"Mbak, kayaknya Tuhan ngirim sinyal-NYA kenceng banget, deh, buat gue hari ini,"
"Really? Like what?"
"Iya, melalui ayat-NYA dan pengalaman gue kemaren, kayaknya gue berhak dapatin surga juga di bumi ini," pungkasnya.
Dan, gue bengong.
Lama.
Gue eh.. aku musti ngomong apa ya?
Kenyataannya, lately hidup sahabatku ini memang sedang kayak naik roller coaster, naik turun dengan manuver dan tukikan tajam dengan kecepatan tinggi.
Dalam dua tahun belakangan, ia menang berbagai perlombaan menulis, mendapat kerjasama cukup bergengsi dengan sebuah brand terkenal, berangkat ke tanah suci, dan mendapat penghargaan menulis bertubi-tubi.
Tak lama, ia mendapat tantangan pertama, difitnah tetangga sekampung, dikhianati teman-teman yang bekerjasama, diputuskan hubungan kerjasamanya dengan sebuah brand besar, dan dikejar-kejar golok sama adek sendiri!
Demi apa?
Demi dunia, yang kemaren dia kejar-kejar itu!
Dalam kondisi putus asa, ia putuskan untuk meninggalkan dunia.
Ia menyedekahkan seluruh isi dompet - kuras rekening (bahkan akun ojek online dan DANA) dan seluruh barang berharga yang ia punya ke beberapa pembersih toilet.
Ia jual semua barang yang dipunya, lalu dibelikan makanan untuk para yatim piatu, dan ini berlangsung berbulan-bulan lamanya. Bahkan laptop -sumber penghasilannya selama ini- juga ikut dijual, dan aku sempat mengajaknya berpikir, "Benar ini, kaki lo ikutan dijual?" dan ia mengangguk mantap.
Pokoke, semua yang ia dapat hari itu, entah honor tulisan, entah honor ngajar, atau sekedar bantuin bikin makanan di kawinan aja, ia belikan bahan makanan, dimasak dan diantarkan ke rumah yatim atau mesjid, hingga ia harus rela jalan kaki demi sedekah!
Nih, mbak, lihat.. Dompet gue udah kosong lagi hari ini, tapi gue bahagia! |
Bulan lalu, ia menelponku.
"Mbak, jangan kaget yaaa.."
Ya karena biasa denger kabar kagetan dari dia, aku mesem aja. Apa lagi?
"Gue udah nikah resmi di KUA secara sederhana. Sama Mr. Bo yang selama ini sering bareng sedekah ama gue di mesjid itu loh..."
OMG! Qadarullah, berkat niatnya sedekah itu, akhirnya ia mendapat cinta yang baru dan si Mister Bo ini tahu-tahu diberi jatah untuk berangkat menunaikan ibadah haji berdua tahun ini.
Sore itu, brand yang kemaren mendepaknya berganti manajemen dan ia digandeng dengan MOU yang sama sekali baru. Diberi uang DP untuk mengajar dalam jumlah wooow...
Belum cukup?
Salah seorang tetangga yang ikutan memfitnah, ternyata harus berangkat ke luar negeri. Tetangga itu meminta maaf padanya, serta menghadiahkan sebuah mobil kijang innova. Sang Ibuk Tetangga bahkan menitipkan kunci rumah untuk ia pakai hingga 5 - 10 tahun ke depan! Karena ia tak tahu bisa balik lagi atau tidak (suaminya orang Turki).
Ujian versus Neraka
Ya gak salah juga,
jika bagi sebagian manusia - iya, kita semua - yang sedang ambil jatah ujian kenaikan tingkat skala nasional atau bahkan internasional, (baca : sedang menghadapi masalah atau musibah) dan keimanan kita menipis hingga sepersekian mili kulit ari - rasanya kayak di ujung pintu neraka.
Memang, buat kita yang bukan ustadz - ustadzah - pastor - pendeta - suster - bhiksu, berada di dunia seperti berlomba. Setiap saat berpacu dengan waktu. Dengan prestasi, dan berpacu juga dengan kebutuhan.
Itu sebabnya, ketika ada tantangan (aku ga bilang masalah, ya) maka rasanya otak - hati panas gitu. Ada sesuatu yang belum memenuhi target. Dan panas itu identik dengan neraka, naar.
Bagaimana dengan mereka yang para pemuka agama?
So far, jika diperhatikan, ada dua kepentingan juga di situ. Yang satu, masih memenuhi kebutuhan dunia, masih sibuk dengan urusan duniawi, sehingga terlihat gaya hidup juga masih kejar-kejaran.
Satunya, kebalikannya.
Udah jenuh dengan urusan duniawi. Walau hidup udah nggak dipikirin lagi tapi udah gemah ripah loh jinawi.
Bagi mereka, justru dunia adalah "penjara" bagi kaum beriman, walau pun dunia bukanlah neraka bagi mereka.
Surga, idaman semua orang, semua agama, semua ajaran, semua kepercayaan, bahkan orang yang melakukan kemungkaran, kekejian, kerusakan juga mengharapkan berada di surga.
Surga dalam pandangan mereka berbeda-beda, sesuai dengan nalar dan kepercayaan mereka. Tidak hanya orang dewasa yang mengharapkan surga, anak kecil pun yang belum tahu dosa dan pahala, juga menginginkan surga. Dan dalam pandangan mereka surga hanyalah satu keyakinan, yaitu tempat yang indah, semua serba ada, dan semua kebetuhan terpenuhi.
- Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُون
Barangsiapa yang beramal sholih baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan berikan kepada mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka perbuat (Q.S anNahl ayat 97)
- Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa ‘kehidupan yang baik’ itu adalah kebahagiaan di dunia
- Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan bahwa makna kehidupan yang baik (indah) itu adalah Surga dunia
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan: Manusia jika terus menerus taat kepada Allah secara lahir dan batin, ia berada dalam kenikmatan iman, dan ilmu memasukinya pada sisi-sisinya, maka ia berada di Surga dunia.
- Sebagaimana disebutkan dalam hadits: Jika kalian bertemu dengan kebun-kebun Surga, bergabunglah. Ditanyakan kepada Nabi: Apakah kebun-kebun Surga itu? Nabi menjawab: Majelis-majelis dzikir (ilmu).
Umar bin al-Khothob radhiyallahu anhu tidak kerasan tinggal di dunia kalau tidak ada 3 hal:
1) Sholat,
2) Duduk di majelis ilmu,
3) Berjihad di jalan Allah.
Umar radhiyallahu anhu berkata:
لَوْلَا ثَلَاث لَأَحْبَبْتُ أَنْ أَكُوْنَ قَدْ لَقِيْتُ اللهَ لَوْلَا أَنْ أَضَعَ جَبْهَتِي لله أَوْ أَجْلِسَ فِي مَجَالِسٍ يُنْتَقَى فِيْهَا طَيِّبُ الْكَلَامِ كَمَا يُنْقَى جَيِّدُ التَّمْرِ أَوْ أَنْ أَسِيْرَ فِي سَبِيْلِ الله عَزَّ وَجَلَّ
- Kalaulah tidak karena 3 hal, aku ingin segera berjumpa dengan Allah.
- Kalaulah tidak karena aku letakkan dahiku (bersujud) untuk Allah, atau aku duduk di majelis untuk memetik ucapan-ucapan yang baik sebagaimana memetik kurma yang baik, atau aku berjalan (berjihad) di jalan Allah Azza Wa Jalla (riwayat Ahmad dalam az-Zuhd)
Ucapan Umar radhiyallahu anhu itu termasuk ucapan yang padat dan sempurna. Beliau adalah orang yang diberi ilham (kebenaran).
Setiap ucapan beliau berisi kebaikan yang banyak. Seperti 3 hal yang beliau sebutkan itu. Beliau menyebutkan sholat, jihad, dan ilmu.
Tiga hal ini adalah termasuk amalan yang paling utama menurut kesepakatan umat (Islam)(Minhajus Sunnah anNabawiyyah (6/39)).
Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menyatakan:
Sikap menghadapkan diri kepada Allah Ta’ala, inabah (kembali bertaubat) kepadaNya, ridha kepadaNya, penuhnya cinta kepada Allah dalam hati, tekun dalam berdizkir mengingatNya, gembira dan bahagia karena mengenalNya, adalah balasan yang disegerakan.
Itu adalah Surga (dunia).
Juga (kenikmatan) kehidupan yang tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan raja-raja sekalipun.
Sesungguhnya di dunia terdapat Surga
Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa guru beliau, Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah, berkata,
“Sesungguhnya di dunia terdapat surga yang seperti (merupakan representasi) surga akhirat. Barangsiapa yang memasuki surga dunia itu maka ia kelak akan memasuki surga akhirat, dan barangsiapa yang tidak memasuki surga dunia tersebut niscaya ia tidak akan memasuki surga akhirat.”
[Ad-Dā` wad Dawā`, hal. 186; dan Madārij as-Sālikīn vol. I, hal. 454]
Yang dimaksud dengan surga dunia dalam ucapan di atas adalah ketentraman, kebahagiaan dan kesejukan hati tiada terkira dengan mengingat, mencintai dan merindui Allah.
Dan demikianlah yang terjadi pada diri Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah. Dalam dada beliau terdapat surga yang membuat beliau tentram dan bahagia di mana pun berada.
Ibnul Qayyim menuturkan bahwa gurunya, Ibn Taimiyyah, pernah berkata kepadanya—dengan ucapan yang patut ditulis dengan tinta emas,
مَا يَصْنَعُ أَعْدَائِيْ بِيْ؟ أَنَا جَنَّتِيْ وَبُسْتَانِيْ فِيْ صَدْرِيْ إِنْ رُحْتُ فَهِيَ مَعِيْ لاَ تُفَارِقُنِيْ، إِنَّ حَبْسِيْ خَلْوَةٌ وَقَتْلِيْ شَهَادَةٌ وَإِخْرَاجِيْ مِنْ بَلَدِيْ سِيَاحَةٌ
“Apa yang dapat dilakukan musuh-musuhku terhadapku? Kebun surgaku berada dalam dadaku, yang jika aku pergi ia senantiasa bersamaku dan tidak berpisah dariku; penahananku adalah khalwah (menyepi untuk bermunajat kepada Allah Ta’āla); pembunuhan terhadapku adalah syahid; dan pengusiranku dari negeriku adalah wisata.”
Maka Maha Suci Allah yang telah yang telah memperlihatkan surga-Nya (di dunia) kepada para hamba-Nya sebelum pertemuan dengan-Nya, dan telah membukakan pintu-pintu surga tersebut untuk mereka di negeri amal, sehingga mereka mendapatkan kenikmatan, kelapangan dan kebaikannya dalam rangka mengisi kembali kekuatan mereka untuk mencari dan berlomba-lomba meraih surga.
Sebagian orang bijak berkata, “Orang-orang yang patut dikasihani dari ahli dunia keluar meninggalkan dunia sementara mereka belum merasakan indah kenikmatannya.”
Ada yang bertanya, “Apakah itu?”
Orang bijak itu menjawab, “Cinta kepada Allah, tentram dengan-Nya, dan merindui pertemuan dengan-Nya….”
Sumber Artikel:
1. Surga Dunia, Keimanan, Ilmu Ketaatan dan Cinta Kepada Allah - salafy.or.id
2. Halimi Zuhdy - Darun Nun - Malang, 2016
“Sesungguhnya di dunia terdapat surga yang seperti (merupakan representasi) surga akhirat. Barangsiapa yang memasuki surga dunia itu maka ia kelak akan memasuki surga akhirat, dan barangsiapa yang tidak memasuki surga dunia tersebut niscaya ia tidak akan memasuki surga akhirat.”
[Ad-Dā` wad Dawā`, hal. 186; dan Madārij as-Sālikīn vol. I, hal. 454]
Yang dimaksud dengan surga dunia dalam ucapan di atas adalah ketentraman, kebahagiaan dan kesejukan hati tiada terkira dengan mengingat, mencintai dan merindui Allah.
Dan demikianlah yang terjadi pada diri Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah. Dalam dada beliau terdapat surga yang membuat beliau tentram dan bahagia di mana pun berada.
Ibnul Qayyim menuturkan bahwa gurunya, Ibn Taimiyyah, pernah berkata kepadanya—dengan ucapan yang patut ditulis dengan tinta emas,
مَا يَصْنَعُ أَعْدَائِيْ بِيْ؟ أَنَا جَنَّتِيْ وَبُسْتَانِيْ فِيْ صَدْرِيْ إِنْ رُحْتُ فَهِيَ مَعِيْ لاَ تُفَارِقُنِيْ، إِنَّ حَبْسِيْ خَلْوَةٌ وَقَتْلِيْ شَهَادَةٌ وَإِخْرَاجِيْ مِنْ بَلَدِيْ سِيَاحَةٌ
“Apa yang dapat dilakukan musuh-musuhku terhadapku? Kebun surgaku berada dalam dadaku, yang jika aku pergi ia senantiasa bersamaku dan tidak berpisah dariku; penahananku adalah khalwah (menyepi untuk bermunajat kepada Allah Ta’āla); pembunuhan terhadapku adalah syahid; dan pengusiranku dari negeriku adalah wisata.”
Maka Maha Suci Allah yang telah yang telah memperlihatkan surga-Nya (di dunia) kepada para hamba-Nya sebelum pertemuan dengan-Nya, dan telah membukakan pintu-pintu surga tersebut untuk mereka di negeri amal, sehingga mereka mendapatkan kenikmatan, kelapangan dan kebaikannya dalam rangka mengisi kembali kekuatan mereka untuk mencari dan berlomba-lomba meraih surga.
Sebagian orang bijak berkata, “Orang-orang yang patut dikasihani dari ahli dunia keluar meninggalkan dunia sementara mereka belum merasakan indah kenikmatannya.”
Ada yang bertanya, “Apakah itu?”
Orang bijak itu menjawab, “Cinta kepada Allah, tentram dengan-Nya, dan merindui pertemuan dengan-Nya….”
Sumber Artikel:
1. Surga Dunia, Keimanan, Ilmu Ketaatan dan Cinta Kepada Allah - salafy.or.id
2. Halimi Zuhdy - Darun Nun - Malang, 2016
Ya Allah, takjub dengan ceritamu Mak..semoga kita selalu mengingat Allah dalam segala suasana..
BalasHapusALhamdulillah semoga kita semua terbebas dari belenggu duniawi yaaa
Hapusbiar dikejar dunia - bukan MENGEJAR dunia
yap saya sampai melelehkan air mata. hidup saya jg roller coaster, sampai akhirnya bersua dan menikah dg suami tercinta. sebelumnya saya jg mengikhlaskan segalanya.. pasrah sepasrah3nya, gak lg kejar duniawi
HapusMasya Allah, bisa japri kah, ceritakan pengalamannya mbak?
HapusDapat pencerahan nih
BalasHapusMakasih ya, jd ingat akhirat
Kejar dunia terus capek juga huhu
kejar dunia ya ga bisa toh, kakilasak... lawong guede banget!
Hapuskejar akherat ajalah, dunia pun didapat
Emang bener ya, mudah sekali bagi Allah untuk membolak balik hati dan juga kondisi seseorang. kekayaan dan ketenaran, dalam waktu sekejab bisa berubah menjadi kebalikannya.
BalasHapusBersyukurlah orang-orang yang tetap beriman, bahkan jadi makin dekat sama Allah kala dalam kondisi terburuk dan terpuruk
alhamdulillaah di saat speechless si teman ini memutuskan berubah mendekat padaNYA
Hapusada juga yang memutuskan suicide.. hiks hiks... sahabat aku waktu kuliah, mana anaknya ganteng, anak orang kaya (rumahnya 3 lantai - dua rumah dijadikan satu komplek dengan kolam renang - tinggal di apartemen dan kuliah di Amerika)
Nggak berani komen untuk cerita seperti ini karena setiap orang punya daya tahan sendiri2.
BalasHapusSemoga kita KUAT jika suatu waktu merasakan sendiri berada di roller coaster seperti itu.
yes definitely mbak, daya tahan yang luaaarrrr biasa berbuah manis
Hapusyes definitely mbak... aku ga yakin bisa sekuat itu .. hiks hiks
Hapustapi Alhamdulillah sekarang dia baik baik aja dan semakin bersyukur
Ya Allah Teh, baca ini jadi pengingat banget... rezeki dan ujian datangnya dari yang Kuasa
BalasHapusiya Armita 😣
Hapusaku jadi tahu, saat "sedih" itu jadi pengingat sehingga ga usah terlalu sedih
MasyaAllah... Pengen juga bisa merasakan surga di dunia... Saya masih sibuk mengejar dunia, menunaikan tugas tugas, kewajiban dan banyak hal...
BalasHapussama mbak,ini pengingat buat aku juga sih, ngejar apaan yaaa di dunia
HapusNeng Tanti meni makjleb tulisannya
BalasHapusNgga mudah memang membuat keputusan seperti itu
Tapi Allah maha adil dan maha tahu apa yang terbaik untuk hambaNya
ini beneran soalnya, mbak .. langsung tak tulis biar ga lupa hehehe
Hapusdaku copas tulisan tulisan arab dan hadits - ayat2 al quran jelas semua dari sumber yang terpercaya kok mbak
Kalau surga dunia ajaaa uda begitu bikin bahagia dan menentramkan, surga yang sesungguhnya pasti lebih lebih berlipat lipatttttt
BalasHapusSukaaa banget sama tulisan ini, bikin berpikir sekaligus merenung
alhamdulillah, mending kita kejar surga yang di sana kaaaan jadinya?
Hapusbuktinya ngejar "surga dunia" kan emang belom tentu dapat, malah ambyar
Plaak! Tulisannya nampar banget. Makasih MakNeng remindernya..
BalasHapusMemang ya tantangan hidup ini tetep harus dijalani bukan dihindari, jadi kek menjalani skenario kehidupan kaya sinetron yang pasti ujungnya kepengen ending di SurgaNya.
iya itu semua proses dari hidup ini, masing2 kita dalang dan lakonnya sekaligus
HapusBetul sekali, surga dunia adalah ketentraman dan kebahagiaan. Tanpa ada rasa sakit hati (ni kutambahkan dikit y hehehe)
BalasHapusnaaah iya, tanpa ada sakit hati yaaa
HapusSetuju banget, Mak Neng. Di dunia ini bertebaran surga dan juga neraka. Keduanya bisa kita pilih. Aku sih sekarang, seiring usia yang bertambah, memilih surga aja deh. Yang bikin adem. Dari bersyukur atas hal-hal kecil, sampe menempatkan diri di circle yang bikin tentram. Semoga juga kelak kita semua bisa mencicipi surga yang abadi ya. Aamiin...
BalasHapusInsya Allah yaaa
Hapusyuk kita masuki majlis2 ilmu - tadarus dan mengejar surga di sana tanpa harus melupakan surga kecil kita di sini
Pas baca judulnya aku langsung khusyuk baca. Kepo pengen tau. Isinya reminder banget.Semoga kita terhindar dari diperbudak dunia
BalasHapusalhamdulillaaah .. judul ngaruh ya berarti ^^ makasih yaaaa udah kepo bin khusyuk
HapusSaya sangat dapat pencerahan dari tulisan ini, mbak. Beberapa tahun terakhir rasanya saya dapat beberapa cobaan kelas nasional. Terkadang hati kecewa, kenapa harus saya? Tp setelah membaca ini saya kembali diingatkan apa tujuan kita hidup di dunia ini, apakah kita mengejar surga yg fana atau kita mengharapkan surga yg abadi..
BalasHapusThanks for share mbak ❤️
Masya Allah semoga setelah ini, rejeki yang berlimpah dan bertubi tubi datang menghampiri yaaa amiiin yra
HapusYa Allah adem banget Mbak baca ini di jumat pagi, serasa dapet siraman rohani. Bener banget, ketentraman, kebahagiaan dan kesejukan hati tiada terkira dengan mengingat, mencintai dan merindui Allah.
BalasHapusAlhamdulillah ini sedang diasah juga kepekaan aku akan cinta kepada Allah SWT
HapusMba Tanti, ku merasa bahagia sekaligus adem banget deh baca tulisan ini hari ini. Apalagi pengalaman hidupnya temennya mbak yang luar biasa. Sungguh Allah mengganti apa yang udah diambil dengan yang lebih baik ya, Allah maha adil :) Ketentraman emang surga dunia banget deh mba :)
BalasHapusAlhamdulillah kalau dirimu bahagia aku apalagiiiiu
HapusSubhanallah
BalasHapusPostingan yang out of the box
Gak punya kata kata untuk komentar👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
masya Allaaah alhamdulillaaaaah
HapusMasya Allah, tulisannya nampar saya banget. Jadi malu sama diri sendiri. Makasih banyak saya terbangunkan dengan baca tulisan ini.
BalasHapusyaa Allah .. tujuannya sebenarnya sharing agar menjadi pengingat diri sendiri sih mbak
Hapusbersyukur banget bisa menjadi pengingat banyak orang juga
Reminder bener ini Mbak
BalasHapusMakasih sudah diingatkan. sibuk ngejar dunia akhirnya surga terabaikan. huhuhu
Alhamdulillah jeng Alhamdulillah..... aku juga bersyukur bisa diberi kesempatan mendengar sendiri cerita beliau
HapusYa Allah ceritanya bikin merinding mba, ya Allah ada bagi yang yakin, makasih sharingnya,sungguh menguatkan
BalasHapusiya jeng,
Hapusaku bener bener speechless pas denger ceritanya kayak dongeng
Masya Allah banyak hikmah yang saya baca dari tulisan ini. Terima kasih sudah menuliskannya Mbak. Semoga teman blogger yang Mbak tulis ini semakin diberkahi rejekinya dan tetap senantiasa menebar kebaikan kepada anak yatim piatu.
BalasHapusamiiin yaa Allah
Hapussemakin banyak berbagi kata dia bukan semakin miskin malah sebaliknya
Subhanallah
BalasHapusAku bergetar dan membaca kisahnya
Pelan2 sampe khawatir ada yg kelewat
Itu beneran kah ??
Aku agak penasaran sama temen blogger yg punya kisah menakjubkan begini
beneran, sedih pas dia lagi di bawah dan didepak sana sini aja sih
Hapusmau bantu, bantu apa? ga bisa bantu hanya bantu dengerin aja
Aku jadi ingat buku menembus rejeki atau apa gitu. MasyaAllah kok pas banget sama cerita ini ☺ tapi apa ya judul buku itu 😗
BalasHapusooh iya berarti cerita dalam buku yang dirimu baca benar, semakin banyak berbagi semakin banyak yang didapat
Hapus.
dan temannya Mrs A ini malah dapat pengganti rumah mewah subhanallah
Ya Allah, limpahan rejeki karena mengetuk pintu langit ya. Masyaallah indah banget, semoga jadi inspirasi bagi banyak org
BalasHapusAlhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah
HapusWah mb...luar biasa ceritanya. Seperti energi yang mengingatkan saya bahwa setiap ujian pasti ada akhirnya. Tergantung bagaimana kepasrahan dan doa kita kepada Yang Maha Kuasa. Ikut bahagia untuk temannya mb, beliau mampu lulus menghadapi ujiannya. Semoga selalu istiqomah..
BalasHapusSaat permasalahan datang - maka yang kita butuhkan hanya satu ; SOLUSI
Hapusitu sebabnya, kita "kejar-kejaran" dengan CARI SOLUSI ---- padahal, sama halnya seperti masalah datang - seperti itu jugalah solusi datang.
Keduanya hadir tanpa diundang... hanya dibutuhkan pasrah dan ikhlas saat itu!
Sedekah emang bener banget bisa menolong kita bisa menolong kita di dunia maupun di akhirat
BalasHapusamiiin yra - jangan pernah berhenti berbagi yaaa Ra
HapusKetampar banget, merasa masih terlalu fokus mengejar dunia. Ya, perlahanlah. Setiap manusia memiliki ujian masing-masing. Tapi berdasarkan pengalamanku memang saat kita ngejarrrr banget itu malah kayak ada aja gesekan dalam hidup. PAs agak selow dan berusaha seimbang dunia akhirat jadi merasa lebih ayem plus lebih terarah.
BalasHapusNah iya - karena pada saat masalah datang - kan kita gak minta, tuh
Hapusbegitu juga saat solusinya datang, sebenernya kita yang melonggarkan atau malah merapatkan jalannya!
Ciciiiii keren banget temennya. sabar dan ikhlas banget sedekahnya. Aku belum sampe di tahap situ huhuhu rasanya malu sama beliau. Semoga rejekinya terus mengalir dan berkah ya
BalasHapusHmm.. Aku ikut bahagia n tersentuh endengar ceritanya. Semoga temen tsb hidupnya berkah selalu ya mba. Siapakah gerangan ya. Apa cm saya yg tidak tau. Hihi. Semoga kita semua mendapatkan kebahagiaan dunia spt yg mb tuliskan. :)
BalasHapusSabar dan ikhlasnya, masya allah . Mudah - mudahan ini bisa menjadi inspirasi yah untuk semuanya, seneng kalau baca yang mencerahkan dan memberikan muhasabah gini.
BalasHapusAku jadi inget kisahnya yg diceritakan sama pak bos aku mbk.
BalasHapusSaat kita terlalu mengejar dunia, akhirat trbengkalai
Saat yg kita lakukan diniatkan utk akhirat, dunia menghampiri
Masyaallahh sekali ceritanya, mak
Terima kasih banyaaak untuk remindernya mbaa.. Hidup memang penuh pilihan tapi jangan lupa untuk bersyukur dan kejar akherat
BalasHapusMasyaAllah selalu suka deh sama cerita inspiring kyk gini.
BalasHapusHidup kyk naik sepeda di mana bannya kdng di atas kdng dibawa. Salut atas kesabaran temanmu mbak pd akhirnya ya selalu kepada Tuhan kita meminta segala sesuatu yaa
Dari cerita ini, semakin yakin bahwa memang apa yang kita miliki di dunia ini hanya titipan yang akan diambil lagi suatu saat. Teman mak neng semoga menemui akhir cerita indah ya aamiin
BalasHapusDuh jadi malu mba aku ta klo sedekah masih hitung2an,, bener bngt ya surga dunia adalah, kebahagiaan dan kesejukan hati tiada terkira dengan mengingat, mencintai dan merindui Allah.
BalasHapusAdeeemm banget mba baca artikel ini. Jadi makin merasakan betapa kecilnya manusia di dunia ini bila tidak disertai dengan kenikmatan beribadah dan berjuang di jalanNya. Berkah selalu untukmu ya mbaaa...
BalasHapusBanyak contoh nyata bahwa kepasrahan yang sepasrah2nya kepada Sang Pemilik Diri dan alam raya ini, sesungguhnya adalah cara jitu untuk memohon uluran tangan kuasa-Nya. Namun..., tidak semua orang mampu dan 'berani' untuk pasrah setulus hati seperti ini, ya, Ci?
BalasHapusMasyaallah, speechless aku membaca cerita ini, Ci. Sungguh salut dengan teman Cici ini. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, yang ga pasrah aja dikasih, apalagi yg pasrah dan mendekat kepada-Nya, ya? Masyaallah.
Thanks for sharing, Ci, pencerahan banget ini. ������
Aku kalau baca tulisannya Mba Tanti selalu pelan-pelan, kalau pun blogwalking pasti selalu baca yang terakhir soalnya pengen khusyuk. Hehe.
BalasHapusKisah di atas bikin aku speechless sekaligus jadi reminder. Aku kadang sebagai manusia biasa juga lelah sama urusan dunia yang nggak ada habisnya. Memang salah satu cara agar tetap waras adalah pasrah sama yang Maha Kuasa. Karena semuanya yang ada di dunia nggak ada yang abadi. Terima kasih untuk postingannya Mba!
Ceritanya inspiratif mabk...
BalasHapusSedekah memang banyak manfaatnya