APLIKASI PHILIPS LED PADA KEHIDUPAN





Suasana terasa khidmat siang itu, ketika aubade memasuki Hall Nusantara ICE BSD. Ruangan gelap gulita. Benda yang mereka pegang seolah pelahan menyala. Tepuk tangan riuh membahana, ketika iringan itu ternyata membawa lampu berbentuk boneka Winnie The Pooh yang imut.

Di tengah, Chandra Vaidyanathan, Senior Vice President and Country Manager Philips Lighting Indonesia ditemani MC Farhan membuka acara dengan menyapa rekan media yang hadir saat itu.

Sesudah opening speech, pak Chandra meminta seorang karyawan Philips untuk mendemonstrasikan cara menyalakan sederet lampu dengan cara mengayuh pedal sepeda.




Dalam kesempatan ini, Chandra juga memperkenalkan Sau Hong Lim, Country Marketing Manager Philips Lighting Indonesia yang baru.

Usai berkenalan dengan inovasi Philips terbaru ini, MC Farhan menyilakan Gabriel Anggriani PR Manager ICE.

Gabriel menerangkan, sebagai salah satu lokasi exhibition terbesar se-Asia Tenggara, ICE membutuhkan pencahayaan yang baik. Untuk itu, bekerja sama dengan Philips, mereka menciptakan ruang-ruang tertata apik dengan pencahayaan maksimal.



Philips Lighting digunakan di setiap area dan rooftop ICE, menciptakan imaji megah. 

Gabriel Anggriani, PR Manager ICE BSD
Setelah itu, 
kami diajak berkeliling untuk melihat beberapa display ruang sebagai contoh. Uniknya, untuk menghemat waktu dan efisiensi, maka kami diberi waktu 5 (lima) menit untuk berkunjung dari satu booth ke booth lainnya dengan dipandu seorang tour leader.
Ruang untuk contoh atau display :

  • Ruang tidur anak 
  • Ruang tamu 
  • Ruang makan dan dapur 
  • Ruang publik (lampu jalan) 
  • Ruang industri 
  • Solar cell untuk kampung terang  
  • dll
Setiap ruang diberi tema, untuk mensimulasikan keadaan rumah sebenarnya. Masing-masing ruang dilengkapi dengan produk pencahayaan terkini yang terkesan moderen dan nyaman.

Saat ini, Philips memberikan inovasi  lighting emitted diode (LED) dengan karakteristik hemat energi.


Philips light bulb dari masa ke masa

LED dulu umum kita temui pada gadget dan komputer, namun sekarang ia menjadi pesaing lampu pijar. Aplikasinya sangat luas, sehingga ketika aku berkeliling, maka terasa bahwa Philips sangat inovatif. Memikirkan beberapa segi, mulai dari tata cahaya hingga cara mengaplikasikannya. Bahkan, ada aplikasi yang bisa kita unduh di playstore untuk mengoperasikan melalui smartphone kita!

Beberapa karakteristik LED Philips
  • Lampu yang kupegang, bahkan tidak terasa panas sehingga tidak berbahaya untuk anak, tidak menyetrum layaknya lampu pijar biasa.
  • Lampu ini juga tidak mengandung ultra violet sehingga nyaman saat digunakan di ruang sempit
  • LED sangat efisien sehingga dapat menekan pemanasan global
  • Mudah dipadukan dengan teknologi digital, disebut sebagai lampu pintar (smart lamp) karena dapat 'melapor' sumber daya terpakai ke server 
  • Satuan color rendering dengan teknologi tinggi, memungkinkan pencahayaan maksimal (hingga 100 iu) 
  • Bisa menghasilkan beberapa warna dalam satu saklar (LED scene switch) bertujuan menciptakan ambience sesuai mood
Kualitas cahaya LED awalnya tak seperti lampu pijar biasa, namun para ilmuwan di Glasgow kemudian menemukan cara agar LED lebih terang sinarnya. 

Solusinya adalah dengan membuat lubang mikroskopis di permukaan lampu LED tanpa tambahan energi yang tinggi. Daya lampu rendah (hanya dengan 4 - 5 watt mampu menghasilkan cahaya setara 25 watt)

Sistem ini kemudian diberi nama nano-imprint litography yang hingga kelak akan terus dikaji.

Oya, ada satu teknologi terbarukan bernama antumbra user interfaces yaitu satu teknologi panel yang dapat mengatur sekaligus beberapa titik cahaya. Dengan central LCD display, tampilan antumbra terlihat sangat mewah.

Kenapa dinamakan antumbra?
Karena ibarat gerhana, maka antumbra adalah titik pertemuan cahaya gelap dan terang. Antumbra digunakan sebagai istilah ketika utilisasi tombol lampu dipadukan dengan berbagai informasi sekaligus. Kita dapat mengetahui derajat suhu ruang, sekaligus mengatur dimmer light (redup cahaya) atau bahkan mematikannya.




LED Philips, Alternatif Sumber Cahaya Masa Depan?

Dengan berkembangnya teknologi, Philips juga terus berupaya mencari cara-cara terbaru dengan meng-konversi satuan solar cell (tenaga matahari) yang dipampatkan ke dalam baterai, untuk dijadikan sumber energi.

RGB atau warna dasar Red-Green-Blue LED dari lampu Philips juga dapat mengeluarkan spektrum cahaya secara otomatis. Menambah keindahan desain interior dan eksterior, sekaligus menghemat (buat ibu-ibu penting ini!)

Dalam terminologi pencahayaan, maka LED memiliki perbandingan banyaknya energi cahaya dengan besarnya daya listrik. Sehingga, alternatif LED bisa dikatakan tepat untuk teknologi pencahayaan di masa yang akan datang.








Sumber : Philips dan dari berbagai sumber

5 komentar

  1. foto yang paling khir paling keren mbak :) Mbak Tanti pingin punya sepeda kaya gitu gak ?

    BalasHapus
  2. Waw, kereen mak Tanti. Lampu aja bs sampe begini ya..

    BalasHapus
  3. Sepertinya di rumah blm pakai ini. Musti dicoba kalau bikin efisien, nih.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)