidupnya yang penuh dengan pengalaman berharga memberikan warna dan kedalaman pada desainnya!Desain Dena terkenal unik, mengedepankan tema keluarga, sehingga banyak mengutamakan kenyamanan dan keselamatan anak-anak. Desainnya pun terkesan seperti refleksi dari kehidupan keluarga yang penuh warna.
Jerih payah Dena untuk mengejar impiannya dan bersekolah kembali tak sia-sia. Hasil desain interior Dena ternyata disukai!
Saat ini ia mulai membuka kantor di rumah, dan menyadari satu hal; bahwa meski terlambat, mengejar impian menjadi desainer interior ini sangat berharga!
Refleksi dan Kesimpulan
Kisah Dena di atas mengajarkan bahwa mengejar sesuatu yang terlambat bukanlah sebuah penyesalan, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang penuh makna. Setiap fase dalam hidupnya, dari menjadi ibu, istri, hingga pekerja sosial, telah memberikan kontribusi penting bagi dirinya.Dalam refleksinya, Dena merasa bersyukur atas perjalanan hidupnya. Dia menyadari bahwa setiap langkah yang diambil, setiap pengorbanan yang dilakukan, semuanya memiliki arti dan tujuan. Apalagi anak-anaknya merasa bangga, karena Ibu mereka mengorbankan impiannya yang berharga demi membesarkan mereka!
Kisah Dena memberiku inspirasi, bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengejar impian. Sebenarnya, itu pun terjadi padaku juga. Membesarkan anak-anak, menurutku sangat penting, sehingga aku sempat tak memegang pensil - dan alat-alat lukis kesayanganku!
Well.... setiap perjalanan hidup, meski tampak jauh dari impian awal, memiliki makna dan kontribusi yang penting. Dengan semangat dan tekad, kita bisa mengejar impian kapan pun, karena setiap momen dalam hidup adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkarya.
Semangat yaaa!
Tidak ada komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)